Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Fita Ishfah Aini
Annina Maulida
Resika Inas Biantari
Irma elsa Putri
Ranita Ramadan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB 3
KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
Kertas Kerja Audit
Pengertian
Kerta Kerja Aufit adalah catatan-catatan yang dibuat dan data-data yang dikumpulkan
auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit. Untuk memberikan gambaran
yang lengkap tentang proses audit, KKA harus mencerminkan :
1.
2.
3.
4.
berkaitan
dengan
a. Pengembangan temuan
b. Daftar temuan dan rekomendasi
Kelompok 4 LAPORAN HASIL AUDIT, meliputi :
Konsep laporan hasil audit dan tembusan laporan hasil audit.
2. Landasan yang sistematis dalam meberikan tugas kepada para auditor dan
supervisornya
3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang
telah disetujui dandengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan
4. Dapat membantu para auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka
dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah kegiatan audit
5. Dapatmembantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan
sebelumnya
6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisornya
Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok, yaitu:
1. Informasi pendahuluan yang memuat:
Informasi latar belakang program atau aktivitas yang diaudit yang berguna
bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan program kerja auditnya.
Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengantujuan audit,
termasuk komentar auditornya sendiri
2. Pernyataan tujuan audit yang menyajikan tentang beberapa hal berikut:
Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan
perbaikan yang diharapkan dapat tercapai
Cara pendekatan audit yang dipilih
Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Langkah kerja audit memuat tentang pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit, sesuai
dengan tahapan audit, meliputi:
Audit pendahuluan:
a. Pembiacaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
b. Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi prosedur kerja,
dan sistem operasional
c. Tes pendahuluan atas informasi yang diperolah guna mengidentifikasi tujuan
audit sementara
d. Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan
Review dan pengujian pengendalian manajemen, meliputi:
a. Pengujianpengendalian manajemen
b. Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen
Audit lanjutan:
a.
b.
c.
d.
e.
Begitu pentingnya fungsi program kerja audit manajemen, maka penyusunan program kerja
audit harus dibuat sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai sarana pengendalian
pelaksanaan audit. Berikut ini disajikan beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam
menyusun program kerja audit :
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dapat dicapai atas dasar
pekerjaan yang direncanakan dalam program kerja audit.
2. Program kerja audit harus disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan.
3. Setiap langkah kerja harus berbentuk instruksi mengenai pekerjaan yang harus
dilakukan.
4. Setiap langkah kerja harus merinci pekerjaan yang harus dilakukan disertai alasanalasannya.
5. Program kerja audit harus menggambarkan urutan prioritas langkah-langkah kerja
yang harus dilaksanakan.
6. Program kerja audit harus fleksibel dan setiap perubahan yang dilakukan harus
dengan persetujuan atasan auditor.
7. Program kerja audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk
melaksanakan audit dan evaluasi secara tepat.
8. Program kerja audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang
telah ada dalam permanent file
9. Program kerja audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan
sesuai dengan rencana kerja audit ntuk melaksanakan kegiatan yang bersangkutan.
10. Program kerja audit disiapkan oleh ketua tim audit dan harus dibahas bersama-sama
dengan pengawas dan seluruh anggota tim audit.
Berikut ini contoh-contoh bentuk program kerja audit untuk setiap tahapan audit.
Petunjuk Pengisian
1. Nama Perusahaan : diisi dengan nama perusahaan yang program/aktivitasnya diaudit,
misalnya : PT Gunung Merapi
2. Program/Aktivitas yang Diaudit : diisi dengan program/aktivitas yang sedang diaudit,
misalnya : Pelatihan Karyawan
3. Periode Audit : diisi dengan periode (jangka waktu) yang tercakup dalam audit,
misalnya juli 2008 atau tahun 2008
4. No. KKA : diisi dengan nomor KKA yang berkaitan dengan program kerja audit
tersebut.
5. Diaudit oleh dan tanggal : diisi dengan penyusun program kerja audit tersebut dan
tanggal selesainya program kerja audit tersebut disusun.
6. Direview oleh dan tanggal : diisi dengan nama supervisor audit yang menyetujui
program kerja audit tersebut dan tanggal persetujuan dilakukan
7. Tujuan : diisi dengan tujuan dari dilakukannya audit pendahuluan, misalnya :
a) Mendapatkan informasi umum Program Pelatihan Karyawan
b) Mengidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang terjadi
berkaitan dengan program pelatihan karyawan yang dilakukan PT Merapi
c) Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, yaitu
pengujian dan review atas sistempengendalian manajemen.
8. Langkah Kerja : diisi dengan instruksi-instruksi kepada auditor untuk mengumpulkan
informasi latar belakang program/aktivitas yang diaudit, agar pengetahuan auditor
tentang program/aktivitas yang diaudit menjadi semakin luas.
9. Dilaksanakan oleh : diisi dengan nama auditor yang ditugaskan melaksanakan audit
pendahuluan sesuai dengan instruksi-instruksi yang tertuang dalam program kerja
audit ini.
10. Waktu yang Diperlukan : diisi dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan tahap audit pendahuluan tersebut.
Petunjuk Pengisian :
1. Tujuan Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen :diisi dengan pernyataan
tujuan dilakukannya Review dan Pengujian terhadap Pengendalian Manajemen.
2. Internal Control Questionnaire (ICQ) : diisi dengan pertanyaan yang diajukan untuk
menguji system pengendalian manajemen perusahaan. Perumusan pertanyaan diatur
sedemikian rupa dengan jawaban Ya untuk kondisi pengendalian manajemen yang
memuaskan atau Tidak untuk kondisi pengendalian manajemen yang tidak
memuaskan.
3. Langkah Kerja : diisi instruksi-instruksi langkah kerja yang harus diakukan baik
untuk jawaban Ya maupun Tidak atas pertanyaa yang diajukan.
Petunjuk Pengisian:
1. Tujuan Audit Lanjutan : diisi dengan pernyataan tujuan mengapa audit lanjutan
dilakukan. Audit lanjutan dilakukan adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup
untuk mendukung tujuan audit definitif yang telah diperoleh pada tahap review dan
pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen, misalnya untuk menilai:
a. Apakah peserta pelatihan karyawan telah diseleksi secara memadai sesuai
denga kebutuhan perusahaan.
b. Apakah pelatihan karyawan telah menggunakan metode yang tepat.
c. Apakah pelatihan karyawan telah berhasil mencapai tujuannya.
2. Judul Temuan:
Diisi dengan tujuan temuan yang akan dikembangkan, misalnya:
a. Peserta pelatihan karyawan tidak ditentukan berdasarkan seleksi yang
memadai.
b. Metode yang digunakan untuk pelatihan karyawan ini tidak
mengkombinasikan antara metode pelatihan di kelas dan metode pelatihan
lapangan. Metode yang digunakan sepenuhnya metode pelatihan di kelas.
c. Sebagian dari tujuan pelaksanaan pelatiham karyawan tidak tercapai.
3. Langkah Kerja:
Diisi dengan instruksi-instruksi langkah kerja yang diperlukan untuk mengembangkan
temuan sesuai dengan yang telah dirumuskan pada judul temuan, misalnya:
Petunjuk Pengisian:
1. Kondisi:
Diisi dengan keadaan yang dijumpai auditor, yang masih memerlukan perbaikan.
Keadaan tersebut harus merupakan hasil suatu analisis, sehingga dapat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Misalnya Sebanyak 25% dari peserta
pelatihan karyawan berpendidikan di bawah tingkat sarjana dengan masa kerja 0
tahun.
2. Kriteria:
Diisi dengan norma/standar/tolok ukur yang digunakan sebagai pembanding/pengikur
kondisi. Kriteria yang dicantumkan adalah kriteria yang sudah pasti, yang merupakan
kesepakatan antara pihak objek audit dan auditor. Misalnya: Untuk dapat menyerap
materi pelatihan ini peserta pelatihan harus memiliki tingkat pendidikan minimal
sarjana dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun.
3. Penyebab:
Diisi dengan penyebab terjadinya penyimpangan dari kondisi setelah dibandingkan
dengan kriteria. Misalnya: Panitia pelatihan mengabaikan kualifikasi tingkat
pendidika dan pengalaman kerja calon peserta untuk memenuhi batas minimal peserta
pelatihan.
4. Akibat:
Diisi dengan akibat dari kelemahan yang terjadi. Misalnya: Sebanyak 25% dari
peserta pelatihan karyawan tidak bisa menyerap materi pelatihan yang diberikan
(tidak lulus).
5. Komentar Manajemen Perusahaan:
Diisi dengan komentar pejabat yang berwenang terhadap program pelatihan tersebut.
Misalnya: ketua pelaksana pelatihan.
6. Tanggapan Auditor:
Diisi dengan tanggapan auditor terhadap komentar pejabat yang berwenang berkaitan
dengan kondisi yang terjadi.
7. Rekomendasi:
Diisi dengan saran perbaikan yang diberikan auditor terhadap pejabat yang berwenang
untuk memperbaiki kelemahan program pelatihan karyawan yang dilaksanakan di
masa yang akan datang. Misalnya: perencanaan pelatihan karyawan harus dilakukan
dengan matang dan diimbangi dengan sosialisasi rencana pelatihan yang memadai