Anda di halaman 1dari 24

SISTEM DAN

TRANSFORMASI KOORDINAT
UNWIM - 2015

PENDAHULUAN
Dalam satu datum geodesi tertentu, terdapat 3 macam
sistem koordinat 3D yaitu :
1. Sistem Koordinat Geodetik (L, B, h)
2. Sistem Koordinat Geosentrik (X, Y, Z)
3. Sistem kordinat Toposentrik (n, e, h)
Mengingat ketiga sistem koordinat tersebut mengacu
pada datum yang sama, maka kata transformasi
koordinat sering diartikan sebagai konversi koordinat
Koordnat geodetik dan geosentrik, dewasa ini dapat
ditentukan dengan teknologi satelit (Doppler, GPS,
GNSS), sedangkan koordinat toposentrik dihitung dari
data ukuran teristris

PENDAHULUAN

Datum 1
Coordinate System A

coordinate
transformation I

Datum 2
Coordinate System A

coordinate
conversion

Datum 1
Coordinate System B

coordinate
transformation II
(concatenated coordinate
operations)

MODEL KONVERSI KOORDINAT 3D


Terdapat beberapa model transformasi (konversi) 3D
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Model
Model
Model
Model
Model
Model

Hirvonen-Moritz
Bowring
Leick
Heiskanen-Moritz
Bursa-Wolf
Molodensky-Badekas

MODEL KONVERSI KOORDINAT 3D


Model Hirvonen-Moritz, Model Bowring dan Model Leick,
dikenal sebagai konversi koordinat.
Model Hirvonen-Moritz digunakan untuk mengkonversi
koordinat Geodetik ke dalam sistem koordinat Geosentrik
Model Bowring digunakan untuk mengkonversi koordinat
Geosentrik ke dalam sistem koordinat Geodetik
Model Leick digunakan untuk mengkonversi koordinat
Toposentrik ke dalam sistem koordinat Geosentrik
Model
Heiskanen-Moritz
digunakan
untuk
peristiwa
pergeseran datum (Datum Shift)
Model
Bursa-Wolf
dan
model
Molodensky-Badekas
digunakan untuk peristiwa transformasi datum

SISTEM KOORDINAT GEODETIK


Yang dimaksudkan dengan sistem koordinat geodetik secara umum
adalah kedudukan (posisi) pada kulit ellipsoid yang dinyatakan
dalam besaran sudut dari bidang acuan tertentu. Mengingat bidang
tersebut berupa bidang lengkung (kurvalinier), maka terdapat
beberapa hal penting yang harus diperhatikan, karena akan
mempengaruhi nilai koordinat titik yang bersangkutan
Besaran koordinat geodetik adalah :
1. Lintang (L) ; yaitu :
sudut vertikal yang dibentuk antara bidang equator sampai garis
normal melalui titik yang dimaksud, pada bidang normalnya. Positif
(+) ke utara, negatif (-) ke selatan
2. Bujur (B) ; yaitu :
sudut horizontal yang dibentuk antara bidang meridian melalui
Greenwich sampai bidang normal melalui titik yang dimaksud. Sudut
ini dapat digambarkan pada bidang equator, positif (+) ke timur,
negatif (-) ke barat

BEBERAPA HAL PENTING


Titik datum Geodesi adalah :
Titik di mana didefinisikan kedudukan ellipsoid terhadap geoid
yang dinyatakan dalam komponen-komponen sebagai berikut :
1. Undulasi ; yaitu perbedaan tinggi (posisi vertikal) titik
tersebut pada geoid dan ellipsoid, sehingga biasanya
dinyatakan berupa ketinggian titik datum pada kulit
ellipsoid terhadap geoidnya.
2. Defleksi Vertikal ; yaitu sudut ruang yang terbentuk antara
garis normal ellipsoid dengan garis gaya berat. (garis gaya
berat = garis normal geoid).
a.
b.

Komponen U-S ( ) ; merupakan komponen deleksi vertikal untuk


arah Utara-Selatan
Komponen T-B ( ) ; merupakan komponen defleksi vertikal untuk
arah Timur-Barat.

BEBERAPA HAL PENTING

BESARAN DALAM KOORDINAT GEODETIK


Besaran-besaran Dasar pada Sistem Koordinat Geodetik

SISTEM KOORDINAT GEOSENTRIK


Sistem koordinat geosentrik, merupakan sistem untuk
menyatakan posisi setiap titik berdasarkan jarak dari
pusat salib sumbu 3D. Posisi titik, sangat dipengaruhi
oleh ukuran (besar/kecil) ellipsoid yang digunakan.
Pusat salib sumbu (pusat ellipsoid) diletakkan pada pusat
massa bumi
Sumbu ke 3 (sb Z) tepat/berimpit dengan sumbu putar
bumi (ellipsoid)
Sumbu ke 1 (sb X) merupakan garis potong bidang
meridian melalui Greenwich dengan Equator ellipsoid
Sumbu ke 2 (sb Y) merupakan garis potong bidang
meridian 90o T Greenwich dengan Equator ellipsoid

SISTEM KOORDINAT TOPOSENTRIK


Seperti juga dengan sistem koordinat geosentrik, sistem
koordinat toposentrik merupakan sistem koordinat
Kartesian 3D.
Yang perlu diketahui untuk sistem koordinat toposentrik
adalah :
Pusat
salib
sumbu
diletakkan
pada
tempat
pengamatan/pengukuran
1. Sumbu ke 3 (sb h) tepat/berimpit dengan garis normal
ellipsoid menuju titik Zenith
2. Sumbu ke 2 (sb n) merupakan garis singgung meridian
tempat pengamat menuju utara geodetik.
3. Sumbu ke 1 (sb e) merupakan garis singgung irisan
normal utama tempat pengamat.

KONVERSI KOORDINAT GEODETIK KE


KOORDINAT GEOSENTRIK
Konversi ini merupakan salah satu bentuk transformasi
dari posisi titik pada bidang lengkung, untuk dinyatakan
pada bidang mendatar pada ruang (3D).

KONVERSI KOORDINAT GEOSENTRIK KE


KOORDINAT GEODETIK

CONTOH SOAL

CONTOH SOAL

KONVERSI KOORDINAT TOPOSENTRIK


KE KOORDINAT GEOSENTRIK
Untuk konversi jenis ini, perhatikan :
1. Putaran (rotasi) sumbu-sumbu sistem koordinat.
2. Panjang vektor dari titik pusat koordinat
3. Besaran-besaran toposentrik (hasil ukuran) sudah harus
dinyatakan pada ellipsoid.
Untuk itu, harus
diperhatikan reduksi dan koreksi ukuran

KONVERSI KOORDINAT TOPOSENTRIK


KE KOORDINAT GEOSENTRIK
Sumbu-sumbu pada sistem koordinat geosentrik adalah :
X, Y dan Z, sedangkan sumbu pada sistem koordinat
toposentrik adalah : Es , No dan He (Easting, Northing
dan Height).
Titik A sebagai titik pengamatan, dinyatakan dalam
koordinat geodetik sebagai (XA, YA, ZA)
Ukuran ke titik B :
1. Azimuth ke B
= Az
2. Jarak miring ke B = S
3. Sudut miring ke B = m

KONVERSI KOORDINAT TOPOSENTRIK


KE KOORDINAT GEOSENTRIK

CONTOH SOAL

CONTOH SOAL

CONTOH SOAL

TUGAS DIKUMPULKAN SETELAH UTS


(KELOMPOK)

TUGAS DIKUMPULKAN SETELAH UTS


(KELOMPOK)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai