Anda di halaman 1dari 12

1

WACANA MURAL PADA DINDING STADION


MANDALA KRIDA YOGYAKARTA

MAKALAH
untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Wacana Bahasa Jawa

oleh
Nama : Martinna Eva Notariany
NIM/ Rombel : 2102406001/ 4 (empat)
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Jurusan : Bahasa dan Sastra Jawa

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari penggunaan
bahasa. Bahasa merupakan sarana utama yang mempunyai peran atau fungsi
sebagai sarana komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Bahkan
dalam perkembangan peradaban manusia juga sangat ditentukan dengan
keberadaan bahasa. Pada era globalisasi ini bahasa berfungsi sebagai sarana
komunikasi dan sarana ekspresi diri manusia sehingga kedudukannya semakin
penting dan sulit digantikan dengan sarana yang lain.
Sampai sekarang, para ahli berpendapat bahwa unsur terlengkap dalam bahasa
adalah kalimat. Kemudian kalimat tersebut dapat diuraikan atas bagian-bagian
yang lebih kecil yaitu klausa, frase, morfem, dan fonem. Kegiatan ini pada
dasarnya baru merupakan usaha memahami bahasa dilihat dari strukturnya saja.
Padahal, bahasa juga berkaitan dengan konteks maupun situasi pemakaian yang
nyata. Pada penelitian ini, penulis ingin mengkaji bahasa tersebut dalam ruang
lingkup yang berbeda, yaitu wacana. Hal ini dikarenakan wacana tidak
memandang unsur bahasa yang paling lengkap adalah kalimat, akan tetapi
rangkaian kalimat atau bagian-bagiannya dalam kesatuan konteks dan situasi yang
utuh dalam pemakaiannya. Dalam hal ini penulis akan mengkaji wacana mural
yang terdapat di stadion Mandala Krida Yogyakarta. Mural itu sendiri adalah
gambar atau lukisan yang biasanya ada di dinding atau permukaan lain yang luas
dan bersifat permanen. Berbeda dengan grafiti, mural biasanya bertemakan suatu
hal dan di dalamnya cenderung ada semacam pesan yang ingin disampaikan.
Mural tak hanya asal dilukis atau digambar, akan tetapi di dalamnya selalu
mengandung makna dan maksud tertentu bagi orang yang melhatnya. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pesan apa saja yang ingin
disampaikan melalui gambar mural tersebut.
3

1
4

2.1 Rumusan Masalah


Permasalahan yang ditemukan dari latar belakang, yaitu apa sajakah makna
dan maksud yang ingin disampaikan oleh pelukis mural pada dinding stadion
Mandala Krida Yogyakarta kepada pembaca atau masyarakat yang melihat
gambar mural tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apa sajakah makna dan
makud yang terkandung pada lukisan atau gambar mural yang ada pada dinding
stadion Mandala Krida Yogyakarta.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian tentang wacana mural pada dinding stadion Mandala Krida
diharapkan memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
dalam ilmu bahasa, dan secara praktis dapat bermanfaat bagi pengajaran bahasa
khususnya dalam pembelajaran wacana.
5

BAB II
MAKNA DAN MAKSUD DALAM GAMBAR MURAL PADA
DINDING STADION MANDALA KRIDA YOGYAKARTA

Wacana merupakan unit bahasa yang terikat oleh suatu kesatuan. Kesatuan itu
dapat dipandang dari segi bentuk dan maknanya. Salah satu unsur pembentuk
wacana adalah makna dan maksud. Makna merupakan maksud pembicara atau
penulis sedangkan maksud adalah tujuan atau sesuatu yang dikehendaki
(Moeliono 1988: 548). Dalam penelitian ini dibahas mengenai makna dan maksud
yang terkandung dalam gambar mural yang terdapat pada dinding stadion
Kridosono Yogyakarta. Gambar mural biasanya terdapat pada dinding atau
permukaan yang luas dan bersifat permanen. Berbeda dengan grafiti yang hanya
menekankan pada keindahan dentuk tulisan, mural tak hanya tulisan tetapi juga
dilengkapi dengan gambar yang biasanya mengandung makna dan maksud
tertentu, seperti menggambarkan sesuatu, himbauan, maupun larangan. Untuk
lebih jelasnya, berikut analisis mengenai makna dan maksud apa saja yang
terkandung dalam gambar mural yang terdapat pada dinding stadion Kridosono.

2.1 Himbauan/ Ajakan


Gambar mural pada dinding stadion Kridosono yang berupa himbauan, yaitu
2.1.1 Gambar 1

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “Rukun Agawe Santosa”. Dari tulisan
tersebut dapat diketahui bahwa maksud dari gambar, yaitu menghimbau atau

3
6

mengajak orang yang melihat gambar tersebut untuk menciptakan kerukunan


dalam masyarakat, khususnya masyarakat Yogyakarta. Maksud tersebut diperkuat
dengan gambar seorang anak laki-laki berada di atas Tugu Jogja,yang
mengulurkan tangan dan membentuk tanda peace yang berarti damai.
2.1.2 Gambar 2

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “BERSIHKAN JOGJAKU SEHATKAN


JIWAKU”. Dari tulisan tersebut, dapat diketahui bahwa maksud dari gambar
tersebut, yaitu mengajak orang untuk menjaga kebersihan kota jogja serta menjaga
kesehatan dan kebersihan lingkungan. Maksud tersebut diperkuat dengan gambar
orang membuang sampah pada tempat sampah, gambar rokok dicoret yang
merupakan himbauan untuk tidak merokok, gambar mobil dicoret yang menyuruh
orang untuk tidak menyebabkan polusi, serta gambar orang angkat besi yang
identik dengan olahraga.
2.1.3 Gambar 3

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “..Hit That!” “Drugs Free sex Smoke”.
Maksud dari tulisan tersebut yaitu agar orang menjauhi ketiga hal tersebut, yaitu
drugs atau narkoba, free sex atau seks bebas, dan smoke atau merokok. Maksud
7

tersebut diperkuat dengan gambar orang yang hendak memukul bola kasti yang
merupakan gambaran dari ketiga hal tadi.
2.1.4 Gambar 4

Pada gambar tersebut tersebut terdapat tulisan “PEMILU UNTUK SEMUA”


“CONTRENG” “SUKSESKAN PEMILU 2009”. Dari tulisan tersebut, dapat
diketahui maksud dari gambar tersebut, yaitu agar masyarakat turut serta
menyukseskan pemilu 200 dengan cara ikut memilih atau mencontreng.
2.1.5 Gambar 5

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “Lestarikan Budaya Jogja”. Dari tulisan
tersebut dapat diketahui maksud apa yang ingin disampaikan, yaitu menyuruh
atau menghimbau masyarakat untuk tetap melestarikan nilai-nilai budaya yang
ada di Jogja. Budaya Jogja diperkuat dalam gambar yang terlihat, yaitu gambar
Tugu Jogja, Keraton Jogja, gambar orang berpakaian tradisional Jogja, serta
gambar alat transportasi tradisional, seperti sepeda, becak dan andong.
8

2.1.6 Gambar 6

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “monggo mampir”. Dari tulisan tersebut,
dapat diketahui maksud dari gambar, yaitu menyuruh orang mampir ke
angkringan, yang notabene merupakan salah satu simbol dari daerah Yogyakarta.
2.1.7 Gambar 7

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “SEHAT ITU GAYA HIDUP”


“BERGAYALAH HIDUP SEHAT”. Dari tulisan tersebut dapat diketahui bahwa
gambar tersebut mempunyai maksud mengajak orang untuk bergaya hidup sehat
dengan cara berolahraga. Maksud tersebut diperkuat dengan gambar orang
bermain skate board.

2.2 Sindiran
Dalam gambar mural yang terdapat pada dinding stadion Kridosono
Yogyakarta juga ditemukan bentuk sindiran. Gambar mural pada dinding stadion
Kridosono yang berupa sindiran, yaitu
9

2.2.1 Gambar 8

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “NAIK MOTOR KOK ASAPNYA


JUGA DIBAWA…?” Tulisan tersebut merupakan sindiran bagi pengendara
motor yang asap knalpotnya mengganggu orang-orang di sekitarnya sehingga
membuat polusi udara. Sindiran tersebut diperkuat dengan gambar orang yang
sedang menutup hidung dengan saputangan karena polusi udara akibat asap
kendaraan bermotor tersebut.
2.2.2 Gambar 9

Pada mural tersebut terdapat gambar susu kotak yang di dalamnya terdapat
tulisan “SUSU RINDU MAMA”. Tulisan tersebut merupakan sindiran bagi
wanita yang lebih mementingkan karir dan sibuk bekerja di kantor, sehingga tidak
ada waktu untuk merawat dan memberikan ASI kepada anaknya, dan hanya
memberi susu instan buatan pabrik. Sindiran ini diperkuat dengan gambar siluet
wanita membawa tas yang hendak pergi ke kantor dan membiarkan anaknya
menyusu pada sapi perah.
10

2.3 Argumentasi/ Pendapat


2.3.1 Gambar 10

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “Health is Beauty”. Dari tulisan, dapat
diketahui bahwa gambar tersebut mempunyai maksud ingin menyampaikan
pendapat bahwa sehat itu cantik. Sehingga orang yang melihatnya terpengaruh
dan dapat mengambil sikap untuk memilih hidup sehat atau sebaliknya. Maksud
ini diperkuat dengan gambar orang mandi sambil membawa odol dan sikat gigi.
2.3.2 Gambar 11

Pada gambar tersebut terdapat tulisan “kawit Rumiyen Dumugi Sakmenika


Ngayogyakarta katon Asri”. Tulisan tersebut merupakan pendapat dari si Pelukis
bahwa dari dulu sampai sekarang Yogyakarta selalu terlihat asri. Hal ini dapat
mempengaruhi orang yang melihatnya untuk setuju atau tidak dengan pendapat
tersebut.
11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari data yang dianalisis, ditemukan beberapa maksud yang terkandung dalam
gambar mural yang terdapat pada stadion Kridosono Yogyakarta, yaitu
1. Berupa himbauan/ ajakan.
Gambar mural mengandung maksud untuk mengajak orang yang melihatnya
agar melakukan sesuatu sesuai yang dituliskan pada kalimat, disertai gambar
yang memperkuat ajakan tersebut.
2. Berupa sindiran.
Gambar mural mengandung maksud berupa sindiran untuk orang tentang suatu
hal.
3. Berupa argumentasi/ pendapat.
Gambar mural mengandung maksud berupa pendapat dari si pelukis tentang
suatu hal, sehingga orang yang melihatnya dapat menentukan sikap untuk
setuju ataupun tidak setuju dengan pendapat tersebut.
3.2 Saran
Makalah ini merupakan penelitian bahasa, sehingga diharapkan dapat
bermanfaat dalam menambah pengetahuan dalam bidang kebahasaan. Selain itu
semoga makalah ini dapat dijadikan daftar rujukan dalam penelitian selanjutnya.
Tak hanya itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti secara mendalam
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu wacana, khususnya pada objek
kajian yang lain yang belum diteliti sama sekali, sehingga dapat memperluas ilmu
kebahasaan khususnya wacana.

9
12

DAFTAR PUSTAKA

A.R., Syamsuddin. et al. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D-III tahun 1997/ 1998.

Agustini. 2002. Wacana Tulis pada Dinding di Universitas Negeri Semarang.


Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Hartono, Bambang. 2000. Kajian Wacana Bahasa Indonesia. Semarang:


Universitas Negeri Semarang.

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2004. Pedoman Penulisan dan Ujian
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Moeliono, Anton M. et al (eds). 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wibowo, Mungin Eddy. et al. 2006. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai