Anda di halaman 1dari 9

Nama

NPM
Kelas
Mata Kuliah

: Hanik Yulistina
: 12130310003
: VI-A1/ Ekonomi-Akuntansi
: Teori Akuntansi

BAB X
AKUNTANSI: SEBUAH ILMU DENGAN
BERAGAM PARADIGMA
A. KONSEP PARADIGMA
1. Perubahan-perubahan revolusioner, teori-teori dan paradigma ekuilibrium tersela
Pakar ilmu alam, Niles Eldredge dan Stephen Gould menwarkan suatu pemikran
mengenai evolusi yang dikenal sebagai ekuilibrium tersela: suatu alternatif diantara
periode-periode waktu yang lama dengan infrastuktur yang stabil dan tambahan
adaptasi dan periode-periode pergolakan revolusioner yang singkat. Pada dasarnya,
garis keturunan memiliki bentuk dasar yang statis (ekuilbrium) di sebagian besar
sejarah mereka dan spesies-spesies baru muncul secara mendadak, melalui
penyelaan perubahan yang cepat secara revolusioner dan tiba-tiba.
Selama periode ekuilibrium, sistem akan menjaga dan melaksanakan pilihan dari
struktur dalam mereka. Sistem akan membuat penyesuaian-penyesuaian yang
melindungi struktur dalam dari gangguan internal dan eksternal, dan berbergerak
secara perlahan mengikuti jalur yang telah ditentukan dalam struktur dalam.
2. Teori umum Kuhn mengenai revolusi-revolusi ilmiah
Thomas Kuhn berfokus pada kemajuan dari ilmu pengetahuan dalam suatu
disiplin ilmu tertentu dari ilmu pengetahuan umum. Tesis mengenai revolusi ilmiah
bersandar pada konsep dari paradigma.
Istilah paradigma digunakan dalam dua artian yang berbeda. Di satu sisi, ia
memiliki arti keseluruhan kumpulan keyakinan, nilai, dan teknik yang dibagi
bersama oleh para anggota dari suatu komunitas tertentu. Sedangkan di sisi lain,
ia merupakan sejenis elemen dari kumpulan tersebut, solusi teka-teki yang
konkret dimana, jika dipergunakan sebagai model atau contoh, dapat
menggantikan aturan-aturan eksplisit sebagai suatu dasar untuk solusi bagi tekateki yang masih tersisa dalam ilmu pengetahuan umum.
Paradigma-paradigma ini tidak tetap dominan untuk selamanya. Terdapat beberapa
anomali (merupakan suatu hal yang tidak dapat diperbaiki) yang diketahui. Satu
periode ketidakamanan dan krisis muncul dengan adanya perselisihan antara mereka
yang melihat anomali tersebut sebagai suatu kontra-contoh dan mereka yang tidak
melihatnya seperti itu.
Ilmu pengetahuan berulang kali salah jalan. Dan ketika hal itu terjadi yaitu ketika
profesi tidak dapat lagi menghindari anomali-anomali yang mengugurkan tradisi
praktik ilmiah yang ada maka dimulailah penyelidikan besar-besaran yang akhirnya
mengarahkan profesi pada seperangkat komitmen-komitmen baru, suatu dasar yang
baru praktik ilmu pengetahuan.

H. Gilman McCann mengusulkan tingkat karakteriktik teoritis dan pekerjaan


kuantitatif berikut ini yang dikaitkan dengan periode-periode awal dan akhir suatu
ilmu pengetahuan normal:
1) Tingkat dari pekerjaan teoritis akan naik seiring dengan perkembangan revolusi.
2) Pergeseran kepada paradigma baru akan lebih dahulu terjadi pada makalahmakalah teoritis dibandingkan dengan yang lain.
3) Tingkat pekerjaan kuanttatif akan meningkat seiring dengan perkembangan
revolusi.
4) Pergeseran kepada paradigma baru akan lebih dahulu terjadi di antara makalahmakalah kuantitaif daripada yang lainnya.
5) Peningkatan tingkat pekerjaan kuantitatif akan paling nyata terlihat di antara
makalah-makalah teoritis.
6) Akan terjadi peningkatan jumlah penulis seiring dengan perkembangan revolusi.
7) Akan terjadi peningkatan produktivitas dari para penulis seiring dengan
kemajuan revolusi.
8) Pergeseran kepada paradigma baru lebih dahulu terjadi diantar makalah-makalah
dari penulis yang lebih muda dibanding makalah-makalah penulis yang lebih
tua.
9) Para pendukung dari paradigma baru akan lebih muda daripada para pembela
paradigma yang lama.
10) Proporsi dari penghargaan kepada para penulis yang mendukung paradigma
baru akan meningkat selama revolusi terjadi.
11) Akan terdapat beberapa makalah netral.
3. Pandangan Ritzer mengenai banyaknya paradigma yang diterapkan pada
akuntansi
George Ritzer berpendapat bahwa munculnya paradigma pada dasarnya adalah
merupakan sebuah fenomena politis. Dengan berpandangan bahwa paradigma adalah
bergantung kepada politik, Ritzer menawarkan definisi dari suatu paradigma sebagai
berikut :
Pradigma adalah suatu gambaran fundamental dari subjek permasalahan yang
terdapat di dalam suatu ilmu pengetahuan. Ia berfungsi untuk mendefinisikan apa
yang seharusnya ditanyakan, dan aturan-aturan apa sajakah yang harus diikuti
dalam mnginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Paradigma adalah unit terluas
dari konsensus di dalam suatu ilmu pengetahuan dan berfungsi untuk
membedakan satu komunitas ilmiah dari komunitas yang lain. Ia
menggolongkan, mendefinisikan, dan mengaitkan eksemplar(contoh), teori,
metode, dan instrumen-instrumen yang terdapat di dalamnya.
Komponen-komponen dasar suatu paradigma yang muncul dari definisi Ritzer:
1) Suatu contoh, atau suatu bagian yang menjadi sebuah model bagi mereka yang
bekerja di dalam paradigma.
2) Suatu gambaran dari subjek permasalahan.
3) Teori, dan
4) Metode dan instrumen.
B. PARADIGMA ANTROPOLOGI/ INDUKTIF
1. Gambaran subjek permasalahan

Bagi mereka yang menerapkan paradigma antropologis/induktif, subyek


permasalahan yang mendasar adalah:
1) Praktik-praktik akuntansi yang sudah ada.
2) Sikap manajemen terhadap praktik-praktik tersebut.
Para pendukung dari pandangan ini menyatakan secara umum bahwa tekniktekniknya dapat diperoleh berdasarkan atas penggunaan mereka yang telah teruji atau
bahwa manajemen memainkan suatu peranan utama dalam menentukan teknik-teknik
yang akan diimplentasikan. Konsekuensinya, tujuan penelitian tujuan akuntansi yang
dikaitkan dengan paradigma antropologis/induktif adalah untuk memahami,
menjelaskan dan meramalkan praktik-praktik akuntansi yang sudah ada.
2. Teori
Empat teori dapat di pertimbangkan sebagai bagian paradigma antropologis/
induktif:
1) Ekonomi informasi
2) Model analitis/ keagenan
3) Perataan laba/ hipotesis manajemen penghasilan
4) Teori positif dari akuntansi
3. Metode
Mereka yang menerapkan paradigma antropologis/ induktif cenderung akan
menerapkan salah satu dari tiga teknik di bawah ini:
1) Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian perataan laba
2) Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian manajemen penghasilan
3) Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian teori positif
C. PARADIGMA LABA SEBENARNYA/ DEDUKTIF
1. Gambaran subjek permasalahan
Bagi mereka yang menerapkan paradigma laba sebenarnya/ deduktif, subyek
permasalahan yang mendasar adalah:
1) Penyusunan suatu teori akuntansi berdasarkan pada pemikiran yang logis dan
normatif dan ketegasan konseptual.
2) Suatu konsep laba yang ideal pada metode lain selain metode biaya historis.
MacNeal menyatakan suatu konsep laba ideal:
Adalah suatu peningkatan kekayaan bersih.
Alexander yang juga mengemukakan mengenai suatu konsep laba ideal:
Kita juga harus mengemukakan apakah laba ekonomi adalah suatu hal yang
ideal, di mana laba akuntansi hanya memiliki perbedaan sampai sejauh tingkatan
bahwa ideal adalah suatu hal yang secara pratik tidak akan dapat terpenuhi, atau
apakah laba ekonomi adalah suatu hal yang pantas bahkan tidak akan dapat
diukur dengan pasti.

2. Teori
Teori yang muncul dari paradigma laba sebenarnaya/ deduktif menyajikan
alternatif-alternatif bagi sistem akuntansi biaya historis. Secara umum ada lima teori
yang dapat diidentifikasikan:
1) Akuntansi tingkat harga yagn telah di sesuaikan (atau daya beli saat ini)
2) Akuntansi biaya penggantian

3) Akuntansi nilai pembatasan


4) Akuntansi kontemporer (nilai bersih yang dapat direalisasikan) secara kontinu
5) Akuntansi nilai sekarang
Masing-masing teori di atas menyajikan metode-metode alternatif dari penilaian
aktiva dan penentuan laba yang diduga dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dari
sistem akuntansi biaya historis.
3. Metode
Bagi mereka yang menerima paradigma laba sebenarnya/ deduktif umumya
menerapkan pemikiran analitis untuk membenarkan penyusunan dari suatu teori
akuntansi atau untuk mengungkapkan mengenai keunggulan-keunggulan dari model
penilaian aktiva/ penentuan laba tertentu selain dari akuntansi biaya historis. Para
pendukung dari paradigma ini umunya melanjutkan dari tujuan dan postulat-postulat
mengenai lingkungan hingga ke metode yang spesifik.
D. PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/ MODEL KEPUTUSAN
Chambers mendasarkan suatu teori akuntansi berdasarkan atas kegunaan dari setara
kas lancar daripada para model-model keputusan dari kelompok-kelompok pengguna
tertentu. Demikian pula, May menawarkan suatu daftar kegunaan dari akun-akun
keuangan tanpa secara eksplisit menerapkan pendekatan model keputusan di dalam
formulasi dari suatu teori akuntansi. Menurut May, akun keuangan digunakan sebagai:
1) Laporan mengenai kepengurusan.
2) Suatu basis bagi kebijakan fisikal.
3) Suatu kriteria mengenai legalitas dari dividen.
4) Suatu pedoman untuk menyadarkan aktivitas dividen.
5) Suatu basis bagi pemberian kredit.
6) Informasi bagi calon-calon investor prospektif.
7) Suatu pedoman mengenai nilai dari investasi yang telah dihasilkan.
8) Bantuan dari supervisi pemerintah.
9) Suatu basis untuk regulasi tingkat harga.
10) Suatu basis untuk perpajakan.
Suatu sistem akuntansi hendaknya dirancang untuk memberikan informasi yang relevan
terhadap model-model pengambilan keputusan yang rasional. Sistem akuntansi tidak
dapat memberikan semua informasi yang diinginkan oleh semua pengambil keputusan
dan oleh karenanya kita harus memutuskan untuk mengeluarkan beberapa jenis informasi
dan memasukkan jenis-jenis informasi yang lainnya.
1. Gambaran subjek permasalahan
Bagi mereka yang menerapkan model kegunaan keputusan/model keputusan.
Subyek permasalahan yang mendasar adalah kegunaan dari informasi akuntansi bagi
model keputusan. Informasi yang relevan bagi suatu model keputusan atau kriteria
akan ditentukan dan selanjutnya diimplementasikan dengan memilih alternatif
akuntansi terbaik. Kegunaan dari suatu model keputusan disamakan dengan relevansi
terhadap suatu model keputusan.
2. Teori
Dua jenis teori dapat dimasukkan ke dalam paradigma kegunaan keputusan/
model keputusan. Jenis teori pertama berkaitan dengan perbedaan jenis-jenis model
keputusan yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan bisnis (pemrograman linier,
penganggaran modal, sewa versus beli, buat versus beli dan seterusnya). Jenis teori

yang kedua berhubungan dengan peristiwa-peristiwa ekonomi yang berbeda yang


dapat mempengaruhi kelangsungan usaha(kebangkrutan, pengambilalihan,
pengganbungan usaha, peringkat obligasi dan seterusnya).
3. Metode
Mereka yang menerima paradigma kegunaan model/ model keputusan cenderung
untuk bergantung pada teknik-teknik empiris untuk menentukan kemampuan
peramalan dari item-item informasi yang telah dipilih. Pendekatan umumnya adalah
menggunakan analisis untuk diskriminan untuk mengklasifikasikan menjadi satu dari
beberapa pengelompokan apriori, tergantung pada masing-masing karakteristik
keungan individu.
E. PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/ PENGAMBILAN KEPUTUSAN/
PERILAKU PASAR AGREGAT
1. Gambaran subjek permasalahan
Subyek permasalahan yang mendasar dalam menerapkan paradigma kegunaan
keputusan/ pengambil keputusan/ perilaku pasar agregat, adalah respons pasar agregat
terhadap variabel-variabel akuntansi. Secara umum kegunaan keputusan dari variabelvariabel akuntansi dapat diperoleh dari perilaku pasar agregat atau hanya dampakdampak dari prosedur atau spekulasi akuntansi alternatif yang dapat dinilai dari
perilaku pasar agregat. Meonedes dan Dopuch pemilihan sistem informasi akuntansi
akan ditentukan oleh perilaku pasar agregat.
2. Teori
Hubungan antara perilaku pasar agregat dan variabel akuntansi didasarkan pada
teori mengenai efisiensi pasar modal. Menurut teori ini, pasar untuk surat berharga
akan dianggap tidak efisien di mana; (1) harga pasar sepenuhnya mencerminkan
informasi seluruh informasi yang tersedia untuk publik dan sebagai implikasinya, (2)
harga pasar adalah tidak biasa dan dapat dengan segera merespons informasi baru.
Teori ini memiliki artian bahwa secara rata-rata, pengembalian yang abnormal yang
diperoleh karena menerapkan seperangkat informasi yang ada dan bersama-sama
dengan skema perdagangan mana pun adalah nol. Perubahan perangkat informasi ini
akan secara otomatis menghasilkan ekuiblirium baru. Bahkan teori ini
mengonfirmasikan paradigma perilaku pasar yang meliputi:
1) Model pasar efisien.
2) Hipotesis pasar efisien.
3) Model penetapan harga aktiva modal.
4) Teori penetapan harga arbitrase.
5) Teori ekuilibrium mengenai penetapan harga opsi.
3. Metode
Mereka yang menerima paradigma pasar bergantung pada metode-metode
berikut ini:
1) Model pasar.
2) Model estimasi beta.
3) Metodologi studi peristiwa.
4) Model penilaian dari Ohlson.
5) Model evaluasi neraca tingkat harga.
6) Model muatan informasi dari laba
7) Model mengenai hubungan antara laba dan pengambilan.

F. PARADIGMA KEGUNAAN KEPUTUSAN/ PENGGUNAAN INDIVIDU


1. Gambaran subjek permasalahan
Subyek permasalahan yang mendasar adalah respons dari pengguna individu
terhadap variabel-variabel akuntansi. Kegunaan keputusan dari variabel akuntansi
dapat didapatkan dari perilaku manusia. Dengan kata lain, akuntansi dipandang
sebagai suatu proses perilaku. Tujuan penelitian akuntansi keperilakuan adalah untuk
memahami, menjelaskan, meramalkan perilaku manusia dalam konteks akuntansi.
Paradigma ini menjadi perhatian dari para pengguna internal akuntansi, prosedur dan
menyokong informasi, serta masyarakat umum dan perwakilannya.
2. Teori
Kebanyakan penelitian yang berkaitan dengan paradigma kegunaan keputusan/
pengambil keputusan /pengguna individu telah dilaksanakan keuntungan dari formasi
yang eksplisit dari suatu teori. Umumnya, sebagai alternatif dari mengembangkan
teori-teori akuntansi keperilakuan yang tepat adalah meminjam dari disiplin ilmu yang
lain. Sebagian besar teori-teori yang dipinjam menjelaskan dan meramalkan perilaku
manusia dalam konteks akuntansi dengan cukup memadai. Teori-teori yang dipinjam
ini meliputi:
1) Relativisme kognitif dalam akuntansi
2) Relativisme kultural dalam akuntansi
3) Dampak keperilakuan dari informasi akuntansi
4) Relativisme linguistik dalam akuntansi
5) Hipotesis fungsional dan fiksasi data
6) Hipotesis induksi informasi
7) Hipotesis organisasional dan kelonggaran penganggaran
8) Pendekatan kontinjensi terhadap perancangan sistem akuntansi
9) Penganggaran partisipatif dan kinerja
10) Model-model pemrosesan informasi manusia yang mencakup:
a. Model lensa
b. Model pertimbangan probabilistik
c. Model perilaku prakeputusan
d. Pendekatan gaya kognitif
3. Metode
Mereka yang menerima paradigma ini cenderung untuk menggunakan seluruh
metode yang didukung oleh teknik-teknik observasi, wawancara, dan kuisioner, serta
percobaan adalah metode yang disukai. Hal ini merupakam titik awal yang baik untuk
validasi lebih lanjut.
G. PARADIGMA INFORMASI/ EKONOMI
1. Gambaran subjek permasalahan
Bagi mereka yang mengadaptasi paradigma informasi/ ekonomi, subyek
permasalahan yang mendasar adalah:
1) Informasi adalah suatu komoditas ekonomi
2) Perolehan informasi adalah serupa dengan masalah mengenai pilihan ekonomi.
Nilai dari informasi dilihat dari segi kriteria biaya manfaat dalam struktur formal dari
teori keputusan dari teori ekonomi. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:

....masalah yang diperdebatkan sehubungan dengan akuntansi akrual bergantung


pada dasar-dasar pemikiran bahwa; (1) laba yang dilaporkan menurut akuntansi
akrual melebihkan lebih banyak informasi dari pada yang akan diberikan oleh
sistem akuntansi berorientasi arus kas yang kurang begitu ambisius, (2) akuntansi
akrual adalah cara yang paling efisien untuk menyampaikan tambahan informasi
ini, dan juga sebagai akibat yang wajar, (3) nilai dari tambahan sistem informasi
seperti itu melebihi biayanya.
2. Teori
Paradigma teori mengambil pemahaman dari teori kelompok, yang
dikembangkan oleh Marschak dan Radner, pada teori keputusan statistik, dan pada
teori pemilihan ekonomi. Hasilnya adalah suatu teori evaluasi informasi normatif
untuk analisis sistematis dari alternatif-alternatif informasi. Hal yang penting adalah
asumsi ekonomi tradisional dari perilaku pemilihan yang rasional dan konsisten.
3. Metode
Umumnya menerapkan pemikiran analitis berdasarkan atas teori keputusan
statistikal dan teori pemilihan ekonomi. Pendekatan ini terdiri atas pengisolasian
hubungan dan dampak-dampak umum dari alternatif-alternatif skenario dan
menerapkan analisis revisi Bayesian dan kriteria biaya keuntungan untuk
menganalisis pertanyaan-pertanyaan pengenai kebijakan akuntansi. Asumsi utamadari
pendekatan ini adalah rasionalitas.
H. ILMU AKUNTANSI
Penelitian akuntansi didasarkan pada sekumpulan asumsi umum tentang ilmu dan
masyarakat sosial, dan telah menghasilkan perdebatan yang sehat tentang bagaimana
memperkaya dan mengembangkan pemahaman kita tentang praktik akuntansi. Aliran
utama penelitian akuntansi memandang secara sejajar antara ilmu fisik, sosial, dan
akuntansi, justifikasi dalam proses penghitungan hypothetic-deductive dari penjelasan
secara ilmiah dan perlunya konfirmasi terhadap hipotesis tersebut.
Akuntansi secara jelas dapat dikategorikan sebagai suatu ilmu. Apabila seseorang
menganut argumen keseragaman ilmu, metode keilmuan yang tunggal sama-sama dapat
diaplikasikan dalam akuntansi atau ilmu-ilmu lainnya.
Dengan demikian, seharusnya terdapat penerimaan secara umum oleh seluruh ilmu
tentang metodologi untuk pembenaran suatu pengetahuan. Metodologi ini tergantung
pada penentuan apakah secara prinsip nilai yang benar dapat ditentukan dalam suatu
hipotesis-yang dengan demikian apakah berulangkali dapat disangkal, dikonfirmasikan,
dipalsukan, atau diverifikasi. Confirmation merupakan perluasan apakah sebuah hipotesis
secara empirik memiliki kemampuan untuk dibuktikan kebenarannya. Falsification adalah
sejauh mana sebuah hipotesis secara empirik memiliki kemampuan untuk dibuktikan
kesalahannya, yang dengan demikian gagal untuk menyajikan keadaan sesungguhnya
secara akurat. Konfirmasi sebuah hipotesis tidak selalu berakibat bahwa hipotesis tersebut
juga mampu untuk dibuktikan kesalahannya, demikian pula sebaliknya. Kenyataannya,
hipotesis yang secara alami berdasarkan teori dapat secara sunguh-sungguh
dikonfimasikan, disangkal, atau dikonfirmasikan dan disangkal. Hipotesis yang sungguh-

sungguh dapat dikonfirmasi diperoleh dari adanya pernyataan yang menawarkan


sejumlah fenomena.
Baik hipotesis yang dapat dikonfirmasi maupun disangkal diperoleh dari pernyataanpernyataan yang sifatnya tunggal, sehingga pernyataan yang hanya mengacu pada
fenomena tertentu menjadi terikat oleh waktu dan tempat. Hipotesis yang benar-benar
dengan tegas tidak dapat disangkal maupun dikonfirmasi. Biasanya hipotesis tersebut
merupakan hipotesis yang muncul dari statistik atau kecenderungan peraturan yang
merupakan pernyataan untuk menentukan hilangnya hubungan statistik tertentu antara
suatu fenomena dengan sejumlah besar variabel. Sebagian besar hipotesis akuntansi
gugur dalam kategori ini, yang menyebabkan hipotesis-hipotesis tersebut benar-benar
dengan tegas tidak dapat disangkal maupun dikonfirmasi. Penyangkalan atau
pengkonfirmasian dilakukan melalui kesaksian berulang dan bukti-bukti baru.
I. DEKONTRUKSI
Berbagai tulisan akuntansi tentang paradigma atau teori akuntansi tertentu
menyatakan bahwa paradigma dan teori tersebut seharusnya memiliki hak-hak istimewa
dibandingkan bentuk-bentuk pengetahuan atau tulisan akuntansi lainnya. Tulisan tersebut
digunakan untuk menjamin kewenangan suatu paradigma dan kepentingan tertentu,
sebagai penghambat produksi pengetahuan lainnya. Sebuah ungkapan filosofis dengan
nama dekonstruksi diperkenalkan oleh Derrida dimaksudkan untuk menumbangkan
upaya-upaya tersebut. Karena produksi pengetahuan berdasarkan pengalaman didasarkan
pada bahasa, dekonstruksi menggunakan sistem yang dimiliki pengarang itu sendiri untuk
mengungkap bagaimana tulisan dapat menghancurkan sistem tersebut.
Apa yang secara tidak langsung diakibatkan oleh dekonstruksi, merupakan suatu
penafsiran tulisan untuk mengilustrasikan pembentukan arti di dalam tulisan tersebut dan
menumbangkan wewenang kekuasaan tulisan untuk mengindikasikan kebenaran yang
berasal dari luar tulisan
Kenyataannya, Arrington dan Francis merupakan orang-orang yang pertama kali
menggunakan dekonstruksi untuk menunjukkan bagaimana teori positif dan tradisi
empiris tidak diberi nama sebagai bentuk hak-hak istimewa dan wewenang epistemic
yang dimiliki oleh sejumlah peneliti akuntansi yang baik. Pilihan mereka atas contohcontoh teori positif untuk dekonstruksi adalah metodologi dan teori organisasi oleh
Jensen. Dekonstruksi dalam penelitian akuntansi mengundang banyak upaya untuk
mengungkap asumsi tersembunyi dalam tulisan akuntansi. Diasumsikan bahwa seluruh
wacana ilmiah bidang akuntansi, termasuk uraian historis, pada dasarnya retoris. Para
penganut dekonstruksi akuntansi akan mengkritik tulisan akuntansi melalui berbagai
teknik termasuk demitologis, dekanonisasi, defallisasi, atau perusakan ketenaran.
J. AKUNTAN AKADEMIK: SUATU KELAS UNIVERSAL YANG CACAT
Satu kelas intelektual baru telah mulai muncul, yang tampak seperti kelas universal
yang didefinisikan oleh Hegel tetapi tidak merupakan suatu kelas universal. Kelas baru
tersebut oleh karenanya menjadi kelas universal yang cacat. Ia mengemukakan dua usulan
utama; pertama, munculnya kelas baru yang terdiri atas intelektual humanistic dan
kecerdasan teknis, dimana universalismenya adalah sangat cacat dan kedua bertumbuhnya

dominasi dari kelas tersebut seperti seorang borjuis cultural dan memiliki monopoli atas
modal cultural dan profesionalisme dari mana ia memperoleh kekuatannya.
Kelas yang baru ini meliputi kecerdasan teknis dan manusia. Kelas ini membentuk
satu komunitas penceramah yang berbagi budaya berdiskusi. Budaya berdiskusi kritis
adalah seperangkat aturan yang telah mengalami evolusi sepanjang sejarahnya, suatu tata
bahasa dalam berdiskusi yang; (1) diharapkan akan membenarkan pernyataanpernyataannya, (2) dimana cara-cara pembenarannya tidak diawali dengan melibatkan
pihak yang berwajib dan (3) cenderung untuk mendapatkan persetujuan secara sukarela
dari mereka yang dibahas dengan sepenuhnya atas dasar argumentasi yang dibahas.
Kelas baru ini memiliki cacat karena ia dianggap bersifat elit dan mencari
kepentingan dan kekuasaannya sendiri. Ia tidak mencerminkan kepentingan yang
universal. Oleh sebab itu, para anggota dari kelas baru ini akan mengembangkan proses
akumulasi modal cultural untuk lebih memajukan kepentingan tertentu mereka dan
kepentingan dari mereka yang berbagi budaya berdiskusi kritis.

Anda mungkin juga menyukai