Anda di halaman 1dari 4

Waqaf secara bahasa berarti menahan, secara istilah yang di maksud

dengan waqaf yaitu memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu
tertentu tidak begitu lama kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat
untuk memulai kembali bacaan Al-Qurannya.

: Waqof lazim

Harus berhenti
Contoh :

: Waqof jaiz
Boleh berhenti / boleh melanjutkan
Contoh :

: Al- Washol ula


Lebih baik disambung ( tidak waqof
Contoh:

: Waqof Mujawwaz
Lebih baik disambung ( tidak waqof)
Contoh:

: Qilla alihil waqof


Boleh berhenti

: Waqof mamnu

Dilarang berhenti
Contoh:

: Waqof mutlaq
Berhenti lebih baik
: Waqof murokhosh
Lebih baik disambung ( tidak waqof)

, : Al- Waqful ula


Berhenti lebih baik
Contoh:

Boleh berhenti pada salah satunya namun dilarang berhenti pada kedua-duanya
Contoh :

Tidak boleh dibaca panjang baik ketika disambung atau berhenti


Contoh

Dibaca panjang ketika berhenti dan dibaca pendek ketika disambung

) : saktah

Berhenti sesaat tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacaan


Contoh :

Mengeluarkan bunyi antara dan

Mengeluarkan suara antara bunyi fathah dan bunyi kasroh atau antara bunyi dan sehingga
berbunyi [e]

Memindahkan harakat dari huruf yang hidup kepada huruf yang mati

Membaca kata : la tamanna pada surat Yusuf dengan cara didengungkan sambil menutup
bibir.
Cara membunyikan kata / kalimat saat diwaqofkan :

Aturan waqaf yang ke: 1


Apabila huruf terakhir berharakat sukun ( ), maka cara melafazhkannya tetap tanpa
ada perubahan, kecuali jika huruf terakhirnya adalah huruf Qalqalah, Hams, atau
harus di baca Tafkhhiim(tebal), atau Tarqiiq(tipis), maka harus dibaca tampak.

Aturan waqaf yang ke: 2


Jika huruf terakhir merupakan huruf hidup, atau tidak berharakat sukun, maka
membacanya dengan menyukunkan huruf tersebut, kecuali jika huruf terakhirnya
adalah huruf Qalqalah, Hams, atau harus di baca Tafkhhiim, atau Tarqiiq, maka harus
dibaca tampak.
Contoh :

Aturan waqaf yang ke: 3


Apabila katanya berakhiran ta marbutan ( ) , maka ketika disukunkan berubah
lafazhnya menjadi Hha ().

Aturan waqaf yang ke: 4


Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharkat sukun
maka huruf terakhirnya ( huruf hidup tersebut ) disukunkan dengan melafazhkan
sebagian hurufnya saja.

Aturan waqaf yang ke: 5


Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya adalah huruf mad
atau liin maka huruf terakhirnnya disukunkan dengan memanjangkan lafazh huruf
maad nya

Aturan waqaf yang ke: 6


Apabila huruf terakhir berharkat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah
dan dibaca dua harkat.

Aturan waqaf yang ke: 7


Jika huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan dengan tidak
menghilangkan lafazh tastdidnya ( ).

Aturan waqaf yang ke: 8


Apabila huruf terakhir berupa alif tanis maqshuran atau fiil madlhi bina naqish yang
diakhiri huruf ya maka di baca fathah ( ) dengan panjang dua harkat.

Anda mungkin juga menyukai