Bab 1 Pendahuluan: Universitas Sumatera Utara
Bab 1 Pendahuluan: Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
yang menderita otitis media akan mengalami komplikasi, baik itu ekstrakranial
maupun intrakranial (O'Connor, 2009).
Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran timpani disertai sekret yang terus menerus atau
hilang timbul (Nursiah, 2003). Otitis media akut dengan perforasi membran
timpani menjadi OMSK apabila prosesnya telah berlangsung lebih dari 2 bulan
(Soepardi, 2008). Gejala klinisnya berupa otorrhoea disertai kehilangan
pendengaran konduktif. Di dunia, terdapat 65-330 juta penderita OMSK dan 60%nya menderita kehilangan pendengaran yang signifikan (Borton, 2009).
Tipe klinik OMSK dibagi atas dua, yaitu tipe tubotimpanal (tipe rinogen atau
tipe sekunder atau OMSK tipe jinak) dan tipe atikoanteral (tipe primer atau tipe
mastoid atau OMSK tipe ganas). Otitis media supuratif kronik (OMSK) tipe ganas
ini dapat menimbulkan komplikasi ke dalam tulang temporal dan ke intrakranial
yang dapat berakibat fatal (Aboet, 2007).
Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden
OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih
sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika. Walaupun demikian,
lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di Asia
Pasifik. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh, status
kesehatan serta gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar
meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang (Aboet,
2007).
Data poliklinik THT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 menunjukkan
pasien OMSK merupakan 26% dari seluruh kunjungan pasien (Aboet, 2007).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara otitis media supuratif kronik dengan
meningitis.