Anda di halaman 1dari 4

Adab Berhubungan Suami Istri Menurut Islam

Islam adalah agama yang mulia dan memuliakan. Ia menjunjung tinggi akhlak dan
etika. Setiap perbuatan baik di dalam Islam, pastilah ada tuntunan adabnya.
Demikian pula dengan jima.

Adab di dalam jima bukan hanya membuat hubungan suami istri lebih intim, tetapi
juga menjadikan kenikmatan dunia itu sebagai ladang pahala. Menjalankan adabadab jima bukan hanya membawa kebahagiaan bagi suami dan istri, tetapi juga
mendatangkan keberkahan bagi keluarga dan keturunan yang ditakdirkan Allah
lahir dari proses tersebut.

Berikut ini 10 tatacara jima / Bersenggama suami istri Berdasarkan Islam:

Ilustrasi kamar suami sitri (foto designiteriorarticle.com)


1. Bersih Diri dan berwudhu
Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari
adab jima sekaligus membuat suami atau istri lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh
yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik.

Abu Rafi radhiyallahu anhu berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada suatu
hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan
bersama ini dan ini. Aku bertanya, Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau
cukup sekali mandi saja? Beliau menjawab, Seperti ini lebih suci dan lebih baik
serta lebih bersih. (HR. Abu Daud dan Ahmad)

2. Memakai parfum/wewangian
Wewangian adalah salah satu sunnah Nabi. Beliau bersabda: Empat macam
diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian,
bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).

Bagi istri, memakai parfum/wewangian yang dianjurkan adalah saat-saat seperti ini,
bukan pada waktu keluar rumah yang justru dilarang Rasulullah.

Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum


agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina (HR Ahmad)

Yang perlu diperhatikan di sini ialah, aroma atau jenis wewangian yang dipakai
hendaknya yang disukai suami atau istri. Sebab, ada suami atau istri yang tidak
menyukai aroma wewangian tertentu. Wewangian yang tepat membuat hasrat
suami atau istri semakin

meningkat.

3. Shalat dua rakaat


Adab ini terutama bagi pengantin baru. Sebagaimana atsar Abdullah bin Masud
radhiyallahu 'anhu yang menasehati pengantin baru agar mengajak istrinya shalat
dua rakaat terlebih dahulu ketika memulai malam pertama.

4. Berdandan dan berpakaian yang disukai suami atau istri


Adakalanya istri malu memakai pakaian minim yang disukai suaminya. Padahal
dalam sebuah hadits disebutkan Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai
menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan
dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya. (HR. Ad Dailami).

Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan:
Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika
menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia
berpakaian kembali.

Hadits dan maqalah ini juga menjadi dalil bahwa di dalam jima, suami istri boleh
menanggalkan pakaian dan tidak haram melihat aurat masing-masing.

5. Jima di tempat tertutup


Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya
terjaga. Demikian pula dengan jima. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak
diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya
saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anakanak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan.

Bagaimana jika anak masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak
melihat aktifitas suami istri tersebut. Caranya bisa Anda berdua yang pindah kamar.

6. Berdoa sebelum jima


Yakni membaca doa:


Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar
tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami (HR. Bukhari
dan Muslim)

7. Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan


Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay
terlebih dulu.

Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang.


Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu
rayu, (HR. Tirmidzi)

8. Membawa ke puncak, saling memberi hak


Apabila salah seorang diantara kamu menjima istrinya, hendaklah ia
menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia
tergesa meninggalkannya. (HR. Abu Yala)

9. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi


Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin
mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu. (HR. Muslim)

10. Mandi besar (janabat) setelah jima

Anda mungkin juga menyukai