Group 1
Aridito Priyambodo
28P1407
1
Chinthya Disa
Damayanti
28P1407
5
Dhoni Rahadi
Kembarajati
28P1407
7
28P1408
7
28P1409
0
Natasha Adhalia H.
28P1409
1
28P1409
8
DAFTAR ISI
Daftar
Isi
2
Deskripsi
Singkat
Kasus
3
Identifikasi
Permasalahan
.
5
Perumusan
Problem
Solving
6
Analisis
Pertanyaan
Kasus
..
10
Daftar
Pustaka
.
15
menjadi Disneyland Paris resmi dibuka pada 12 April 1992. Pembukaan Euro
Disneyland ini sayang sekali tidak mengulang kesuksesan instan yang sama
seperti Tokyo Disneyland. Bahkan pendirian Euro Disneyland ini justru
dikecam oleh berbagai pihak sebagai hinaan terhadap budaya Perancis mulai
dari para intelektual Paris yang menyebut Disneyland sebagai a cultural
Chernobyl;
Menteri Kebudayaan Perancis yang menyatakan akan
memboikot, serta menyatakan Disneyland sebagai American clichs and
consumer society hingga para petani Perancis yang menggunakan
Disneyland sebagai lokasi protes terhadap pemerintah Amerika Serikat
karena mendukung kebijakan pemotongan subsidi pertanian di Perancis
(Gumble & Turne, 1994). Berbagai aksi di atas beserta dengan operational
error, major staffing problem, dan melesetnya ekspektasi Disney atas tingkat
kunjungan para wisatawan membuat Euro Disneyland mengalami
pencapaian target bisnis yang tidak baik dan berujung pada kesulitan
finansial. Akhirnya pada tahun 1995, Euro Disneyland mengalami perubahan
mulai dari pengadaan atraksi baru, harga tiket masuk yang lebih murah,
marketing campaign serta financial restructuring sehingga membuat taman
hiburan ini dapat bangkit dan meningkatkan jumlah pengunjung (Ferrel &
Ferrel, 2014). Bahkan kini Euro Disneyland menjadi tempat tujuan utama
para wisatawan di Eropa.
Belajar dari pengalaman di Paris, Perancis, Disney kembali membuka
taman hiburannya di Hong Kong dengan mengedepankan penghormatan
terhadap budaya lokal setempat. Taman hiburan ini mengusung budaya lokal
setempat namun tetap menyiratkan pesan-pesan khas dari Disney. Hal ini
tercermin dari keputusan Disney untuk mempekerjakan ahli fengshui untuk
membantu Disney dalam mengatur layout taman hiburan mereka agar
sesuai dengan budaya lokal tsb. Walaupun Disney telah fokus pada detail
mengenai adaptasi taman hiburan mereka terhadap budaya lokal setempat,
tahun-tahun pertama Disneyland Hong Kong tidak berjalan mudah. Angka
kedatangan wisatawan jauh berada di bawah perkiraan serta ditambah
dengan munculnya protes mengenai isu budaya dan sosial sekaligus
komplain para pengunjung atas sempitnya ukuran taman hiburan (Ferrel &
Ferrel, 2014). Untuk mengatasi kondisi ini, Disney sepuluh tahun kemudian
memutuskan untuk melakukan investasi setengah juta dollar untuk
pengembangan taman hiburan di Hong Kong. Lebih lanjut Disney juga
berencana untuk membuka kembali Disneyland di Shanghai pada tahun
2016 yang memiliki luas dua hingga tiga kali lebih besar dibandingkan
Disneyland Hong Kong.
Mengamati
pengalaman
yang
dialami
oleh
Disney
dalam
mengembangkan bisnis taman hiburannya secara internasional yang
seringkali mendapatkan protes dari penduduk setempat, negara-negara
Identifikasi Permasalahan
1.
Apa yang mendorong The Walt Disney Company yakin bahwa bisnis
taman hiburan mereka akan sukses secara internasional?
2.
Apa kendala yang dihadapi oleh The Walt Disney Company pada kasus
taman hiburannya di Paris (Perancis) dan Hong Kong?
3.
2. Apa kendala yang dihadapi oleh The Walt Disney Company pada kasus
taman hiburannya di Paris (Perancis) dan Hong Kong?
The Walt Disney Company memiliki beberapa kendala dalam
pengembangan bisnis taman hiburannya di Paris (Perancis) dan Hong
Kong antara lain:
Euro Disneyland:
Euro Disneyland yang kemudian berganti nama menjadi Disneyland Paris
resmi dibuka pada 12 April 1992. Pembukaan Euro Disneyland ini sayang
sekali tidak mengulang kesuksesan instan yang sama seperti Tokyo
Disneyland. Padahal pihak eksekutif Disney telah mempertimbangkan
hal-hal esensial seperti jumlah populasi, kondisi infrastruktur transportasi
hingga kondisi iklim dari kota Paris, Perancis. Para eksekutif Disney
melupakan dua pertimbangan besar yang perlu ditinjau terlebih dahulu
sebelum membangun Euro Disney ini antara lain:
Hambatan Sosial dan Budaya
Menurut Ferrel & Ferrel (2014), banyak perusahaan yang tidak
memperhatikan hambatan sosial dan budaya ini ketika memutuskan
untuk mengembangkan bisnisnya secara internasional. Padahal
hambatan ini justru dapat menyebabkan kegagalan bahkan protes
dari penduduk setempat bila kita abaikan. Hambatan sosial dan
budaya ini dapat berupa perbedaan dalam hal bahasa (tertulis
maupun lisan), pemaknaan atas bahasa tubuh dan personal space,
komposisi keluarga beserta kebiasaannya hingga hari libur maupun
keyakinan yang dijunjung tinggi di sebuah negara.
Pada awal pendirian Euro Disneyland ini, menurut Gumble & Turne
(1994), banyak pihak yang menganggap Euro Disney sebagai hinaan
terhadap budaya Perancis seperti yang diungkapkan oleh
para intelektual Paris yang menyebut Disneyland sebagai a
cultural Chernobyl; dan
Menteri Kebudayaan Perancis yang menyatakan akan memboikot,
serta menyatakan Disneyland sebagai American clichs and
consumer society.
Daftar Pustaka
Burgoyne, Lyn. (1995). Walt Disney Companys Euro Disneyland Venture: A
Study
in
Corporate
Foreign
Expansion.
www.hiddenmickeys.org/Paris/English/LynEuroDisney.htm diunduh pada
16 April 2014.
Ferrell, Hirt & Ferrel. (2014). Business: A Changing World, 9th Edition. McGraw
Hill International Edition (FHF).
Gumble, P. & Turner, R. Mouse Trap: Fans Like Euro Disney but Its Parents
Goofs Weigh the Park Down. The Wall Street Journal, March 10, 1994,
p. AI: R. J. Barnet and J. Cavanagh, Global Dreams (New York:
Touchstone Books, 1994), pp. 33-34: J. Huey, Eisner Explains
Everything, Fortune, April 17, 1995, pp. 45-68; R. Anthony, Euro:
Disney: The F irst 100 days, Harvard Business School Case # 9-693013;
and Charles Masters, French Fall for the Charms of Disney, Sunday
Telegraph, April 13, 1997, p. 21.
The Walt Disney Company Website: http://thewaltdisneycompany.com/aboutdisney/disney-history/1920-01-01--1929-12-31 diunduh pada 19 April
2014.