RPJM Kota Palangka Raya 2008 - 2013
RPJM Kota Palangka Raya 2008 - 2013
(RPJM)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
Halaman
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
...............................................................................................
2
1.2 Maksud dan Tujuan
...............................................................................................
2
1.3 Landasan Hukum
...............................................................................................
3
1.4 Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
................
7
1.5 Sistematika Penulisan
...............................................................................................
7
8
8
9
9
10
11
11
14
15
16
17
18
20
20
23
24
28
29
29
37
39
54
54
59
62
62
63
64
65
ii
BAB III
BAB IV
74
75
76
3.2
Arah
3.2.1
3.2.1
3.2.3
3.2.4
3.2.5
76
77
77
77
77
77
3.3
78
78
79
81
84
85
86
90
92
92
93
94
95
96
97
97
Visi
..................................................................................................................
Misi
..................................................................................................................
Tujuan dan Sasaran
........................................................................................
Sasaran Pembangunan .....................................................................................
98
100
101
102
iii
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
RPJM Nasional
.............................................................................................
RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah
..............................................................
RPJP Kota Palangka Raya
.............................................................................
Stategi Pembangunan
....................................................................................
C.
103
106
107
108
111
116
120
130
145
149
152
148
149
149
179
200
325
200
220
238
251
261
282
293
301
313
325
337
347
355
iv
D.
E.
362
411
BAB IX
...................................................
BAB X
........................................
.
362
368
369
376
391
407
412
417
425
430
437
439
442
458
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Kota mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah perlu disusun perencanaan pembangunan Kota sebagai satu
kesatuan
dalam
pembangunan
sistem
Kota
perencanaan
sebagaimana
pembangunan
dimaksud
nasional.
undang-undang,
Perencanaan
disusun
oleh
Jangka Menengah Nasional tahun 2004 2009 dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 20052010.
menjamin
keterkaitan
dan
konsistensi
antara
perencanaan,
antar wilayah,
I| 2
Tentang
I| 3
berisikan
tiga
Agenda
nasional
untuk
menyelesaikan
berbagai
(1)
I| 4
untuk
berbagai
dokumen
perencanaan
yang
disebutkan
di
I| 5
Renstra
KL
Pedoman
RPJP
Nasional
Diacu
RPJM
Nasional
Pedoman
Dijabarkan
Pedoman
RPJPM
Daerah
Pedoman
RKP
Diperhatikan
RPJP
Daerah
Pedoman
Renja
KL
RKA-KL
RAPBN
Rincian
APBN
APBN
Dijabarkan
RKP
Daerah
RAPBD
APBD
Diacu
Renstra
SKPD
Visi Misi
Walikota
Terpilih
Pedoman
Renja
SKPD
Pedoman
RKA
SKPD
Rincian
APBD
P
R
O
V
I
N
S
I
Diaperhatikan
RPJPM
Daerahl
Dijabarkan
RKP
Daerah
Kajian
Daerah
1. Komitmen
Stakeholders
P
U
S
A
T
Renstra
SKPD
Pedoman
Renja
SKPD
RAPBD
APBD
Pedoman
RKA
SKPD
Rincian
APBD
2. Isu-isu Strategis
3. Tata Ruang
4. Keterkaitan
Willayah
K
O
T
A
I| 7
BAB II
GAMBARAN UMUM PROFIL DAERAH
2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN LINGKUNGAN HIDUP
2.1.1. Luas dan Batas Administrasi
Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota Propinsi Kalimantan
Tengah pada tanggal 17 Juli 1957, dengan kondisi fisik kota yang belum ada hanya
berupa kampung yaitu Kampung Pahandut, terletak di tepi Sungai Kahayan. Secara
geografis Kota Palangka Raya terletak pada 113 030 114004 Bujur Timur dan 1030
2030 Lintang
Selatan. Sedangkan secara administrasi berbatasan dengan :
Luas wilayah Kota Palangka Raya adalah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha). Kota Palangka
Raya merupakan wilayah yang sangat luas untuk wilayah suatu kota. Sehingga selain
wilayah perkotaan yang terletak di pusat kota, wilayah pedesaan sangat mendominasi
Kota Palangka Raya.
Pelaksanaan otonomi Daerah sebagai tindak lanjut berlakunya Undang-Undang
No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, memberikan peluang dan tantangan
bagi Pemerintah Kota berserta masyarakatnya untuk mengemban tugas dan tanggung
jawab yang lebih luas, baik dalam bidang urusan pemerintahan maupun dalam
pengelolaan
pembangunan.
Sebagai
implikasi
dari
otonomi
tersebut,
maka
berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 wilayah administrasi Kota Palangka Raya telah
dilakukan pemekaran jumlah kecamatan dan jumlah kelurahan. Berdasarkan perda
tersebut secara administrasi Kota Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30
kelurahan, yaitu Kecamatan Pahandut dengan 6 kelurahan; Kecamatan Sebangau
dengan 6 kelurahan; Kecamatan Jekan Raya dengan 4 kelurahan; Kecamatan Bukit
Batu dengan 7 desa/kelurahan; dan Kecamatan Rakumpit dengan 7 desa/kelurahan.
Adapun masing-masing Ibukota Kecamatan di wilayah Kota Palangka Raya
adalah Kecamatan Pahandut dengan Ibukotanya Pahandut, Kecamatan Jekan Raya
II
II
granodiarit (batu gunung) yang memiliki sifat daya tekan yang kuat dan kestabilan
tanah dan batuan yang tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar berada di
Kecamatan Bukit Batu dan merupakan kawasan pertambangan dan galian.
Berdasarkan peta geologi sebaran bahan galian di wilayah Kota Palangka Raya,
potensi bahan galian yang terdapat di setiap formasi batuan adalah :
a. Aluvium
Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal, lanau dan gambut. Bahan galian industri
yang diharapkan dari formasi satuan ini adalah lempung kaolinit, pasir dan kerakal.
b. Formasi Dahor
Terdiri dari batu pasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung, setempat lignit dan
imonit. Bahan galian industri yang diharapkan dari formasi ini adalah batu pasir
kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung dan gambut.
c. Batuan terobosan
Terdiri dari granit, granodiorit dan diorit. Semua jenis batuan tersebut merupakan
bahan galian industri C untuk keperluan industri bangunan.
Adapun jenis tanah yang terdapat di wilayah Kota Palangka Raya meliputi podsol,
regosol, organosol, aluvial, litosol, dan podsolik merah kuning yang menyebar di sekitar
bentaran sungai dan danau.
2.1.4. Hidrologi
Aliran air permukaan yang mengalir di wilayah Kota Palangka Raya adalah Sungai
Kahayan, Sungai Rungan dan Sungai Sabangau. Secara umum pola aliran sungai
tersebut memperlihatkan pola aliran meranting dengan stadium aliran dewasa hingga
tua, yang ditandai oleh pola meander yang sangat kuat hingga membentuk danaudanau kecil sebagai akibat meander terpotong. Daya dukung air merupakan salah satu
parameter yang sangat penting dalam perencanaan tata ruang. Untuk itu, perlu
adanya suatu tinjauan tentang keadaan potensi sumber-sumber air.
Sungai Kahayan, Rungan dan Sabangau dengan anak-anak sungainya adalah
prasarana transportasi alam yang sangat penting, karena sungai-sungai tersebut
menghubungkan wilayah Kota Palangkaraya dengan wilayah sekitarnya dan
menghubungkan desa-desa di wilayah utara Kota Palangkaraya dengan pusat
kotanya, karena keterbatasan prasana jalan yang menghubungkan pusat kota dengan
II
10
wilayah (desa/kelurahan) di utara dan selatan Kota Palangka Raya. Sebagian besar
penduduk Kota Palangkaraya memanfaatkan air permukaan dangkal (sumur) sebagai
air untuk kebutuhan hidupnya (minum, memasak dan mencuci), dan sebagian lagi
memanfaatkan air sungai sebagai sumber air bersih. Dengan kondisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa sumberdaya air di Kota Palangka Raya mempunyai potensi yang
besar, oleh karena itu perlu ada perlindungan pada sumber-sumber daya air tersebut,
yaitu menetapkan wilayah-wilayah perlindungan sesuai aturan, seperti sempadan
sungai sekitar 100 meter kiri-kanan untuk sungai besar, 50 meter kiri-kanan untuk sungai
kecil dan 25 meter kiri-kanan sungai di areal permukiman, untuk perlindungan di sekitar
waduk/danau adalah 50-100 meter, sedangkan perlindungan di sekitar mata air
dengan radius 200 meter.
2.1.4. Perkembangan Lingkungan Hidup
Gambaran awal kota Palangka Raya adalah hutan belantara dan dialiri Sungai
Kahayan, Sungai Sebangau dan Sungai Rungan. Disepanjang sungai Kahayan
permukiman yang tertua mulai tahun 1930-an adalah di desa Pahandut, pemukiman
yang dipilih karena tanahnya lebih tinggi. Pemukiman tertua lainnya adalah di
Tumbang Rakumpit (sekarang disebut Mungku Baru) dan terus menyebar ke desa
Tangkiling yang dialiri oleh sungai Rungan. Begitu juga wilayah sungai Sebangau
berkembang pemukiman desa Kereng Bangkirai.
Dengan ditetapkannya sebagai ibukota provinsi Kalimantan Tengah, maka
pemukiman juga berkembang disekitar Lapangan Sanaman Mantikei dan Pasar
Kameluh dan pada tahun 1960-an pemukiman mulai dibangun di daerah Bukit Hindu
dan Bukit Tunggal. Masuknya HPH tahun 1970-an sangat mempengaruhi kondisi hutan
diwilayah kota dan sekitarnya. Hingga kini hampir tidak ada hutan belantara yang
tersisa kecuali di sekitar kecamatan Sebangau, Bukit Batu dan Rakumpit.
2.1.5. Penataan Ruang Daerah
Luasan kota Palangka Raya terus berkembang sejalan dengan perkembangan
pembangunan kota dan sekaligus menjadi ibukota provinsi. Perkembangan penataan
ruang daerah telah dimulai sejak tahun 1957 hingga tahun 2006, berupa master plan
yaitu master plan tahun 1957, 1971, 1978, 1984, 1991, 1994, 1999, 2005, dan tahun
2006. dalam master plan awal , kota Palangka memiliki empat rencana jalan utama,
II
11
yaitu: jalan 1 (Jalan Tangkiling, sekarang Jl.Cilik Riwut), Jl. Iman Bonjol, Jl. Milono); Jalan
2 (Jl. Yos Sudarso); Jalan 3 (Jl. Diponegoro, dan Jalan 4 adalah Jl Murjani sampai
Panarung, dengan pusat pemerintahan di sekitar Bundaran Besar dan menjadi pusat
kota.
Jembatan ulin yang dibuat tahun 1972/1973 dari arah Jl. A. Yani ke Sungai
Kayahan untuk menuju pelabuhan Flamboyan, telah mengubah daerah tepi sungai
Kahayan yang berupa hutan dan danau (Danau Seha) menjadi kawasan pemukiman
dan perumahan yang telah mengalami beberapa kali musibah kebakaran.
Tahun 1978 dibuat masterplan yang rencana digunakan sampai tahun 1996.
Perubahan dalam masterplan adalah jl. Kinibalu, JL. Yos Sudarso sampai ke komplek
Unpar dijadikan area jasa. Tahun 1984 masterplan dibuat untuk revisi tahun 1978.
yang menonjol dalam masterplan ini adalah rencana pembuatan jalan lingkar yang
menghubungkan jl. Tjilik Riwut, Jl. Yos Sudarso, Jl. G. Obos, dan Jl. Milono.
Tahun 1991 dibuat Rencana Umum Tata Ruang Kota Palangka Raya yang
diperuntukkan sampai tahun 2001. Dalam tata ruang ini tidak ada perubahan kecuali di
bantaran sungai Kahayan yang ditetapkan sebagai Taman Konservasi dan sebagian
untuk kawasan perdagangan.
Pada tahun 1994, RUTRK Palangka Raya dibuat kembali yang diperuntukkan
hingga tahun 2004 dengan penekanan pada pembuatan jalan lingkar yang
menghubungkan Jl. Tjilik Riwut dan Jl. Milono. Pemerintah kota juga menyusun Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Kota Palangka Raya (RDTRK) yang diperuntukkan hingga
tahun 2004/2005. Peruntukan kedua masterplan tersebut RUTK dan RDRTK dapat
dilihat di Bagan 1 berikut.
II
12
RUTRK 1994
RDTRK 1999/2000
1
Terminal regional
Pemukiman
2
Perkantoran dan Jasa
Pemerintahan
3
Kompleks ABRI
Pendidikan
4
PLTD
Perdagangan Regional
5
Kompleks Olah Raga
Perdagangan Kota
6
Perkantoran
Perkantoran Swasta
7
Lembaga Pemasyarakatan
Fasilitas Kesehatan Kota & Regional
8
Areal Pemakaman
Industri Kecil
9
Perdagangan
Industri Menengah & Besar
10
Pendidikan
Wisata dan Olah Raga
11
Perumahan
Pergudangan
12
Pelabuhan
Bandar Udara
13
Rumah Sakit
Areal Pemakaman
14
Pusat Kegiatan Keislaman
Hutan Kota
15
Taman Hiburan Rakyat
Terminal Regional Darat
16
Rekreasi
Terminal Regional Sungai
17
Bandara
18
Jalur Hijau
19
Konservasi
20
Cadangan Perluasan
Sumber: Evaluasi 50 Tahun Pembangunan Kota Palangka Raya, 2007
Penataan Bangunan dan Lingkungan di wilayah Kota Palangka Raya dilakukan
berdasarkan pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kota (RDTRK), di mana wilayah Kota Palangka Raya di bagi dalam beberapa
zoning kawasan yang menunjukan fungsi pemanfaatan ruang antara lain :
1. Kawasan Perkantoran Pemerintah.
2. Kawasan Pelayanan Kesehatan.
3. Kawasan Perkantoran dan Jasa.
4. Kawasan Kegiatan olah raga.
5. Kawasan kegiatan utilitas kota.
6. Kawasan industri.
7. Kawasan Perdagangan.
8. Kawasan Perumahan.
9. Kawasan Terbuka Hijau.
10. Kawasan Pendidikan.
II
13
Pada tahun 2005 disusun Penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk
2005-2015, yang mana sebagian wilayah kota diperuntukkan sebagai Kawasan
Lindung dan Kawasan Budidaya.
Rencana Kawasan Lindung:
1. Kawasan sempadan sungai dan hutan kota/jalur hijau.
2. Kawasan Suaka Alam berupa Cagar Alam
3. Kawasan Pelestarian Alam berupa Taman Wisata
4. Kawasan Rawan Rencana seperti Tanah Longsor dan Banjir
Rencana Kawasan Budidaya:
1. Kawasan Permukiman
2. Kawasan Industri
3. Kawasan Perdagangan dan Jasa
4. Kawasan Pariwisata
5. Kawasan Pertambangan
6. Kawasan Perikanan
7. Kawasan Peternakan
8. Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan
9. Kawasan Pertanian Kering
10. Kawasan Pertanian Basah
11. Kawasan Hutan Produksi
12. Kawasan Khusus (Militer dan Bandara)
2.2. PROFIL EKONOMI
Perekonomian Kota Palangka Raya tahun 2006 menunjukkan pertumbuhan
positif, dan lebih besar dari pertumbuhan tahun sebelumnya. Pertumbuhan pada tahun
2006 adalah sebesar 5,51 persen sedangkan pada tahun sebelumnya hanya mencapai
5,45 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kota Palangka Raya cukup
stabil setelah melalui krisis ekonomi yang melanda perekonomian Indonesia sebelum
tahun 2000. Di tahun 2007 pertumbuhan mengalami kenaikan yaitu 5,69 persen.
Pada bagian ini akan dipaparkan lebih mendalam masalah pertumbuhan
ekonomi, perkembangan PDRB sektoral, struktur perekonomian, perkembangan PDRB
per kelompok sektor, dan pendapatan per kapita.
II
14
masyarakat,
memperluas
kesempatan
kerja,
pemerataan
pembagian
II
15
Tabel 2.1
Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya
Tahun 2002-2007
No
Tahun
2002
1,56
2003
3,63
2004
5,33
2005
5,45
2006
5,51
2007
5,69
Rata-rata
5,12
II
16
Tabel 2.2.
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2000
Lapangan Usaha
2002
2003
2004
2005
2006
Pertanian
3,72
6,91
9,25
4,94
18,03
8,23
Pertambangan dan
Penggalian
-1,00
1,04
4,27
2,97
1,07
15,27
3.
Industri Pengolahan
2,35
4,22
9,12
7,76
8,94
9,86
4.
Listrik,
Bersih
9,99
10,08
5,36
7,06
7,88
7,46
5.
Bangunan
7,90
13,15
-2,97
3,09
3,67
9,60
5,71
11,90
7,98
5,53
10,45
9,57
-3,80
-9,49
9,03
11,52
2,81
2,26
1,86
-0,04
10,66
7,99
5,66
0,29
Jasa Jasa
1,31
5,58
2,52
2,24
2,72
4,06
Total
1,56
3,63
5,33
5,45
5,51
5,69
6.
7.
8.
9.
Gas
dan
Air
2007
Secara total pertumbuhan PDRB seluruh sektor pada tahun 2002 hanya tumbuh
sebesar 1,56 %, maka pada tahun 2003 meningkat menjadi 3,63 % dan pada tahun
2007 dengan nilai 5,69 %.
2.2.3. Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian Kota Palangka Raya selama tahun 2000 sampai dengan tahun
2006 didominasi oleh 3 sektor yaitu Jasa-jasa, Pengangkutan dan komunikasi serta
Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Dari segi struktur perekonomian, maka Kontribusi sektor pertanian perlu dicermati
karena trend peningkatannya lebih baik dan pasti dibanding sektor lainnya yang
fluktuatif.
Sebagai gambaran kontribusi sektor pertanian pada tahun 2002 hanya sebesar
5,24 persen kemudian naik menjadi 5,26 persen pada tahun 2003, dan menjadi 6,24
persen tahun 2004 dan kembali meningkat sebesar 6,69 persen pada tahun 2006.
Dari segi nilai, maka sektor Jasa-Jasa menunjukkan komposisi angka tertinggi
dalam memberikan kontribusi pembentukan PDRB di Kota Palangka Raya dengan andil
II
17
34,64 persen pada tahun 2006. Dua sektor lainnya yang cukup menyangga struktur
perekonomian kota Palangka Raya sama dengan tahun 2005 yaitu sektor
Pengangkutan & Komunikasi dengan nilai 21,70 persen dan sektor Perdagangan, Hotel
& Restoran dengan nilai 15,06 persen.
Untuk jelasnya gambaran distribusi persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
tahun 2002 -2006 sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.3.
Distribusi persentase PDRB ADHB Tahun 2002 - 2007 (persen)
Lapangan Usaha
2002
2003
2004
2005
2006
2007
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pertanian
5,24
5,26
6,47
6,39
6,69
6,99
1,71
1,71
1,82
1,78
1,54
1,64
3. Industri Pengolahan
5,02
5,03
5,23
5,28
5,31
5,43
1,89
2,19
2,46
2,74
3,14
3,13
5. Bangunan
7,13
7,84
7,80
7,74
6,85
6,89
14,67
16,09
15,65
15,21
15,06
15,34
20,94
18,01
17,41
18,75
21,70
21,41
5,29
5,00
5,35
5,40
5,08
4,82
38,11
38,89
37,80
36,72
34,64
34,38
Total
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)
RPJM
2.2.4. Perkembangan PDRB Per Kelompok Sektor
Secara makro, sektor dapat pula dibagi menjadi 3 kelompok besar yang sering disebut
sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Pengelompokan ini berdasarkan output
maupun input dari asal terjadinya proses produksi untuk masing-masing produsen.
Disebut sektor primer apabila outputnya masih merupakan proses tingkat dasar dan
sangat tergantung pada alam, yang termasuk dalam sektor ini adalah sektor pertanian
dan sektor pertambangan & penggalian.
II
18
Tabel 2.4.
Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kelompok Sektor
(1)
2004
2005
2006
2007
PRIMER
(2)
8,14
(3)
4,52
(4)
14,45
(5)
9,55
1. Pertanian
9,25
4,94
18,03
8,23
4,27
2,97
1,07
15,27
SEKUNDER
2,06
5,24
6,12
9,45
3. Industri Pengolahan
9,12
7,76
8,94
9,86
5,36
7,06
7,88
7,46
5. Bangunan
(2,97)
3,09
3,67
9,60
TERSIER
5,70
5,57
4,57
4.59
7,98
5,53
10,45
9,57
9,03
11,52
2,81
2,26
10,66
7,99
5,66
0,29
2,52
2,24
2,72
4,06
19
II
20
kerja masyarakat per sektor dan efisiensi guna mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi
yang terus produktif menyebabkan tingkat produktifitas tenaga kerja perlu dihitung di
masing-masing sektor.
Untuk melihat gambaran PDRB sektoral atas dasar harga berlaku tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat sebagaimana tersaji pada tabel 2.5 berikut
ini.
RPIJMTabel 2.5.
PDRB Sektoral ADHB Tahun 2000, 2005 dan 2006 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
2000
(1)
1. Pertanian
(2)
56.943,48
(3)
111.423,44
(4)
136.729,77
16.600,16
30.965,35
31.551,95
3. Industri Pengolahan
51.099,49
92.060,81
108.594,53
12.651,83
47.719,21
64.159,45
5. Bangunan
69.984,29
134.986,97
140.043,64
141.070,49
265.135,47
308.050,01
242.467,79
327.003,58
443.810,39
60.436,55
94.072,92
103.907,29
9. Jasa Jasa
345.079,54
640.275,48
708.396,25
TOTAL
996.333,62
1.743.643,09
2.045.243,28
2005
2006
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai PDRB sektoral tertinggi disumbangkan
oleh sektor Jasa-jasa dengan nilai Rp. 708.396,25 Juta, kemudian diikuti oleh sektor
pengangkutan dan komunikasi dengan nilai Rp. 443.810,39 juta dan sektor
Perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 308.050,01 juta. Sedangkan sektor yang
memberikan kontribusi terkecil yaitu sektor Pertambangan dan penggalian dengan nilai
Rp. 31.551,95 juta.
Selanjutnya gambaran jumlah tenaga kerja yang terserap di setiap sector tahun
2000, 2005, 2006, dan 2007 sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.
II
21
RPIJMTabel 2.6.
Perkembangan Tenaga Kerja per Sektor Tahun 2000, 2005, 2006 dan 2007
(Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
2000
2005
2006
2007
(1)
(2)
3.842
(3)
6.201
(4)
5.701
(5)
19.672
978
1.422
895
4.752
3.024
2.142
2.227
3.172
330
156
365
721
4.225
4.932
7.822
7.231
16.435
13.017
15.441
13.619
4.971
3.732
4.362
2.981
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Per sewaan dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa Jasa
720
1.248
2.391
19.855
28.962
23.545
544
8.637
TOTAL
54.380
61.812
62.749
82.623
Dari segi jumlah penyerapan tenaga kerja, maka sektor jasa-jasa menunjukan
kemampuan daya serap tertinggi, diikuti oleh sector Perdagangan, Hotel dan Restoran,
kemudian sector Bangunan serta sector Pertanian. Adapun sektor yang menyumbangkan
angka daya serap terendah adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.
Gambaran produktivitas tenaga kerja Kota Palangka Raya tahun 2000, 2005
2006, dan tahun 2007 menunjukan angka peningkatan setiap periode waktu. Kalau
dicermati angka PDRB tahun 2007 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
tahun 2006. Secara umum dapat kita lihat keadaan rata- rata produktivitas tenaga
kerja pada tahun 2000, 2005, 2006, dan 2007 yang menunjukkan adanya suatu
kenaikan yang cukup baik yaitu sebesar Rp. 18,3 juta pada tahun 2000 dan sebesar
Rp. 28,2 juta pada tahun 2005 serta Rp. 32,6 juta pada tahun 2006.
Kalau dilihat per-sektor, produktifitas tenaga kerja dari beberapa sektor ekonomi
pada tahun 2006 ada yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan produktifitas tenaga kerja pada tahun 2005.
Kenaikan produktifitas tenaga kerja dari beberapa sektor tersebut diakibatkan lebih
cepatnya pertumbuhan PDRB pada sektor yang bersangkutan pada tahun 2006
dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja pada sektor dan tahun yang
sama. Sebaliknya penurunan produktifitas tenaga kerja terjadi disebabkan lebih
II
22
cepatnya pertumbuhan jumlah tenaga kerja pada sektor yang bersangkutan pada
tahun 2006 dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB pada sektor dan tahun yang
sama.
Tabel 2.7.
Produktivitas Tenaga Kerja Per Sektor 2005 2007
Lapangan Usaha
(1)
2000
2006
2007
1. Pertanian
(2)
14.821,31
(4)
23.983,47
(5)
8.396,84
16.973,58
35.253,58
8.179,84
3. Industri Pengolahan
16.897,98
48.762,70
40.474,95
38.338,88
175.779,32
102.591,01
5. Bangunan
16.564,33
17.903,82
22.500,72
8.583,54
19.950,13
26.628,56
48.776,46
101.744,70
169.246,78
83.939,65
43.457,67
17.379,98
30.086,91
192.032,64
94.134,74
23
Tabel 2.8.
Peranan Komponen Penggunaan Terhadap PDRB Kota Palangka Raya Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 dan 2007 (Dalam Persentase).
Komponen Penggunaan
2006
2007
(1)
(2)
(3)
63,10
44,68
18,43
70,14
48,02
22,12
2,32
2,78
26,34
36,48
24,65
34,68
14,10
4,83
5,67
6,17
36,17
54,28
II
24
cerah, karena Kota Palangka Raya terdapat kawasan perairan danau yang dapat
dikembangkan menjadi usaha perikanan air tawar.
B. Perdagangan dan Jasa
Dalam sektor perdagangan dan jasa di Kota Palangka Raya yang paling berperan
dalam penciptaan nilai tambah yang besar dan perlu dikembangkan adalah sektor
perdagangan besar dan eceran. Kegiatan ini tersebar disepanjang jalan utama di
pusat Kota Palangka Raya, disamping itu pula jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi
yang cukup besar kontribusi perekonomian di Kota Palangka Raya.
Kota Palangka Raya dalam posisinya, dapat berperan menjadi pusat jasa dan
perdagangan, Hotel dan hal itu sejalan dengan kedudukan Kota Palangka Raya
sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Untuk itu perlu dikembangkan kawasan strategi kota
menjadi pusat perkantoran dan perdagangan, sehingga akan memperkuat posisi
Palangka Raya ke depan menjadi magnit Propinsi Kalimantan Tengah.
C. Industri
Secara umum industri yang berkembang di Kota Palangka Raya meliputi industri
pengolahan yang merupakan jenis usaha kecil, industri rumah tangga dan industri
menengah yang meliputi pangan, sandang, kerajinan dan industri perkayuan. Dari
beberapa jenis usaha kecil dan industri rumah tangga tersebut sudah dapat
menampung tenaga kerja yang cukup besar.
D. Pariwisata
Pembangunan pariwisata merupakan salah satu pembangunan yang dapat melibatkan
masyarakat dalam jumlah besar, dan karena itulah, pembangunan bidang ini akan
memberikan
kesempatan
kepada
masyarakat
untuk
berkembang
dan
akan
II
25
II
26
II
27
Uraian
(1)
A
1.
(2)
PENDAPATAN
Bagian sisa Lebih Perhitungan
Tahun Lalu
Sisa Lebih Perhitungan Tahun
Lalu
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Laba Perusahaan Daerah
Lain-lain PAD yang Sah
2
2.1
2.2
2.3
2.4
REALISASI
2006
(3)
2007
4
RENCANA
2008
5
3.118.599.000
73.515.289.039
53.240.619.100
3.118.599.000
73.515.289.039
53.240.619.100
12.739.100.000
6.542.500.000
4.559.100.000
134.500.000
1.503.000.000
15.430.000.000
6.965.653.000
6.043.347.000
351.000.000
2.070.000.000
23.537.349.977
9.392.483.000
8.580.679.523
368.725.500
5.195461.954
326.733.669.900
31.264.669.000
273.329.000.000
23.140.000.000
352.562.729.000
17.520.729.000
299.830.000.000
35.212.000.000
394.840.802.000
23.002.130.000
330.018.672.000
41.820.000.000
24.000.000.000
28.341.562.000
75.692.246.000
3
3.1
3.2
3.3
3.4
4
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Bagi Hasil Bukan Pajak
LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SYAH
B
1
1. 1
1. 2
1. 3
1. 4
1. 5
1. 6
1. 7
1. 8
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Kota
Belanja Bantuan Keu. Kpd Koto
Belanja Tidak Tersangka
280.265.450.491
180.689.230.225
36.512.910.625
35.358.817.500
5.194.684.247
0
5.629.141
14.488.500.000
4.425.644.000
190.232.387.977
169.143.164.130
350.000.000
0
8.874.719.000
12.004.500.000
24.000.000
4.477.000.000
4.233.723.847
272.305.665.650
238.305.665.650
350.000.000
1.500.000.000
7.136.798.000
15.461.230.000
24.000.000
2.190.000.000
6.809.807.000
2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
61.865.440.650
38.725.440.650
23.140.000.000
0
61.865.440.650
24.749.578.430
102.389.744.736
149.987.762.896
277.127.086.062
17.889.608.537
101.027.601.682
156.088.141.208
C
1
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
SILPA
Tahun
Anggaran
sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil
Penjualan
Kekayaan
73.515.289.039
51.730.725.100
1.1
1.2
1.3
2.000.000.000
II
28
Daerah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
2.1
Pembentukan Dana Cadangan
2.2
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah
2.3
Pembayaran Pokok Hutang
2.4
Pemberian Pinjaman Daerah
Sumber : SETDA Bagian Keuangan Kota Palangka Raya
2
2.000.000.000
250.000.000
250.000.000
240.106.000
240.106.000
II
29
Tabel 2.10.
Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Palangka Raya, Tahun 2007
Luas wilayah
(km2)
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Kepadatan
(jIwa/km)
No.
Kecamatan
Pahandut
146,55
65.572
559,251
Bukit Batu
721,06
11.107
9,42
Jekan Raya
419,45
96.324
273,17
Sabangau
581,69
12.172
20,86
Rakumpit
809,76
2.948
2,80
2.678,51
188.123
70,23
Jumlah
II
30
1. Tahun 2009 proyeksi jumlah penduduk adalah sebesar 193.224 jiwa, dengan
penyebaran tertinggi berada di wilayah Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan
Pahandut. Sedangkan penyebaran terendah berada di Kecamatan Rakumpit.
2. Tahun 2010 jumlah penduduk tertinggi dengan jumlah 110.310 jiwa terdapat di
Kecamatan Jekan Raya, tetapi kepadatan tertinggi terdapat pada Kelurahan
Langkai Kecamatan Pahandut dengan jumlah sebesar 5.964 Jiwa/Ha, untuk jumlah
penduduk terendah terdapat di Kecamatan Rakumpit dengan jumlah penduduk
sebesar 3.450 jiwa dan Kepadatan terendah terdapat pada Kelurahan Pager dan
Bukit Sua Kecamatan Rakumpit.
3. Tahun 2013 jumlah penduduk tertinggi masih terdapat di Kecamatan Jekan Raya
yaitu sebesar 110.722 jiwa, sedangkan kepadatan tertinggi juga berada di
Kelurahan Langkai 4. Pada Tahun 2013 untuk Kecamatan Rakumpit masih menjadi
kecamatan dengan Jumlah penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatankecamatan yang lain di Kota Palangka Raya yaitu dengan jumlah penduduk sebesar
5.381 jiwa, sedangkan Bukit Sua mempunyai Kepadatan terendah masih dengan
jumlah 0,02 jiwa/Ha.
b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kota Palangka Raya tahun 2007, jumlah
penduduk Kota Palangka Raya yang bekerja sebanyak 56.938 jiwa. Penduduk bekerja
pada berbagai bidang kegiatan, yang terbanyak bekerja pada bidang pertanian
19.772 jiwa (23,81), diikuri sektor perdagangan 13.619 jiwa atau 16,4 persen, dan
jasa yaitu sebanyak 23.472 jiwa (37,41%); Sedangkan lapangan pekerjaan yang
menyerap tenaga kerja paling kecil adalah pada sektor keuangan 544 jiwa atau 0,66
persen lapangan usaha listrik, gas, dan air sebanyak 365 jiwa (0,58%); kemudian
lapangan usaha sektor listrik dan energi 721 jiwa atau 0,87 persen.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur mata pencaharian penduduk Kota
Palangka Raya dapat dilihat pada Tabel 2.11.
II
31
Tabel 2.11.
Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2007
No.
Lapangan Usaha
Pertanian
Jumlah (jiwa)
19.672
23,81
4.752
5,75
Industri
3.172
3,84
721
0,87
Konstruksi
7.213
8,73
Perdagangan
13.619
16,48
2.981
3,61
Keuangan
544
0,66
Jasa
8.637
10,45
10
Lainnya
21.311
25,79
56.938
100
Jumlah
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, tahun 2007
Usia produktif (20 54 tahun). Jumlah keseluruhan untuk golongan usia produktif
berjumlah 100.731 jiwa atau sekitar 53,54 %.
Usia non produktif (yaitu 0 4 tahun dan usia > 54 tahun). Jumlah keseluruhan
untuk golongan usia non produktif sebesar 30.834 jiwa atau sekitar 16,39%.
Dari hasil tersebut dapat ditentukan angka perbandingan antara penduduk non
produktif dengan usia produktif sebagai indentifikasi penduduk (tenaga kerja).
Perbandingan jumlah usia non produktif (umur dibawah 5 tahun dan 54 tahun ke atas)
dengan banyaknya penduduk usia produktif secara ekonomi (15 54 tahun) dapat
dikatakan sebagai Angka Beban Tanggungan yaitu berdasarkan jumlah penduduk non
II
32
produktif ( < 15 tahun dan > 54 tahun) berbanding dengan jumlah penduduk produktif
ekonomi ( > 15 49 tahun) dikalikan 100 %, dirumuskan :
Penduduk Usia <15 th + usia>64
X 100 % = Angka Tanggungan Penduduk
Penduduk usia 15 - 64
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya menurut kelompok umur menunjukkan
struktur penduduk muda. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dalam kelompok
umur 0-4 tahun sebesar 19.310 jiwa, kelompok umur 5 14 tahun sebanyak 35.245
jiwa, kelompok umur 15-49 tahun sebesar 114.497 jiwa, yang merupakan pendudukn
terbesar. Sedangkan penduduk 50 - 75 tahun yaitu sebanyak 19.071 jiwa. Sebagai
akibat dari struktur penduduk muda ini, maka Kota Palangka Raya dituntut untuk dapat
menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk yang telah memasuki usia kerja,
menyediakan fasilitas sosial untuk memenuhi kebutuhan sektor pendidikan, sosial
kemasyarakatan dan ekonomi.
Dari ketentuan tersebut dapat dihitung besarnya angka ketergantungan penduduk
di Kota Palangka Raya dengan asumsi tidak disertakannya penduduk usia sekolah,
akan menghasilkan angka beban ketergantungan penduduk Kota pada Tahun 2007
sebesar 27, artinya setiap 100 penduduk yang produktif harus menanggung 27
penduduk yang tidak produktif.
c. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya menurut kelompok umur menunjukkan
struktur penduduk. Jumlah penduduk Kota Palangka Raya menurut kelompok umur
menunjukkan struktur penduduk muda. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dalam
kelompok umur 0-4 tahun sebesar 19.310 jiwa, kelompok umur 5 14 tahun sebanyak
35.245 jiwa, kelompok umur 15-49 tahun sebesar 114.497 jiwa, yang merupakan
penduduk terbesar. Sedangkan penduduk 50 - 75 tahun yaitu sebanyak 11.484 jiwa.
Sebagai akibat dari struktur penduduk muda ini, maka Kota Palangka Raya dituntut
untuk dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk yang telah memasuki
usia kerja, menyediakan fasilitas sosial untuk memenuhi kebutuhan sektor pendidikan,
sosial kemasyarakatan dan ekonomi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.12
seperti yang disajikan berikut.
II
33
Tabel 2.12.
Struktur Penduduk Kota Palangka Raya Menurut Umur,
tahun 2007
No.
Jumlah (jiwa)
Kelompok Umur
(tahun)
<4
19.310
10,27
5- 14
35.245
18,74
15-49
114.497
60,88
50- 75
11.484
6,11
188.123
100
Jumlah
5.898
RTS,
Sebangau 1.536 RTS, Jekan Raya 3.323 RTS, Bukit Batu 2.259 TRS dan Kecamatan
Rakumpit 540 RTS.
2.3.2. Sistem Kekerabatan (Aspek Historis)
Sistem kekerabatan orang Dayak ditarik berdasarkan prinsip patrilineal, dengan
bentuk kekerabatan yang terpenting adalah keluarga luas. Sebuah keluarga luas
mendiami sebuah rumah besar yang disebut betang atau balal atau lamin. Di rumah
besar ini pula orang Dayak mengadakan upacara dan kegiatan keagamaan.
Gabungan beberapa keluarga luas berorientasi pada satu nenek moyang yang sangat
dihormati. Penghormatan terhadap roh nenek moyang berkaitan erat dengan sistem
kepercayaan mereka.
II
34
Sistem kepercayaan orang Dayak, yang meliputi kepercayaan terhadap rohroh, disebut kaharingan. Mereka percaya bahwa roh orang meninggal akan menuju ke
suatu tempat yang disebut alam datu tunjung punu gamari. Agar dapat mencapai
tempat itu harus diadakan upacara-upacara khusus yang dipimpin oleh walian atau
belian. Selain itu ada pula pemimpin informal dalam masyarakat tersebut, misalnya
pangulu, mantir, dan pembakal.
Secara keseluruhan sistem pengetahuan orang Dayak dikaitkan dengan sistem
kepercayaan mereka. Pengetahuan tentang bertani, ilmu gaib, dan sebagainya selalu
dikaitkan dengan kepercayaan terhadap roh-roh. Kesenian mereka umumnya dibuat
untuk keperluan upacara adat dalam rangka menghormati roh nenek moyang. Upacara
adat yang menonjol adalah yang berkaitan dengan roh, yaitu upacara membatur dan
membuntang.
Penduduk asli yaitu yang mendiami Kota Palangka Raya pada awalnya adalah
suku Dayak, dan dalam perjalanan waktu juga ada penduduk pendatang dari
berbagai suku, diantaranya Jawa, Banjar, Sunda, Bugis, Batak, Cina dan lain-lain. Suku
Dayak Kalimantan Tengah sendiri terbagi atas beberapa sub etnis yang masing-masing
memiliki satu kesatuan bahasa, adat istadat dan budaya. Sub-sub etnis tersebut antara
lain Suku Dayak Ngaju (termasuk Bakumpai dan Mendawai), Ot Danum, Maanyan,
Lawangan, Siang dan lain-lain. Meskipun dalam keragaman suku, kehidupan
masyarakat selalu harmonis. Pada umumnya, Kehidupan tradisional Dayak Kalimantan
Tengah yang mendiami Kota Palangka Raya ditandai dengan kehidupan komunal yaitu
suatu kehidupan yang menjaga hubungan tali temali keluarga yang masih ada
hubungan darah agar tetap tinggal disuatu wilayah tertentu atau Huma Betang. Dengan
ciri
has
Handep/
Panganrau
(gotong
royong)
inilah
maka
pluralisme
dan
multikulturalisme mampu hidup dan berjalan dengan harmonis di Kota Palangka Raya.
Selain itu faktor utama yang menyebabkan tumbuhnya keharmonisan hidup
masyarakat Kalimantan Tengah dan Palangka Raya khususnya adalah karena adanya
falsafah hidup yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Dayak Kalimantan
Tengah yakni falsafah Huma Betang. Huma Betang adalah rumah khas Kalteng,
berupa rumah besar dan panjang, dimana dalam satu rumah besar adat (Huma Betang)
Dayak Kalimantan Tengah tersebut tinggal bersama-sama beberapa keluarga dengan
segala perbedaannya seperti status sosial, ekonomi maupun agama namun tetap hidup
secara harmonis. Sifat gotong royong dalam masyarakat suku Dayak masih tetap
II
35
terpelihara terutama dalam gerak hidup bermasyarakat yang tercermin dari tradisi
kerja Habaring Hurung, Handep dan Harubuh. Sistem atau norma kehidupan masyarakat
berdasarkan kekeluargaan, kebersamaan dan kesetaraan dalam masyarakat terbuka
(civil society) yang multi-kultur.
Jadi, Berawal dari falsafah hidup inilah maka muncul penghargaan terhadap
perbedaan adatistiadat, budaya dan agama. Kenyataan Ini juga yang menjadi cermin
dalam kehidupan Huma Betang, di mana di dalam satu keluarga biasa terdiri dari
berbagai macam tradisi, kepercayaan dan agama, seperti Islam, Kristen dan Hindu
Kaharingan. Keluarga ini dapat hidup rukun dan saling menghargai walaupun berbeda
dalam dimensi tradisi dan agama (tim,1994: 1999). Dalam kenyataannya, meskipun
budaya untuk tinggal dalam Rumah Betang hampir punah (kecuali tersisa pada
komunitas tertentu dari suku Dayak), namun secara filosofis dan substantif, nilai dan
falsafah Huma Betang yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, kekeluargaan,
toleransi dan gotong royong dalam sebuah komunitas yang plural baik dari segi agama
dan kultur tetap hidup dan terinternalisasi dalam kehidupan sosial keagamaan
Kalimantan Tengah.
Jika kita melihat motto kabupaten/ kota di Kalimantan Tengah maka hampir
semuanya mengusung tema kebersamaan atau gotong royong tanpa membedakan
agama dan latar budaya. Misalnya Habaring Hurung yang maknanya gotong royong
(motto Kotawaringin Timur), Gawi Barinjam yang artinya bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan mulia (motto Sukamara), Bahaum Bakuba yang berarti musyawarah
untuk mencapai mufakat (motto Lamandau), Gawi Hatantiring yang maksudnya
bekerja bersama-sama (motto Seruyan), Penyang Hinje Simpei yang maksudnya hidup
berdampingan rukun dan damai untuk kesejahteraan bersama (motto Katingan),
Handep Hapakat yang berarti persatuan dan kesatuan semu komponen masyarakat
(motto Pulang Pisau) (Pemprop Kalteng, 2006: 31-38).
Bagi warga Kota Palangka Raya yang tinggal pada umumnya di jalur sungai
merupakan urat nadi kehidupan warga sekitar. Selain sebagai sarana transportasi
utama yang menghubungkan satu kampung dengan kampung lainnya, satu tempat ke
tempat lainnya, sungai diyakini menyimpan pesona keilahian sekaligus ruang sosial
penting. Keyakinan ini nampak dalam pandangan kosmologi warga bahwa sungai
menjadi tempat mengelola dan mengapresiasi kehidupan mereka. Jalur sungai
bermakna perjalanan sekaligus pasar, pusat transaksi ekonomi sekaligus medan
II
36
interaksi sosial. Lihatlah misalnya aktifitas warga yang mandi di sungai, misalnya,
sekaligus menjadi arena pertemuan antarmereka yang kerap mengobrol dan
membicarakan persoalan mereka di atas rakit. Selain itu, sungai juga merupakan
ladang mencari ikan sekaligus tempat laku ritual.
Namun riwayat mengenai peradaban sungai beserta seluruh kosmologi
warganya ini segera nampak berubah bersamaan dengan kehadiran jalan raya darat,
yang seringkali dimaknai sebagai jalur baru kemajuan.
II
37
di Kota Palangka Raya sebanyak 41 buah, Gudang Farmasi kota sebanyak 1 buah,
serta toko obat sebanyak 31 buah.
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber
daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) diantaranya adalah Posyandu, Polindes, dan Pos Obat Desa (POD).
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokkan
menjadi 4 strata yaitu posyandu strata pratama, posyandu strata madya, posyandu
strata purnama dan posyandu strata mandiri. Jumlah Posyandu di Kota Palangka Raya
sebanyak 120 buah dengan posyandu pratama sebanyak 53 buah, posyandu madya
sebanyak 57 buah, posyandu purnama sebanyak 8 buah, dan posyandu mandiri
sebanyak 2 buah.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
Keberadaan Polindes diharapkan dapat menekan angka kematian ibu bersalin dan
angka kematian bayi. Pada tahun 2007 jumlah Polindes yang ada di Kota Palangka
Raya sebanyak 20 buah, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, yang pada
2006 hanya terdapat 18 buah.
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Kota Palangka Raya pada tahun
2007 adalah 392 orang dengan jenis tenaga terdiri dari : Medis (dokter umum dan
dokter gigi) sebanyak 52 orang, perawat dan bidan 269 orang, tenaga Farmasi 14
orang, tenaga gizi 12 orang, dan teknisi medis 13 orang, lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
II
38
Tabel 2.13
Rasio Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Terhadap
100.000 Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2007
No.
Jenis Tenaga
Farmasi
Ahli Gizi
Teknisi Medis
Kesehatan Masyarakat
Sanitasi
2007
28,21
145,97
7,59
6,51
7,05
7,6
9,7
II
39
40
II
41
Dari gambaran yang dikemukakan di atas kiranya jelas bahwa perlu upaya
yang sungguh-sungguh untuk pemberantasan buta huruf di Kota Palangka Raya. Dan
upaya tersebut perlu ditekankan pada penduduk perempuan khususnya di daerah
perdesaan. Hal ini mengingat bahwa akselerasi pemberantasan buta huruf masih
berjalan cukup lambat walaupun ini telah dilancarkan sejak Pelita IV.
b. Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
Pengkajian partisipasi sekolah penduduk Palangka Raya pada setiap jenjang
pendidikan (Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah), diharapkan akan dapat
memberikan gambaran kualitas sumber daya manusia yang potensial di masa datang.
Dalam hal ini, salah satu ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat partisipasi
pendidikan adalah GER (Gross Enrollment Ratio), berdasarkan data Sensus Penduduk
dan Survei Sosial Ekonomi Nasional. Definisi GER adalab penduduk yang masih sekolab
pada jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan penduduk usia sekolab yang
bersangkutan.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, tingkat partisipasi mumi penduduk
Palangka Raya telah meningkat untuk tingkat perguruan tinggi, baik perempuan
maupun laki-Iaki. Keadaan ini cukup menggembirakan karena partisipasi mumi memang
diharapkan dari tahun ke tahun semakin meningkat.
II
42
Tabel 2.14
Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Kelompok Umur /Jenis Kelamin
(1)
7-12 tahun
- Perempuan
- Laki-Iaki
- Total
13-15 tahun
- Perempuan
- Laki-Iaki
- Total
16-18 tahun
- Perempuan
- Laki-Iaki
.- Total
19-24 tahun
- Perempuan
- Laki-laki
- Total
APS
(2)
APM
(3)
98,51
97,96
98,73
95,79
95,07
95,42
88,36
83,89
86,14
61,39
58,72
60,07
56,48
50,18
53,20
40,49
37,70
39,04
9,36
10,14
9,75
8,02
8,05
8,09
II
43
yang lebih rendah dibanding APS usia SD dapat dimengerti karena pelaksanaan
program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah baru berjalan sekitar
hampir satu dasawarsa, sehingga belum meliputi seluruh anak usia 13-15 tahun yang
ada.
Demikian juga untuk Angka Partisipasi Murni (APM), bila kita bandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya APM untuk semua jenjang pendidikan mengalami
peningkatan yang signifikan. Bila kita jelaskan lebih dalam lagi, APM perempuan untuk
semua jenjang pendidikan lebih besar dari APM laki-laki. Ini dapat dilihat pada Tabel.
APM perempuan untuk jenjang pendidikan SD, SL TP, SL T A, dan Perguruan Tinggi
masing-masing sebesar 95,79 persen, 61,39 persen, 40,49 persen, dan 8,09 persen
selalu lebih besar dad APM laki-Iaki yaitu masing-masing sebesar 95,07 persen, 58,72
persen, 37,70 persen, dan 8,02 persen. hal ini menunjukkan bahwa untuk sektor
pendidikan sudah menunjukkan kesetaraan gender antara laki-Iaki dengan perempuan.
Secara umum, tingkat partisipasi sekolah pada setiap jenjang pendidikan di
Palangka Raya mengalami kenaikan selama setahun terakhir dan baik APS maupun
APM perempuan hampir semua lebih besar dari laki-Iaki.
c. Pendidikan Yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber
daya manusia, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat
lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap kemajuan
teknologi. Sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka tamatan pendidikan
tinggi diharapkan akan meningkatkan produktivitasnya sebagai tenaga kerja.
Selanjutnya, peningkatan produktivitas seseorang dalam bekerja diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Kemajuan yang dicapai oleh suatu bangsa antara lain sangat ditentukan oleh
tingkat pendidikan penduduknya. Berkaitan dengan hal ini, penting untuk diketahui
perkembangan jumlah penduduk Palangka Raya terutama dari tingkat pendidikan
tertinggi yang berhasil ditamatkan.
II
44
II
45
Tabel 2.15
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Tahun 2002-2007
Daerah I Pendidikan
Tertinggi Yang
Ditamatkan
2002
.
Perempuan Laki-Iaki
Perempuan Laki-Iaki
(I)
(2)
(4)
Perkotaan
Tdk/b1m
pemah
sekolah
Tdklblm tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA +
Perdesaan
Tdk/blm
pemah
sekolah
Tdk/blm tamat SD
Tamat SD .
Tamat SL TP
Tamat SLTA +
Total
Tdk/blm
pemah
sekolah
Tdk/blm tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA+
(3)
2006
2007
(5)
Perempuan Laki-Iaki
(6)
(7)
2,26
0,89
0,46
0,361
0,73
0,57
17,29
29,61
24,62
26,13
12,21
26,28
25,13
35,39
13,47
19,05
19,51
47,50
10,191
20,151
15,531
53,76
11,22
24,51
21,34
42,20
9,97
21,52
18,91
49,04
7,08
3,89
0,79
0,721
0,24
0,70
26,87
45,73
14,17
6,15
24,10
45,19
17,61
9,2.1
9,45
40,16
23,62
25,98
14,49
34,78
18,84
31,16
12,50
40,63
22,66
24,22
7,75
36,62
29,58
25,35
5,67
3.04
0,50
0,41
0,651
0,58
24,01
40,91
17,29
20,63
39,67
19,80
. 13,01
21,46
19,98
10,74
22,02
15,96
1l,36
26,29
21,49
9,72
23,22
20,12
12,12
16,85
45,04
50,87
40,22
46,36
II
46
Tabel 2.16
Jumlah Sekolah, Ruangan Kelas, Murid dan Guru
Menurut Jenis Sekolah 2007/2008
No
Jenis Sekolah
Sekolah
Kelas
Guru
Murid
Tk
103
269
412
5.262
SD
103
790
1.788
1.9156
SLB
20
36
84
SMP
40
316
791
7.600
SLTA
19
179
540
7.590
SMK
13
117
386
3281
Tabel 2.17
Jumlah Sekolah, Kelas, Murid dan Guru pada Taman Kanak-kanak
Menurut Status Dirinci Per Kecamatan
Sekolah
Kecamatan
(1)
Negeri Swasta
(2)
(3)
Kelas
Jumlah
(4)
Negeri
Swasta
(5)
(6)
Jumlah
(7)
1. Pahandut
33
33
90
90
2. Sabangau
19
21
3. Jekan Raya
46
47
130
132
4. Bukit Batu
13
13
21
21
5. Rakumpit
Jumlah
100
103
263
269
II
47
Guru
Negeri
Swasta Jumlah
Negeri
Swasta
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
1.889
1.889
84
73
157
2. Sabangau
20
273
293
17
15
32
3. Jekan Raya 87
2.608
2.695
90
108
198
4. Bukit Batu
289
289
17
21
5. Rakumpit
18
78
96
Jumlah
125
5.137
5.262
198
214
412
Tabel 2.18
Jumlah Sekolah, Kelas, Murid Dan Guru Pada Sekolah Dasar (SD)
Menurut Status Dirinci Per Kecamatan 2007/2008
Sekolah
Kecamatan
(1)
Kelas
Negeri
Swasta
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
32
35
269
19
288
2. Sabangau
58
58
3. Jekan Raya
34
36
277
30
307
4. Bukit Batu
14
15
86
93
5. Rakumpit
44
44
Jumlah
97
103
734
56
790
II
48
Murid
Negeri
Swasta
(2)
(3)
(1)
Guru
Jumlah
Negeri
(4)
Swasta
(5)
Jumlah
(6)
(7)
1. Pahandut
5.710
158
5.868
508
57
565
2. Sabangau
1.448
1.448
97
10
107
3. Jekan Raya
8.892
1.074
9.966
811
95
906
4. Bukit Batu
1.377
18
1.395
141
144
5. Rakumpit
479
479
66
66
Tahun
2007/2008
17.906
19.156
1.623
165
1.250
1.788
Tabel 2.19
Jumlah Sekolah, Kelas, Murid Dan Guru Pada Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Menurut Status Dirinci Per Kecamatan 2007/2008
Sekolah
Kecamatan
Kelas
Negeri
Swasta
Jumlah
Negeri
Swasta Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
13
66
59
125
29
29
13
74
52
126
4. Bukit Batu 5
25
25
5. Rakumpit
11
11
Jumlah
25
15
40
205
111
316
2.
4
Sabangau
3.
Jekan
6
Raya
II
49
Murid
Guru
Negeri
Swasta
Jumlah
Negeri
Swasta
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2.279
936
3.215
253
50
303
516
516
57
64
2.235
1,010
3.245
234
90
325
515
515
58
14
72
109
109
18
27
5.654
1.946
7.600
621
170
791
Tabel 2.20
Jumlah Sekolah, Kelas, Murid Dan Guru Pada
Sekolah Menengah Umum (SMU) Menurut Status Dirinci Per Kecamatan
Sekolah
Kecamatan
Kelas
Negeri
Swasta
Jumlah
Negeri
Swasta
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
51
66
117
2. Sabangau
3. Jekan Raya
37
13
50
4. Bukit Batu
90
5. Rakumpit
13
19
94
85
179
II
50
Guru
Negeri
Swasta
Jumlah
Negeri
Swasta
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
1.888
4.54
220
63
283
2. Sabangau
67
67
1.887
664
2.551
153
57
210
4. Bukit Batu
275
152
427
38
40
5. Rakumpit
4.819
2.771
7.590
412
128
540
3.
Raya
Jekan
Jumlah
Tabel 2. 21
Jumlah Sekolah, Kelas, Murid Dan Guru Pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menurut Status Dirinci Per Kecamatan
Sekolah
Kecamatan
Kelas
Negeri
Swasta
Jumlah
Negeri
Swasta
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
82
13
95
2. Sabangau
3. Jekan Raya 0
18
18
4. Bukit Batu
5. Rakumpit
Jumlah
13
86
31
117
II
51
Murid
Guru
Negeri
Swasta
Jumlah
Negeri
Swasta
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pahandut
2.421
209
2.630
263
41
304
52
547
547
17
56
73
2.
52
Sabangau
3.
Jekan
0
Raya
4. Bukit Batu
52
52
5. Rakumpit
Jumlah
2.525
756
3.281
287
99
386
e. Perguruan Tinggi
Perkembangan perguruan tinggi di Kota Palangka Raya terus menunjukkan
peningkatan baik secara kuantitas dan kualitas. Sampai dengan tahun 2007/2008,
perkembangan perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Palangka Raya mencapi
21 buah yang ditunjukkan di Tabel berikut.
II
52
Tabel 2.22
Nama-Nama Perguruan Tinggi Menurut Status di Kota Palangka Raya
No
Alamat
Status
Pengelola
(1)
(2)
(3)
Jl.
Yos
Kampus
Nyaho
(4)
(5)
Negeri
Depdiknas RI
Jl. G.Obos
Negeri
Depag RI
Negeri
Depag RI
Negeri
Depag RI
Universitas Muhammadiyah
Disamakan
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
10
Terdaftar
11
STIH
Tambun
Palangka Raya
Terdaftar
12
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
13
14
Bungai
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Pertanian (STIP) Palangka
Raya
Akademi Sekretaris dan
Managemen
Indonesia
(ASMI) Palangka Raya
Sudarso
Tunjung
15
AMIK PPKIA
16
17
Akademi
Komunikasi
(AKOM) Palangka Raya
Jl. M. H. Thamrin
No.1
Ijin
Penyelenggara
an
Ijin
Penyelenggara
an
Dalam
Proses
Ijin
Penyelenggara
an
Dalam
Yayasan
Muhammadiya
h
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
II
53
18
19
Akademi
Gizi
Depkes
Palangka Raya
Politeknik
Kesehatan
Palangka Raya
20
21
Proses
Jl. G. Obos
Depkes
Depkes
Ijin
Penyelenggaar
aan
Dalam
Proses
Kopertis
Wilayah
XI
Kalimantan
Terdaftar
Depag RI
II
54
secara efisien.
Jalan Kolektor : Yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul, dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
Jalan Lokal :
Selain itu pengklasifikasian ini selanjutnya dibedakan lagi kedalam system jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.I
- Sistem jaringan jalan primer diturunkan dari keterkaitan antar kota dalam suatu
wilayahtertentu, dalam hal ini perlu dilihat kedudukan kota terhadap wilayah yang
lebih luas, dan sistem jaringan jalan yang menghubungkan antar kota ini.
- Sistem jaringan jalan sekunder dilihat dari kegiatan kota secara internal. Dalam hal ini
perlu dilihat bagaimana sistem aktivitas kota, skala pelayanan-kegiatan, serta pusatpusat kegiatan yang ada.
c. Status Jalan (Kewenangan)
Jaringan jalan kota Palangka Raya yang terdiri dari 489 ruas dan terbagi pada 4
(empat) klasifikasi fungsi, secara status (kewenangan) ditangani oleh Pusat, Propinsi
Kalimantan Tengah dan kota Palangka Raya. Status (kewenangan) jalan kota Palangka
Raya dari data yang terkompilasi dapat dirinci sebagai berikut:
Jalan arteri dan kolektor yang termasuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi
kewenangan oleh Pusat dan Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah.
Jalan lokal dan lingkungan yang secara keseluruhan merupakan Jalan Kota
kewenangan Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya.
Dari hasil kompilasi data sekunder yang bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum
Kimpraswil Kota Palangka Raya, dapat diinventarisir jumlah jalan berdasarkan status
jalan, sebagai berikut:
Status Jalan Nasional : 103,650 km
Status Jalan Propinsi : 57,000 km
II
55
II
56
2002
2003
2004
2005
2006
2007
226.79
85.6
73.28
8 3.87
105,67
167,805
66.91
114.51
168.91
178.971
188,24
211,520
180.48
130.5
375.02
299.154
289,89
333,673
JUMLAH
RUSAK
BERAT
118.71
178.29
211.22
266.434
244,63
115,432
592.89
508.90
828.43
828.43
828,43
828,43
Dari data di atas terlihat bahwa setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan
panjang dan jumlah ruas jalan di wilayah Kota Palangka Raya, di mana dari segi
kondisi jalan sampai dengan tahun 2006, kondisi baik mencapai panjang 105,67 km,
sedang sepanjang 188,24 km, rusak sepanjang 289,89 km dan rusak berat mencapai
panjang 244,63 km.
Selanjutnya dari segi jenis permukaan, maka panjang jalan diwilayah Kota
Palangka Raya sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 2.24.
Jenis permukaan jalan di wilayah Kota Palangka Raya
TAHUN
2007
2006
2005
2004
2003
2002
Prosentase
2007
Jenis Permukaan
Aspal
Kerikil
Tanah
Lainnya
Jumlah
502,47
453.24
431.45
296.83
253.48
369.22
85,09
27.46
18.18
6.06
5.31
27.35
230,87
347.73
378.79
525.54
250.11
95.12
0
0
0
0
0
101.2
828,43
828.43
828.42
828.43
508.90
508.90
60,06
10,27
27,86
0.00
100.00
II
57
Berdasarkan hasil pendataan dan pengolahan data, maka kondisi ruas jalan
yang ada di Kota Palangka Raya sampai dengan tahun 2007 ini secara keseluruhan
memiliki panjang 874,516 km dan total jumlah ruas jalan adalah sebanyak 1.057 ruas
jalan, dengan erincian sebagai berikut :
Tabel 2.25.
Kondisi jalan pada setiap Kecamatan Kota Palangka Raya
Rusak berat
Rusak
Baik
Sedang
Kondisi (km)
Tanah
Kerikil
Aspal lapen/latasir
burtu
Panj ruas km
N
o
Jumlah ruas
Nama kecamatan
1 2
10
11
12
1 Bukit Batu
51
100.825
1 .700
52.545
1 .300
45.280
1.700
30.170
60.295
8 .660
2 Jekan Raya
613
328.158
3 9.765
126.363
5 .060
156.970
30.440
73.737
95.701
128.280
3 Pahandut
222
111.506
30.410
50.565
30.531
21.875
41.525
21.341
26.765
4 Sabangau
158
178.777
2 .370
23.520
152.887
16.920
22.667
114.440
24.750
5 Rakumpit
13
155.250
8.650
146.600
5.150
111.250
3 8.850
JUMLAH
1057
874.516
74.245
261.643
6.360
532.268
70.935
173.249
403.027
227.305
58
terdapat 3 buah terminal perintis/mini yaitu terminal Mihing Mahasa di Jl. Darmo
Sugondo untuk angkutan kota, terminal Data Manuah di Jl. Yos Sudarso untuk arah
Pulang Pisau dan terminaL Beringin di Pahandut Seberang. Di tahun 2007 juga mulai
dibangun Terminal Tipe A di Jl. Mahir Mahar km. 14,5 yang akan melayani antara kota
dan antar provinsi.
Dermaga yang dimiliki berupa dermaga LLASD berjumlah 12 yaitu:
1. Dermaga LLASD Rambang
2. Dermaga LLASD Flamboyan
3. Dermaga LLASD Tangkiling
4. Dermaga LLASD Kereng Bangkirai
5. Dermaga LLASD Sei Gohong
6. Dermaga LLASD Kanarakan
7. Dermaga LLASD Petuk Bukit
8. Dermaga LLASD Gaung Baru
9. Dermaga LLASD Panjehang
10. Dermaga LLASD Takaras
11. Dermaga LLASD Bukit Sua
12. Dermaga LLASD Mungku Baru
RPIJM
2.4.2. Sarana dan Prasarana Dasar Lainnya
a. Air Minum.
PDAM Kota Palangka Raya sebagai Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Kota
Palangka Raya, dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Palangka Raya Nomor 1 Tahun 1986, namun sebelumnya Kota Palangka Raya sudah
mempunyai sistem pelayanan air minum sejak tahun enam puluhan dengan kapasitas
yang sangat terbatas yaitu 15 L/dt yang dikelola oleh SAM (Saluran Air Minum) di
bawah Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah.
Penyediaan kebutuhan sarana air bersih di Kota Palangka Raya terbatas hanya
pada daerah perkotaan terutama pada pusat kota (Kelurahan Pahandut, Langkai, dan
KelurahanPalangka). Pelayanan sarana air bersih untuk masa mendatang diharapkan
akan lebih luas lagi cakupannya, sehingga lebih banyak penduduk yang dapat
menikmati pelayanan air bersih. Pelayanan sarana air bersih di Kota Palangka Raya
dilaksanakan oleh badan usaha daerah yaitu PDAM. Untuk memperlihatkan gambaran
II
59
jumlah pelanggan dan pemakaian air bersih yang dilayani oleh PDAM Kota Palangka
Raya dapat dilihat pada Tabel 2.26.
Tabel 2.26.
Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Air Di Kota Palangka Raya
tahun 2002-2007
Jumlah
Pelanggan
Pemakaian Air
(M3)
No
Tahun
2002
10.009
1.980.843
2003
10.863
2.286.291
2004
11.777
2.405.599
2005
11.927
2.652.874
2006
13.385
5.345.440
2007
14.375
5.694.175
60
Tabel 2.27
Sarana Persampahan di Kota Palangka Raya Tahun 2006
No
Jenis
Jumlah
Kapasitas
Truck Sampah
10
180 m3/hari
120 m3/hari
Gerobak Sampah
20
25 m3/hari
TPS
177
597 m3/hari
TPA
10 ha
61
II
62
2. Ketertiban Masyarakat
Ketertiban masyarakat merupakan upaya menciptakan stabilitas Kota Palangka
Raya dalam mewujudkan terpeliharanya keadaan yang aman dan tertib dalam
kehidupan masyarakat. Pada tahun 2007 jenis pelanggaran/tindak kejahatan yang
terjadi sebanyak 645 kasus terdiri dari perjudian 44 kasus, pembunuhan 4 kasus,
penganiayaan 18 kasus, curanmor 46 kasus, curbis 78 kasus, curat 82 kasus,
Jenis Pelanggaran
Jumlah kasus
Curat
82
Curbis
78
Curanmor
46
Penggelapan
46
Perjudian
44
48
Sajam
33
Anirat
33
Psikotropika
29
10
Aniaya
18
11
Pemerasan
17
12
Miras
12
13
Penipuan
19
14
140
Jumlah
645
II
63
3. Hukum
Pembangunan Hukum yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai di bidang
hukum secara umum masih dirasakan bahwa penegakan supremasi hukum berdasarkan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia belum
sepenuhnya terwujud.
Pada tahun 2007 total jumlah perkara yang masuk kejaksaan negeri Kota
Palangka Raya adalah sebanyak 645 buah, terdiri dari 587 buah perkara biasa, 29
buah perkara narkotika dan lainnya 19 buah. Jenis perkara yang masuk kejaksaan
negeri pada tahun 2007 lebih sedikit apabila dibandingkan tahun 2005 yang
mencapai 607 buah perkara atau mengalami penurunan sebesar 15,98%. Secara
umum jenis perkara yang masuk kejaksaan mengalami penurunan, untuk jenis perkara
biasa mengalami penurunan 19,92%, narkotika mengalami penurunan 34,62 dan
lainnya mengalami penurunan 42,43. Jenis perkara korupsi mengalami hal yang
sebaliknya yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 2,85%.
4. Politik
Di Kota Palangka Raya pada tahun 2004 terdapat 24 partai politik. Total
jumlah pemilih pada pemilu legislatif tahun 2004 adalah sebanyak 114.119 orang,.
Pada pemilu Pilpres Jumlah pemilih adalah sebanyak 120.627orang, dengan jumlah
TPS sebanyak 502 buah. Pada Pilkada Gubernur 2005 Jumlah pemilih sebanyak
126.098orang, dengan jumlah TPS sebanyak 502 buah.. Sedangkan pada Pilkada
Kota 2008 jumlah pemilih sebanyak 128.800 orang dengan jumlah TPS 350 buah.
Jumlah partai politik tahun untuk Pemilu 2009 di Kota Palangka Raya 38 parpol
dengan jumlah calon anggota legislatif 590 orang.
II
64
Tabel 2.40
Asal Partai dan Jumah Keanggotaan DPRD Kota Pemilu 2004
No
Partai
Partai Demokrat
10
11
Jumlah
25
II
65
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi,
penambahan
investasi
dan
II
66
II
67
masuk dalam salah satu yang baik untuk kategori kabupaten hasil pemekaran di
Indonesia.
15. Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka
dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi
produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi
permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan.
16. Revitalisasi pasar yang mencakup kebersihan, kualitas sarana prasarana,
keamanan dan ketertiban sehingga dalam lima tahun ke depan pasar yang ada
dapat melayani lebih profesional.
17. Perencanaan Detail Tata Ruang Kota Palangka Raya pada tahun 2013
diharapkan mencapai 100% dari seluruh kawasan di Kota Palangka Raya.
Panjang jalan dalam kondisi baik pada tahun 2013 direncanakan sebesar
292,805 km (35,34). Kondisi rumah di Kota Palangka Raya pada tahun 2013
yang layak huni mencapai 70% dari seluruh rumah yang ada. Penerangan Jalan
Umum untuk jalan kampung dan lingkungan berjumlah 50 % kampung sudah
memperoleh penerangan jalan umum.
18. Pada tahun 2013 pengelolaan sampah oleh Kelompok Rumah Tangga secara
mandiri dengan penerapan metode 3 M (Mengurangi, Memanfaatkan Kembali
dan Mendaur Ulang) melalui pemilahan sampah ditargetkan mulai dilaksanakan
dan diharapkan terjadi peningkatan efisiensi pengelolaan sampah serta
meningkatkan umur pakai TPA.
19. Sampai dengan tahun 2013 seluruh rumah tangga dapat menjangkau pelayanan
air bersih baik melalui sistem perpipaan maupun non perpipaan. Pelayanan air
bersih melalui perpipaan direncanakan melayani 70% dari total kebutuhan air
bersih penduduk dicapai dengan peningkatan kualitas air bersih dan peningkatan
II
68
jumlah pemakai air bersih, sedangkan sisanya sebesar 30% menggunakan fasilitas
non perpipaan baik melalui sumur perorangan maupun sumber lainnya 30% serta
sumur komunal 20%.
20. Dalam peningkatan pelayanan transportasi khususnya angkutan umum masal yang
tertib, aman, tepat waktu dan mengutamakan keselamatan penumpang dilakukan
kerjasama swasta. Pada tahun 2013 diperkirakan jumlah bus antar kabupaten
sebanyak 60 dan travel diperkirakan jumlah armada travel 120 unit.
21. Program pembebasan tanah untuk kepentingan publik akan ditingkatkan, sehingga
pada tahun 2013 di 30 Kelurahan telah memiliki minimal satu kapling tanah
didukung oleh
mewujudkan
II
69
II
70
II
71
II
72
16. Permasalahan dan tantangan mengenai Prasarana kota Palangka Raya terutama
aspek transportasi darat adalah masih panjangnya kondisi jalan yang berupa jalan
tanah.
17. Memperhatikan usia kotanya yang baru mencapai 50 tahun dan masih luasnya
kawasan yang direncanakan sebagai kawasan terbangun kota, peluang
menjadikan kota Modal, Model dan Modern seperti yang dicitacitakan para
pendiri kota masih sangat terbuka luas.
18. . Bahwa indikator kinerja dalam RENSTRA untuk periode 2003 - 2008, khususnya
yang menyangkut bidang pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, ICOR, dan
PAD serta APBD sudah terlampaui. Keberhasilan ini merupakan cerminan bahwa
dalam aktivitas Pemerinfahan Kota (eksekutif dan legislatif) telah terwujud
sinergisitas dalam memacu pembangunan Kota Palangka Raya.
II
73
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
yang
baru.
Dalam
pengelolaan
Sedangkan sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan
74
menduduki peringkat lebih baik dari 13 kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan
Tengah. Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian agar terjadi peningkatan PDRB
bagi pertumbuhan ekonomi di masa-masa datang. Di tahun 2007 pertumbuhan sektor
yang menonjol antara lain sektor pertambangan dan penggalian 15,27 %, diikuti
oleh sektor Industri Pengolahan 9,86%, bangunan/konstruksi 9,6 %, sektor
perdagangan, hotel, dan restoran, jasa-jasa 9,57 %, sektor jasa,
sebesar 8,23 %,
sektor pertanian
listrik, gas dan air bersih 7,46%. Sektor lain yang juga mengalami
Daerah,
untuk
membiayai
layanan-layanan
yang
diberikan,
sehingga
dalam
pelaksanaan layanan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dan diandalkan untuk
meningkatkan penerimaan daerah adalah dengan menggali sumber-sumber
pungutan daerah yang baru berdasarkan ketentuan yang
memenuhi kriteria
III |
75
III |
76
III |
77
tidak
mendapatkan
hambatan
dalam
mengakses
informasi
belanja.
daerah
tahun
2008-2013
diperkirakan
akan
mengalami
III |
78
sangat terkait dengan aktifitas ekonomi daerah. Untuk itu Pemerintah Daerah dapat
berperan dalam memberikan insentif dan dorongan aktifitas perekonomian daerah.
Perkiraan pendapatan daerah ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya 2009-2013
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
Pendapatan
Asli Daerah
Dana
Perimbangan
Lain-lain
Pendapatan
Sah
PENDAPATAN
DAERAH
24.714.217.476
25.949.928.350
27.247.424.767
28.609.796.005
130.040.285.806
414.582.842.100
435.311.984.205
457.077.583.415
479.931.462.586
503.928.035.715
79.476.858.300
83.450.701.215
30.107.101.201
31.612.456.261
33.193.079.074
574.676.567.931
603.410.396.327
576.064.781.069
604.868.020.122
635.111.421.128
2. Belanja Daerah
Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektifitas,
transparansi, akuntabilitas dan penetapan prioritas alokasi anggaran. Selain itu,
kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan
dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik.
Secara spesifik, efisiensi dan efektifitas belanja harus meliputi pos-pos belanja.
Belanja daerah dikelompokkan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
yang masing-masing kelompok dirinci ke dalam jenis belanja. Untuk Belanja Tidak
Langsung, jenis belanjanya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi,
Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil,
dan Belanja Tidak Terduga. Sementara itu, untuk Belanja Langsung, jenis belanjanya
terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.
a. Belanja Tidak Langsung
Untuk tahun anggaran 2009 pemerintah menetapkan menaikkan gaji PNS. Tentunya hal
ini akan berpengaruh pada APBD Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun Anggaran
2009 Dlam lima tahun ke depan pemerintah akan menaikkan gaji pegawai negeri sipil,
III |
79
sehingga selama lima tahun mendatang diperkirakan Belanja Tidak Langsung akan
mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama untuk biaya gaji tetap. Kenaikan
gaji pegawai negeri sipil tersebut dibiayai oleh sumber pendapatan DAU. Dengan
demikian kenaikan gaji pegawai diharapkan dapat diikuti oleh kenaikan DAU. Belanja
yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja bantuan sosial.
Alokasi bantuan sosial diarahkan kepada masyarakat dan berbagai organisasi baik
profesi maupun kemasyarakatan. Tujuan alokasi belanja bantuan sosial adalah sebagai
manifestasi pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. Mekanisme anggaran yang
dilaksanakan adalah bersifat block grant, artinya masyarakat dapat merencanakan
sendiri sesuai dengan kebutuhan, dengan tidak keluar dari koridor peraturan yang
berlaku. Selain itu, komitmen Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan dan kesehatan juga berimplikasi pada meningkatnya belanja subsidi
pendidikan dan kesehatan yang juga akan berpengaruh pada peningkatan Belanja
Tidak Langsung dalam lima tahun ke depan.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan langsung
dengan program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja
langsung disesuaikan dengan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran,
dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Belanja Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta
Belanja Modal. Belanja Pegawai dalam Belanja Langsung ini
berbeda dengan Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung, Belanja Pegawai
pada Belanja Langsung antara lain untuk Honorarium, Uang Lembur, Belanja Beasiswa
Pendidikan, danBelanja Kursus. Sementara itu, Belanja Langsung untuk jangka waktu lima
tahun ke depan diarahkan pada pencapain visi dan misi Kota Palangka Raya, antara
lain untuk peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, kesehatan, pengurangan
kemiskinan, perbaikan infrastruktur untuk mempercepat peningkatan akses masyarakat
dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk masingmasing kegiatan juga diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, khusus untuk Belanja
Modal, pengeluaran belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk
membangun sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya visi Kota Palangka
III |
80
2009
2010
2011
2012
2013
Belanja
Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
BELANJA
DAERAH
285.920.948.933
300.216.996.379
315.229.235.348
330.990.697.115
347.540.231.971
288.755.618.998
303.193.399.948
318.353.069.946
325.236.146.720
341.497.954.056
574.676.567.931
603.410.396.327
633.582.305.294
656.226.843.835
689.038.186.027
III |
81
III |
82
Tabel 3.3
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2008 2013
( Jutaan Rupiah )
URAIAN
PENDAPATAN
DAERAH
Pendapatan
Asli Daerah
Dana
Perimbangan
Lain-lain
Pendapatan
Sah
BELANJA
DAERAH
Belanja Tidak
angsung
Belanja
Langsung
SURPLUS /
(DEFISIT)
PEMBIAYAAN
DAERAH
Penerimaan
Daerah
Pengeluaran
Daerah
SILPA
2009
2010
2011
2012
2013
574.676.567.931
603.410.396.327
576.064.781.069
604.868.020.122
635.111.421.128
24.714.217.476
25.949.928.350
27.247.424.767
28.609.796.005
130.040.285.806
414.582.842.100
435.311.984.205
457.077.583.415
479.931.462.586
503.928.035.715
79.476.858.300
83.450.701.215
30.107.101.201
31.612.456.261
33.193.079.074
574.676.567.931
603.410.396.327
633.582.305.294
656.226.843.835
689.038.186.027
288.755.618.998
303.193.399.948
318.353.069.946
325.236.146.720
341.497.954.056
574.676.567.931
603.410.396.327
633.582.305.294
656.226.843.835
689.038.186.027
2.877.559.578
2.862.688.937
2.848.474.547
2.835.217.670
3.995.480.293
III |
83
III |
84
III |
III |
III |
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Sesuai dengan kondisi objektif daerah dan perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan
pembangunan lima tahun terakhir (2003-2008), beberapa isu-isu strategis kota Palangka
Raya sebagai berikut.
4.1. Isu dan Permasalahan Strategis Pelayanan Umum
Isu strategis pelayanan umum akan mencakup pengambilan/pengumpulan sampah
kota, pengendalian kejahatan, pemadam kebakaran, kenyamanan transportasi kota
dan antardaerah, sarana terminal, fasilitas rekreasi, dan kelistrikan.
1. Bertambahnya penduduk dan berkembangan pusat-pusat perniagaan membuat
volume sampah akan semakin banyak sementara armada dan tempat pembuangan
sampat sementara masih terbatas. Asumsi timbulan sampah adalah 2 lt/orang/hari
untuk sampah domestik dan sampah komersil sebesar 15% sampah. Proyeksi volume
timbulan sampah:
IV
84
Kondisi
penambahan personil yang terlatih. Hal tersebut perlu karena rasio personil dengan
jumlah penduduk masih sangat sedikit sehingga pelayanan umum pada bagian ini
sangat perlu mendapat perhatian.
3. Sektor transportasi kota khususnya transportasi darat menjadi unsur penting bidang
pelayanan umum karena semakin bagusnya akses jaringan jalan ke semua wilayah
baik antar kecamatan, kabupaten, hingga antarprovinsi mesti diimbangi dengan
jasa layanan angkutan secara terpadu untuk memenuhi lalu lintas jalan barat-timur
dan utara-selatan. Kondisi sarana dan prasarana sektor angkutan, khususnya
terminal yang memadai dan modern masih belum dimiliki oleh kota Palangka Raya.
Pada saat ini pelayanan terminal belum terpadu dan ditambah lagi dengan
berbagai angkutan umum yang beroperasi di badan jalan terutama poros selatan
sangat berisiko karena parkir yang mengambil badan jalan dan di jalur hijau. Hal
lain adalah tarif resmi yang ditetapkan oleh masing-masing pemilik jasa angkutan
bervariasi sehingga dapat menimbulkan kompetisi yang tidak sehat disektor
angkutan secara umum.
Penyelesaian Pembangunan Terminal type A (Antar Kota Antar Provinsi atau
AKAP) di jl. Mahir Mahar (Lingkau Luar) yang pembangunannya didukung dari
dana APBN dan APBD Provinsi serta dukungan dari APBD Kota Palangka Raya
merupakan prioritas dan menjadi isu strategis dalam bidang perhubungan.
4. Seiring dengan perkembangan kota dan pertambahan penduduk, dibutuhkan
penambahan kapasitas daya listrik untuk mencapai kapasitas yang dibutuhkan.
Pada saat ini banyak fasilitas perumahan, jasa, dan sebagian gedung-gedung
perkantoran swasta termasuk hotel, perbankan, dan ruko belum bisa beroperasi
karena ketiadaaan pasokan listrik. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap
aktivitas ekonomi masyarakat dan akan berimbas kepada upaya kota untuk
meningkatkan pelayanan di sektor ekonomi sekaligus untuk meningkatkan PAD kota
di masa lima tahun ke depan.
4.2. Isu dan Permasalahan Strategis Ketertiban dan Ketertiban dan Keamanan
4.2.1. Masalah Sosial
Berdasarkan hasil penelitian Joni Bungai dkk (2006) dan Widen dkk (2006), beberapa
permasalah sosial yang ada pada Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah sebagai
IV
85
berikut:
1. Pertama, perkelahian yang dipicu oleh miras, narkoba, dan judi
2. Kedua, pemeliharaan ternak ayam, babi, dan anjing di lingkungan padat
penduduk
3. Ketiga, barak dan tempat indekos sebagai sarang kumpul kebo dan selingkuh dan
kurang pengawasan dan belum ada aturan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya.
4. Keempat, angka kemiskinan dan pengangguran relatif masih tinggi dan lapangan
pekerjaan masih sedikit dan sulit.
5. Kelima, terbatasnya tenaga kerja berkualitas dan yang sesuai dengan kebutuhan
pasar
6. Keenam, akhir-akhir ini banyak pengemis, pengamen, gelandangan, dan PSK yang
berkeliaran siang dan malam dalam Kota Palangka Raya.
7. Ketujuh, bandar judi dadu gurak selalu memanfaatkan lingkungan keluarga yang
sedang berdukacita, khususnya orang Dayak yang beragama Kristen. Sedangkan
Bandar dadu gurak sendiri datang dari luar kota Palangka Raya.
8. Kedelapan, kehadiran pedagang kaki lima (PKL) dalam Kota Palangka Raya
semakin kurang teratur dan justru membuat kota menjadi kotor dan kumuh.
4.3. Isu dan Permasalahan Strategis Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Tenaga Kerja
1. Rata-rata Pertumbuhan ekonomi kota Palangka Raya dalam lima tahun terakhir
mencapai 5,12 persen. Selama kurun waktu tersebut, pertumbuhan ekonomi belum
mencapai angka 6 persen atau lebih. Jika dicermati lebih jauh struktur ekonomi
kota dari tahun 2000 sampai dengan 2007 didominasi oleh 3 sektor utama, yaitu
jasa-jasa (34,38 persen), pengangkutan dan komunikasi (21,41 persen), dan
perdagangan, hotel, dan restoran (15,34 persen). Ketiga sektor tersebut tergolong
sektor tersier dan pada umumnya sektor ini pulalah yang mendorong pertumbuhan
ekonomi kota-kota lainnya.
Meskipun sektor jasa-jasa memberi kontribusi lebih
besar dalam
pertumbuhan dan PDRB namun bila dicermati besarnya kontribusi ini lebih didorong
oleh peran pemerintah umum yaitu oleh administrasi pemerintah dan pertahanan
serta jasa pemerintah lainnya (88 persen). Dengan demikian, sektor swasta hanya
berperan sekitar 12 persen. Hal ini berarti perekonomian kota Palangka Raya
IV
86
barang
dari
Banjarmasin
dan
kota-kota
di
pulau
Jawa.
Ironisnya, berdasarkan catatan BI Palangka Raya, tiap bulan perbankan kota itu
hanya mampu menghimpun dana Rp100 miliar, sementara pasokan uang yang
harus dikeluarkan perbankan mencapai Rp350 miliar. Akibatnya, Bank Indonesia
tiap bulan harus memasok tambahan uang kartal dalam jumlah Rp250 miliar ke
pasar sebagai aliran dana keluar bersih. Jumlah sebesar ini ternyata selalu habis
dibelanjakan.
Pola konsumtif warga Kota Palangka Raya terlihat dari minimnya upaya
warga memenuhi kebutuhan akan komoditas karena selalu mengandalkan pasokan
dari luar daerah. Dari 22 komoditas yang dikonsumsi warga, hanya tiga yang
diproduksi sendiri yaitu ikan segar, jagung dan sayur-sayuran. Sisanya, 19
komoditas harus dibeli dari Banjarmasin atau Jawa.
Kondisi ini membuat arus uang di Palangka Raya tidak sebanding karena
uang yang keluar lebih banyak daripada yang masuk. Kurangnya sektor produktif
yang menghasilkan barang dan jasa menyebabkan ekonomi Palangka Raya
kurang berkembang karena uang yang beredar justru dinikmati warga daerah lain,
terutama Banjarmasin.
Dalam posisi seperti ini Kota Banjarmasin maju pesat karena uang dari
Palangka Raya selalu masuk ke daerah itu. Pemerintah daerah bisa menggerakkan
sektor produktif untuk mengurangi ketergantungan komoditas dari daerah luar
sekaligus menekan arus uang keluar daerah.
IV
87
IV
88
IV
89
g. Pertambangan
1. Potensi pasir kwarsa, kaolin, dan batu bara cukup besar, namun masih belum
diekspoitasi, karena membutuhkan modal besar serta dukungan prasarana
terutama transportasi.
2. Tantangannya dalam ekplorasi dan eksploitasi bahan tambang adalah menarik
investor untuk menanam modalnya di bidang pertambangan di wilayah kota
Palangka Raya, dengan ketentuan diterapkannya good mining practise yaitu
pengelolaan pertambangan yang
(berkelanjutan).
h. Peternakan
1. Peternakan masih dalam skala kecil oleh rumah tangga,
2. Bibit ternak, terutama sapi dan ayam buras masih berasal dari luar,
3. Pakan ayam masih tergantung pasokan dari luar daerah,
4. Dengan permasalahan seperti tersebut di atas, tantangan untuk masa akan
datang adalah peningkatan skala usaha, dan seiring dengan diperlukan inovasi
dengan menggunakan komponen lokal untuk pakan ternak,
4.4. Isu dan Permasalahan Strategis Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang Daerah
4.4.1. Lingkungan Hidup
Isu-isu lingkungan hidup yang dihadapi Kota Palangka Raya adalah:
1. Perbedaan permukaan air yang tinggi antara muka air sungai Sabangau dengan
Kahayan dan Rungan terutama pada musim hujan akan dapat berubah menjadi
bencana banjir bagi kota Palangka Raya apabila hutan disepanjang sungai
Sabangau tidak terpelihara dengan baik dan ancaman pada musim kemarau
adalah kebakaran lahan dan hutan.
2. Akibat dari faktor alami yaitu letak Kota Palangka Raya yang berada pada
dataran rendah sungai Kahayan, Rungan dan Sungai Sabangau, dengan komposisi
tanah bergambut tipis dengan lapisan bawah berpasir dan untuk daerah pinggir
sungai berjenis tanah aluvial yang umumnya rendah merupakan kawasan rawan
banjir.
3. Akibat budaya sungai dimana semenjak dahulu kala masyarakat Kalimantan
Tengah bermukim disepanjang bantaran sungai, maka permukiman penduduk
IV
90
banyak yang berada pada pinggir sungai padahal kawasan tersebut adalah
kawasan rawan banjir dan cenderung untuk berkembang menjadi kawasan kumuh.
4. Sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, sarana dan prasarana
sanitasi lingkungan masih kurang, jangkauan pelayanan air bersih yang masih
terbatas dan saluran drainase yang kurang berfungsi optimal akibat kurangnya
kesadaran akan pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga.
5. Pengembangan dan penyediaan kawasan hijau terbuka dirasakan kurang
memadai, sementara itu di luar pusat kota, konversi lahan berhutan untuk
penggunaan lainnya terus berlangsung atau dibiarkan menjadi lahan tidur akan
beresiko menjadi kawasan rentan terbakar pada musim kemarau.
6. Penambangan pasir dan batu belah pada kawasan diluar pusat kota tidak
dibarengi dengan upaya reklamasi..
7. Penggunaan air tanah oleh sebagian besar rumah tangga sebagai sumber air bersih
berpotensi untuk menurunkan kuantitas dan kualitas sumber air tanah
4.4.2. Penataan Ruang
1. Bahwa luas wilayah Kota Palangka Raya sejak tahun 2003 yang dinyatakan
sebesar 2.678,51 km2 masih belum mendapat pengakuan dari pemerintah
Kabupaten tetangga (yang berbatasan) dan dari pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah.
2. Disiplin penggunaan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota Palangka Raya
masih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sehingga potensial untuk menimbulkan
konflik penggunaan ruang terutama pada kawasan strategis bagi kegiatan
perekonomian dan atau pada kawasan yang sedang berkembang.
3. Permasalahan dan tantangan Penataan Kota di Palangka Raya pada dasarnya
adalah ketidakkonsekuensinya antara perencanaan dan realita. Hal ini disebabkan
karena produk Perencanaan Kota yang dihasilkan tidak langsung dibuat dasar
hukumnya dan produk perencanaan kota tersebut kurang dipublikasikan kepada
publik.
4. Kualitas Situs Bersejarah yang menurun bahkan menghilang, hilangnya image
arsitektur lokal dengan adanya perkembangan bahan atap berpola genteng yang
merupakan image arsitektur Jawa.
5. Semakin
berkembangnya
kepemilikan
lahan
secara
pribadi
dan
semakin
IV
91
Kelurahan Palangka.
melibatkan peran swasta (untuk perumahan yang terorganisir) dan posisi pemko adalah
pemberian ijin. Kedua, peran kelompok swadaya masyarakat dan ketiga peran
pemerintah sekaligus dalam rangka revitalisasi kawasa kumuh bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
Pengembangan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun
(Lisiba) semestinya menjadi perhatian dalam masa 5 (lima) tahun ke depan. Lokasi
yang siap dikembangkan adalah di jalan Mahir Mahar (jalan lingkar). Daya tampung
kawasan ini direncanakan 3.678 unit rumah dengan target penghuni 18.390 jiwa.
Kendala uang dihadapi adalah belum terbentuk badan pengelola yang akan
menangani kawasan tersebut, selain itu pembangunan sarana dan prasarana belum
memadai. Kawasan ini sangat ideal jika dilihat dari arah pengembangan kota
terutama untuk keawan pemukiman, pendidikan , kesehatan, olahraga dan fasilitas
umum lainnya.
4.6. Isu dan Permasalahan Strategis Kesehatan
1. Pemukiman penduduk yang masih terpencar dan masih terdapat desa-desa yang
masih relatif sulit terjangkau menjadi salah satu faktor kesulitan dalam upaya
IV
92
kesejahteraan
masyarakat
yang
relatif
masih
rendah
menjadi
IV
93
terdapat 4,27 %, guru yang tidak layak mengajar, dan 22,73 % yang hanya semi
layak untuk mengajar. Pada jenjang SLTP + MTS terdapat 3,67 % tidak layak
mengajar dan 6,55 % semi layak mengajar. Oi jenjang SMU + MA 2,68 % tidak
layak mengajar dan 15,18 % semi layak mengajar. Sedangkan pada jenjang
kejuruan (SMK) tidak layak mengajar 12,80 %, semi layak 28,27 % dan layak
55,65 %. Tantangan ke depan mengenai kualifikasi guru yaitu menghadapi
diberlakukannya UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru-guru
dituntut berpendidikan minimal S1 dan memiliki sertifikasi.
4. Pada jenjang SLTP dan SLTA kekurangan guru pada bidang studi tertentu masih
terjadi terutama untuk guru-guru bidang studi MIPA (terutama fisika dan
matematika), bidang studi Bahasa dan bidang studi Ketrampilan.
5. Pada jenjang SLTA ternyata minat ke sekolah umum lebih tinggi dibandingkan minat
ke sekolah kejuruan. Bidang-bidang keahlian pada SMK perlu dikembangkan. Saat
ini SMK (swasta) hanya terbatas pada jurusan ekonomi (SMEA). Mengingat sangat
terbatasnya industri/lapangan kerja di Kota Palangka Raya, maka kurikulum SMK
perlu menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa dalam menciptakan lapangan
kerja, dengan mengoptimal pelaksanaan "pendidikan sistem ganda" (PSG)
6. Pendidikan tinggi yang ada di Kota Palangka Raya juga dapat dikatakan
homogen, dalam arti Fakultas dan jurusan yang dikembangkan kurang bervariasi.
Berkaitan dengan hal tersebut Universitas Palangka Raya sebagai perguruan tinggi
negeri tertua dan terbesar di Kalimantan Tengah harus berupaya mengembangkan
diri dengan membuka Fakultas/Jurusan yang relevan dengan kebutuhan
pembangunan, di samping tetap berupaya meningkatkan kualitas fakultas/jurusan
yang sekarang sudah ada agar outputnya sesuai dengan kebutuhan pasar dan bisa
membuka lapangan kerja sendiri.
4.8. Isu dan Permasalahan Strategis Pariwisata dan Budaya
4.8.1. Isu Pariwisata
Pariwisata di kota Palangka Raya relatif belum berkembang jika dilihat dari
data kunjungan wisata yang hampir tidak ada data meskipun selama ini terlihat
sejumlah orang asing berada di Palangka Raya. Padahal sudah lama program
pariwisata telah menjadi program internasional. Paket-paket pariwisata telah dibuat
sedemikian rupa namun belum mendorong menjadi salah satu sumber ekonomi bagi
IV
94
IV
95
IV
96
kemampuan
organisasi
pemda,
dengan
indikasi
meningkatnya
pelayanan seperti prosedur, aturan kerja, rencana umum dengan kebutuhan publik.
Keempat, menguatnya adaptasi pemda.
4.11. Isu dan Permasalahan Strategis Pelayanan Publik
Survei pengukuran korupsi seperti yang dilaksanakan Transparency International (TI)
Indonesia adalah salah satu cara untuk mendapatkan referensi data tersebut. Survei
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia yang dilakukan pada September sampai dengan
Desember 2008, bertujuan untuk mengukur tingkat korupsi pemerintah daerah
berdasarkan persepsi pelaku bisnis setempat.
Dari 50 kota yang disurvei dalam IPK Indonesia 2008, Yogyakarta mendapatkan
skor tertinggi yaitu 6,43.
Yogyakarta menilai pemerintah daerah cukup bersih, dan cukup serius dalam usahanya
memberantas korupsi. Interpretasi ini dapat menggambarkan hal yang sama di kota-kota
yang berada di urutan teratas kota dengan skor tertinggi, seperti Palangkaraya (6,1),
Banda Aceh (5,87), Jambi (5,57), dan Mataram (5,41).
Palangkaraya pernah
IV
97
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
sesuai
keunggulan
kompetitif
dalam
penguasaan,
pemanfaatan
dan
kegiatan
pelayanan
jasa
dilakukan
dengan
memperkuat
V | 99
jumlah
penduduk
miskin
dan
berkurangnya
kesenjangan
pendapatan.
4. Terciptanya lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran terbuka.
5. Meningkatnya kualitas hidup manusia dengan terpenuhinya hak-hak sosial
rakyat, membaiknya mutu lingkungan hidup.
teratur serta dengan disiplin yang tinggi, dan menjaga hubungan yang harmonis
antara sesama manusia, dan manusia dengan lingkungannya.
5. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, memiliki daya tahan dan daya
saing terhadap gejolak sosial dan perekonomian dalam bentuk ketahanan
ekonomi, ketahanan sosial, dan keberdayaan masyarakat.
5.2. Misi
Untuk
mewujudkan
visi
pembangunan
Kota
Palangka
Raya
tahun
2009 2013 ditetapkan 6 (enam) misi pembangunan Kota Palangka Raya selama
lima tahun adalah sebagai berikut.
1. Mewujudkan kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan yang berkualias
dengan orientasi Nasional dan Global, sumber daya manusia yang berilmu,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
V | 100
V | 101
7. Peningkatan peran aparatur dalam rangka good and clean governance dan
pengembangan peran aktif masyarakat.
D. Sasaran Pembangunan
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008 2028, dalam upaya menuju tercapainya visi jangka panjang 20 tahun
dimaksud, maka ditetapkan sasaran pembangunan Tahun 2008 2013 pada
bidang pendidikan, pariwisata dan pelayanan jasa sebagai berikut :
1. Pendidikan, sebagai Kota Pendidikan berkualitas dengan dukungan SDM unggul.
2. Pariwisata, sebagai Kota Pariwisata berbasis budaya dengan dukungan
keragaman objek dan daya tarik wisata.
3. Pelayanan Jasa, sebagai Kota Pelayanan Jasa Kesehatan, Perdagangan,
Komunikasi, Akomodasi, dam Telekomunikasi
masyarakat.
Sasaran pembangunan tersebut dalam RPJMD Tahun 2008 2013
dijabarkan dalam tematik pembangunan, kebijakan dan program pembangunan
serta rencana aksi daerah yang diuraikan pada bab selanjutnya.
V | 102
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Setelah memperhatikan berbagai uraian pada bab-bab sebelumnya, pada
bagian ini disusun strategi arah kebijakan pembangunan Kota Palangka Raya
2008-2013. Sesuai dengan tata cara perencanaan pembangunan bahwa arah
pembangunan daerah harus diseleraskan arah perencanaan arah pembangunan
nasional dan arah pembangunan provinsi, dalam pada itu perlu dilakukan
pengkajian terhadap RPJP Nasional, RPJM Nasional, RPJMD Provinsi. Hasil dari
pengkajian tersebut untuk memberikan gambaran tentang implikasinya terhadap
RPJMD Kota Palangka Raya terutama berkenaan dengan penetapan tujuan,
strategi, arah dan kebijakan umum pembangunan daerah.
6.1. RPJM NASIONAL
Sebagaimana dikemukakan pada latar belakang Bab 1 disebutkan bahwa
penyusunan RPJMD Kota Palangka Raya tidak dapat dilepaskan dari berbagai
dokumen perencanaan terkait, baik yang dihasilkan oleh komponen vertikal
maupun horisontal. Dari komponen vertikal, RPJM Nasional menjadi acuan terutama
dalam pengenalan dan penyelarasan program pembangunan.
Visi pembangunan nasional 2004-2009 adalah:
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu,
rukun, dan damai.
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi,
kesetaraan, dan hak asasi manusia; serta
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan
penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi
pembangunan berkelanjutan.
Misi pembangunan nasional 2004-2009 adalah:
1. Mewujudkan Indonesia Yang Aman dan Damai,
2. Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Demokratis, serta
3. Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera
Di dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasional
tersebut ditempuh 2 (dua) Strategi Pokok Pembangunan, yaitu: (1) Strategi
VI |103
berisikan
tiga
Agenda
nasional
untuk
menyelesaikan
berbagai
permasalahan bangsa yang tengah dihadapi dalam masa lima tahun. Ketiga
Agenda tersebut adalah:
1. Agenda Mewujudkan Indonesia Yang Aman dan Damai,
2. Agenda Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Demokratis, serta
3. Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
Ketiga Agenda tersebut di atas kemudian dituangkan lebih lanjut ke dalam
prioritas pembangunan yang diterjemahkan kedalam berbagai program dan
kegiatan tahunan. Bagi pemerintahan daerah, RPJM Nasional menjadi dokumen
yang harus diperhatikan dan prioritas-prioritas nasional perlu dijabarkan ke
dalam program-program pembangunan daerah sebagai bagian dari negara
kesatuan Republik Indonesia.
Agenda pembangunan yang pertama yakni Mewujudkan Indonesia yang Aman
dan Damai memiliki tiga buah sasaran yang ingin dicapai. Sasaran pertama
adalah Meningkatnya Rasa Aman dan Damai, dengan prioritas: (1) Peningkatan
Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat; (2)
Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan pada Nilai-nilai Luhur, dan (3)
Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas. Sasaran
kedua adalah Semakin Kokohnya NKRI, dengan prioritas: (1) Pencegahan dan
Penanggulan Separatisme; (2) Pencegahan dan Penanggulan Terorisme, dan (3)
Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara. Sasaran ketiga adalah Semakin
Berperannya Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia, dengan prioritas
Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional.
Agenda pembangunan yang kedua yakni Mewujudkan Indonesia yang Adil dan
Demokratis memiliki lima sasaran sebagai berikut. Sasaran pertama, adalah
Meningkatnya Keadilan dan Penegakan Hukum, dengan prioritas: (1) Pembenahan
Sistem Hukum Nasional dan Politik Hukum; (2) Penghapusan Diskriminasi dalam
VI |104
Berbagai Bentuk, dan (3) Penghormatan, Pemenuhan, dan Penegakan atas Hukum
dan Pengakuan Hak Azasi Manusia. Sasaran kedua adalah Terjaminnya Keadilan
Gender, dengan prioritas: Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan
serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Sasaran ketiga adalah meningkatnya
pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan
kepemerintahan yang baik, dengan prioritas: Revitalisasi Proses Desentralisasi dan
Otonomi Daerah. Sasaran keempat adalah Meningkatnya Pelayanan Birokrasi
kepada Masyarakat, dengan prioritas: Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih
dan Berwibawa. Sasaran kelima adalah Terlaksananya Pemilihan Umum tahun
2009, dengan prioritas: Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh.
Agenda yang ketiga yakni Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat memiliki
lima sasaran sebagai berikut. Sasaran pertama adalah menurunnya jumlah
penduduk miskin menjadi 8,2 persen pada tahun
(6)
Peningkatan
Pengelolaan
BUMN;
(7)
Peningkatan
Ilmu
priroritas:
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur,
Peningkatan
RPJM Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2005-2010 juga menyoroti lima aspek yang
menjadi prioritas pembangunan, yaitu: yang aman dan damai, adil dan
demokratis, dan sejahtera.
Visi pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Provinsi
Kalimantan Tengah 2006-2010 adalah Membuka Isolasi Menuju Kalimantan
Tengah Yang Sejahtera dan Bermartabat. Untuk mewujudkan visi tersebut
dinyatakan dalam dua belas misi pembangunan sebagai berikut.
1. Mempercepat Kecukupan Sarana Dan Prasarana Umum Secara Integratif Dan
Komprehensif
Dalam
Rangka
Peningkatan
Daya
Dukung
Terhadap
Pembangunan Daerah.
2. Mewujudkan Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan yang
Berorientasi Agribisnis Untuk Pengembangan Agroindustri dan Ketahanan
Pangan Secara Keseluruhan.
3. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Penanaman Modal Dalam Rangka
Peningkatan Aglomerasi Ekonomi dan Daya Saing Daerah.
4. Meningkatkan Akselerasi Perkembangan Koperasi dan UKM Serta Dunia
Usaha, Yang Berbasis Potensi dan Keunggulan Daerah yang Saling Terkait
Antar Usaha dan Antar Daerah.
5. Membangun dan Mengembangkan Budaya Pembelajaran yang Mendidik
Secara Merata dan Adil Pada Semua Jenis, Jalur dan Jenjang Pendidikan
Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Beriman, Bertakwa, Cerdas, Kreatif, dan
Inovatif serta Memiliki daya Saing yang Dapat Menjawab Kebutuhan
Masyarakat.
6. Mewujudkan
Masyarakat
Berparadigma
Sehat
Untuk
Mempercepat
Peningkatan
Kualitas
Kependudukan,
Transmigrasi,
dengan
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkualitas;
berkurangnya
pedesaaan,
menuju
terbangunnya
mata
pencaharian
yang
Arah dan
wilayah,
pembangunan
sosial-budaya,
dan
pembangunan
pemerintahan.
VI |108
pelaksanaan
tugas-tugas
pemerintahan
dan
pembangunan;
(2)
kapasitas
masyarakat
dengan
memberikan
hak
kepada
ekonomi
diorientasikan
pada
pengembangan
ekonomi
Penataan
sarana
Wilayah
dan
diorientasikan
prasarana,
pada
peningkatan
perencanaan,
aksesibilitas,
dan
Pemerintahan
diorientasikan
pada
upaya
mewujukan
VI |110
BAB VII
MISI 1:
Dalam
Masyarakat
rangka
mewujudkan
Terhadap
Pendidikan
Peningkatan
Akses
Berkualitas
akan
SD/MI
atau
yang
sederajat
serta
VII | 111
mengembangkan
budaya
baca
untuk
menghindari
serta
pendidikan
penyediaan
menengah
tenaga
yang
kerja
berkualitas
lulusan
dengan
VII | 112
Mengembangkan
sistem
evaluasi,
akreditasi
dan
dalam
rangka
mengendalikan
mutu
Menyempurnakan
manajemen
pendidikan
dengan
kepada
satuan
pendidikan
dalam
bertanggung
jawab,
akuntabel
serta
(student-based
financing)
dan
peningkatan
dan
APBD
guna
melanjutkan
usaha-usaha
jangkauan
dan
dan
kesetaraan
pelayanan,
efisiensi
manajemen
pelayanan
termasuk
untuk
mendukung
upaya
VII | 113
PROGRAM
Dalam rangka mewujudkan peningkatan pendidikan yang
berkualitas, program-program dan kegiatan yang dilaksanakan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
budaya
olahraga
serta
prestasi
guna
VII | 114
PROGRAM
2.
3.
7.2. MISI 2:
MEWUJUDKAN
PEMERINTAH
KOTA
PALANGKA
RAYA
SEBAGAI
penyebarluasan
informasi
kependudukan
VII | 115
b. Meningkatkan
kualitas
sistem
pelayanan
dan
pencatatan sipil
B.
PROGRAM
1.
2.
berikut:
a. Peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas puskesmas;
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan;
c. Pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi
penduduk miskin;
d. Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola
hidup sehat;
e. Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat
sejak usia dini; dan
f. Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan
dasar.
g. Terlayaninya dengan baik dan optimal semua pasien
yang dirawat di Puskemas
VII | 116
h. Masyarakat
mampu
menjaga
kesehatanya
dan
PROGRAM
Dalam rangka mewujudkan peningkatan pendidikan yang
berkualitas, program-program yang dilaksanakan sebagai
berikut:
1.
Program
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
7.3. MISI 3:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
VII | 117
B.
PROGRAM
infrastruktur
jalan
dan
jembatan
VII | 118
perencanaan
pemanfaatan
dan
B.
Pengembangan
Wilayah
Strategis.
PROGRAM
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Kebinamargaan
4. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
5. Program Sarana dan Prasarana Aparatur
6. Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringsan Irigasi
Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
7. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
VII | 119
ketertiban,
kelancaran,
dan
PROGRAM
VII | 120
berikut.
2.
3.
Mengkoordinasikan
program-program
penanaman
5.
6.
7.
B.
PROGRAM
1. Program pengembangan Data/Informasi
2. Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan
VII | 121
Mengarusutamakan
pembangunan
(mainstreaming)
berkelanjutan
ke
prinsip-prinsip
seluruh
bidang
pembangunan;
2.
3.
4.
Meningkatkan
upaya
pengendalian
dampak
Meningkatkan
lingkungan
kapasitas
hidup,
lembaga
terutama
dalam
pengelola
menangani
7.
Meningkatkan
lingkungan,
penyebaran
termasuk
data
informasi
dan
informasi
wilayah-wilayah
PROGRAM
pembinaan
pertambangan
rakyat
dan
serta
pengembangan
pengembangan
usaha
kawasan
pertambangan
7. Program pemasyarakatan AMDAL
9. Program Sanitasi Lingkungan dan penanganan limbah rumah
tangga
10. Program peningkatan armada sampah dan optimalisasi TPA
11. Program penyuluhan penggunaan teknologi ramah lingkungan
Meningkatkan
eksploitasi
dengan
selalu
mempertimbangkan
kerusakan
hutan,
3.
4.
5.
VII | 123
6.
7.
Meningkatkan
pembinaan
dan
pengawasan
pengelolaan pertambangan;
8.
Meningkatkan
pelayanan
dan
informasi
PROGRAM
1. PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN
regulasi,
pedoman
teknis,
dan
standar
VII | 124
A.
2.
3.
4.
5.
jalan
pemakaman
umum
umum
(TPU),
(PJU),
dan
pelayanan
penanggulanan
VII | 125
B.
PROGRAM
1. Penataan Ruang Kota
2. Peningkatan Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Pemakaman
3. Penataan dan Perijinan Bangunan
4. Pengawasan dan Pengendalian Perkotaan
5. Optimalisasi Pemadam Kebakaran
1.
2.
3.
B.
PROGRAM
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
pasar
2. Peningkatan kemampuan teknis aparatur
3. Peningkatan kebersihan kota, pengelolaan sampah
4. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar
restribusi
5. Peningkatkan pelayanan jasa perparkiran
6. Meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan parkir,
pasar, dan kebersihan
VII | 126
7.4. MISI 4:
sistem
pengelolaan
hutan
dengan
pembagian
wewenang
dan
hasil
hutan
non-kayu
dan
jasa
PROGRAM
1. Program Pemanfaatan Potensi Sumber daya
2. Program Rehabilitasi Hutan dan lahan
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
4. Program Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi
5. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
6. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian /
Perkebunan
8. Program peningkatan produksi pertanian / perkebunan
9. Program Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan Rakyat
VII | 127
ketersediaan
beras minimal 90
peternakan diarahkan
pada
beras
dengan
melakukan
PROGRAM
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2.
Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan
3.
Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Pertanian/Perkebunan
4.
5.
6.
7.
VII | 128
MENENGAH
dalam
pengelolaan
usaha,
termasuk
berdaya
saing
dengan
produk
impor,
upaya-upaya
untuk:
(i)
membenahi
dan
VII | 129
menjamin
terlindunginya
koperasi
dan/atau
PROGRAM
1.
2.
3.
4.
kualitas
kebijakan
industri
dan
perdagangan.
2. Mendorong terciptanya stabilisasi perdagangan produk
industri dan
perlindungan konsumen.
B.
PROGRAM
1.
Program
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
2.
3.
VII | 130
dan
memperkuat
keterkaitan
kawasan
akses
masyarakat,
terutama
kaum
berupa
jaringan
kerjasama
untuk
baik
dengan
mengembangkan
VII | 131
dengan
berkelanjutan
prinsip-prinsip
sebagai
bagian
pembangunan
dari
upaya
PROGRAM
Pemenuhan
Pelayanan
Dasar
Bagi
Masyarakat Miskin.
2. Program
Penguatan
kelembagaan
masyarakat
Kebijakan
dalam
memberikan
pelayanan
ketenagakerjaan adalah
1. Mendorong serta menfasilitasi terciptanya kesempatan
kerja bagi masyarakat Kota Palangka Raya
2. Fasilitasi akses dan penciptaan lapangan kerja
VII | 132
B.
PROGRAM
program
Pelatihan
Kerja
Berbasis
Kompetensi
c. Penyelenggaraan Pengawasan Keselamatan, Kesehatan, dan
Kesejahteraan Kerja
d. Pembinaan Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan
Industrial\
e. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
f. Penyelenggaraan Bursa Kerja
bidang
pembangunan
lainnya,
untuk
dalam
tindak
melindungi
setiap
kekerasan,
individu
eksploitasi,
dari
dan
gender
dan
anak
dalam
VII | 133
gender,
serta
peningkatan
partisipasi
masyarakat.
Arah kebijakan pembangunan yang akan dilakukan
bidang keluarga berencana adalah:
Kebijakan pembangunan keluarga berencana diarahkan
untuk
mengendalikan
pertumbuhan
penduduk
serta
alat
dan
obat
kontrasepsi
dan
kemampuan
pengasuhan
dan
VII | 134
PROGRAM
1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak
dan Perempuan
2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan.
3. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
dan Anak.
4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
dalam Pembangunan.
7.4.7. BIDANG SOSIAL
A.
sosial
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial;
2 Meningkatkan pemberdayaan fakir miskin, penyandang
cacat, dan kelompok rentan sosial lainnya;
3 Meningkatkan kualitas hidup bagi PMKS terhadap
pelayanan sosial dasar, fasilitas pelayanan publik, dan
jaminan kesejahteraan sosial;
VII | 135
masalah-masalah
strategis
yang
ketahanan
sosial
masyarakat
kualitas
manajemen
pelayanan
dan
Orsos/LSM
dalam
penyelenggaraan
PROGRAM
yaitu
penguatan
peningkatan
lembaga
kemampuan
pendukungnya,
petani
dan
pengamanan
kesetaraan
gender
dan
kepentingan
pembangunan berkelanjutan.
1. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani
dan pelaku pertanian dan perikanan lain serta
penguatan lembaga pendukungnya, diarahkan untuk:
a. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani,
termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya
ikan.
b. Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian
dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani
dan
nelayan
terhadap
sarana
produktif,
diarahkan untuk:
a. Pengembangan
usaha
pertanian
dengan
kelayakan
dalam
pembangunan
pedesaan
dan
perekonomian daerah.
b. Penyusunan langkah-langkah untuk meningkatkan
daya saing produk pertanian dan perikanan,
misalnya dorongan dan insentif untuk peningkatan
VII | 137
PROGRAM
peningkatan
pendamping
kemampuan
perikanan;
dan
SDM,
(7)
penyuluh,
perkuatan
dan
sistem
sebagai
instrumen
penting
untuk
VII | 138
B.
PROGRAM
Pengembangan
dan
pembinaan
perikanan
budidaya
5. Pengembangan sistem pengawasan
6. Peningkatan sarana dan prasarana statistik dan pelaporan
7.5. MISI 5:
TINGGI,
SIKAP
PROFESIONAL,
BERIBAWA
DAN
kualitas
hasil
pengawasan
dan
sosial,
aparatur/kepegawaian,
peran
aparatur
dalam
VII | 139
dan
represif
secara
periodik
dan
berkesinambungan.
B.
PROGRAM
masing SKPD
3. Terdokumentasinya semua kegiatan pembangunan
daerah dan dapat diakses oleh semua masyarakat.
B.
PROGRAM
VII | 140
dan kegiatan
VII | 141
madani (civil
society).
B.
PROGRAM
Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan
2. Program pembentukan produk hukum dan Legislasi
Arah kebijakan dalam Perwujudan Lembaga Demokrasi
yang
makin
kokoh
dijabarkan
dalam
program-program
A.
B.
PROGRAM
1. Program pemeliharaan kamtrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal.
VII | 142
A.
2.
Meningkatkan
pengendalian
dan
pengembangan
4.
B.
PROGRAM
1. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
2. Pembiayaan
A.
Pembuatan jaringan teknologi informasi sampai ke dinasdinas yang terkait dengan pengelolaan perizinan.
2.
3.
4.
Penyempurnaan
ketentuan
Peraturan
Daerah
yang
B.
PROGRAM
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
VII | 143
A.
peran
serta
sebagai
mediator
yang
PROGRAM
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
3. Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
7.6. MISI 6:
VII | 144
peningkatan
pelayanan
keprotokolan,
peningkatan
pemberdayaan
kepemudaan,
kehidupan
masyarakat
pembinaan
beragama,
desa,
kegiatan
olahraga
berbakat,
didasarkan
oada
tuntutan
kebutuhan
peningkatan
pembangunan,
koordinasi
pemberdayan
pelaksanaan
perekonomian
pengelolaan
budaya, terbentuk
kekayaan
dan
keragaman
dan
mengkompilasi
data
hasil
pengembangan
kapasitas
organisasi
dan perangkat
daerah.
VII | 145
sarana
dan
prasarana
aparatur
pemerintah daerah.
14. Mendorong peningkatan informasi dan komunikasi,
penataan kearsipan dan ketatausahaan.
15. Mendorong peningkatan sumber daya aparatur dan
sistem akuntansi pengelolaan keuangan daerah yang
berbasis kinerja.
16. Memperkuat penataan dan pengelolaan administrasi
pengelolaan barang daerah.
B.
PROGRAM
Peningkatan
Pelayanan
Kedinasan
Kepala
Mengintensifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat
9. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
VII | 146
2.
3.
4.
5.
6.
VII | 147
BAB VIII
yang hendak
VIII | 148
VIII | 149
VIII | 150
5. Program
Peningkatan
Mutu
Pendidikan
dan
Tenaga
Pendidikan
Bantuan Sertifikasi Bagi Guru TK/SD/SMP/SMA/SMK
Penunjangan Biaya Penyelenggaraan TK/SD Negeri/Swasta
Penunjangan
Biaya
Penyelenggaraan
SMP/SLB
Negeri/Swasta
Penunjangan
Biaya
Penyelenggaraan
SMA/SMK
Negeri/Swasta
Dana Pendamping Manajemen Sekretariat BOS SD/SMP
Peningkatan
Kualifikasi
S1
Bagi
Guru
TK/SD/SMP/SMA/SMK
Pengadaan Buku Bahan Ajar Kelas I VI
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pembinaan Dewan Pendidikan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pengumpulan dan Pengelolaan Data Pendidikan dan Tenaga
Operasional ICT
Penyusunan Profil Pendidikan
Jasa Komunikasi dan Informasi
Pengadaan Kursi Kerja Eselon IV dan II
7. Program Kepemudaan dan Olah Raga
Seleksi Paskibraka Tingkat Kota
Diklat Paskibraka Tingkat Kota
Gelar Senja
Kemah Kesatuan Pelajar Se Kota Palangka Raya
Latihan Kepemimpinan OSIS
Upacara Peringatan Hardiknas
Pelaksanaan Olimpiade Olah Raga Seni dan Sastra
SMP/MTs Provinsi
VIII | 151
Ke
Tingkat Daerah
Upacara Peringatan HAORNAS (Hari Olah Raga Nasional)
Lanjutan Penimbunan Lapangan Sepak Bola Mini
Pengiriman Kontingen Olimpiade Olah Raga SD/MI ke
Provinsi
Pengadaan Sarana dan Prasarana BUPER Kamariat Tuah
Pahoe
8. Program Pembinaan Generasi Muda dan Olah Raga
Penyelenggaraan SKJ di Jajaran Pemko Palangka Raya
Olimpiade Olah Raga Seni dan Sastra SD/MI Kota
Palangka Raya
Pengiriman Kontingen Olimpiade SMP/MTs Ke Tingkat
Provinsi
PORSENI Guru Tingkat Kota Palangka Raya
Lomba Gerak Jalan 8,17, dan 45 Km
Pelatihan Instruktur Senam Bagi Guru Penjaskes
Lomba Tata Upacara SLTP dan SLTA Tingkat Kota Palangka
Raya
Turnamen Pencak Silat Pelajar SLTP dan SLTA se Kota
Palangka Raya
Turnamen Sepak Bola Pelajar SLTP dan SLTA se Kota
Palangka Raya
VIII | 152
A.1.2.
VIII | 153
VIII | 154
VIII | 155
VIII | 156
Gelar Senja
VIII | 157
VIII | 158
A.1.3.
Pengadaan Raport TK
VIII | 159
Sosialisasi UASBN
Try Out
VIII | 160
Penyelenggaraan US SMP/SMA/SMK
Dana Pendamping UN
Sosialisasi UN SMP/SMA/SMK
VIII | 161
Kegiatan MGMP,SMP,SMA,SMK
Pelaksanaan HAI
Pembangunan TPA
VIII | 162
VIII | 163
VIII | 164
Gelar Senja
VIII | 165
A.1.4.
Pengadaan Raport TK
VIII | 166
Sosialisasi UASBN
Try Out
Penyelenggaraan US SMP/SMA/SMK
Dana Pendamping UN
Sosialisasi UN SMP/SMA/SMK
VIII | 167
Kegiatan MGMP,SMP,SMA,SMK
VIII | 168
Pelaksanaan HAI
Pembangunan TPA
VIII | 169
VIII | 170
Gelar Senja
VIII | 171
A.1.5.
Pengadaan Raport TK
VIII | 172
Sosialisasi UASBN
Try Out
Penyelenggaraan US SMP/SMA/SMK
Dana Pendamping UN
VIII | 173
Sosialisasi UN SMP/SMA/SMK
Kegiatan MGMP,SMP,SMA,SMK
VIII | 174
Pelaksanaan HAI
Pembangunan TPA
VIII | 175
VIII | 176
VIII | 177
Gelar Senja
VIII | 178
Penyelenggaraan
Pencegahan
dan
Pemberantasan
VIII | 179
Peningkatan P3 NAPZA
Penyehatan Air
Penyehatan Lingkungan
VIII | 180
Pemusnahan/Karantina
Sumber
Penyebab
Penyakit
Menular
Peningkatan Imunisasi
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
Demam
Berdarah (DBD)
Pengembangan
Standar
Pelayanan
Kesehatan
Kegawatdarutan
VIII | 181
2.
VIII | 182
3.
4.
Penyehatan Air
Penyehatan Lingkungan
Penyehatan
Tempat-tempat
Umum
dan
Tempat
Pengelolaan Makanan
5.
Peningkatan Imunisasi
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
Demam
Berdarah
VIII | 183
6.
Program Kemasyarakatan
Pelayanan
kesehatan
dengan
menyelenggarakan
pelayanan prima
7.
8.
Pengembangan
Standar
Pelayanan
Kesehatan
Kegawatdaruratan
VIII | 184
9.
Peningkatan
penyuluhan,
pengendalian
dan
penyalahgunaan NAPZA
12. Program
Kemitraan
Asuransi
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
VIII | 185
2.
3.
VIII | 186
4.
Penyehatan Air
Penyehatan Lingkungan
Penyehatan
Tempat-tempat
Umum
dan
Tempat
Pengelolaan Makanan
5.
Pemusnahan/Karantina
Sumber
Penyebab
Penyakit
Menular
Peningkatan Imunisasi
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
Demam
Berdarah
6.
VIII | 187
7.
kesehatan
prima
yang
dengan
menyelenggarakan
menjangkau
seluruh
lapisan
masyarakat
Peningkatan cakupan ASI Eksklusif
8.
9.
Standar
Pelayanan
Kesehatan
Kegawatdaruratan
VIII | 188
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
Menular
Pelayanan Operasi bibir sumbing
Pelayanan kesehatan kerja sektor informal
Peningkatan fasilitas unit radiomedik dan ambulance 118
Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan jiwa dan mata
10. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
Penatalaksanaan obat dan alat kesehatan rusak (ED)
Monitoring dan evaluasi obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan
mutu
pengadaan
obat dan
perbekalan
kesehatan (POR)
11. Program Pengawasan Obat dan Makanan
Peningkatan pengawasan pangan dan bahan berbahaya
Monitoring dan evaluasi pengawasan obat dan makanan
Peningkatan
penyuluhan,
pengendalian
dan
penyalahgunaan NAPZA
Peningkatan promosi obat bahan alam Indonesia dan Institusi
Pelayanan Kesehatan Swasta
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Perencanaan pengadaan alat kesehatan Medis dan Non
Medis
Pengadaan alat kesehatan Medis dan Non Medis
VIII | 189
Kemitraan
Asuransi
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
Kemitraan sarana kesehatan swasta (poliklinik, laboratorium,
optik dan lain-lain)
14. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil
industri
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan
IRTP
15. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Peningkatan pemanfaatan bahan alam Indonesia atau obat
tradisional
Monitoring dan evaluasi obat tradisional
A.2.4. Program dan Kegiaan Tahun 2012
1.
2.
VIII | 190
3.
4.
5.
VIII | 191
7.
VIII | 192
8.
kesehatan
dengan
menyelenggarakan
pelayanan prima
Pelayanan Kesehatan Rujukan yang yang mempunyai akses
pada tiap jenjang pelayanan
9.
Standar
Pelayanan
Kesehatan
Kegawatdaruratan
Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan
Pelayanan Operasi Katarak
Kemitraan
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
Menular
Pelayanan Operasi bibir sumbing
Pelayanan kesehatan kerja sektor informal
Peningkatan
sarana
pelayanan
penunjang
medik
(laboratorium) puskesmas
Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan jiwa dan mata
10. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
Penatalaksanaan obat dan alat kesehatan rusak (ED)
Monitoring dan evaluasi obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan
mutu
pengadaan
obat dan
perbekalan
kesehatan (POR)
VIII | 193
penyuluhan,
pengendalian
dan
penyalahgunaan NAPZA
Peningkatan promosi obat bahan alam Indonesia dan Institusi
Pelayanan Kesehatan Swasta
Peningkatan
pengawasan
distribusi
narkotika
dan
psikotrofika
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Perencanaan pengadaan alat kesehatan Medis dan Non
Medis
Pengadaan alat kesehatan Medis dan Non Medis
Pemeliharaan rutin/berkala alat kesehatan medis dan non
medis
Puskesmas,
Puskesmas
Pembantu
dan
Instalasi
Farmasi/UPOPPK
Konsultasi pelayanan farmasi dan alat kesehatan
Pengadaan sarana dan prasarana posyandu
13. Program
Kemitraan
Asuransi
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
Kemitraan sarana kesehatan swasta (poliklinik, laboratorium,
optik dan lain-lain)
Monitoring
dan
evaluasi
tentang
asuransi
kesehatan
masyarakat
VIII | 194
2.
3.
VIII | 195
5.
VIII | 196
6.
7.
8.
kesehatan
dengan
menyelenggarakan
pelayanan prima
Pelayanan Kesehatan Rujukan yang yang mempunyai akses
pada tiap jenjang pelayanan
VIII | 197
9.
Standar
Pelayanan
Kesehatan
Kegawatdaruratan
Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan
Pelayanan Operasi Katarak
Kemitraan
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
Menular
Pelayanan Operasi bibir sumbing
Pelayanan kesehatan kerja sektor informal
Peningkatan
sarana
pelayanan
penunjang
medik
(laboratorium) puskesmas
Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan Khusus bidang
Kesehatan Kerja
10. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
Penatalaksanaan obat dan alat kesehatan rusak (ED)
Monitoring dan evaluasi obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan
mutu
pengadaan
obat dan
perbekalan
kesehatan (POR)
11. Program Pengawasan Obat dan Makanan
Peningkatan pengawasan pangan dan bahan berbahaya
Monitoring dan evaluasi pengawasan obat dan makanan
Peningkatan
penyuluhan,
pengendalian
dan
penyalahgunaan NAPZA
Peningkatan promosi obat bahan alam Indonesia dan Institusi
Pelayanan Kesehatan Swasta
Peningkatan
pengawasan
distribusi
narkotika
dan
psikotrofika
VIII | 198
Kemitraan
Asuransi
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
Kemitraan sarana kesehatan swasta (poliklinik, laboratorium,
optik dan lain-lain)
Monitoring
dan
evaluasi
tentang
asuransi
kesehatan
masyarakat
14. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil
industri
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan
IRTP
15. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Peningkatan pemanfaatan bahan alam Indonesia atau obat
tradisional
Monitoring dan evaluasi obat tradisional
VIII | 199
B.1. BAPPEDA
B.1.1.
Masterplan
kawasan
terbuka
hijau
kota
Palangka raya
Penyusunan Masterplan persampahan Kota Palangka Raya
2. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rancangan RPJMD
Penyelenggaraan Musrenbang RKPD
Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah
Monitoring,
Evaluasi,
pengendalian
dan
pelaporan
VIII | 200
pelaksanaan
perencanaan
penanganan
pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi
Koordinasi pembangunan pasar kahayan melalui program
USDRP
Operasional dan koordinasi pengembangan perumahan dan
permukiman
VIII | 201
perencanaan
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
pemantapan
program
Evaluasi,
pengendalian
dan
pelaporan
VIII | 202
dokumen
rencana
program
investasi
jangka
(pertemuan
multipihak)
evaluasi
pelaksanaan
kapasitas
SDM
bidang
ekonomi
dan
pembangunan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi
Perencanaan Optimalisasi Pembangunan Ekonomi
Penyusunan
perencanaan
pengembangan
ekonomi
masyarakat
Penyusunan master plan pembangunan ekonomi daerah
Indikator ekonomi kota palangka Raya
VIII | 203
perencanaan
dan
pemantapan
program
pengembangan agribisnis
Sinkronisasi perencanaan dan pemantapan perencanaan
pembangunan bidang pertambangan
Sinkronisasi
dan
pemantapan
program
perencanaan
perencanaan
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
pemantapan
program
VIII | 204
Koordinasi
perencanaan
dan
pemantapan
program
dan
Evaluasi
penerapan
hasil
pengkajian/penelitian
10. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman
Modal
Monitoring Evaluasi Penanaman Modal
Pembuatan Bahan Promosi/Potensi Investasi Kota Palangka
Raya
Mengikuti Pamaren Produksi
VIII | 205
cetak
biru
(masterplan)
pengembangan
prosedur
perijinan
dan
peningkatan
Evaluasi,
pengendalian
dan
pelaporan
APBD
dan
Inventarisasi
isu-isu
strategi
dokumen
rencana
program
investasi
jangka
VIII | 206
(peremuan
multipihak)
evaluasi
pelaksanaan
kapasitas
SDM
bidang
ekonomi
dan
pembangunan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi
Penyusunan tabel input output daerah
Penyusunan
perencanaan
pengembangan
ekonomi
masyarakat
Penyusunan master pembangunan ekonomi daerah
Indikator ekonomi kota palangka Raya
Publikasi indikator kesejahteraan rakyat dan kemiskinan
kota Palangka Raya
Master plan sentra-sentra ekonomi di Kota Palangka Raya
Perencanaan Optimaliasi pembangunan Pertanian
Fasilitas kerjasama dengan dunia usaha/lembaga tentang
penyusunan buku PDRB Kota Palangka Raya
Sinkronisasi
perencanaan
dan
pemantapan
program
pengembangan agribisnis
Sinkronisasi perencanaan dan pemantapan perencanaan
pembangunan bidang pertambangan
Koordinasi dan sinkronisasi tindak lanjut lahan gambut di
Kota Palangka Raya
VIII | 207
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
sinkronisasi
ketahanan
pangan
dan
perencanaan
penanganan
pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi
Koordinasi pembangunan pasar kahayan melalui program
USDRP
Operasional dan koordinasi pengembangan perumahan dan
permukiman
Koordinasi penanganan perparkiran
7. Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
Koordinasi
perencanaan
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
pemantapan
program
pemantapan
program
perencanaan
dan
VIII | 208
penyusunan
data
base
indikator
kinerja
forum
komunikasi
penelitian
dan
dan
Evaluasi
penerapan
hasil
pengkajian/penelitian
VIII | 209
Evaluasi,
pengendalian
dan
pelaporan
APBD
dan
Inventarisasi
isu-isu
strategi
VIII | 210
dokumen
rencana
program
investasi
jangka
(peremuan
multipihak)
evaluasi
pelaksanaan
kapasitas
SDM
bidang
ekonomi
dan
pembangunan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi
Penyusunan tabel input output daerah
Penyusunan
perencanaan
pengembangan
ekonomi
masyarakat
Penyusunan master pembangunan ekonomi daerah
Indikator ekonomi kota palangka Raya
Publikasi indikator kesejahteraan rakyat dan kemiskinan
kota Palangka Raya
VIII | 211
perencanaan
dan
pemantapan
program
pengembangan agribisnis
Sinkronisasi perencanaan dan pemantapan perencanaan
pembangunan bidang pertambangan
Koordinasi dan sinkronisasi tindak lanjut lahan gambut di
Kota Palangka Raya
Pemetaan daerah rawan pangan di 5 (lima) Kecamatan
Kota Palangka Raya
Sinkronisasi
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
sinkronisasi
ketahanan
pangan
dan
dan
sinkronisasi
penguatan
kelembagaan
ekonomi pertanian
VIII | 212
perencanaan
penanganan
pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi
7. Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
Koordinasi
perencanaan
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
pemantapan
program
pemantapan
program
perencanaan
dan
pelaksanaan
program
Pengembangan
penyusunan
data
base
indikator
kinerja
VIII | 213
dan
Evaluasi
penerapan
hasil
pengkajian/penelitian
10. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman
Modal
Monitoring Evaluasi Penanaman Modal Kota Palangka Raya
Pembuatan Bahan Promosi/Potensi Investasi Kota Palangka
Raya
Mengikuti Pamaren Produksi
VIII | 214
Masterplan
kawasan
terbuka hijau
Kota
Palangka Raya
Penyusunan Masterplan persampahan Kota Palangka Raya
Penyusunan Buku Selayang Pandang Kota Palangka Raya
Fasilitas Kerjasama Dengan Dunia Usaha/Lembaga Tentang
Penyusunan Buku Kota Palangka Raya Dalam Angka
Pengelolaan Website Bappeda dan Akses Internet Bappeda
Kota Palangka Raya
4. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring,
Evaluasi,
pengendalian
dan
pelaporan
APBD
dan
Inventarisasi
isu-isu
strategi
dokumen
rencana
program
investasi
jangka
VIII | 215
(peremuan
multipihak)
evaluasi
pelaksanaan
kapasitas
SDM
bidang
ekonomi
dan
pembangunan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi
Penyusunan tabel input output daerah
Penyusunan
perencanaan
pengembangan
ekonomi
masyarakat
Penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah
Indikator ekonomi kota palangka Raya
Publikasi indikator kesejahteraan rakyat dan kemiskinan
kota Palangka Raya
Master plan sentra-sentra ekonomi di Kota Palangka Raya
Perencanaan Optimaliasi pembangunan Pertanian
Fasilitas kerjasama dengan dunia usaha/lembaga tentang
survey sosial ekonomi daerah
VIII | 216
perencanaan
dan
pemantapan
program
pengembangan agribisnis
Sinkronisasi perencanaan dan pemantapan perencanaan
pembangunan bidang pertambangan
Koordinasi dan sinkronisasi tindak lanjut lahan gambut di
Kota Palangka Raya
Pemetaan daerah rawan pangan di 5 (lima) Kecamatan
Kota Palangka Raya
Sinkronisasi
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
sinkronisasi
ketahanan
pangan
dan
dan
sinkronisasi
penguatan
kelembagaan
ekonomi pertanian
Perencanaan
pengembangan
kegiatan
pemasaran
komoditas
VIII | 217
perencanaan
penanganan
pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi
7. Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
Koordinasi
perencanaan
dan
pemantapan
program
perencanaan
dan
pemantapan
program
pemantapan
program
perencanaan
dan
VIII | 218
dan
Evaluasi
penerapan
hasil
pengkajian/penelitian
10. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman
Modal
Monitoring Evaluasi Penanaman Modal Kota Palangka Raya
Pembuatan Bahan Promosi/Potensi Investasi Kota Palangka
Raya
Mengikuti Pamaren Produksi
VIII | 219
antar
lembaga
dalam
pengendalian
pelaksanaan PMA/PMDN
Pengembangan sistem informasi penanaman modal
B.2. DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI
B.2.1.
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Ahli
Pendamping
untuk
Kawasan
Industri
Temanggung Tilung
VIII | 220
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan,
2. Program
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Sosialisasi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Fasilitasi
Penyelesaian
Permasalahan
Permasalahan
Pengaduan Konsumen
Monitoring / Pengawasan Barang Beredar dan Jasa
Tera Ulang
Operasional Pos Ukur Ulang
VIII | 221
BIDANG KOPERASI
1. Program pengembangan kewirausahaan dan keuanggulan
kompetitif usaha kecil menengah
Pelatihan Kewirausahaan Untuk Koperasi dan UKM
Pelatihan manajemen MUK
Pelatihan perkoperasian
2. Program promosi produk KUKM
HUT Koperasi
Pameran Smesco"
Pameran Cooperative Fair"
3. Program kelembagaan koperasi
Penilaian Kesehatan Koperasi
4. Program bantuan sarana dan prasarana bagi KUKM
Bantuan peralatan usaha bagi KUKM
5. Program peningkatan kualitas kelembagaan/usaha koperasi
Monitoring/Pengawasan dana bergulir
Pembinaan wirausaha baru
Rapat kerja pengurus koperasi
6. Program study pengembangan KUKM
Study Penelitian pengembangan usaha Koperasi dan UKM
VIII | 222
B.2.2.
BIDANG INDUSTRI
1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Bantuan Teknologi Tepat Guna bagi IKM
Bimbingan Teknis pengolahan Industri Kecil Pangan di 6
Kelurahan dan bantuan peralatannya
Bimbuluh ke Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kota
Palangka Raya
Pelatihan AMT bagi Pengusaha IKM
Bimtek dan Bantuan Mesin/peralatan Pembuatan aksesoris
pagar dan teralis
Subsidi Kedelai Bagi Industri Kecil dan Mikro tahu/tempe di
Kota P.Raya
Magang ke Industri Batik Yogyakarta Bagi perajin Benang
Bintik Kota P.Raya
Pelatihan teknologi kerajinan tangan dan makanan industri
rumah tangga dan bantuan peralatan
Pelatihan pertukangan kayu, batako dan anyaman dan
bantuan mesin peralatan
Pelatihan dan bantuan peralatan sablon di Kelurahan
Tanjung Pinang (Bangaris)
Bantuan peralatan produksi emping melinjo di Kelurahan
Tumbang Tahai
2. Program pembinaan dan Pengawasan Industri Kecil dan
Menengah
Operasi Sisir Perijinan Industri
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembinaan IKM
Rapat Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan IKM di
Kota Palangka Raya
VIII | 223
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Industri T.Tilung
Studi Pengembangan kawasan Sentra Industri Temanggung
Tilung
Lanjutan Pembangunan Gedung Produksi
Pembangunan selasar antar gedung produksi
5. Program Fasilitasi Peningkatan Promosi bagi Industri Kecil
dan Menengah (IKM)
Mengikuti Pameran Pekan Raya Yakarta (PRJ) Tahun 2010
Mengikuti Kalteng Expo tahun 2010
Mengikuti Pesta Kesenian Bali
Pameran Batam Expo
Pameran Produksi Indonesia (PPI)
Pameran Produk Ekspor (PPE)
Pameran Produk kerajinan khas daerah di Jakarta
Pameran produk furniture kayu dan rotan di Jakarta
BIDANG PERDAGANGAN
1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Sosialisasi Peningkatan Produk Dalam Negeri,
Operasi Sisir Perijinan Sektor Perdagangan,
Pembinaaan dan Pengawasan Minuman Keras,
Monitoring Sembako,
Operasi Pasar
Penyuluhan Perijinan Sektor Indagkop,
Pembinaan dan Pengawasan HET Minyak Tanah,
VIII | 224
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan,
Evaluasi Program Tenda Pedagang Taman Jl. Yos Sudarso,
Pembuatan Brosur / Leaflet Dalam Rangka Sosialisasi Perda
Perdagangan,
Diskusi
Peningkatan
Ekonomi
Rakyat
Dalam
Rangka
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan.
2. PROGRAM PEMBINAAN PEDAGANG
ASONGAN
Studi Perbaikan dan Pengembangan Tempat Usaha PKL,
Penyuluhan Dan Bimbingan Peningkatan Disiplin PKL dan
Asongan.
3. PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA
PERDAGANGAN
Temu Usaha Perdagangan Dalam Rangka Koordinasi
Kelancaran Distribusi Sembako
Pelatihan Peningkatan Kwalitas Kemasan/Produk Makanan
Bagi Pedagangan.
VIII | 225
4. Program
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Sosialisasi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Fasilitasi
Penyelesaian
Permasalahan
Permasalahan
Pengaduan Konsumen
Monitoring/Pengawasan Barang Beredar dan Jasa
Tera Ulang
Operasional Pos Ukur Ulang
Koordinasi Peningkatan Perlindungan Konsumen
BIDANG KOPERASI
1. Program pengembangan kewirausahaan dan keuanggulan
kompetitif KUKM
Pelatihan Kewirausahaan Untuk Koperasi dan UKM
Pelatihan perkoperasian
Pelatihan manajemen usaha kecil
2. Program pengembangan promosi produk KUKM
HUT Koperasi
Pameran Smesco"
Pameran Cooperative Fair"
Pameran Bali Fair
3. Program pengembangan kelembagaan koperasi
Pemeringkatan koperasi
Penilaian Kesehatan Koperasi
Sosialisasi Perkoperasian
VIII | 226
dan
evaluasi
perkembangan
kinerja
BDS/LPB/Sentra UKM
Bantuan komputer bagi koperasi terbaik
Pembangunan showroom/promosi produk KUKM dan daerah
Pembangunan pasar tradisional di kelurahan
Bantuan sepeda beserta box di Kel. P. Katimpun
VIII | 227
B.2.3.
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Industri T.Tilung
Peningkatan sarana dan prasarana Kawasan industri
temanggung Tilung
4. Menjamin ketersediaan bahan baku
Rapat koordinasi dengan instansi terkait perihal bahan baku
kayu dan rotan
VIII | 228
BIDANG PERDAGANGAN
1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Sosialisasi Peningkatan Produk Dalam Negeri,
Operasi Sisir Perijinan Sektor Perdagangan,
Pembinaaan dan Pengawasan Minuman Keras,
Monitoring Sembako,
Operasi Pasar,
Penyuluhan Perijinan Sektor Indagkop,
Pembinaan dan Pengawasan HET Minyak Tanah,
Penyaluran Beras Rakyat Miskin (Raskin),
Pameran Promosi Dagang Dan Industri Dalam Rangka HUT
Proklamasi RI,
Pameran Promosi Produk Unggulan Daerah di Denpasar Bali
Penyaluran Bantuan Minyak Goreng Bersubsidi Kepada
Rakyat Miskin,
Operational
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan.
Pembuatan Brosur / Leaflet Dalam Rangka Sosialisasi Perda
Perdagangan.
Diskusi
Peningkatan
Ekonomi
Rakyat
Dalam
Rangka
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan.
2. Program Pembinaan Pegadang Kaki Lima Dan Asongan
Studi Perbaikan dan Pengembangan Tempat Usaha PKL,
Penyuluhan Dan Bimbingan Peningkatan Disiplin PKL dan
Asongan.
VIII | 229
3. Program
Pembinaan
Dan
Pengembangan
Usaha
Perdagangan
Temu Usaha Perdagangan Dalam Rangka Koordinasi
Kelancaran Distribusi Sembako
Pelatihan Peningkatan Kwalitas Kemasan/Produk Makanan
Bagi Pedagang.
4. Program
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Sosialisasi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Fasilitasi
Penyelesaian
Permasalahan
Permasalahan
Pengaduan Konsumen
Monitoring/Pengawasan Barang Beredar dan Jasa
Tera Ulang
Operasional Pos Ukur Ulang
Koordinasi Peningkatan Perlindungan Konsumen
B.2.4.
VIII | 230
BIDANG PERDAGANGAN
1. PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM
NEGERI
Sosialisasi Peningkatan Produk Dalam Negeri,
Operasi Sisir Perijinan Sektor Perdagangan,
Pembinaaan dan Pengawasan Minuman Keras,
Monitoring Sembako,
Operasi Pasar,
Penyuluhan Perijinan Sektor Indagkop,
Pembinaan dan Pengawasan HET Minyak Tanah,
Penyaluran Beras Rakyat Miskin (Raskin),
Pameran Promosi Dagang Dan Industri Dalam Rangka HUT
Proklamasi RI,
Penyaluran Bantuan Minyak Goreng Bersubsidi Kepada
Rakyat Miskin,
Operational
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan,
Pembuatan Brosur/Leaflet Dalam Rangka Sosialisasi Perda
Perdagangan
ASONGAN
Penyuluhan Dan Bimbingan Peningkatan Disiplin PKL dan
Asongan.
VIII | 231
Usaha
Perdagangan
Dalam
Rangka
Koordinasi
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Sosialisasi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Fasilitasi
Penyelesaian
Permasalahan
Permasalahan
Pengaduan Konsumen
Monitoring/Pengawasan Barang Beredar dan Jasa
Tera Ulang
Operasional Pos Ukur Ulang
Koordinasi Peningkatan Perlindungan Konsumen
BIDANG KOPERASI
1. Program pengembangan kewirausahaan dan keuanggulan
kompetitif UKM
Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi dan UKM
Bantuan Sarana & Prasarana Kerja dan Usaha bagi Sarjana
Mandiri
Pelatihan perkoperasian
VIII | 232
Penelitian
(Faktor-faktor)
yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan UKM
VIII | 233
VIII | 234
BIDANG PERDAGANGAN
1. PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM
NEGERI
Sosialisasi Peningkatan Produk Dalam Negeri,
Operasi Sisir Perijinan Sektor Perdagangan,
Pembinaaan dan Pengawasan Minuman Keras,
Monitoring Sembako,
Operasi Pasar,
Penyuluhan Perijinan Sektor Indagkop,
Pembinaan dan Pengawasan HET Minyak Tanah,
Penyaluran Beras Rakyat Miskin (Raskin),
Pameran Promosi Dagang Dan Industri Dalam Rangka HUT
Proklamasi RI,
Penyaluran Bantuan Minyak Goreng Bersubsidi Kepada
Rakyat Miskin,
Operational
Entry
Data
Base
Perusahaan
Sektor
Perdagangan,
Diskusi
Peningkatan
Ekonomi
Rakyat
Dalam
Rangka
ASONGAN
Pembangunan Pasar untuk Usaha Pedagang Kaki Lima dan
Asongan
Bimbingan dan Penyuluhan Peningkatan Disiplin PKL dan
Asongan.
VIII | 235
Usaha
Perdagangan
Dalam
Rangka
Koordinasi
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Sosialisasi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Fasilitasi
Penyelesaian
Permasalahan
Permasalahan
Pengaduan Konsumen
Monitoring/Pengawasan Barang Beredar dan Jasa
Tera Ulang
Operasional Pos Ukur Ulang
Koordinasi Peningkatan Perlindungan Konsumen
BIDANG KOPERASI
1. Program pengembangan kewirausahaan dan keuanggulan
kompetitif KUKM
Pelatihan Kewirausahaan
Pelatihan perkoperasian
Pelatihan manajemen usaha kecil
2. Program pengembangan promosi produk KUKM
HUT Koperasi
Pameran Smesco"
Pameran Cooperative Fair"
Pameran Bali Fair
VIII | 236
VIII | 237
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/Perkebunan
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
2. Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Pertanian/Perkebunan
Pengadaan
sarana
dan
prasarana
teknologi
Penanggulangan rabies
B.3.2.
VIII | 238
Pengembangan hortikultura
Pengembangan PLA
Penyelenggaraan PUAP
Pengentasan kemiskinan
Pembangunan/rehab
sarana/prasarana
fisik
kawasan
VIII | 240
Penanggulangan kemiskinan
Penanggulangan rabies
14. Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan
Lingkungan Hidup
B.3.3.
VIII | 241
Pengembangan hortikultura
Pengembangan
kawasan
sentra
produksi
tanaman
hortikultura
Pengentasan kemiskinan
VIII | 243
Penanggulangan kemiskinan
Penanggulangan rabies
VIII | 244
B.3.4.
Penyediaan alsintan
Pengentasan kemiskinan
VIII | 245
Pengembangan
dan
pembinaan
permodalan
usaha
pertanian
VIII | 246
Penggemukan sapi
Penanggulangan rabies
VIII | 247
B.3.5.
Penyediaan alsintan
VIII | 248
Pengentasan kemiskinan
Penyediaan
dan
pengolahan
data
pemasaran
dan
VIII | 250
Penggemukan sapi
Penanggulangan rabies
VIII | 251
VIII | 252
7. Program
Peningkatan
Pertanian/Perkebunan
Pengelolaan
pelaporan
Ketahanan
informasi
Pangan
pasar
komoditi
perkebunan
VIII | 253
Pengembangan
tanaman
karet
masyarakat
Kec.
Sabangau)
B.4.2.
VIII | 254
Penyusunan
data
spatial
kegiatan
pembuatan
dan
pemeliharaan tanaman
VIII | 255
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/Perkebunan
B.4.3.
VIII | 256
VIII | 257
8. Program
Peningkatan
Pertanian/Perkebunan
Ketahanan
Pangan
VIII | 258
dan
penyegaran
tenaga
fungsional
dalam
Ketahanan
Pangan
VIII | 259
B.4.5.
VIII | 260
Ketahanan
Pangan
VIII | 261
dan
pengukuran
serta
penataan
tata
cara
VIII | 262
dan
Penertiban
Usaha
VIII | 263
kendaraan
operacional
pengawasan
Koordinasi
bimbingan
pembinaan
kegiatan
usaha
pertambangan umum
Sosialisasi peraturan-peraturan tentang migas listrik dan
energi
Bimbingan teknis bidang migas listrik dan energi
Pembuatan juklak dan juknis pertambangan umum serta
Peraturan Walikota Palangka Raya yang terkait dengan
Bidang Pertambangan Umum dan Energi
Pembuatan perda baru tentang Migas Listrik, Energi dan Air
Bawah Tanah
Sosialisasi petunjuk teknis pertambangan dan Geologi Tata
Lingkungan
Pembuatan juklak dan juknis Perda Kota Palangka Raya
mengenai migas dan kelistrikan
B.5.2.
VIII | 265
Survey
dan
pengukuran
serta
penataan
tata
cara
Pengawasan
dan
Penertiban
Usaha
kendaraan
operasional
pengawasan
VIII | 267
Kendaraan
Operasional
Roda
Untuk
bimbingan
pembinaan
kegiatan
usaha
pertambangan umum
Sosialisasi peraturan-peraturan tentang migas listrik dan
energi
Bimbingan teknis bidang migas listrik dan energi
Pembuatan juklak dan juknis pertambangan umum serta
Peraturan Walikota Palangka Raya yang terkait dengan
Bidang Pertambangan Umum dan Energi
Pembuatan perda baru tentang Migas Listrik, Energi dan Air
Bawah Tanah
Sosialisasi petunjuk teknis pertambangan dan Geologi Tata
Lingkungan
Pembuatan juklak dan juknis Perda Kota Palangka Raya
mengenai migas dan kelistrikan
B.5.3.
VIII | 269
dan
pengukuran
serta
penataan
tata
cara
VIII | 270
Pengawasan
dan
Penertiban
Usaha
VIII | 271
kendaraan
operasional
pengawasan
VIII | 272
bimbingan
pembinaan
kegiatan
usaha
pertambangan umum
Sosialisasi peraturan-peraturan tentang migas listrik dan
energi
Bimbingan teknis bidang migas listrik dan energi
B.5.4.
VIII | 273
Survey
dan
pengukuran
serta
penataan
tata
cara
Pengawasan
dan
Penertiban
Usaha
VIII | 275
kendaraan
operasional
pengawasan
VIII | 276
bimbingan
pembinaan
kegiatan
usaha
pertambangan umum
Sosialisasi peraturan-peraturan tentang migas listrik dan
energi
Bimbingan teknis bidang migas listrik dan energi
B.5.5.
VIII | 277
dan
pengukuran
serta
penataan
tata
cara
VIII | 278
Pengawasan
dan
Penertiban
Usaha
VIII | 279
kendaraan
operasional
pengawasan
VIII | 280
bimbingan
pembinaan
kegiatan
usaha
pertambangan umum
Sosialisasi peraturan-peraturan tentang migas listrik dan
energi
Bimbingan teknis bidang migas listrik dan energi
VIII | 281
dan masyarakat
transmigrasi
2.
3.
4.
5.
6.
Mengembangkan
masyarakat
transmigrasi
yang
sejahtera
untuk
B.6.1
VIII | 282
Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
Pembinaan dan Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan
Survey Upah dan KHL
Sosialisasi UMK/UMSK di Perusahaan
Pembinaan dan Pembentukan P2K3 di Perusahaan
Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
Sidang Dewan Pengupahan Tingkat Kota Palangka Raya
BIDANG TRANSMIGRASI
1. Program Pembangunan Wilayah Transmigrasi
Pendataan Prasarana dan Sarana Fasilitasi Umum Eks.
Transmigrasi
2. Program Transmigrasi Lokal
Sosialisasi Pengembangan Transmigrasi Lokal
Pengembangan SDM tentang pasca Panen, Pentol Daging
Ayam/Ikan
Penyuluhan dan Bimtek tentang Pembuatan Pupuk Boksi
BIDANG PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
1. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
2. Penciptaan Kesempatan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja
3. Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja
4. Peningkatan Kesempatan Kerja
5. Pemberdayaan Penganggu Terdidik
VIII | 283
UPT - BLK
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Terampil
Latihan CBT 3 Paket
Pelatihan PBM 5 Paket
Identivikasi Kebutuhan Latihan dan Pemasaran Lulusan
Pelatihan 1 Paket
Monitoring 1 Paket
B.6.2
Profesionalisme
Tenaga
Kepelatihan
dan
Instruktur BLK.
Pemeliharaan Rutin/Berkala sarana dan Prasarana BLK
BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL SYARAT KERJA DAN NORMA
KETENAGA KERJAAN
1. PROGRAM
PERLINDUNGAN
PEGEMBANGAN
LEMBAGA
KETENAGAKERJAAN
Pembinaan dan Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan
Survey Upah dan KHL
Sosialisasi UMK/UMSK di Perusahaan
Pembinaan dan Pembentukan P2K3 di Perusahaan
Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
Melaksanakan Pembinaan PP/PKB di Perusahaan
VIII | 284
2.
3.
4.
5.
VIII | 285
UPT - BLK
1. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
TENAGA KERJA TERAMPIL
Latihan CBT 3 Paket
Pelatihan PBM 5 Paket
Identivikasi Kebutuhan Latihan dan Pemasaran Lulusan
Pelatihan 1 Paket
Monitoring 1 Paket
B.6.3
Profesionalisme
Tenaga
Kepelatihan
dan
Instruktur BLK.
Pemeliharaan Rutin/Berkala sarana dan Prasarana BLK
BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL SYARAT KERJA DAN NORMA
KETENAGA KERJAAN
1. PROGRAM
PERLINDUNGAN
PEGEMBANGAN
LEMBAGA
KETENAGAKERJAAN
Pembinaan dan Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan
Survey Upah dan KHL
Sosialisasi UMK/UMSK di Perusahaan
VIII | 286
VIII | 287
VIII | 288
Peningkatan
Profesionalisme
Tenaga
Kepelatihan
dan
Instruktur BLK.
Pemeliharaan Rutin/Berkala sarana dan Prasarana BLK
BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL SYARAT KERJA DAN NORMA
KETENAGA KERJAAN
1. PROGRAM
PERLINDUNGAN
PEGEMBANGAN
LEMBAGA
KETENAGAKERJAAN
Pembinaan dan Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan
Survey Upah dan KHL
Sosialisasi UMK/UMSK di Perusahaan
Pembinaan dan Pembentukan P2K3 di Perusahaan
Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
Melaksanakan Pembinaan PP/PKB di Perusahaan
Pembinaan dan Penyelesaian PHI/PHK di Perusahaan
Sidang Dewan Pengupahan Tingkat Kota Palangka Raya
Kegiatan Bulan K3
BIDANG TRANSMIGRASI
1. Program Pembangunan Wilayah Eks Transmigrasi
Pendataan Prasarana dan Sarana Fasilitasi Umum Eks.
Transmigrasi
2. Program Transmigrasi Lokal
Sosialisasi Pengembangan Transmigrasi Lokal
Pengembangan SDM tentang usaha Peternakan Ayam
Pengembangan SDM tentang Usaha Jamur Merang
Pelatihan usaha ekonomi rakyat
3. Program Transmigrasi Regional
Pembinaan Transmigrasi
VIII | 289
VIII | 290
Profesionalisme
Tenaga
Kepelatihan
dan
Instruktur BLK.
Pemeliharaan Rutin/Berkala sarana dan prasarana BLK
BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL SYARAT KERJA DAN NORMA
KETENAGA KERJAAN
1. PROGRAM
PERLINDUNGAN
PEGEMBANGAN
LEMBAGA
KETENAGAKERJAAN
Pembinaan dan Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan
Survey Upah dan KHL
Sosialisasi UMK/UMSK di Perusahaan
Pembinaan dan Pembentukan P2K3 di Perusahaan
Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
Melaksanakan Pembinaan PP/PKB di Perusahaan
Pembinaan dan Penyelesaian PHI/PHK di Perusahaan
Sidang Dewan Pengupahan Tingkat Kota Palangka Raya
Kegiatan Bulan K3
Koordinasi Jamsostek dengan instansi teknis terkait.
Perda
Kota
Palangka
Raya
tentang
Wajib
Lapor
VIII | 291
BIDANG TRANSMIGRASI
1. Program Pembangunan Wilayah Eks Transmigrasi
Pendataan Prasarana dan Sarana Fasilitasi Umum Eks.
Transmigrasi
2. Program Transmigrasi Lokal
Sosialisasi Pengembangan Transmigrasi Lokal
Pengembangan SDM tentang usaha Peternakan Ayam
Pengembangan SDM tentang Usaha Jamur Merang
Pelatihan usaha ekonomi rakyat
3. Program Transmigrasi Regional
Pembinaan Transmigrasi
4. Program Pembangunan Wilayah Transmigrasi Baru
Penyiapan Pertanahan, Calon Lokasi Trans
Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP)
Pembangunan Infrastruktur, Sarana Prasarana serta RTJK
Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan
Transmigrasi
BIDANG PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
1. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
2. Penciptaan Kesempatan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja]
3. Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja
4. Peningkatan Kesempatan Kerja
5. Pemberdayaan Penganggu Terdidik
UPT - BLK
1. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
TENAGA KERJA TERAMPIL
Latihan CBT 3 Paket
Pelatihan PBM 5 Paket
Identivikasi Kebutuhan Latihan dan Pemasaran Lulusan
Pelatihan 1 Paket
Monitoring 1 Paket
VIII | 292
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan
B.7.2
VIII | 293
VIII | 294
3. Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan
dan kehutanan
-
Operasional BPP
B.7.3
PENAS
VIII | 295
VIII | 296
3. Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan
dan kehutanan
-
Operasional BPP
B.7.3
VIII | 297
VIII | 298
3. Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan
dan kehutanan
-
Operasional BPP
B.7.4
VIII | 299
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan
dan kehutanan
-
Operasional BPP
VIII | 301
VIII | 302
Perbaikan
Geometrik
Jalan
Rawan
Kecelakaan
Lalin,
Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
Pemeliharaan Rambu-rambu Lalin
Pemeliharaan Marka Jalan
Pemeliharaan Zebra Cross
Pemeliharaan Plankson
2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Penertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Posko Petugas di Terminal
Biaya survey analisis perencanaan transportasi Perkotaan
Penyuluhan Bagi Sopir
Penyuluhan Petugas Parkir
Penyuluhan Juru Mudi Untuk Peningkatan Keselamatan
Penumpang
Penertiban Parkir
Kegiatan
pengendalian
Angkutan
Hari-hari
Besar
Keagamaan
Biaya Operasional Patwal
Penertiban Angkutan Sungai
Biaya Lomba Tertib Lalu Lintas
Biaya Operasional UPTD Dermaga Rambang
Biaya Operasional UPTD Dermaga Tangkiling
Biaya Operasional UPTD Terminal AKAP
Biaya Ops. UPTD Terminal Datah Manuah
Biaya Ops. UPTD Telekomunikasi Informatika
3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Pembangunan Halte
Pembebasan Tanah Term.Tipe B Pahandut seberang 1,5 Ha
Pembangunan Dermaga Tumbang Rungan
Pembangunan Dermaga Marang
VIII | 303
VIII | 304
VIII | 305
Geometrik
Jalan
Rawan
Kecelakaan
Lalin,
Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
Pemeliharaan Rambu-rambu Lalin
Pemeliharaan Marka Jalan
Pemeliharaan Zebra Cross
Pemeliharaan Plankson
2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Penertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Posko Petugas di Terminal
Biaya survey analisis perencanaan transportasi Perkotaan
Penyuluhan Bagi Sopir
Penyuluhan Petugas Parkir
Penyuluhan Juru Mudi Untuk Peningkatan Keselamatan
Penumpang
Penertiban Parkir
Kegiatan
pengendalian
Angkutan
Hari-hari
Besar
Keagamaan
Biaya Operasional Patwal
Penertiban Angkutan Sungai
Biaya Lomba Tertib Lalu Lintas
Biaya Operasional UPTD Dermaga Rambang
VIII | 306
VIII | 307
Geometrik
Jalan
Rawan
Kecelakaan
Lalin,
Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
Pemeliharaan Rambu-rambu Lalin
Pemeliharaan Marka Jalan
Pemeliharaan Zebra Cross
Pemeliharaan Plankson
2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Penertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Posko Petugas di Terminal
Biaya survey analisis perencanaan transportasi Perkotaan
Penyuluhan Bagi Sopir
Penyuluhan Petugas Parkir
VIII | 308
pengendalian
Angkutan
Hari-hari
Besar
Keagamaan
Biaya Operasional Patwal
Penertiban Angkutan Sungai
Biaya Lomba Tertib Lalu Lintas
Biaya Operasional UPTD Dermaga Rambang
Biaya Operasional UPTD Dermaga Tangkiling
Biaya Operasional UPTD Terminal AKAP
Biaya Ops. UPTD Terminal Datah Manuah
Biaya Ops. UPTD Telekomunikasi Informatika
Sosialisasi Komunikasi dan Informatika
3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Pembangunan Halte
Pembangunan Dermaga Tumbang Rungan
Pembangunan Pagar Batas Tanah Terminal AKAP
Pembangunan Jalan Lingkungan Terminal AKAP
Pembangunan Pos Pengawasan Lalu Lintas
Pembangunan Rel Kereta Api
Peninggian Paving Plankson Median
4. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalin
Pengadaan Marka Jalan
Pengadaan Pagar Pengaman Jalan
Pengadaan Pengecatan Zebra Cross
Pengadaan Pengecatan Plankson
Penutupan, Pembukaan Median Jalan
Pengadaan &Pemasangan Box Aspek Traffic Light
Pengadaan traffic cont
Pengadaan lampu lalin
VIII | 309
Geometrik
Jalan
Rawan
Kecelakaan
Lalin,
Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
Pemeliharaan Rambu-rambu Lalin
Pemeliharaan Marka Jalan
Pemeliharaan Zebra Cross
VIII | 310
Pemeliharaan Plankson
2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Penertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Posko Petugas di Terminal
Biaya survey analisis perencanaan transportasi Perkotaan
Penyuluhan Bagi Sopir
Penyuluhan Petugas Parkir
Penyuluhan Juru Mudi Untuk Peningkatan Keselamatan
Penumpang
Penertiban Parkir
Kegiatan
pengendalian
Angkutan
Hari-hari
Besar
Keagamaan
Biaya Operasional Patwal
Penertiban Angkutan Sungai
Biaya Lomba Tertib Lalu Lintas
Biaya Operasional UPTD Dermaga Rambang
Biaya Operasional UPTD Dermaga Tangkiling
Biaya Operasional UPTD Terminal AKAP
Biaya Ops. UPTD Terminal Datah Manuah
Biaya Ops. UPTD Telekomunikasi Informatika
Sosialisasi Komunikasi dan Informatika
3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Pembangunan Halte
Pembangunan Dermaga Tumbang Rungan
Pembangunan Jalan Lingkungan Terminal AKAP
Pembangunan Pos Pengawasan Lalu Lintas
Pembangunan Rel Kereta Api
Peninggian Paving Plankson Median
VIII | 311
VIII | 312
VIII | 313
Tingkat
Nasional
2. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya :
Lomba Penulisan Cerita Rakyat Kalteng
Lomba Cipta Karungut, dan Festival kesenian daerah Tingkat
Kota
Penerbitan Bulletin Nilai Budaya Daerah
Menyusun Kumpulan Cerita Rakyat
Pengadaan fhoto-fhoto/lukisan (bercork kebudayan) untuk
mengisi Anjungan Pemko di TMII Jakarta
3. Program Pengelolaan Keragaman Budaya :
Penyelenggaraan Dialog Kebudayaan dan Kesenian
Festival Tari Manasai Tk.Pelajar (SD,SMP,SMA)
4. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan
Budaya :
Pemeliharaan Sandung
Pembebasan
Tanah
dan
pembuatan
Rencana
Desain
Pesanggrahan Soekarno
Pendataan
aset-aset
Tangkiling
Koordinasi dan Monitoring Kegiatan Temu Budaya Tingkat
Nasional
VIII | 315
Mendukung Promosi
Pariwisata
Promosi Media Cetak dan Elektronik :
Pembuatan Tiang Baleho dan Poster Baliho
Lomba Pembuatan Cinderamata Khas Daerah kalteng :
Peningkatan
Pemanfaaatan
Tehnologi
Informasi
Dalam
Pemasaran
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang
Pemasaran
Melaksanakan
Musyawarah
Kerja
Apeksi
Regional
Produk
Perundangan-undangan
Pariwisata
(Lanjutan)
Pengembangan Pembangunan Desa Wisata Tangkiling
Pembuatan Data Pengembangan Obyek Wisata
Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
Koordinasi Dalam Rangka Pengembangan Pariwisata
Pengembangan, Sosialisasi dan Penerapan serta Pengawasan
Standarisasi :
a. Sosialisasi PERDA Pariwiata
b. Pengembangan ODTW
c. Peningkatan Pelayanan Pajak Hiburan
VIII | 316
Peran
Serta
Masyarakat
dalam
B.9.3
Tingkat
Nasional
Peningkatan Sarana Prasarana Modern dan Tradisional
Gedung Olah Seni
2. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya :
Pengelolaan Karya Cetak & Rekam :
a. Pengadaan buku Seni Budaya
Penerbitan Bulletin Nilai Budaya Daerah
Penerbitan buku cerita rakyat
Lomba Cipta Karungut, dan Festival kesenian daerah Tingkat
Kota
Festival Tari Manasai Tk.Pelajar (SD,SMP,SMA)
Dialog Kebudayaan dan Nilai Tradisi
3. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan
Budaya :
Pemeliharaan Sandung
Koordinasi dan Monitoring Kegiatan Temu Budaya Tingkat
Nasional
4. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata :
Promosi Pariwisata Nusantara Di Dalam dan Luar Daerah
Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu
Promosi Media Cetak dan Elektronik
Pembangunan Tiang Baliho dan Poster Baliho
VIII | 318
Peningkatan
Pemanfaatan
teknologi
informasi
dalam
Pemasaran
Pengembangan SDM Bidang Pemasaran
Melaksanakan
Musyawarah
Kerja
Apeksi
Regional
Kalimantan Tahun
2011
Mengikuti Musyawarah Kerja Apeksi Kota seluruh Indonesia
Tahun 2011
5. Program Pengembangan Kemitraan :
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan
Kemitraan
melalui Temu Sadar Wisata/Sapta Pesona
Penyuluhan Melalui Media Elektronik Dan Tatap Muka
Pemilihan Putra Putri Pariwisata Tk.Kota
Pengiriman Duta Wisata
Pembinaan terhadap mitra pariwisata (stakehorders)
Studi banding bidang pengembangan dan pengelolaan
destinasi kepariwisataan (WTW-E)
Peningkatan kualitas peran serta kelompok sadar wisata
Koordinasi dalam rangka pengembangan pariwiata
Pelatihan Pelaku Usaha Pariwisata
6. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Pemberdayaan masyarakat dikawasan destinasi
Pengembangan desa wisata
Sosialisasi desa wisata
Peningkatan kerjasama investasi pariwisata
Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata Taman Alam
Kebun binatang Bukit Tangkiling
Peningkatan pengawasan pajak hiburan
Pembuatan RIPP Kota Palangka Raya
Pembinaan dan pemberdayaan kelompok-kelompok sadar
wisata
VIII | 319
VIII | 320
dan
Monitroring
Kegiatan
Temu
Budaya
Tk.Nasional
3. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya ;
Lomba Cipta Karungut, dan Festival kesenian daerah Tingkat
Kota
Penerbitan Buletin Nilai Budaya Daerah
Dialog Kebudayaan dan Nilai Tradisi
Pembuatan panel 50 buah untuk pameran budaya
4. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata :
Promosi Pariwisata Nusantara Di Dalam dan Luar Daerah
Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu
Promosi Media Cetak dan Elektronik
Pembangunan Tiang Baliho dan Poster Baliho
Peningkatan
Pemanfaatan
teknologi
informasi
dalam
Pemasaran
Pengembangan SDM Bidang Pemasaran
Melaksanakan
Musyawarah
Kerja
Apeksi
Regional
VIII | 322
Pemanfaatan
teknologi
informasi
dalam
Pemasaran
Pengembangan SDM Bidang Pemasaran
Melaksanakan
Musyawarah
Kerja
Apeksi
Regional
Kalimantan Tahun
2013
Mengikuti Musyawarah Kerja Apeksi Kota seluruh Indonesia
Tahun 2013
Lomba Pembuatan Cinderamata Khas Daerah Kalteng
Penciptaan Lagu-Lagu Daerah Unuk Mendukung Promosi
Pariwisata
5. Program Pengembangan Kemitraan :
Peningkatan Peran Serta Masyarakatdalam pengembangan
kemitraan
(Temu Sadar Wisata/Sapta Pesona)
Penyuluhan melalui media elektronik dan tatap muka
Pengembangan
SDM
dan
profesionalisme
di
bidang
pariwisata
Pemilihan Putra Putri Pariwisata Tk.Kota
Pengiriman Duta Wisata
Pelatihan Pengembangan ODTW
Koordinasi dan pengembangan melalui
Rakon Regional
WTW-E
VIII | 324
VIII | 325
Jalan
Gaung
Baru
Barunai
Jalan
Petuk
VIII | 327
Pengembangan
Demplot
Padi
System
Rice
Investigation (SRI).
Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi.
Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A).
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengamat Dan
Juru Pengairan.
Kegiatan Survei Hidrologi dan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Hidrologi.
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Hidrologi.
Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (O & P) Pengairan.
6. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan
Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan.
Kegiatan Rehab Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan titian
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Kegiatan Pengadaan Alat-alat Berat.
Kegiatan Rehabilitasi Pemeliharaan Alat-alat berat
VIII | 328
Pengembangan,
Pengelolaan,
Dan
Konservasi
Jalan
Petuk
Barunai
Baru
Jalan
Gaung
Pengembangan
Demplot
Padi
System
Rice
Investigation (SRI).
Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi.
Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A).
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengamat dan
Juru Pengairan.
VIII | 330
Pengembangan,
Pengelolaan,
Dan
Konservasi
VIII | 331
Jalan
Petuk
Barunai
Baru
Jalan
Gaung
VIII | 332
Pengembangan
Demplot
Padi
System
Rice
Investigation (SRI).
Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi.
Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A).
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengamat Dan
Juru Pengairan.
Kegiatan Survei Hidrologi dan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Hidrologi.
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Hidrologi.
Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (O & P) Pengairan.
6. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan
Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan.
Kegiatan Rehab Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan titian
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Kegiatan Pengadaan Alat-alat Berat.
Kegiatan Rehabilitasi Pemeliharaan Alat-alat berat
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor.
Kegiatan Pengadaan pelengkapan Gedung Kantor.
Kegiatan Pengadaan peralataan Gedung Kantor.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung kantor.
9. Program Perencanaan Sosial Budaya
Penunjangan PNPM Mandiri Perkotaan
VIII | 333
Pengembangan,
Pengelolaan,
Dan
Konservasi
Jalan
Petuk
Barunai
Baru
Jalan
Gaung
VIII | 334
Pengembangan
Demplot
Padi
System
Rice
Investigation (SRI).
Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi.
Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A).
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengamat Dan
Juru Pengairan.
Kegiatan Survei Hidrologi dan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Hidrologi.
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Hidrologi.
Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (O & P) Pengairan.
6. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan
Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan.
Kegiatan Rehab Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan titian
VIII | 335
Pengembangan,
Pengelolaan,
Dan
Konservasi
VIII | 336
VIII | 337
VIII | 338
VIII | 339
Peningkatan
Kesiagaan
Pencegahan
dan
dan
peningkatan
ketrampilan
Balakar/BPK
Swakarsa
C.2.3
VIII | 341
Peningkatan
Kesiagaan
Pencegahan
dan
dan
peningkatan
ketrampilan
Balakar/BPK
Swakarsa
C.2.4
VIII | 342
VIII | 343
Peningkatan
Kesiagaan
Pencegahan
dan
dan
peningkatan
ketrampilan
Balakar/BPK
Swakarsa
C.2.5
VIII | 345
Peningkatan
Kesiagaan
Pencegahan
dan
dan
peningkatan
ketrampilan
Balakar/BPK
Swakarsa
VIII | 346
pengendalian
pencemaran
dan
pengrusakan
lingkungan hidup
Operasional pelaksanaan kegiatan evaluasi dan gangguan
(HO)
Operasi penerbitan kegiatan pertambangan tanpa izan (PETI)
Sosialisasi/penyuluhan terpadu pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup
Koordinasi pelaksanaan AMDAL dan atau UKL-UPL
Pengawasan dan pemantauan terhadap masyarakat pelaku
usaha yang merusak lingkungan
3. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumbersumber air
Pembuatan sumur resapan air di wilayah Kota Palangka
Raya
4. Program Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
Koordinasi/pembinaan adipura tahun 2010
Koordinasi pembinaan pelaksanaan duta lingkungan hidup
Kota Palangka Raya Tahun 2010
Penyusunan
laporan
neraca
sumber
daya
daerah
(NSDAD/SLHD)
VIII | 347
VIII | 348
2. Program
pengendalian
pencemaran
dan
pengrusakan
lingkungan hidup
Operasional pelaksanaan kegiatan evaluasi dan gangguan
(HO)
Operasi penerbitan kegiatan pertambangan tanpa izan (PETI)
Sosialisasi/penyuluhan terpadu pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup
Koordinasi pelaksanaan AMDAL dan atau UKL-UPL
Pengawasan dan pemantauan terhadap masyarakat pelaku
usaha yang merusak lingkungan
3. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumbersumber air
Pembuatan sumur resapan air di wilayah Kota Palangka
Raya
4. Program Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
Koordinasi/pembinaan adipura tahun 2010
Koordinasi pembinaan pelaksanaan duta lingkungan hidup
Kota Palangka Raya Tahun 2010
Penyusunan
laporan
neraca
sumber
daya
daerah
(NSDAD/SLHD)
Pemnatauan kualitas air
Inventarisasi database jenis usaha dan/atau kegiatan wilayah
yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan di wilayah
Kota Palangka Raya
5. Program peningkatan pengendalian polusi
Pengujian emisi/polusi udara
Peningkatan sarana dan prasarana pengujian air
VIII | 349
pengendalian
pencemaran
dan
pengrusakan
lingkungan hidup
Operasional pelaksanaan kegiatan evaluasi dan gangguan
(HO)
Operasi penerbitan kegiatan pertambangan tanpa izan (PETI)
Sosialisasi/penyuluhan terpadu pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup
Koordinasi pelaksanaan AMDAL dan atau UKL-UPL
VIII | 350
laporan
neraca
sumber
daya
daerah
(NSDAD/SLHD)
Pemnatauan kualitas air
Inventarisasi database jenis usaha dan/atau kegiatan wilayah
yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan di wilayah
Kota Palangka Raya
5. Program peningkatan pengendalian polusi
Pengujian emisi/polusi udara
Peningkatan sarana dan prasarana pengujian air
Bintek sosialisasi pemanfaatan limbah Kota Palangka Raya
tahun 2010
Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
gedung laboratorium
6. Program pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Pengadaan alat angkutan, peralatan pemadam kebakaran
hutan dan lahan
Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan
Koordinasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan
VIII | 351
pengendalian
pencemaran
dan
pengrusakan
lingkungan hidup
Operasional pelaksanaan kegiatan evaluasi dan gangguan
(HO)
Operasi penerbitan kegiatan pertambangan tanpa izan (PETI)
Sosialisasi/penyuluhan terpadu pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup
Koordinasi pelaksanaan AMDAL dan atau UKL-UPL
Pengawasan dan pemantauan terhadap masyarakat pelaku
usaha yang merusak lingkungan
3. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumbersumber air
Pembuatan sumur resapan air di wilayah Kota Palangka
Raya
VIII | 352
laporan
neraca
sumber
daya
daerah
(NSDAD/SLHD)
Pemnatauan kualitas air
Inventarisasi database jenis usaha dan/atau kegiatan wilayah
yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan di wilayah
Kota Palangka Raya
5. Program peningkatan pengendalian polusi
Pengujian emisi/polusi udara
Peningkatan sarana dan prasarana pengujian air
Bintek sosialisasi pemanfaatan limbah Kota Palangka Raya
tahun 2010
Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
gedung laboratorium
6. Program pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Pengadaan alat angkutan, peralatan pemadam kebakaran
hutan dan lahan
Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan
Koordinasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan
: pembuatan papan larangan
Rapat siaga dan apel siaga antisipasi kebakaran hutan dan
lahan di musim kemarau
7. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).
Koordinasi pembinaan program Adiwiyata/Sekolah peduli
lingkungan tahun 2010
VIII | 353
C.3.5
pengendalian
pencemaran
dan
pengrusakan
lingkungan hidup
Operasional pelaksanaan kegiatan evaluasi dan gangguan
(HO)
Operasi penerbitan kegiatan pertambangan tanpa izan (PETI)
Sosialisasi/penyuluhan terpadu pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup
Koordinasi pelaksanaan AMDAL dan atau UKL-UPL
Pengawasan dan pemantauan terhadap masyarakat pelaku
usaha yang merusak lingkungan
3. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumbersumber air
Pembuatan sumur resapan air di wilayah Kota Palangka
Raya
4. Program Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
Koordinasi/pembinaan adipura tahun 2010
Koordinasi pembinaan pelaksanaan duta lingkungan hidup
Kota Palangka Raya Tahun 2010
Penyusunan
laporan
neraca
sumber
daya
daerah
(NSDAD/SLHD)
Pemnatauan kualitas air
Inventarisasi database jenis usaha dan/atau kegiatan wilayah
yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan di wilayah
Kota Palangka Raya
VIII | 354
perlindungan
konsumen
dan
pengamanan
perdagangan
Operasional pasar kahayan tradisional modern
Pembangunan blok pasar babi pasar Kahayan
VIII | 355
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Pembangunan kantor UPTD Pasar Kahayan
Pembangunan Musholla Pasar Kahayan
Rehab pintu masuk Pasar Kahayan
Perbaikan/Pemeliharaan infrastruktur Pasar Kahayan Eks.
KUDP
VIII | 356
VIII | 357
C.4.3
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Operasional Pasar Kahayan Tradisional Modern
Pemungutan retribusi pasar, kebersihan, sewa blok, dan sewa
tanah
Pembangunan Pelataran Blok Pasar Tangkiling
Pendataan dan Pembuatan Profil Pasar
Pemagaran keliling Pasar Kahayan
3. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Luar Negeri
Pembinaan Pasar Tradisional Pasar Modern
4. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Pembinaan, Penataan dan sosialisai Pedagang Kaki Lima
VIII | 358
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Operasional Pasar Kahayan Tradisional Modern
Pemungutan retribusi pasar, kebersihan, sewa blok, dan sewa
tanah
VIII | 359
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Operasional Pasar Kahayan Tradisional Modern
Pemungutan retribusi pasar, kebersihan, sewa blok, dan sewa
tanah
Pendataan dan pembuatan profil pasar
3. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Luar Negeri
Pembinaan Pasar Tradisional Pasar Modern
Sosialisasi Perda tentang pasar
4. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Pembinaan, Penataan dan sosialisai Pedagang Kaki Lima
5. Program Pengembangan Kinerja Sarana dan Prasarana Air
Minum dan Air Limbah
Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional WC
Trailer
Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional
mobil truk tinja
Penataan lokasi kolam limbah
Pembuatan WC komunal
Pengadaan truk pengangkut pupuk limbah tinja
Pengadaan mobil truk tinja
Pengadaan mobil untuk air bersih
VIII | 361
D.1. KESBANGLINMAS
D.1.1
pengendalian
keamanan
dan
kenyamanan
sosialisasi
wawasan
kebangsaan
bagi
generasi muda
4. Program Pendidikan Politik masyarakat
Pengawasan dan pendataan organisasi politik
Melaksanakan
monitoring,
konsultasi,
evaluasi
dan
penyelenggara
VIII | 362
koordinasi
dukungan
kelancaran
penyelenggaraan
monitoring,
konsultasi,
evaluasi
dan
penyelenggaraan
VIII | 363
pengendalian
keamanan
dan
kenyamanan
VIII | 364
monitoring,
konsultasi,
evaluasi
dan
penyelenggaraan
4. Bidang Perlindungan Masyarakat
Melaksanakan pertemuan unsur Muspida Kota Palangka Raya
Pelatihan gladi posko penanggulangan bencana untuk 5
Kecamatan dan 30 Kelurahan
Posko penanggulangan bencana
Operasional penanggulangan bencana
Pembangunan pos jaga keamanan lingkungan
D.1.4
VIII | 365
monitoring,
konsultasi,
evaluasi
dan
penyelenggaraan
4. Bidang Perlindungan Masyarakat
Melaksanakan pertemuan unsur Muspida Kota Palangka Raya
Pelatihan gladi posko penanggulangan bencana untuk 5
Kecamatan dan 30 Kelurahan
Posko penanggulangan bencana
Operasional penanggulangan bencana
Pembangunan pos jaga keamanan lingkungan
D.1.5
kembali
Forum
Pembauran
VIII | 366
2. Bidang Kewaspadaan
Pemeliharaan Kantibmas dan pencegahan tindak criminal
(KOMINDA)
Pengawasan orang asing
Pelatihan deteksi dini
3. Bidang Politik dan Kemasyarakatan
Dukungan kelancarab penyelenggaraan pemilihan Walikota
Palangka Raya
Tim
koordinasi
dukungan
kelancaran
penyelenggaraan
monitoring,
konsultasi,
evaluasi
dan
penyelenggaraan
Dukungan kelancaran penyelenggaraan Pemilu legislatif
2013 dan pemelihan presiden/wakil presiden putaran I dan II
tahun 2003.
4. Bidang Perlindungan Masyarakat
Pelatihan
pengendalian
keamanan
dan
kenyamanan
VIII | 367
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan
Penertiban Pegadang Kali Lima ( PKL )
Piket pos, Paroli Kota, Pengawalan Pejabat, Pengamanan
(PAM)
Pelayanan/Penyuluhan Ketentraman dan Keterbiban
Penertiban Perijinan
D.2.2
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan
Penertiban Pegadang Kali Lima ( PKL )
Piket pos, Paroli Kota, Pengawalan Pejabat, Pengamanan
(PAM)
Pelayanan/Penyuluhan Ketentraman dan Keterbiban
Penertiban Perijinan
D.2.3
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan
Penertiban Pegadang Kali Lima ( PKL )
Piket pos, Paroli Kota, Pengawalan Pejabat, Pengamanan
(PAM)
Pelayanan/Penyuluhan Ketentraman dan Keterbiban
Penertiban Perijinan
VIII | 368
D.2.4
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan
Penertiban Pegadang Kali Lima ( PKL )
Piket pos, Paroli Kota, Pengawalan Pejabat, Pengamanan
(PAM)
Pelayanan/Penyuluhan Ketentraman dan Keterbiban
Penertiban Perijinan
D.2.5
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan
Penertiban Pegadang Kali Lima ( PKL )
Piket pos, Paroli Kota, Pengawalan Pejabat, Pengamanan
(PAM)
Pelayanan/Penyuluhan Ketentraman dan Keterbiban
Penertiban Perijinan
D.3. DINAS SOSIAL
D.3.1
pemberdayaan
fakir
miskin,
Komunitas
Adat
keterampilan
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial
Pelatihan bagi keluarga mandiri
Bantuan biaya kawin massal bagi calon keluarga tidak
mampu dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas)
tahun 2010 untuk 200 KK
VIII | 369
masalah-masalah
strategis
yang
nilai-nilai
kepahlawanan,
keperintisan
dan
kesetiakawanan sosial
Peningkatan kualitas pelayanan organisasi sosial.
7. Program pemberdayaan, kelembagaan, kesejahteraan dan
keagamaan
Bantuan untuk rumah ibadah, kegiatan keagamaan dan
lembaga keagamaan
VIII | 370
D.3.2
miskin, komunitas
adapt
keterampilan
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial
Pelatihan bagi keluarga mandiri
Bantuan biaya kawin masal bagi calon keluarga tidak mampu
dalam rangka hari keluarga nasional (Harganas) tahun 2010
untuk 200 KK
2. Program pelayanan dan pemberdayaan kelembagaan sosial
Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban
eksploitasi perdagangan anak dan perempuan dan KDRT
Penanggulangan
masalah-masalah
strategis
yang
VIII | 371
nilai-nilai
kepahlawanan,
keperintisan,
dan
kesetiakawanan sosial
Peningkatan kualitas pelayanan organisasi sosial
7. Program pemberdayaan, kelembagaan, kesejahteraan dan
keagamaan
Bantuan untuk rumah ibadah, kegiatan keagamaan dan
lembaga keagamaan
D.3.3
adapt
keterampilan
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial
Pelatihan bagi keluarga mandiri
Bantuan biaya kawin masal bagi calon keluarga tidak mampu
dalam rangka hari keluarga nasional (Harganas) tahun 2011
untuk 200 KK
2. Program pelayanan dan pemberdayaan kelembagaan sosial
Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban
eksploitasi perdagangan anak dan perempuan dan KDRT
Penanggulangan
masalah-masalah
strategis
yang
VIII | 372
nilai-nilai
kepahlawanan,
keperintisan,
dan
kesetiakawanan sosial
Peningkatan kualitas pelayanan organisasi sosial
7. Program pemberdayaan, kelembagaan, kesejahteraan dan
keagamaan
Bantuan untuk rumah ibadah, kegiatan keagamaan dan
lembaga keagamaan
D.3.4
adapt
keterampilan
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial
VIII | 373
masalah-masalah
strategis
yang
nilai-nilai
kepahlawanan,
keperintisan,
dan
kesetiakawanan sosial
Peningkatan kualitas pelayanan organisasi sosial
VIII | 374
adapt
keterampilan
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial
Pelatihan bagi keluarga mandiri
Bantuan biaya kawin masal bagi calon keluarga tidak mampu
dalam rangka hari keluarga nasional (Harganas) tahun 2013
untuk 200 KK
2. Program pelayanan dan pemberdayaan kelembagaan sosial
Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban
eksploitasi perdagangan anak dan perempuan dan KDRT
Penanggulangan
masalah-masalah
strategis
yang
VIII | 375
nilai-nilai
kepahlawanan,
keperintisan,
dan
kesetiakawanan sosial
Peningkatan kualitas pelayanan organisasi sosial
7. Program pemberdayaan, kelembagaan, kesejahteraan dan
keagamaan
Bantuan untuk rumah ibadah, kegiatan keagamaan dan
lembaga keagamaan
D.4. BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB
D.4.1
koordinasi/konsultasi/workshop
advokasi
program
pemberdayaan perempuan
Sosialisasi bagi kader pemberdayaan dan kesejahteraan
keluarga
2. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
dalam pembangunan
Peringatan Hari Kartini ke 130 tahun
VIII | 376
koordinasi/konsultasi/workshop
advokasi
program
pemberdayaan Perempuan
Temu koordinasi/konsultasi/work shop/advokasi program PP
Sosialisasi revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Lomba Kecamatan Sayang Ibu (KSI)
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Sosialisasi PKDRT dan PA
Sosialisasi bagi Kader PKK
2. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
Peringatan hari anak nasional
VIII | 377
dalam
mengelola usaha
Pameran hasil usaha karya perempuan di bidang PP
Peringatan hari kartini ke 131 tahun 2010
Pengadaan APE BKB
Penyuluhan dan diklat peningkatan peranan wanita
Penguatan Kelembagaan PUG
Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
1. Program Keluarga Berencana
Pembinaan dan pelayanan KB (Akseptor Baru dan Aktif)
sarana operacional pelayanan dan peningkatan pengetahuan
petugas tentang program KB
Pembinaan dan pelayanan KB secara terpadu dengan institus
terkait (momentum KB-Kes Bhayangkara)
Pembinaan dan pelayanan KB secara terpadu dengan instansi
terkait (Momentum KB-Kes IBI) Kota Palangka Raya
Pembinaan dan pelayanan KB secara terpadu dengan instansi
terkait (momentum TNI Manunggal KB-Kes (TMKK) dan
pencanangan
Pembinaan dan pelayanan KB secara terpadu dengan isntansi
terkait (Momentum kesatuan gerak PKK KB-Kes dengan
pencanangan
Pembinaan KB melalui pertemuan medis teknis dan pertemuan
rutin dengan penyuluh KB
VIII | 378
KB
pengadaan
screen/layar
untuk
sarana
pelatihan/penyegaran program KB
2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Rapat pembinaan dan pembentukan pusat pelayanan
konseling kesehatann remaja
Program kesehatan reproduksi remaja pelatihan/ketrampilan
interpersonal konselor sebaya Kader KRR
Program Kesehatan Reproduksi. Pembinaan kelompok remaja
pertemuan/orientasi
/penyuluhan
tentang
kesehatan
VIII | 379
Pemberdayaan
Keluarga melalui
Kelompok
UPPKS
4. Sosialisasi Pembinaan Kelompok BKR (Bina Keluarga Remaja)
5. Bantuan Modal Bagi Kelompok Tani Perempuan (5 kelompok)
Bidang Informasi dan Analisa Data
1. Peningkatan Kualitas Hidup dan Pemberdayaan Perempuan
Pembuatan Data Terpilah Korban Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT) dan Korban Kekerasan Sexsual
2. Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan
Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
Pendataan Keluarga dan Tahapan Keluarga Sejahtera (KS)
3. Pelatihan Pembuatan Laporan bagi Bidan, Medis/Paramedis,
dan
PKB/PLKB
VIII | 380
D.4.3.
koordinasi/konsultasi/workshop
advokasi
program
pemberdayaan perempuan
Temu koordinasi/konsultasi/work shop/advokasi program PP
Sosialisasi revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Lomba Kecamatan Sayang Ibu (KSI)
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Sosialisasi PKDRT dan PA
Sosialisasi bagi Kader PKK
2. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
Peringatan hari anak nasional
Sosialisasi pemberdayaan perempuan dalam pencegahan
HIV-AIDS menuju kesetaraan dan keadilan gender
Sosialisasi program BKB
Penyusunan profil anak dan profil gender Kota Palangka
Raya
Sosialisasi penyandang cacat
3. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
Peringatan hari Ibu ke 83 Tahun 2011
Bimbingan
dalam
mengelola usaha
Pameran hasil usaha karya perempuan di bidang PP
Peringatan hari kartini ke 132 tahun 2011
Pengadaan APE BKB
Penyuluhan dan diklat peningkatan peranan wanita
Penguatan Kelembagaan PUG
VIII | 381
VIII | 382
/penyuluhan
tentang
kesehatan
Pemberdayaan
Keluarga melalui
Kelompok
UPPKS
4. Rapat/Pertemuan dengan Kelompok-Kelompok BKR
Bidang Informasi dan Analisa Data
1. Peningkatan Kualitas Hidup dan Pemberdayaan Perempuan
VIII | 383
D.4.4.
koordinasi/konsultasi/workshop
advokasi
program
pemberdayaan perempuan
VIII | 384
operacional
pelayanan
dan
peningkatan
Program
kesehatan
reproduksi
remaja
Program
Kesehatan
Reproduksi.
Pembinaan
kelompok
VIII | 386
VIII | 387
D.4.5.
koordinasi/konsultasi/workshop
advokasi
program
pemberdayaan perempuan
VIII | 388
operacional
pelayanan
dan
peningkatan
VIII | 389
Program
kesehatan
reproduksi
remaja
Kesehatan
Reproduksi.
Pembinaan
kelompok
VIII | 390
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun desa
Kegiatan
fasilitasi
dan
pembinaan
lokasi
Program
pembinaan,
pembentukan
dan
Bimtek
Posyantekdes di kecamatan
4. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
Penyusunan peraturan pemerintah daerah tentang kelurahan
VIII | 391
musyawarah
pembangunan
kelurahan
(musrenbang)
6.
7.
D.5.2.
Penurunan
Tingkat
Kemiskinan
Kesejahteraan Masyarakat
dan
Peningkatan
VIII | 392
3.
VIII | 393
Fasilitasi
pelaksanaan
Program
Pemberian
Makanan
VIII | 394
5.
Pemantapan penyelenggaraan
Pemerintahan Kelurahan
Pemerintahan
Desa
dan
evaluasi
dan
pelaporan
administrasi
pemerintahan kelurahan
Pelatihan dan Bimtek aparatur pemerintahan Kelurahan
bidang kawasan terpadu dan kelurahan lokasi PM2L
6.
VIII | 395
D.5.3.
Penurunan
Tingkat
Kemiskinan
Kesejahteraan Masyarakat
dan
Peningkatan
VIII | 396
pelaksanaan
Program
Pemberian
Makanan
VIII | 397
Pemantapan penyelenggaraan
Pemerintahan Kelurahan
Pemerintahan
Desa
dan
VIII | 398
evaluasi
dan
pelaporan
administrasi
pemerintahan kelurahan
Pelatihan dan Bimtek aparatur pemerintahan Kelurahan
bidang pengelolaan keuangan
6.
D.5.4.
dan
Peningkatan
VIII | 399
3.
VIII | 400
pelaksanaan
Program
Pemberian
Makanan
VIII | 401
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
administrasi
pemerintahan kelurahan
Pelatihan dan Bimtek aparatur dan kelurahan dalam bidang
penguatan kapasitas manajemen kelurahan
6.
VIII | 402
dan
Peningkatan
VIII | 403
2.
pelaksanaan
Program
Pemberian
Makanan
VIII | 404
VIII | 405
5.
Monitoring,
evaluasi
pemerintahan kelurahan
6.
dan
pelaporan
administrasi
VIII | 406
D.6.2.
VIII | 407
D.6.3.
VIII | 408
D.6.4.
VIII | 409
D.6.5.
VIII | 410
publik;
meningkatnya
tuntutan
penerapan
prinsip-prinsip
tata
kepemerintahan yang baik antara lain transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja
publik serta taat pada hukum; meningkatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung
jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan.
Demikian pula, secara khusus dari sisi internal birokrasi itu sendiri,
berbagai permasalahan masih banyak yang dihadapi. Permasalahan tersebut antara
lain adalah: pelanggaran disiplin, penyalahgunaan kewenangan dan masih
banyaknya praktek KKN; rendahnya kinerja sumber daya manusia dan kelembagaan
aparatur; sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen)
pemerintahan yang belum memadai; rendahnya efisiensi dan efektifitas kerja;
rendahnya kualitas pelayanan umum; rendahnya kesejahteraan PNS; dan banyaknya
peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan
keadaan dan tuntutan pembangunan.
keterampilan yang handal untuk melakukan antisipasi, menggali potensi dan cara
baru dalam menghadapi tuntutan perubahan. Di samping itu, aparatur harus mampu
meningkatkan daya saing, dan menjaga keutuhan bangsa dan wilayah negara. Untuk
itu, dibutuhkan suatu upaya yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam
mendorong peningkatan kinerja birokrasi aparatur dalam menciptakan pemerintahan
yang bersih dan akuntabel yang merupakan amanah reformasi dan tuntutan seluruh
rakyat. Adapun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang program dan kegiatan
prioritasnya berkaitan langsung dalam hal penciptaan tata pemerintahan yang bersih
dan berwibawa adalah sebagai berikut :
VIII | 412
VIII | 413
VIII | 414
E.1.4.
VIII | 415
E.1.5.
VIII | 416
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
Perubahan APBD
Pendataan,
Pendaftaran
dan
Peremajaan
Wajib
VIII | 417
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Rancangan
Realisasi
PertanggungJawaban
Pelaksanaan APBD
Penyusunan Penjabaran Realisasi APBD
Penyusunan Laporan Bulanan Realisasi Anggaran APBD
Implementasi Penerimaan PAD dan Bagi Hasil Bukan Pajak
Intensifikasi, Pencetakan Penerimaan dan Pengendalian
Benda Berharga
2. Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
E.2.2.
VIII | 418
Penyusunan
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
Perubahan APBD
Pendataan,
Pendaftaran
dan
Peremajaan
Wajib
Penatausahaan
Pelaporan
dan
VIII | 419
Rancangan
Realisasi
PertanggungJawaban
Pelaksanaan APBD
Penyusunan Penjabaran Realisasi APBD
Penyusunan Laporan Bulanan Realisasi Anggaran APBD
Implementasi Penerimaan PAD dan Bagi Hasil Bukan Pajak
Intensifikasi, Pencetakan Penerimaan dan Pengendalian
Benda Berharga
2. Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
E.2.3.
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
Perubahan APBD
Pendataan,
Pendaftaran
dan
Peremajaan
Wajib
VIII | 420
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Rancangan
Realisasi
PertanggungJawaban
Pelaksanaan APBD
Penyusunan Penjabaran Realisasi APBD
Penyusunan Laporan Bulanan Realisasi Anggaran APBD
Implementasi Penerimaan PAD dan Bagi Hasil Bukan Pajak
Intensifikasi, Pencetakan Penerimaan dan Pengendalian
Benda Berharga
2. Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
VIII | 421
E.2.4.
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
Perubahan APBD
Pendataan,
Pendaftaran
dan
Peremajaan
Wajib
VIII | 422
Peningkatan
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Rancangan
Realisasi
PertanggungJawaban
Pelaksanaan APBD
Penyusunan Penjabaran Realisasi APBD
Penyusunan Laporan Bulanan Realisasi Anggaran APBD
Implementasi Penerimaan PAD dan Bagi Hasil Bukan Pajak
Intensifikasi, Pencetakan Penerimaan dan Pengendalian
Benda Berharga
2. Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
E.2.5.
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
Perubahan APBD
VIII | 423
Pendataan,
Pendaftaran
dan
Peremajaan
Wajib
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Rancangan
Realisasi
PertanggungJawaban
Pelaksanaan APBD
Penyusunan Penjabaran Realisasi APBD
VIII | 424
VIII | 425
E.3.2.
VIII | 426
VIII | 427
E.3.4.
VIII | 428
VIII | 429
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Administrasi
Penatausahaan
Keuangan
Sekretariat DPRD
VIII | 430
yang
Baru
Lebih
Tinggi
dari
VIII | 431
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Administrasi
Penatausahaan
Keuangan
Sekretariat DPRD
3. Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
Hearing/Diolag dan Koordinasi dan Koordinasi Dengan
Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat / Tokoh
Agama
Rapat-Rapat Alat Kelengkapan Dewan
Kegiatan Reses
Kunjungan Kerja Pemimpin dan Anggota DPRD Dalam
Daerah
Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan PerundangUndangan
Legilasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan
Publikasi Peraturan Perundang-Undangan
Kajian Peraturan Perundang-Undangan Daerah Terhadap
Perundang-Undangan
yang
Baru
Lebih
Tinggi
dari
E.4.3.
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Administrasi
Penatausahaan
Keuangan
Sekretariat DPRD
3. Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
Hearing/Diolag dan Koordinasi dan Koordinasi Dengan
Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat / Tokoh
Agama
Rapat-Rapat Alat Kelengkapan Dewan
Kegiatan Reses
Kunjungan Kerja Pemimpin dan Anggota DPRD Dalam
Daerah
Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan PerundangUndangan
Legilasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan
Publikasi Peraturan Perundang-Undangan
VIII | 433
yang
Baru
Lebih
Tinggi
dari
Penatausahaan
Pelaporan
dan
Administrasi
Penatausahaan
Keuangan
Sekretariat DPRD
3. Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
Hearing/Diolag dan Koordinasi dan Koordinasi Dengan
Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat / Tokoh
Agama
Rapat-Rapat Alat Kelengkapan Dewan
VIII | 434
Kegiatan Reses
Kunjungan Kerja Pemimpin dan Anggota DPRD Dalam
Daerah
Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan PerundangUndangan
Legilasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan
Publikasi Peraturan Perundang-Undangan
Kajian Peraturan Perundang-Undangan Daerah Terhadap
Perundang-Undangan
yang
Baru
Lebih
Tinggi
dari
Penatausahaan
Pelaporan
dan
VIII | 435
Peningkatan
Administrasi
Penatausahaan
Keuangan
Sekretariat DPRD
3. Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
Hearing/Diolag dan Koordinasi dan Koordinasi Dengan
Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat / Tokoh
Agama
Rapat-Rapat Alat Kelengkapan Dewan
Kegiatan Reses
Kunjungan Kerja Pemimpin dan Anggota DPRD Dalam
Daerah
Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan PerundangUndangan
Legilasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan
Publikasi Peraturan Perundang-Undangan
Kajian Peraturan Perundang-Undangan Daerah Terhadap
Perundang-Undangan
yang
Baru
Lebih
Tinggi
dari
VIII | 436
E.5.
E.5.2.
VIII | 437
E.5.3.
E.5.4.
VIII | 438
E.5.5.
E.6.
E.6.2.
VIII | 439
E.6.3.
E.6.4.
E.6.5.
8.2.
jasa
pemeliharaan
dan
perijinan
kendaraan
dinas/operasional
f. Penyediaan jasa administrasi keuangan
g. Penyediaan jasa kebersihan kantor
h. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
i.
j.
VIII | 440
j.
VIII | 441
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
memilih
berbagai
alternatif
kebijakan,
menentukan
alokasi
anggaran,
yang
yang
digunakan
tingkat
pencapaian
dari
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan amanat UU No. 32/2004 dan
PP.RI. Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kualitatif dan/atau kuantitatif
yang terdiri dari unsur masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang
menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan. Indikator kinerja yang digunakan
antara lain: indikator kemajuan otonomi daerah, kinerja penyelenggara otonomi daerah,
indek pembangunan daerah, daya saing daerah, dan daya tarik investasi. Secara
keseluruhan hasil akhir tujuan otonomi daerah menggunakan parameter Peningkatan
Kualitas Manusia dan indikatornya adalah nilai Indek Pembangunan Manusia (IPM).
IX 442
KONDISI
NO
URUSAN
INDIKATOR
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
77,0
78,0
78,0
79,0
79,0
80,0
80,0
MAKRO:
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
b.
71,8
72,4
72,8
72,8
72,9
73,2
73,2
c.
d.
12 thn
12
12
12
12
12
12
745.565
765.868
1 jt
> 1 jt
> 1jt
> 1 jt
> 1jt
5,51
5,65
6,00
6,00
6,00
6,25
6,50
a.
5,69
6,13
6,65
6,85
7,25
7,25
7,50
b.
9,53
9,23
9,00
8,00
7,00
6,00
6,00
c.
15.108
13.556
11.000
10.000
8.000
7.000
5.000
d.
14,05
13,25
12,25
11,57
11,25
10,25
15.107
Keterangan:
* Sumber Data IPM Kota Palangka Raya tahun 2005 dari Bapppenas 2007.
IX 443
1.
URUSAN
KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
INDIKATOR
3.
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN
ASET DAERAH
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DAERAH
2008
2009
2010
2011
2012
2013
75
85
90
90
90
90
50
50
60
75
80
90
50
75
75
80
80
80
90
80
95
95
95
95
80
90
95
95
95
95
90
90
95
95
95
95
80
90
95
95
95
95
75
80
90
100
100
100
75
80
80
80
80
80
Peningkatan PAD
%/tahun
buah
11
80
80
80
80
21
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
%
%
0
0
5
20
10
25
15
30
20
40
25
50
50
55
60
65
70
75
2.
Satuan
3
4
5
IX 444
KONDISI
NO
4.
5.
URUSAN
INSPEKTORAT
KESBANG DAN
LINMAS
INDIKATOR
2011
2012
2013
70
75
80
85
90
100
70
75
80
85
90
100
70
72
75
78
79
80
25
25
60
65
69
80
25
70
76
79
80
80
90
90
70
70
80
60
69
75
77
79
80
85
87
89
91
93
95
85
87
89
91
93
95
85
87
89
91
93
95
Ha
445
368
386
401
413
425
Ha
320
350
360
375
385
396
Produksi Padi
Ton
615
668
728
786
849
917
Produktivitas Padi
Ton/Ha
1,92
1,91
2,02
2,09
2,21
2,31
Ha
1.420
1.674
1.759
1.847
1.939
1.016
Ha
1.293
1.479
1.542
1.608
1.672
1.738
Produksi Palawija
Ton
4.991
4.987
5.324
5.590
5.869
6.162
Produktivitas Palawija
Ton/Ha
3,86
3,37
3,45
3,47
3,50
3,54
Ha
3.202
2.888
3.032
3.180
3.307
3.439
1
2
3
PERTANIAN,
PERIKANAN,
PETERNAKAN
2010
7.
2009
SEKRETARIAT
DPRD KOTA
PALANGKA RAYA
2008
6.
Satuan
IX 445
KONDISI
NO
8.
URUSAN
KEHUTANAN
DAN
PERKEBUNAN
INDIKATOR
10
11
Produksi Sayuran
12
Produktivitas Sayuran
13
2009
2010
2011
2012
2013
Ha
2.944
2.750
2.810
2.866
2.923
2.981
Ton
7.407
6.593
7.493
7.867
8.260
8.673
2,52
2,40
2,67
2,74
2,83
2,91
Ton
1.250
1.650
1.995
2.300
2.700
3.000
14
Ton
1.892,20
1.850
1.840
1.830
1.820
1.820
15
Ekor
3.236
3.349
3.440
3.543
3.650
3.760
16
Ekor
11.345
11.800
12.460
13.080
13.734
14.420
17
Ekor
988.449
1.013.160
1.077.660
1.109.989
1.143.289
1.183.304
PERTAMBANGAN
DAN ENERGI
2008
Ton/Ha
9.
Satuan
Ha
100
250
250
250
250
250
Lokasi
Ha
725
50
100
100
100
100
Perusahaan
25
50
72
90
45
80
80
80
80
80
10
30
50
60
70
10
25
50
70
80
3
4
IX 446
KONDISI
NO
10.
11.
URUSAN
PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN,
KOPERASI DAN
UKM
TENAGA KERJA
DAN
TRANSMIGARSI
INDIKATOR
2009
2010
2011
2012
2013
40
50
50
60
60
70
2/2
2/2
2/2
2/2
1
Koperasi/
25 UKM
1
Koperasi/
25 UKM
2
Koperasi/
50 UKM
2
Koperasi/
50 UKM
2
Koperasi/
50 UKM
2
Koperasi/
50 UKM
40
45
50
55
60
65
60
65
70
75
77
80
50
55
59
64
67
75
30
35
40
43
46
50
50
55
57
60
65
70
1,6
1,5
1,4
1,3
1,2
40,49
35
32
25
20
15
KESEHATAN
2008
12.
Satuan
IX 447
KONDISI
NO
URUSAN
INDIKATOR
13.
PENDIDIKAN,
PEMUDA DAN
OLAHRAGA
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
60,7
55
45
35
25
25
72,4
72,8
72,8
72,9
73,2
73,2
14,55
12,12
10,12
8,12
6,12
4,12
38,74
39
40
41
42
43
28,21
30
31
32.0
33
34
Bidan
70,7
70
72
74
75
75
Perawat
69,1
72
74
76
78
78
40
45
60
68
75
80
70
85
89
90
95
100
65
75
85
95
98
99
100
100
100
100
100
100
99,46
99,47
99,48
99,49
99,50
100
93,78
93,85
97,60
99,78
99,89
99,96
IX 448
KONDISI
NO
URUSAN
INDIKATOR
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
92,79
97,95
98,80
99,89
99,93
99,98
5,00
60
65
70
76
77
80
10
13
15
18
20
12
18
25
30
45
50
30
55
70
85
90
100
40
56,61
69,21
74,16
79,20
90,15
20
25
40
65
90
100
g.
27
35
50
60
80
100
h.
b.
c.
d.
e.
f.
Guru SD S1
17
25
40
70
85
100
Guru SMP S1
53
65
70
81
85
100
0,1
10
i.
25
39
65
75
85
87
k.
65
67
69
71
73
80
l.
30
45
65
79
85
98
IX 449
KONDISI
NO
URUSAN
INDIKATOR
3.
4.
KEBUDAYAAN
DAN
PARIWISATA
2008
2009
2010
2011
2012
2013
50
65
70
75
85
90
b.
30
38
45
56
60
80
c.
50
65
70
73
75
80
d.
Orang
18
65
85
90
95
98
99
b.
70
75
80
85
90
95
c.
70
85
87
90
95
97
d.
10
20
45
65
85
90
Orang
91.050
11284
134790
156420
178210
200000
14.
Satuan
0,17
0,27
0,28
0,38
0,38
0,38
Kali
Buah
IX 450
KONDISI
NO
URUSAN
INDIKATOR
5
6
15.
PEKERJAAN
UMUM
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Buah
Buah
Km
25,17
15,17
15
15
17
20
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Kecamatan Rakumpit
Pembangunan/Peningkatan Jalan Poros
Desa
Mempertahankan kondisi jalan mantap yang
ada melalui program pemeliharaan
berkala jalan dan pemeliharaan rutin jalan
Km
10
10
Km
10
10
10
10
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
Km
8,5
20
25
28
30
32
Km
15
15
15
15
15
15
Km
15
10
10
10
10
Km
29
47,77
35
35
35
35
b.
c.
IX 451
KONDISI
NO
URUSAN
INDIKATOR
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Km
11
8,56
10
11
11
11
Km
Km
Km
25
25
25
25
25
25
12000
6310
6500
6500
6500
6500
Jiwa
1300
800
800
900
900
1000
c.
Satuan
IX 452
KONDISI
NO
16.
17.
URUSAN
PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI
DAN
INFORMATIKA
TATA KOTA,
BANGUNAN DAN
PERTAMANAN
INDIKATOR
LINGKUNGAN
HIDUP
PASAR DAN
KEBERSIHAN
2009
2010
2011
2012
2013
0,47
0,49
0,52
0,55
0,57
0,60
2.
Orang
695.001
696.000
697.000
698.000
699.000
700.000
3.
Buah
430
430
430
430
430
430
4.
Buah
7.268
9.085
12.902
13.080
15.696
18.678
5.
Buah
12/4
12/4
12/5
13/6
13/6
13/6
6.
Buah
25
25
25
25
7.
Kali
8.
30/4/4
34/4/4
34/4/5
34/4/6
34/4/7
34/4/8
9.
0,04
0,05
0,08
0,10
0,12
0,15
10
7/4
7/4
8/4
8/4
8/4
8/5
11
9/1
11/1
23/1
23/1
23/1
23/1
Ha
20
23,02
23,02
31,02
35,02
73,50
45
50
55
60
65
70
65
70
75
75
77
80
70,15
72,15
74,15
78
80
85
60
70
70
70
70
70
70
85
90
95
95
95
30
32,5
35
37
39
41,5
25
28
30
33
36,6
48
12
21
28
35
3
19.
2008
Jumlah Angkuan Darat Dibanding Jumlah
Penumpang
Jumlah Arus Angkutan Umum
1.
18.
Satuan
1
2
3
IX 453
KONDISI
NO
20.
URUSAN
KEPENDUDUKAN
DAN
CATATAN SIPIL
INDIKATOR
2009
2010
2011
2012
2013
90
93
95
95
98
97
50
60
70
80
90
95
60
65
70
75
80
85
10
70
80
90
99
50
50
80
75
80
90
30
50
85
90
95
100
93
94
95
96
97
98
Orang
16
16
16
16
16
16
75
20
90
95
97
99
80
90
93
85
90
90
10
85
85
60
70
80
10
40
80
85
90
60
65
70
72
73
75
40
45
50
55
60
65
40
45
50
55
60
65
30
35
40
45.0
50
55
7
8
9
10
11
12
POLISI
PAMONG
PRAJA
2008
21.
Satuan
1.
2.
3.
4.
IX 454
KONDISI
NO
22.
URUSAN
SOSIAL
INDIKATOR
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Buah
17
17
19
20
20
21
15
20
25
25
30
30
8,5
10
12
15
20
20
KK
210
1500
750
750
750
750
30
40
40
50
50
60
2,95
2,9
2,8
2,7
2,6
KK
2.621
253
516
779
1.042
1.305
25
35
50
75
85
100
50
60
70
80
90
100
35
40
50
60
65
70
60
65
75
85
95
100
25
30
40
45
50
55
1
2
3
4
23.
24.
Satuan
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN
KB
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
IX 455
KONDISI
NO
25.
URUSAN
KETAHANANAN
PANGAN
INDIKATOR
1.
2008
2009
2010
2011
2012
2013
b.
c.
2.
Satuan
Pangan Nabati
-
Beras
Ton
26.740
28.080
28.080
30.957
32.505
34.130
Jagung
Ton
1.703
1.789
1.878
1.972
2.071
2.174
Ubi Kayu
Ton
1.686
1.961
2.059
2.162
2.271
2.384
Ubi Jalar
Ton
586
615
646
678
712
748
Sayur
Ton
8.405
8.825
9.267
9.730
10.216
10.727
Buah-buahan
Ton
8.214
8.625
9.056
9.509
9.984
10.483
Pangan Hewani
1).
Ton
2.944
3.091
3.245
3.407
3.578
3.757
2).
Telur
Ton
1.763
1.851
1.944
2.041
2.143
2.250
3).
Ikan
Ton
4.789
5.038
5.290
5.555
5.832
6.124
Kkal/
kapita/hr
Kkal/
kapita/hr
%
2.360
2.360
2.478
2.602
2.732
3.035
50
52
53
54
55
57
25
27
30
32
35
65
Ketersediaan Pangan
1).
Energi
2).
Protein
IX 456
KONDISI
NO
26.
URUSAN
PERPUSTAKAAN
DAN
DOKUMENTASI
INDIKATOR
3
4
27.
PELAYANAN
PERIZINAN
TERPADU
1
2
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Orang
10
Orang
159
206
251
393
490
563
0,25
0,92
10,15
16,96
19,07
20
4,58
5,02
5,03
5,04
5,05
6,23
7,45
8,45
8,75
8,96
8,98
0,62
0,92
1,05
1,56
1,74
2,09
IX 457
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. PROGRAM TRANSISI
Dalam pelaksanaan program, pemerintah memiliki keterbatasan baik
berupa dana maupun tahun anggaran yang dibatasi hanya 1 tahun. Dengan
demikian ada beberapa program yang sifatnya berkelanjutan dan jangka
panjang
(multiyears)
seperti
penanggulangan
kemiskinan,
pemberdayaan
X | 458
X | 459
X | 460