Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
merupakan faktor
seks
kaitannya
sebagai
faktor
resiko
terhadap
penyakit
yang paling penting adalah untuk mencegah ovulasi dengan supresi faktor GnRH di hipotalamus sehingga dapat mencegah sekresi FSH dan LH.Progesteron
mencegah ovulasi dengan menekan skresi LH dan mengentalkan mukus
serviks sehingga mengganggu jalan sperma masuk ke dalam serviks, serta
menciptakan lingkungan yang tidak baik untuk implantasi. Sedangkan
estrogen
mencegah
ovulasi
dengan
menekan
pelepasan
FSH
dan
mempertahankan endometrium.6,7
Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi
(dietil stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid.
Jarak waktu antara konsepsi dan implantasi rata-rata 6 hari. Biopsi
endometrium yang dilakukan setelah pemberian estrogen dosis tinggi pasca
konsepsi menunjukkan efek anti-progesteron, yang dapat menghambat
implantasi. Perjalanan ovum di percepat dengan pemberian estrogen pasca
konsepsi.1,7
Mual, muntah, oedem, rasa berat pada tungkai bawah, dapat jadi
gemuk.
2.
Hormon Progesteron
Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk implantasi
dan mempertahankan kehamilan. Disamping itu progesteron mempunyai
pula khasiat kontrasepsi, sebagai berikut: 6,7
a. Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga
penetrasi dan transportasi sperma selanjutnya lebih sulit
b. Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitas diperlukan
sperma untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan disekeliling
ovum.
c. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum
dalam tuba akan terhambat.
d. Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi.
Walaupun ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus
luteum akan berkurang sehinga implantasi dihambat.
e. Penghambatan ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Efek samping progesterone :6,7
C.
Progestin
Excluton
0,5 mg Lynestrenol
Cerazette
75 ug Desogestrel
Progestin
Depo Provera
Estrogen + Progestin
Cyclofem
Progestin
Implanon
68 mg Etonogestrel
Indoplant
75 mg Levonorgestrel
Norplant
36 mg Levonorgestrel
AKDR
Inert, dibuat dari plastik (Lipppes Loop) atau baja anti karat (The Chinese
Ring)
Mengandung tembaga, CuT 380 A, CuT 200 C, Multiload ( ML Cu 250 dan
375 ) dan Nova T.
CONTOH OBAT
Etinilestradiol
Lynoral 0,05 mg
PROGESTERON
KELAS
Allylestrenol
Noretisteron
Medroksi Progesteron Asetat
Dydrogesterone
CONTOH OBAT
Alylestrenol 5 mg
Gravynon 5 mg
Norelut 5 5 mg
Primolut N 5mg
MPA 5 mg
Dydrogesterone 10 mg
Duphaston 10 mg
suasana yang cocok untuk penerimaan sperma (fertilisasi) dan implantasi telur
yang telah difertilisasi. Aktivitas siklus ditunjukkan dengan adanya menstruasi
bulanan.10
Hormon estrogen selain berperan penting dalam fungsi seks wanita juga
dapat mempengaruhi aktivitas pada pembuluh darah. Ini disebabkan karena
estrogen memiliki dua reseptor, estrogen receptor a & estrogen receptor b,
keduanya termasuk bagian dari resptor hormone steroid. Estrogen receptor a
dapat ditemukan pada pembuluh darah dan sel miokardia, sedangkan untuk
estrogen receptor b ditemukan pada beberapa jaringan anatara lain prostat,
uterus, ovarium, testis, vesika urinaria, paru-paru, dan otak. Estrogen dapat
mempengaruhi konsentrasi serum lipid, fungsi koagulasi dan sistem
fibrinolisis, sistem antioksidan dan produksi dari berbagai molekul vasoaktif,
seperti nitrit oksida dan prostaglandin, semuanya dapat mempengaruhi
perkembangan dari penyakit pembuluh darah salah satunya ialah peningkatan
tekanan darah.5,10,11
Efek langsung estrogen yang disebabkan oleh pengeluaran Nitric Oxide
(NO) oleh sel endotel pembuluh darah akan menyebabkan vasodilatasi
sehingga tekanan darah dapat menurun, namun ini hanya berlangsung
sementara saja. Dari hasil suatu penelitian percobaan klinik yang
menggunakan terpi pengganti estrogen yang dapat menurunkan tekanan darah
pada wanita post-menopausal yang menderita hipertensi. Pada penelitian acak,
dengan metode double-blind crossover menunjukkan 30 wanita postmenopausal dengan hipertensi sedang yang menerima estradiol pada 24 jam
pertama akan menurunkan tekanan darah secara signifikan, begitu juga pada
wanita post-menopausal dengan hipertensi moderate.10,11
Estrogen meningkatkan ekspresi gen yang penting untuk enzim vasodilator
seperti prostacyclin synthase dan NO synthase. Pada paparan dalam jangka
waktu yang lama estrogen akan mengubah ekspresi gen vaskular dan ekpresi
protein yang dimediasi oleh estrogen recptor a & b atau keduanya. Sehingga
menyebabkan peningkatan bioavaibilitas dari NO yang kemudia menghambat
migrasi dan proliferasi dari sel otot polos pembuluh darah agar melindungi
dari kerusakan pembuluh darah.10,11,12
Pada wanita post-menopausal dimana penghasilan estrogen alami
(estradiol) sudah berkurang sampai habis, menyebabkan tingginya resiko
hipertensi pada wanita usia lanjut.10,11
Gambar 1. Hipertensi yang disebabkan oleh perubahan rasio hormone seks yang
akan menyababkan disfungsi endotel sehingga terjadi penurunan produksi NO yang
akan berakibat peningkatan tekanan darah. 12
meningkatkan
tekanan
darah.
Terlebih
lagi,
androgenic progesterone
10
bukti yang konsisten bahwa tidak ada hubungan antara penggunaannya dengan
hipertensi pada wanita sehat selama 20 tahun follow up. 4,12,13
G. KESIMPULAN
Penggunaan kontrasepsi hormonal banyak digunakan oleh wanita di seluruh
dunia termasuk di Indonesia karena harganya yang cukup murah dan cara
pemakaiaannya yang mudah. Ada banyak jenis kontrasepsi hormonal antara lain
oral, injeksi, implant maupun IUD yang mengandung hormon. Kegunaan
kontrasepsi hormonal memang sangat baik untuk mencegah kehamilan karena
bekerja mirip dengan hormon seks alami yaitu estrogen dan progesterone, namun
memiliki beberapa perbedaan yang juga pasti memiliki perbedaan dalam hal efek
sampingnya termasuk efek samping peningkatan tekanan darah. Pada wanita yang
menderita hipertensi, kita harus merekomendasikan untuk menggunakan
kontrasepsi non-hormonal, atau kontrasepsi hormonal progesterone dosis tunggal.
Kontrasepsi kombinasi, mempengaruhi tekanan darah dan meningkatkan risiko
thrombosis arteri pada pasien yang telah memiliki faktor predisposisi. Pada pasien
hipertensi yang terkontrol dengan baik, dibawah usia 35 tahun, boleh
menggunakan kontrasepsi kombinasi, namun berdasarkan kriteria WHO, ada
beberapa ilmuan yang lebih menyukai opsi yang terdahulu karena mereka merasa
lebih aman.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro Hanifa, Bari Saifuddin Abdul, Rachinhadhi Trijatmo, editor.
Kontrasepsi Hormonal. In: Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo; 2007. Hal 543 556.
2. DeCherney Alan, Nathan Lauren, MuphyGoodwin, Laufer Neri. Chapter
36 Contraceptiuon & Family Planning in Current Diagnosis and Treatment
in Obstetric and Gynaecology. Cunningham : McGraw-Hill Companies.
2003.
3. Paul A.T. Kawatu, Grace E.C. Korompis, B.H.R. Kairupan, Gaby G.
Langi. Analisis hubungan penggunaan pil kb dengan kejadian hipertensi
pada wanita subur di kecamatan tombariri. FKM Universitas Sam
Ratulangi, FK Universitas Sam Ratulangi. Manado. 2012.
4. Milena Bastos Brito, et al. Hormonal contraception and cardiovascular
system. Universidade de Sao Paulo. Sao Paulo. 2013.
5. Susana Novella, Magda Heras, Carlos Hermenegildo, Ana Paula Dantas.
Effects of estrogen on vascular inflammation: a matter timing. Arterioscler
Thromb Vasc Biol . 2012;32:1035-42.
6. Cunningham Gary, dkk. Contraception, Chapter 32. William Obstetrics.
22th ed. Cunningham : McGraw-Hill Companies. 2007.
7. Baziad Ali. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2008. Hal 11-30.
8. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi edisi 6 tahun 2006-2007
9. Formularium Obat InHealth edisi IV. PT. Asuransi Jiwa InHealth
Indonesia. 2014
10. Despopoulos Agamemnon, Silbernagl Stefan. Color Atas of Physiology.
New York: Thieme. 2003. Hal. 289-291.
11. Michael E. Mendelsohn, Richard H. Karas. The protective effects of
estrogen on the cardiovascular system. Mechanisms of Disease, Molecular
12
13