rategi kontrol. Sebagai catatan bahwa metode 7 sedikit banyak yang tidak sesuai
sejak melibatkan penambahan heat exchanger untuk jalur inlet pada tangki pemanas
-stirred yang didalamnya didesain agar berfungsi sebagai heat exchanger. Strate
gi kontrol untuk tangki pemanas-stirred diasumsikan dalam Tabel 1.1.
Sejauh yang telah kita pertimbangkan hanya satu sumber dari proses gangguan, flu
ktuasi dalam Ti. Kita juga akan mempertimbangkan kemungkinan gangguan dalam vari
abel proses yang lain seperti temperatur lingkungan, yang akan mempengaruhi kehi
langan panas pada tangki. Mengingat kembali bahwa kehilangan panas pada awalnya
diasumsikan sepele. Perubahan dalam proses peralatan mungkin merupakan sumber ga
ngguan yang lain. Sebagai contoh, karakteristik panas akan berubah dengan waktu
dalam skala oleh cairan. Ini informatif untuk menguji pengaruh dari berbagai tip
e pengganggu dalam laju aliran dan strategi umpan balik yang didiskusikan di ata
s.
Pertama, mempertimbangkan strategi kontrol laju aliran pada metode 2 dimana gan
gguan dalam Ti diukur dan pengukuran digunakan untuk menyesuaikan manipulasi var
iabel Q. Dari teori titik pandang, skema kontrol mampu untuk menjaga variabel ko
ntrol T secara tepat, sebagai set point TR di samping gangguan dalam Ti. Secara
ideal, jika akurasi pengukuran dari Ti tersedia dan jika penyesuaian dalam Q dib
uat dalam cara yang sesuai, kemudian tindakan korektif yang diambil oleh pemana
s akan ditunda keluar dampak dari penganggu sebelum T dipengaruhi. Prinsipnya, l
aju aliran kontrol mampu menyediakan kontrol sempurna dalam merasakan bahwa vari
abel kontrol akan diseimbangkan dalam set point.
Tetapi bagaimana strategi kontrol laju aliran akan terlaksana jika gangguan terj
adi dalam variabel proses yang lain? Khususnya, menduga bahwa laju aliran w tida
k dapat dibuat konstan tetapi sebagai gantinya adalah variasi waktu. Dalam keada
an ini, w akan dipertimbangkan sebagai variabel pengganggu. Jika penambahan w, k
emudian temperatur outlet T akan bertambah kecuali jika persediaan pemanas lebih
panas. Bagaimanapun juga, strategi kontrol metode 2 masukan panas Q dibuat kons
tan selama Ti konstan. Tidak ada aksi perbaikan yang akan diambil untuk tidak me
ngukur gangguan aliran. Pada prinsipnya, kita akan menyetujui keadaan ini, denga
n pengukuran keduanya yaitu Ti dan w dan penyesuaian Q mengganti kerugian untuk
keduanya dari pengganggu. Bagaimanapun juga sebagai perihal praktis ini secara u
mum tidak ekonomis sebagai usaha untuk mengukur semua potensi pengganggu. Ini ak
an lebih praktis jika digunakan sebuah kombinasi laju aliran-sistem kontrol umpa
n balik, sejak kontrol umpan balik mengoreksi aksi untuk ketidakterukuran pengan
ggu, sebagai bahan diskusi selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, dalam aplikasi i
ndustri laju aliran kontrol tidak secara normal digunakan dalam kombinasi dengan
kontrol umpan balik.
Selanjutnya, kita akan mempertimbangkan bagaimana strategi kontrol umpan balik p
ada metode 1 akan menunjukkan kehadiran penganggu dalam Ti atau w. Jika metode 1
digunakan, tidak ada faktor koreksi yang terjadi sampai setelah penganggu telah
mengganggu proses.
Tabel 1.1 Strategi Kontrol Temperatur Untuk Tangki Pemanas -Stirred
Metode Variabel Yang Diukur
Variabel Yang Dimanipulasi
Kategoria
1
T
Q
FB
2
Ti
Q
FF
3
T
w
FB
4
Ti
w
FF
5
Ti dan T
Q
FF/FB
6
Ti dan T
W
FF/FB
7
perubahan desain
8
perubahan desain
aFB, kontrol umpan balik; FF kontrol umpan maju; FF/FB kontrol umpan
maju dan kontrol umpan balik.
Setelah T dibedakan dari TR, oleh faktor
, kontrol umpan balik tidak sesuai untuk
harus menyimpang dari set point sebelum
n yang sangat penting dari kontrol umpan
n dengan tanpa melihat sumber penganggu.
Gambar 1.2 Diagram skematik sistem kontrol temperatur umpan balik untuk
tangki pemanas stirred.
---------, merupakan jalur instrument elektrik; TT, temperatur transmitter, TC t
emperatur kontroller
2.
Pelaksanaan 3 pemecahan kontrol yang berbeda. Pertama, konversikan set p
oint TR sebagai masukan oleh operator ke dalam sebuah kontrol masukan voltase VR
. Kalkulasi sebuah sinyal-error e(t) dengan mengurangi kontrol masukan V(t) dari
set point (acuan) voltase VR. Dimana e(t)= VR - V(t). dalam Gambar 1.32 pemband
ing menunjukkan operasi pengurangan. Ketiga, tugas panas WQ(t) dikalkulasikan d
engan hukum kontrol proporsional pada persamaan 1.3. Garis putus-putus sekitar 2
blok dan pembanding dengan menekankan pada kalkulasi fisika yang ditunjukkan da
lam kontroler.
3.
Keluaran kontroler merupakan sebuah sinyal voltase dc yang dikirim unt
uk pemanas elektrik yang menghasilkan Q(t). Diasumsikan bahwa isi pemanas merupa
kan sebuah silikon-pengatur arus kontroller (SCR) untuk dikonversikan menjadi s
inyal voltase dc ke dalam IC yang dapat ditukarkan (kompatibel) dengan elemen pe
manas.
4.
Respon untuk sinyal masukan pemanas menghasilkan panas masukan Q(t) dal
am tangki-stirred. Q(t) pemanas tingkat proporsional untuk .
Blok lain dalam Gambar 1.3 memperlihatkan dinamik atau proses elemen statik yang
diperlakukan dan dapat digambarkan secara diferensial atau persamaan aljabar. S
alah satu tugas tatapan seorang engineer kontrol adalah mengembangkan diskripsi
matematika yang sesuai untuk blok yang lain. Pengembangan dan analisa dari model
matematika dinamik dipertimbangkan dalam Bab 2-7 dari buku ini. Dalam Bab 10 ki
ta akan memperagakan bagaimana diagram blok seperti pada Gambar 1.3 dianalisa da
n bagaimana respon dinamik dari sistem kontrol dapat diprediksi.
1.4
Kontrol dan philosofi model
Pada bagian sebelumnya kita mempertimbangkan angka sebagai alternatif temperatur
strategi kontrol untuk sistem tangki pemanas-stired sederhana. Sekarang dengan
singkat kita mempertimbangkan bagaimana sistem kontrol didesain secara aktual.
Dalam proses industri sistem kontrol biasanya didesain menggunakan satu atau 2 p
endekatan secara umum:
1.
Pendekatan tradisional. Strategi kontrol dan sistem kontrol hardware seb
agai dasar seleksi untuk mengetahui proses, pelatihan, dan pengertian yang menda
lam. Setelah sistem kontrol diinstal dalam pabrik, pengesetan kontroller (sepert
i Kc dalam persamaan 1.3) disesuaikan, kontroler disesuaikan.
Gambar 1.3 Diagram blok untuk temperatur umpan balik sistem kontrol dalam
Gambar1.2
2.
Model-pendekatan dasar. Sebuah proses model dikembangkan sehingga sangat
menolong setidaknya dalam 3 jalan: (i) dapat digunakan sebagai metode dasar des
ain kontroler klasik, (ii) menyertakan secara langsung hukum kontrol, sekarang s
ebuah pendekatan memulai titik untuk mengedepankan teknik kontrol. (iii) digunak
an untuk mengembangkan simulasi komputer dari proses yang diijinkan untuk eksplo
rasi dari strategi alternatif kontrol dan mengkalkulasi persiapan jumlah dari p
engesetan kontroller.
Model-pendekatan dasar menjadi lebih bermanfaat untuk beberapa alasan. Pertama,
prosessing modern pabrik yang sangat terintegrasi dengan pengaruh aliran dari ke
dua material dan energi. Integrasi ini membuat pengoperasian pabrik lebih sulit.
Kedua, adanya rangsangan ekonomi untuk pengoperasian pabrik secara tertutup unt
uk jumlah pembatasan keuntungan yang maksimal dengan kepuasan keamanan dan pemb
atasan lingkungan.
Dalam buku ini kita menjabarkan philosofi tersebut, untuk proses yang lengkap, s
ebuah model matematika dalam proses harus dikembangkan sehingga sistem kontrol d
apat didesain dengan baik. Tentu saja, ada beberapa masalah proses kontrol sede
rhana dimana spesifikasi dari kontroler adalah relatif secara langsung dan memer
lukan analisa secara detail atau sebuah model eksplisit. Tetapi untuk proses kom
plek, sebuah proses model tidak bernilai keduanya untuk sistem desain kontrol da
n perolehan yang meningkatkan sesuatu yang tak diketahui dalam proses.
Langkah utama melibatkan desain dan instal sebuah sistem kontrol dengan mengguna
kan model-pendekatan dasar yang ditunjukkan dalam Gambar 1.4. Langkah pertama, r
umus dari kontrol objektif merupakan sebuah keputusan kritis. Sebagai contoh, da
lam sebuah kolom destilasi masalah kontrol, mungkin objektif dengan mengatur kom
ponen kunci dalam arus destilasi, arus tombol, atau komponen kunci untuk kedua k
omponen dalam arus. Sebuah alternatif dapat meminimalisasi konsumsi energi (sepe
rti masukan panas untuk penguapan kembali) ketika menemukan kuatitas produk yang
memiliki spesifikasi satu atau dua produk stream. Dalam rumusan objek kontrol,
proses yang menghambat juga harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, kondisi peng
gembangan harus dihindari dalam kolom destilasi, dimana untuk pendapat yang aman
, temperatur dan batas tekanan tidak harus dilewati dalam banyak proses.
Setelah objektif kontrol dirumuskan, sebuah model dinamik dari proses dikembangk
an. Proses model bisa memiliki teori dasar, sebagai contoh, prinsip fisika dan k
imia seperti hukum konservasi dan tingkat reaksi, atau model dapat dikembangkan
secara empiris dari data percobaan. Pengembangan model biasanya melibatkan simul
asi komputer. Model strategis alternatif digambarkan dalam Bab 2, 7 dan 15.
Langkah desain kontrol berikutnya adalah memikirkan pendekatan strategi kontrol
yang akan bertemu dengan objek kontrol dimana memuaskan batasan proses. Simulasi
komputer dari proses kontrol digunakan sebagai stategi layer alternatif kontrol
dan menentukan perkiraan dari pengesetan kontroler.
Akhirnya, hardware sistem kontrol diseleksi, dipesan dan diinstal dalam pabrik.
Kemudian kontroller disetel dalam pabrik menggunakan perkiraan persiapan dari la
ngkah desain sebagai titik awal. Penyetelan kontroller dalam pabrik biasanya mel
ibatkan prosedur trial and error seperti yang digambarkan dalam Bab 12 dan 13.
1.5
Analog atau Kontrol Digital
Sampai pada titik ini kita telah mendiskusikan kontroler analog, yaitu kontroler
yang memiliki masukan secara kontinyu dan sinyal keluaran. Kontroler umpan bali
k secara konvensional merupakan alat analog yang menggunakan pneumatik atau masu
kan elektronik/sinyal keluaran. Sebagai pendekatan alternatif menggunakan sebuah
kontrol digital, yang tak terpisahkan dengan melibatkan sinyal masukan dan kelu
aran yang berubah hanya pada saat tertentu, sehingga disebut sebagai sampling in
stant.
leksi lokasi secara spesifik dalam sebuah pabrik untuk mengaplikasikan kontrol d
igital dan menyadari suatu pengembalian modal yang menarik. Desain dan analisa
dari kontrol digital merupakan pokok bahasan pada Bab 21-27.
1.6
Pertimbangan Ekonomi Dari Proses Kontrol
Pertimbangan dalam proses instrumentasi dan hardware kontrol (termasuk sebuah ko
mputer) kadang-kadang merupakan dasar yang diperlukan untuk mengoperasikan keama
nan pabrik sesuai dengan batasan lingkungan. Dalam kenyataannya, aplikasi dari
metodologi proses kontrol merupakan bagian penting untuk mengoperasikan banyak p
abrik. Sebagai tambahan, ada sejumlah keuntungan potensial ekonomi yang diperole
h dari penggunaan secara efektif dari teknik proses kontrol. Sebagai contoh, pen
ingkatan hasil produksi, pengurangan biaya bahan baku atau meningkatkan penyedia
an kualitas produk dengan peningkatan yang terukur dalam probabilitasnya. Proses
kontrol juga menyediakan alat bantu penting yang bermanfaat, seperti koordinat
sistem alarm dan perpanjangan umur peralatan.
Salah satu cara yang sederhana untuk mengidentifikasi manfaat potensial dari pen
ingkatan proses kontrol juga merupakan cara untuk mnguji pengurangan variabel pr
oduk yang dihasilkan dari pengaplikasian proses kontrol. Gambar 1.5 menunjukkan
tipe kas untuk variabel produk. Menghadirkan suatu batasan, dengan kata lain sa
tu yang tidah boleh dilanggar, seperti spesifikasi produk atau suatu tak kemurni
an yang tak dapat diterima. Memperkirakan bahwa dalam sebuah instalasi penyuling
an kita dapat mensubstitusikan etana (sedikit produk berharga) untuk propena dal
am produk di atas stream dari kolom penyulingan (destilasi) yang dikenal sebagai
depropanizer. Jika, peningkatan kontrol, depropanizer dapat dioperasikan dengan
lebih konsisten mendekati batas atas dari etana pada produk di atas (seperti di
tunjukkan pada Gambar 1.5), kemudian menghasilkan biaya secara proporsional untu
k rata-rata jumlah etana yang disubstitusikan, atau A2-A1 dalam Gambar 1.5.
Gambar 1.6 menunjukkan hubungan distribusi frekuensi atau histogram untuk varias
i kualitas produk sebelum dan sesudah peningkatan proses sistem kontrol diinstal
l. Tipe dari gambar ini merupakan alat analisis dalam statistik kualitas kontro
l, yang didiskusikan lebih detail pada Bab 18. Seperti halnya dari dua buah kual
itas produk pada kurva distribusi pada Gambar 1.6, meningkatan kontrol yang diij
inkan untuk titik operasi (set point kontroller) berubah dari A1 ke A2 dan berpi
ndah mendekati batas kualitas produk. Perubahan yang signifikan menghasilkan keu
ntungan ekonomi.
Proses kontol komputer juga dapat digunakan untuk meminimalisasikan profitabilit
as pabrik dengan melakukan optimisasi online untuk menentukan kondisi operasi ya
ng paling hemat. Proses analisa data komputer dan kalkulasi titik operasi optimu
m secara regular, sebagai contoh interval satu jam. Pada stategi ini, yang leb
ih disukai adalah optimasi kontrol atau pengawasan kontrol, merupakan pokok baha
san pada Bab 20. Pengawasan sistem kontrol yang optimum dari pengoperasian pabri
k sangat penting karena peningkatan kompetisi dalam proses industri. Sejak harga
energi menjadi faktor penting dalam pengevaluasian secara keseluruhan dari prof
itabilitas dan penentuan kondisi operasi optimum untuk proses yang diberikan, in
i menjadi penting untuk mengevaluasi semua penjualan kualitas produk, konsumsi e
nergi, dan proses peningkatan. Pengawasan kontrol sendiri mungkin merupakan alas
an yang cukup untuk membenarkan suatu investasi yang luas dalam proses kontrol h
ardware untuk proses tertentu.
Gambar 1.5 Variabilitas produk dari waktu ke waktu: (a) sebelum kontrol
ditingkatkan, (b) setelah. Variabel operasi etana %