Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENGENALAN PROSES KONTROL


Dalam tahun terakhir kebutuhan perencanaan untuk proses pabrik telah me
ningkat sehingga sukar untuk dipenuhi. Kompetisi yang lebih kuat, lingkungan yan
g demikian dan peraturan keselamatan, dan perubahan kondisi ekonomi yang cepat t
elah menjadi faktor utama dalam meningkatkan kualitas produk pabrik secara spesi
fikasi. Kesulitan yang lebih lajut adalah proses yang lebih modern menjadi lebih
sulit untuk dioperasikan karena cenderung kearah yang lebih besar, lebih terint
egrasi pada rencana pabrik dengan kapasitas yang lebih kecil antara berbagai uni
t prosessing. Beberapa pabrik memberikan sedikit kesempatan pada operator untuk
mencegah gangguan yang menyebar dari satu unit ke unit lain yang saling berhubu
ngan. Mengingat bahwa penekanan ditingkatkan pada tempat yang aman, pengoperasi
an pabrik yang efisien, ini adalah alami bahwa subjek dari proses kontrol telah
meningkat dalam tahun terakhir. Pada kenyataannya, tanpa proses kontrol hal itu
tidak mungkin untuk beroperasi secara modern dengan aman dan menguntungkan, sehi
ngga memuaskan standar kualitas pabrik.
1.1
Contoh Ilustratif
Sebagai pengenalan proses kontrol, berdasarkan tangki pemanas-stirred kontinyu y
ang ditunjukkan pada Gambar 1.1 Inlet arus cairan memiliki laju aliran massa w
dan temperatur Ti. Isi tangki diaduk dengan baik dan panas yang diberikan oleh p
emanas elektrik adalah Q watt. Diasumsikan bahwa laju aliran inlet dan outlet se
rupa dan densitas cairan konstan, variasi temperatur cukup kecil sehingga keter
gantungan temperatur dari dapat diabaikan. Di bawah kondisi ini volum V dari ca
iran dalam tangki adalah konstan.
Sasaran kontrol untuk tangki pemanas-stirred menghambat temperatur T pad
a sebuah nilai referensi konstan TR. Referensi nilai yang ditunjuk sebagai titik
yang diset dalam istilah kontrol. Lalu kita membandingkan dua pertanyaan.
Pertanyaan 1. Berapa banyak panas yang harus disediakan untuk tangki pemanas -st
irred pada panas cairan dari sebuah temperatur inlet Ti ke temperatur outlet TR?
Untuk menentukan panas masukan yang diperlukan untuk kondisi desain operasi, kit
a perlu menuliskan kesetimbangan energi steady-state cairan di tangki. Dalam pe
nulisan kesetimbangan, diasumsikan bahwa cairan dalam tangki bercampur secara se
mpurna dan kehilangan panas diabaikan. Di bawah kondisi ini tidak ada gradien te
mperatur dalam tangki dan sebagai konsekuensinya, temperatur keluaran sama denga
n temperatur cairan dalam tangki. Kesetimbangan energi steady state untuk tangki
diidentifikasi sebagai panas tambahan sehingga

Gambar 1.1 Tangki pemanas-stirred kontinyu


sama untuk perubahan enthalpi antara inlet dan jalan keluar stream:
Dimana menandakan nilai desain nominal steady state dari secara berturut-tur
ut dan C adalah panas spesifik cairan. Kita asumsikan bahwa C adalah konstan. Da
lam pengkondisian desain (set point). Substitusi persamaan 1.1 memberikan gamba
ran untuk nominal masukan panas :
Persamaan 1.2 merupakan desain persamaan untuk pemanas. Jika asumsi dik
oreksi dan jika aliran kecepatan inlet dan temperatur inlet adalah sama untuk se
mua nilai nominal , lalu panas masukan yang diberikan oleh persamaan 1.2 akan me
njaga jalan keluar temperatur sebagai nilai yang diinginkan, TR. Tetapi bagaiman
a jika terjadi perubahan keadaan? Ini akan membawa kita pada pertanyaan kedua:
Pertanyaan2. Memperkirakan bahwa temperatur inlet Ti berubah dengan waktu. Bagai
mana kita dapat memastikan bahwa T tinggal pada atau dekat set point TR?
Sebagai contoh spesifik, asumsikan bahwa Ti ditambah untuk sebuah nilai baru leb
ih besar dari Ti. Jika Q adalah konstan dalam nilai nominal , kita tahu bahwa t

emperatur outlet akan meningkat jadi (persamaan 1.1).


Untuk menghadapi situasi ini, ada beberapa nomer yang mungkin stategis untuk men
gontrol temperatur outlet T.
Metode 1. Ukur T dan menyesuaikan Q. Satu cara untuk mengontrol T disamping gang
guan dalam Ti untuk menyesuaikan Q yang didasarkan pada pengukuran nilai T. Den
gan tidak sengaja, jika T terlalu besar, kita harus menambah Q, jika T terlalu k
ecil kita harus mengurangi Q. Strategi kontrol akan cenderung untuk memindahkan
T kearah set point (TR ) dan akan diterapkan dalam jumlah yang berbeda. Sebagai
contoh, operator pabrik akan mengamati pengukuran temperatur dan membandingkan
nilai pengukuran untuk TR. Kemudian operator akan mengubah Q dengan cara yang se
suai. Ini akan diaplikasikan dengan pengontrolan secara manual. Bagaimanapun jug
a, mungkin ini lebih menyenangkan dan ekonomis jika mempunyai kontrol sederhana
secara otomatis dengan alat elektrik daripada manusia, untuk menggunakan kontrol
otomatis.
Metode 2. Mengukur Ti, menyesuaikan Q. Sebagai alternatif untuk model 1, kita ak
an mengukur variabel gangguan Ti dan menyesuaikan Q. Jika Ti lebih besar dari
kita akan menambah Q, untuk kita akan mengeset Q > Q.
Metode 3. Mengukur T, menyesuaikan w. Sebagai ganti Q, kita akan memilih untuk m
emanipulasi laju aliran massa w. Jika T terlalu besar kita akan menambah w untuk
mengurangi masukan aliran energi dalam tangki-stirred berhubungan dengan laju a
liran massa dan dengan demikian mengurangi temperatur keluaran.
Metode 4. Pengukuran Ti dan T, menyesuaikan w. Dalam analogi dengan metode 3. Ji
ka Ti terlalu besar, w harus ditambah.
Metode 5. Pengukuran Ti dan T, menyesuaikan Q. Pendekatan ini merupakan kombinas
i dari metode 1 dan 2.
Metode 6. Pengukuran Ti dan T, menyesuaikan w. Pendekatan ini merupakan kombinas
i metode 3 dan 4.
Metode 7. Peletakan heat exchanger dalam stream inlet. Heat exchanger diharapkan
dapat mengurangi gangguan dalam Ti dan sebagai konsekuensinya mengurangi varia
si dalam T. Pendekatan ini kadang-kadang disebut sebagai hog tieing sebuah masukan
.
Metode 8 Menggunakan tangki yang lebih besar. Jika tangki yang lebih besar digun
akan, fluktuasi Ti akan cenderung membasahi bagian luar berkaitan dengan kapasit
ansi panas dari isi tangki. Bagaimanapun juga, penambahan volum dalam tangki mer
upakan pemecahan yang mahal untuk sebuah pabrik industri berkaitan dengan pening
katan harga kapital tangki yang lebih besar. Sebagai catatan bahwa pendekatan me
rupakan analogi untuk menggunakan rendaman air dalam laboratorium kimia dimana k
apasitansi thermal yang besar dari servis rendaman sebagai panas sink dan menyed
iakan lingkungan isothermal untuk penelitian skala kecil.
1.2
Pengklasifikasian Stategi Kontrol
Selanjutnya, kita akan mengklasifikasikan 8 strategi kontrol dari bagian sebelum
nya dan mendiskusikan keuntungan dan kerugian relatifnya. Dalam kontrol umpan ba
lik, variabel proses dikontrol sebagai ukuran dan pengukuran digunakan untuk men
yesuaikan variabel proses lain yang dapat dimanipulasi. Untuk metode 1, ukuran v
ariabel tetap T tetapi variabel manipulasinya berubah manjadi w. Sebagai catatan
bahwa kontrol umpan balik pengganggu variabel Ti tidak diukur.
Ini penting untuk membuat perbedaan antara umpan balik negatif dan umpan balik p
ositif. Umpan balik negatif menunjukkan situasi yang diinginkan dimana tindakan
korektif diambil dengan pengontrol untuk merubah variabel kontrol kearah set poi
nt. Dalam kekontrasannya, ketika umpan balik positif keluar, pengontrol membuat
hal yang lebih buruk dengan memaksa variabel pengontrol menjauh dari set point.
Untuk tangki pemanas-stirred, jika T lebih besar kita akan menambah Q (umpan bal
ik negatif) daripada menambah Q (umpan balik positif).
Metode 2 dan 4 merupakan strategi kontrol aliran laju. Di sini, variabel penggan
ggu Ti merupakan ukuran dan digunakan untuk manipulasi Q (metode 2) atau w (meto
de 4). Sebagai catatan bahwa dalam kontrol laju aliran, variabel kontrol T tida
k diukur. Metode 5 merupakan sebuah strategi kontrol laju aliran sejak dikombi
nasikan dengan metode 1 dan 2. Dengan cara yang sama, metode 6 juga merupakan la
ju aliran-strategi kontrol umpan balik sejak dikombinasikan dengan metode 3 dan
4. Metode 7 dan 8 terdiri dari perubahan desain peralatan dan tidak merupakan st

rategi kontrol. Sebagai catatan bahwa metode 7 sedikit banyak yang tidak sesuai
sejak melibatkan penambahan heat exchanger untuk jalur inlet pada tangki pemanas
-stirred yang didalamnya didesain agar berfungsi sebagai heat exchanger. Strate
gi kontrol untuk tangki pemanas-stirred diasumsikan dalam Tabel 1.1.
Sejauh yang telah kita pertimbangkan hanya satu sumber dari proses gangguan, flu
ktuasi dalam Ti. Kita juga akan mempertimbangkan kemungkinan gangguan dalam vari
abel proses yang lain seperti temperatur lingkungan, yang akan mempengaruhi kehi
langan panas pada tangki. Mengingat kembali bahwa kehilangan panas pada awalnya
diasumsikan sepele. Perubahan dalam proses peralatan mungkin merupakan sumber ga
ngguan yang lain. Sebagai contoh, karakteristik panas akan berubah dengan waktu
dalam skala oleh cairan. Ini informatif untuk menguji pengaruh dari berbagai tip
e pengganggu dalam laju aliran dan strategi umpan balik yang didiskusikan di ata
s.
Pertama, mempertimbangkan strategi kontrol laju aliran pada metode 2 dimana gan
gguan dalam Ti diukur dan pengukuran digunakan untuk menyesuaikan manipulasi var
iabel Q. Dari teori titik pandang, skema kontrol mampu untuk menjaga variabel ko
ntrol T secara tepat, sebagai set point TR di samping gangguan dalam Ti. Secara
ideal, jika akurasi pengukuran dari Ti tersedia dan jika penyesuaian dalam Q dib
uat dalam cara yang sesuai, kemudian tindakan korektif yang diambil oleh pemana
s akan ditunda keluar dampak dari penganggu sebelum T dipengaruhi. Prinsipnya, l
aju aliran kontrol mampu menyediakan kontrol sempurna dalam merasakan bahwa vari
abel kontrol akan diseimbangkan dalam set point.
Tetapi bagaimana strategi kontrol laju aliran akan terlaksana jika gangguan terj
adi dalam variabel proses yang lain? Khususnya, menduga bahwa laju aliran w tida
k dapat dibuat konstan tetapi sebagai gantinya adalah variasi waktu. Dalam keada
an ini, w akan dipertimbangkan sebagai variabel pengganggu. Jika penambahan w, k
emudian temperatur outlet T akan bertambah kecuali jika persediaan pemanas lebih
panas. Bagaimanapun juga, strategi kontrol metode 2 masukan panas Q dibuat kons
tan selama Ti konstan. Tidak ada aksi perbaikan yang akan diambil untuk tidak me
ngukur gangguan aliran. Pada prinsipnya, kita akan menyetujui keadaan ini, denga
n pengukuran keduanya yaitu Ti dan w dan penyesuaian Q mengganti kerugian untuk
keduanya dari pengganggu. Bagaimanapun juga sebagai perihal praktis ini secara u
mum tidak ekonomis sebagai usaha untuk mengukur semua potensi pengganggu. Ini ak
an lebih praktis jika digunakan sebuah kombinasi laju aliran-sistem kontrol umpa
n balik, sejak kontrol umpan balik mengoreksi aksi untuk ketidakterukuran pengan
ggu, sebagai bahan diskusi selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, dalam aplikasi i
ndustri laju aliran kontrol tidak secara normal digunakan dalam kombinasi dengan
kontrol umpan balik.
Selanjutnya, kita akan mempertimbangkan bagaimana strategi kontrol umpan balik p
ada metode 1 akan menunjukkan kehadiran penganggu dalam Ti atau w. Jika metode 1
digunakan, tidak ada faktor koreksi yang terjadi sampai setelah penganggu telah
mengganggu proses.
Tabel 1.1 Strategi Kontrol Temperatur Untuk Tangki Pemanas -Stirred
Metode Variabel Yang Diukur
Variabel Yang Dimanipulasi
Kategoria
1
T
Q
FB
2
Ti
Q
FF
3
T
w
FB
4
Ti
w
FF
5
Ti dan T
Q
FF/FB
6
Ti dan T
W
FF/FB
7
perubahan desain
8
perubahan desain
aFB, kontrol umpan balik; FF kontrol umpan maju; FF/FB kontrol umpan
maju dan kontrol umpan balik.
Setelah T dibedakan dari TR, oleh faktor
, kontrol umpan balik tidak sesuai untuk
harus menyimpang dari set point sebelum
n yang sangat penting dari kontrol umpan
n dengan tanpa melihat sumber penganggu.

yang tidak bisa dipisahkan secara alami


kontrol sempurna sejak variabel kontrol
dikoreksi. Bagaimanapun juga, keuntunga
balik adalah aksi koreksi yang diberika
Dalam metode 1, aksi pengoreksi akan d

iberikan (dengan meyesuaikan Q) setelah sebuah penganggu dalam Ti atau w disebab


kan oleh T untuk mengubah dari set poin. Kemampuan untuk menangani penganggu yan
g tidak diukur dari yang tidak diketahui secara asal sebagai sebuah pendapat uta
ma mengapa kontrol umpan balik sangat luas digunakan dalam proses kontrol.
Diskusi sebelumnya telah mengutip beberapa keuntungan utama dan kerugian dari la
ju aliran dan kontrol umpan balik. Analisa lebih detail dari kontrol umpan balik
dapat dilihat pada Bab 17 dimana konsep dasar dari kontrol umpan balik dicakup
dalam Bab 8,10 bahkan 13 dan 16.
1.3
Proses kontrol dan blok diagram
Dalam bagian 1.2 kita mendiskusikan dasar pemikiran untuk berbagai strategi kont
rol menggunakan argument intuisi daripada analisa kualitatif. Kita tidak memilik
i pertanyaan alamat dari hardware untuk mengimplementasikan strategi kontrol.
Mempertimbangkan kembali sistem tangki pemanas-stirred dalam Gambar 1.1 mendukun
g bahwa kita ingin mengukur jalan keluar temperatur T dan menyesuaikan pemanas e
lektrik jadi jalan keluar temperatur nilai TR kembali. Satu bentuk sederhana dar
i strategi kontrol umpan balik adalah hukum proporsional kontrol,
Dimana Kc disebut sebagai kontrol gain dan Q(t) dan T(t) menandakan variabel yan
g bertukar dengan waktu t. Jika Kc> 0, kemudian hukum kontrol menyediakan umpan
balik negatif. Sejak masukan panas berpindah ke arah kebalikan untuk jalan kelua
r temperatur. Hukum kontrol ini ditunjuk sebagai hukum proporsional kontrol seja
k perubahan dalam masukan panas, merupakan proporsional untuk deviasi dari set
poin TR-T(t). Deviasi yang besar menghasilkan aksi koreksi yang besar pula.
Spesifikasi dari hukum kontrol (algoritma kontrol), sekarang kita mendiskusikan
bagaimana strategi kontrol akan diimplementasikan. Sebuah diagram skematik untuk
tangki pemanas-stirred dan sistem kontrol umpan balikyang ditunjukkan dalam Gam
bar 1.2. Komponen hardware dalam Gambar 1.2 dapat dihadirkan dalam diagram blok,
yang menyediakan sebuah koefisien untuk memulai analisa titik masalah dalam pro
ses kontrol. Sebuah diagram blok dari sistem kontrol temperatur ditunjukkan dal
am Gambar 1.3. Sebagai catatan bahwa diagram skematik menunjukkan hubungan fisik
antara komponen pada sistem kontrol, dimana diagram blok menunjukkan aliran inf
sebagai s
ormasi dalam sistem kontrol. Blok yang diberi label pemanas memiliki
inyal masukan dan Q(t) sebagai sinyal keluaran, yang menggambarkan sinyal dalam
diagram blok dapat dihadirkan juga sebagai variabel fisik seperti Q atau sinyal
instrument seperti . Unit fisika untuk beberapa peralatan dan instrumentasi, w
alaupun hubungannya akan tertutup.
Pengoperasian temperatur sistem kontrol dapat diringkas sebagai berikut:
1.
Tangki keluaran temperatur diukur dengan termokopel yang menghasilkan hu
bungan milivolt-tingkatan sinyal. - Waktu bermacam-macam sinyal harus diperbesar
untuk voltase DC - tingkatan sinyal sebelum dikirim ke kontrol sebagai pengontr
ol masukan V(t).

Gambar 1.2 Diagram skematik sistem kontrol temperatur umpan balik untuk
tangki pemanas stirred.
---------, merupakan jalur instrument elektrik; TT, temperatur transmitter, TC t
emperatur kontroller
2.
Pelaksanaan 3 pemecahan kontrol yang berbeda. Pertama, konversikan set p
oint TR sebagai masukan oleh operator ke dalam sebuah kontrol masukan voltase VR
. Kalkulasi sebuah sinyal-error e(t) dengan mengurangi kontrol masukan V(t) dari
set point (acuan) voltase VR. Dimana e(t)= VR - V(t). dalam Gambar 1.32 pemband
ing menunjukkan operasi pengurangan. Ketiga, tugas panas WQ(t) dikalkulasikan d

engan hukum kontrol proporsional pada persamaan 1.3. Garis putus-putus sekitar 2
blok dan pembanding dengan menekankan pada kalkulasi fisika yang ditunjukkan da
lam kontroler.
3.
Keluaran kontroler merupakan sebuah sinyal voltase dc yang dikirim unt
uk pemanas elektrik yang menghasilkan Q(t). Diasumsikan bahwa isi pemanas merupa
kan sebuah silikon-pengatur arus kontroller (SCR) untuk dikonversikan menjadi s
inyal voltase dc ke dalam IC yang dapat ditukarkan (kompatibel) dengan elemen pe
manas.
4.
Respon untuk sinyal masukan pemanas menghasilkan panas masukan Q(t) dal
am tangki-stirred. Q(t) pemanas tingkat proporsional untuk .
Blok lain dalam Gambar 1.3 memperlihatkan dinamik atau proses elemen statik yang
diperlakukan dan dapat digambarkan secara diferensial atau persamaan aljabar. S
alah satu tugas tatapan seorang engineer kontrol adalah mengembangkan diskripsi
matematika yang sesuai untuk blok yang lain. Pengembangan dan analisa dari model
matematika dinamik dipertimbangkan dalam Bab 2-7 dari buku ini. Dalam Bab 10 ki
ta akan memperagakan bagaimana diagram blok seperti pada Gambar 1.3 dianalisa da
n bagaimana respon dinamik dari sistem kontrol dapat diprediksi.
1.4
Kontrol dan philosofi model
Pada bagian sebelumnya kita mempertimbangkan angka sebagai alternatif temperatur
strategi kontrol untuk sistem tangki pemanas-stired sederhana. Sekarang dengan
singkat kita mempertimbangkan bagaimana sistem kontrol didesain secara aktual.
Dalam proses industri sistem kontrol biasanya didesain menggunakan satu atau 2 p
endekatan secara umum:
1.
Pendekatan tradisional. Strategi kontrol dan sistem kontrol hardware seb
agai dasar seleksi untuk mengetahui proses, pelatihan, dan pengertian yang menda
lam. Setelah sistem kontrol diinstal dalam pabrik, pengesetan kontroller (sepert
i Kc dalam persamaan 1.3) disesuaikan, kontroler disesuaikan.

Gambar 1.3 Diagram blok untuk temperatur umpan balik sistem kontrol dalam
Gambar1.2
2.
Model-pendekatan dasar. Sebuah proses model dikembangkan sehingga sangat
menolong setidaknya dalam 3 jalan: (i) dapat digunakan sebagai metode dasar des
ain kontroler klasik, (ii) menyertakan secara langsung hukum kontrol, sekarang s
ebuah pendekatan memulai titik untuk mengedepankan teknik kontrol. (iii) digunak
an untuk mengembangkan simulasi komputer dari proses yang diijinkan untuk eksplo
rasi dari strategi alternatif kontrol dan mengkalkulasi persiapan jumlah dari p
engesetan kontroller.
Model-pendekatan dasar menjadi lebih bermanfaat untuk beberapa alasan. Pertama,
prosessing modern pabrik yang sangat terintegrasi dengan pengaruh aliran dari ke
dua material dan energi. Integrasi ini membuat pengoperasian pabrik lebih sulit.
Kedua, adanya rangsangan ekonomi untuk pengoperasian pabrik secara tertutup unt
uk jumlah pembatasan keuntungan yang maksimal dengan kepuasan keamanan dan pemb
atasan lingkungan.
Dalam buku ini kita menjabarkan philosofi tersebut, untuk proses yang lengkap, s
ebuah model matematika dalam proses harus dikembangkan sehingga sistem kontrol d
apat didesain dengan baik. Tentu saja, ada beberapa masalah proses kontrol sede

rhana dimana spesifikasi dari kontroler adalah relatif secara langsung dan memer
lukan analisa secara detail atau sebuah model eksplisit. Tetapi untuk proses kom
plek, sebuah proses model tidak bernilai keduanya untuk sistem desain kontrol da
n perolehan yang meningkatkan sesuatu yang tak diketahui dalam proses.
Langkah utama melibatkan desain dan instal sebuah sistem kontrol dengan mengguna
kan model-pendekatan dasar yang ditunjukkan dalam Gambar 1.4. Langkah pertama, r
umus dari kontrol objektif merupakan sebuah keputusan kritis. Sebagai contoh, da
lam sebuah kolom destilasi masalah kontrol, mungkin objektif dengan mengatur kom
ponen kunci dalam arus destilasi, arus tombol, atau komponen kunci untuk kedua k
omponen dalam arus. Sebuah alternatif dapat meminimalisasi konsumsi energi (sepe
rti masukan panas untuk penguapan kembali) ketika menemukan kuatitas produk yang
memiliki spesifikasi satu atau dua produk stream. Dalam rumusan objek kontrol,
proses yang menghambat juga harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, kondisi peng
gembangan harus dihindari dalam kolom destilasi, dimana untuk pendapat yang aman
, temperatur dan batas tekanan tidak harus dilewati dalam banyak proses.
Setelah objektif kontrol dirumuskan, sebuah model dinamik dari proses dikembangk
an. Proses model bisa memiliki teori dasar, sebagai contoh, prinsip fisika dan k
imia seperti hukum konservasi dan tingkat reaksi, atau model dapat dikembangkan
secara empiris dari data percobaan. Pengembangan model biasanya melibatkan simul
asi komputer. Model strategis alternatif digambarkan dalam Bab 2, 7 dan 15.
Langkah desain kontrol berikutnya adalah memikirkan pendekatan strategi kontrol
yang akan bertemu dengan objek kontrol dimana memuaskan batasan proses. Simulasi
komputer dari proses kontrol digunakan sebagai stategi layer alternatif kontrol
dan menentukan perkiraan dari pengesetan kontroler.
Akhirnya, hardware sistem kontrol diseleksi, dipesan dan diinstal dalam pabrik.
Kemudian kontroller disetel dalam pabrik menggunakan perkiraan persiapan dari la
ngkah desain sebagai titik awal. Penyetelan kontroller dalam pabrik biasanya mel
ibatkan prosedur trial and error seperti yang digambarkan dalam Bab 12 dan 13.
1.5
Analog atau Kontrol Digital
Sampai pada titik ini kita telah mendiskusikan kontroler analog, yaitu kontroler
yang memiliki masukan secara kontinyu dan sinyal keluaran. Kontroler umpan bali
k secara konvensional merupakan alat analog yang menggunakan pneumatik atau masu
kan elektronik/sinyal keluaran. Sebagai pendekatan alternatif menggunakan sebuah
kontrol digital, yang tak terpisahkan dengan melibatkan sinyal masukan dan kelu
aran yang berubah hanya pada saat tertentu, sehingga disebut sebagai sampling in
stant.

Gambar 1.4. Langkah utama dalam pengembangan sistem kontrol


Bantuan terbaru dalam capaian dan harga dari peralatan digital-mini komputer, mi
krokomputer dan hubungan interface elemen digital-telah membuat sistem kontrol d
igital, secara umum lebih disukai kontroler analog konvensional. Keuntungan dari
kontrol digital meliputi peningkatan secara fleksibilitas dan ketelitian dan me
ningkatkan monitoring terhadap pabrik sampai didapatkan data, penyimpanan dan an
alisa. Dengan ketersediaan mikrokomputer- dasar instrumentasi, ini tidak lagi di
perlukan untuk kontrol komputer pada keseluruhan pabrik. Ini mungkin untuk menye

leksi lokasi secara spesifik dalam sebuah pabrik untuk mengaplikasikan kontrol d
igital dan menyadari suatu pengembalian modal yang menarik. Desain dan analisa
dari kontrol digital merupakan pokok bahasan pada Bab 21-27.
1.6
Pertimbangan Ekonomi Dari Proses Kontrol
Pertimbangan dalam proses instrumentasi dan hardware kontrol (termasuk sebuah ko
mputer) kadang-kadang merupakan dasar yang diperlukan untuk mengoperasikan keama
nan pabrik sesuai dengan batasan lingkungan. Dalam kenyataannya, aplikasi dari
metodologi proses kontrol merupakan bagian penting untuk mengoperasikan banyak p
abrik. Sebagai tambahan, ada sejumlah keuntungan potensial ekonomi yang diperole
h dari penggunaan secara efektif dari teknik proses kontrol. Sebagai contoh, pen
ingkatan hasil produksi, pengurangan biaya bahan baku atau meningkatkan penyedia
an kualitas produk dengan peningkatan yang terukur dalam probabilitasnya. Proses
kontrol juga menyediakan alat bantu penting yang bermanfaat, seperti koordinat
sistem alarm dan perpanjangan umur peralatan.
Salah satu cara yang sederhana untuk mengidentifikasi manfaat potensial dari pen
ingkatan proses kontrol juga merupakan cara untuk mnguji pengurangan variabel pr
oduk yang dihasilkan dari pengaplikasian proses kontrol. Gambar 1.5 menunjukkan
tipe kas untuk variabel produk. Menghadirkan suatu batasan, dengan kata lain sa
tu yang tidah boleh dilanggar, seperti spesifikasi produk atau suatu tak kemurni
an yang tak dapat diterima. Memperkirakan bahwa dalam sebuah instalasi penyuling
an kita dapat mensubstitusikan etana (sedikit produk berharga) untuk propena dal
am produk di atas stream dari kolom penyulingan (destilasi) yang dikenal sebagai
depropanizer. Jika, peningkatan kontrol, depropanizer dapat dioperasikan dengan
lebih konsisten mendekati batas atas dari etana pada produk di atas (seperti di
tunjukkan pada Gambar 1.5), kemudian menghasilkan biaya secara proporsional untu
k rata-rata jumlah etana yang disubstitusikan, atau A2-A1 dalam Gambar 1.5.
Gambar 1.6 menunjukkan hubungan distribusi frekuensi atau histogram untuk varias
i kualitas produk sebelum dan sesudah peningkatan proses sistem kontrol diinstal
l. Tipe dari gambar ini merupakan alat analisis dalam statistik kualitas kontro
l, yang didiskusikan lebih detail pada Bab 18. Seperti halnya dari dua buah kual
itas produk pada kurva distribusi pada Gambar 1.6, meningkatan kontrol yang diij
inkan untuk titik operasi (set point kontroller) berubah dari A1 ke A2 dan berpi
ndah mendekati batas kualitas produk. Perubahan yang signifikan menghasilkan keu
ntungan ekonomi.
Proses kontol komputer juga dapat digunakan untuk meminimalisasikan profitabilit
as pabrik dengan melakukan optimisasi online untuk menentukan kondisi operasi ya
ng paling hemat. Proses analisa data komputer dan kalkulasi titik operasi optimu
m secara regular, sebagai contoh interval satu jam. Pada stategi ini, yang leb
ih disukai adalah optimasi kontrol atau pengawasan kontrol, merupakan pokok baha
san pada Bab 20. Pengawasan sistem kontrol yang optimum dari pengoperasian pabri
k sangat penting karena peningkatan kompetisi dalam proses industri. Sejak harga
energi menjadi faktor penting dalam pengevaluasian secara keseluruhan dari prof
itabilitas dan penentuan kondisi operasi optimum untuk proses yang diberikan, in
i menjadi penting untuk mengevaluasi semua penjualan kualitas produk, konsumsi e
nergi, dan proses peningkatan. Pengawasan kontrol sendiri mungkin merupakan alas
an yang cukup untuk membenarkan suatu investasi yang luas dalam proses kontrol h
ardware untuk proses tertentu.

Gambar 1.5 Variabilitas produk dari waktu ke waktu: (a) sebelum kontrol
ditingkatkan, (b) setelah. Variabel operasi etana %

Gambar 1.6 Kurva distribusi mutu produk menunjukkan pertimbangan untuk


peningkatan kontrol
Rangkuman
Dalam bab ini kita akan mengenalkan prinsip dasar kontrol umpan balik dan umpan
maju dan indikasi dimana pendekatan seperti ini dapat diterapkan. Walaupun banya
k kontroller yang sederhana untuk proses pengoperasian. Kita telah mengindikasik
an bagaimana sistem kontrol dapat membenarkan secara ekonomis berdasarkan pada k
emampuan untuk memproses semakin dekat pada batasan operasi. Dalam banyak kasus
penghargaan potensial kontrol ekonomi tertutup (lebih ketat) membenarkan bahwa a
plikasi teknik digital canggih bermanfaat di luar umpan balik dan umpan maju mer
upakan satu pengulangan normal. Mengingatkan bahwa dalam buku ini setuju dengan
pengembangan teori dan desain teknik yang diperlukan untuk keberhasilan aplikasi
proses kontrol, mencakup spektrum dari yang sederhana sampai komplek. Gagasan d
asar dari semua pengembangan ini menggunakan sebuah model-pendekatan dasar untuk
analisa dan desain yang memungkinkan. Pada Bab 2 kita memdiskusikan proses mode
ling.

Anda mungkin juga menyukai