Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Spondilolistesis adalah subluksasi ke depan dari satu korpus vertebrata terhadap
korpus vertebrata lain dibawahnya. Hal ini terjadi karen adanya defek antara sendi pacet
superior dan inferior (pars interartikularis). Spondilolis adalah adanya defek pada pars
interartikularis tanpa subluksasi korpus vertebrata. (Japardi, 2002)
Spondilolis dan spondilolistesis terjadi pada 5% dari populasi. Kebanyakan
penderita tidak menunjukkan gejala atau gejalanya hanya minimal, dan sebagian besar kasus
dengan tindakan konservatif memberikan hasil yang baik. Spondilolistesis dapat terjadi pada
semua level vertebrata, tapi yang paling sering terjadi pada vertebrata lumbal bagian bawah.
(Japardi, 2002)
Spondilolistesis berasal dari bahasa Yunani, yakni spondylo (vertebrata) dan
olisthesis (slip), jadi secara harfiah berarti vertebrata yang bergeser. Deskripsi kelainan ini
pertama kali ditulis pada tahun 1782 oleh Herbiniaux seorang ahli obstetri dari Belgia, yang
mencatat suatu keadaan dislokasi lumbal kedepan terhadap sakrum yang menghambat proses
persalinan. Kilian (1854) menggunakan istilah spondilolistesis untuk keadaan diatas
(pergeseran vertebrata lumbal terhadap sakrum diatas). Klasifikasi spondilolistesis pertama
dibuat oleh Newman (1963) dan disempurnakan tahun 1976 menjadi Wiltse Newman
MacNab classification, yang terdiri dari: Dysplastic, Isthmic, Degenerative, Traumatic dan
Patological. (Japardi, 2002)
Gejalanya berupa nyeri pinggang yang semakin hebat bila berdiri, berjalan,atau
berlari, dan berkurang bila beristirahat. Biasanya otot biceps femur,semitrendinosus,
semimembranosis dan grasilis tegang sehingga ekstensi tungkai terbatas. Foto rontgen
memberikan gambaran yang jelas menunjukkan kelainanvertebra. Kelainan ini mngkin tidak
bergejala sehingga perlu pemeriksaan klinis danradiologis berkala. Adanya pergeseran yang
progresif. Adanya pergeseran yang progresif merupakan indikasi untuk melakukan stabilisasi.
Nyeri pinggang yangringan biasanya dapat diatasi dengan pemakaian alat penguat
lumbosacral. (Joong, 2004)

Anda mungkin juga menyukai