Anda di halaman 1dari 10

Hari/tanggal

Senin, 21 Maret 2011

Dosen Pengampu

Salih Muharram

Asisten

Yoga Asmara

BAB 1
GERAK MOLEKUL : SIFAT PARTIKEL SUATU BAHAN

I. Latar Belakang
Zat merupakan sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.Pada
dasarnya, terdapat 3 wujud zat di alam semesta ini yaitu padat, cair dan gas.Ketiga
wujud zat tersebut memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda, namun ketiga zat ini dapat
berubah bentuk sehingga dapat dimanfaatkan.
Atom, ion atau molekul dalam padatan terletak sangat berdekatan. Beberapa
padatan, partikel-partikelnya tersusun atas suaru kerangka yang sangat teratur disebut
kristal. Zat padat mempertahankan bentuk dan volume tertentu. Dengan demikian, zat
padat tidak dapat dimanfaatkan (incompressible).
Dalam hal cairan, partikel-partikel penyusunanya juga terletak berdekatan,
sekalipun tedak selalu bersinggungan. Dengan demikian cairan bersifat compressible,
yaitu dapat dimanfaatkan. Cairan lebih dapat ditekan dibandingkan dengan padatan,
volume bebas yang terdapat di antara partikel-partikel penyusun cairan, gaya-gaya
intermolekul dalam cairan cukup kuat untuk mempertahankan suatu cairan dalam
volume yang tetap, tetapi tidak cukup kuat untuk mempertahankan bentuk yang tetap.
Selain itu, cairan juga bersifat fluiditas, yaitu cenderung mengalir dan mempunyai
bentuk sesuai dengan wadahnya.

Gas juga bersifat mengalir. Gas mengembang memenuhi wadahnya. Sehingga


tidak mempunyai bentuk tetap atau volume tetap. Atom atau molekul gas letaknya
relatif berjauhan, maka gas bersifat compressible.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
OOOO
OOOO
OOOO

O OO O
O OO
O OO O

Padat

Cair

O
O

Gas

II. Tujuan Percobaan


Mengembangkan konsep bahan partikel.
Menguji beberapa faktor diskotinuitas suatu bahan dan gerak partikel dalam
bahan.
Belajar bagaimana teori gerak molekul dalam menjelaskan gejala-gejala
yang umum terjadi dalam

bahan gas, cair dan padatan.

III. Prosedur Percobaan


3.1

Alat

1. Gelas arloji

2. Stopwatch

3. Termometer

4. Gelas piala

5. Pembakar bunsen

6. Spatula

3.2

8. Tabung erlenmeyer

Bahan

1. Dietil eter

3.3

7. Pipet volumetric

2. H2O

3. NaCl

4. Iodium

Cara Kerja

A. Penguapan suatu cairan


Percobaan 1
Mengambil 3 ml Dietil eter dengan pipet volumetrik
Menempatkan Dietil eter pada gelas arloji
Mengipas-ngipas gelas arloji sampai semua eter menguap
Menentukan jumlah waktu dalam berapa detik/menit dengan menggunakan
stopwatch
Memesiksa suhunya (panas / dingin)

Percobaan 2
Mendidihkan 50 ml H2O dalam gelas piala
Menentukan Tb nya
Mendinginkan kembali H2O
Menambahkan NaCl sampai larutan berkadar 15% s/d 20%
Mendidihkan kembali
Menentukan Tb larutannya
B. Penguapan zat padat
Menempatkan beberapa butir I2 dalam gelas erlenmeyer dan menutupnya
sampai rapat
Memanaskannya secara perlahan
Mengamati yang terjadi.

IV. Data Pengamatan dan Pembahasan


4.1

Data Pengamatan

A. Penguapan suatu cairan


Percobaan 1
Volume Dietil eter
3 ml

Waktu
4 menit 45 detik

Percobaan 2
Volume

Massa NaCl

Tb pelarut

Tb larutan

Tb

H2O
50 ml

7,5 gram

90C

96C

6C

B. Penguapan zat padat


Nama Bahan

Perubahan yang terjadi


Sebagian bahan berubah
bentuk menjadi gas
Padatan dan gas mencapai

I2 (iodium)

titik seimbang
Padatan tidak menyublim
semua
Gas I2 berwarna ungu
Terdapat kristal-kristal I2
diatas tabung Erlenmeyer
setelah suhu menurun

4.2

Pembahasan

A. Penguapan suatu cairan


Percobaan 1
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam
keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Umumnya dapat dilihat dari
lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas secara
signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak, cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat tanpa melalui
proses pendidihan.

Seperti pada percobaan yang kami lakukan pada Dietil eter, hanya dengan
mengipas-ngipas Dietil eter pada gelas arloji sebanyak 3 ml, maka Dietil eter
tersebut menguap dalam waktu 4 menit 45 detik. Kenapa hal ini bisa terjadi ??
Dietil eter mempunyai titik didih yang rendah yaitu 34,6C.Ketika
molekul-molekul Dietil eter saling bertumbukan, mereka saling bertukar energi
dalam berbagai derajat, transfer energi terus menerus berlangsung, dan
terkadang transfer energi tersebut bisa berat sebelah, sehingga salah satu
molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan,
sehingga molekul tersebut dapat cepat menguap.
Pada percobaan, setelah eter menguap seluruhnya suhu gelas arloji
menjadi dingin. Hal ini disebabkan karena Eter menyerap kalor dari lingkungan
(eter mengalami reaksi endotermis) yaitu reaksi dimana sistem menyerap kalor
dari lingkungan. Ditandai dengan adanya penurunan suhu di lingkungan.
Dengan demikian kalor yang terdapat pada sistem meningkat, dan mencapai
energi yang cukup bagi eter untuk menguap.
Percobaan 2
Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu
cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan
uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Dengan penambahan
solute non volatil kedalam cairan solvent tersebut, maka kecenderungan
molekul-molekul solvent untuk meninggalkan larutan dan berpindah ke fase uap
menjadi berkurang. Hal ini akan menurunkan tekanan uap parcial dari solvent.
Keberadaan zat terlarut yang tidak mudah menguap akan menurunkan
tekanan uap larutan, maka titik didih larutan pasti juga terpengaruh karenanya.
Titik didih larutan ialah suhu pada saat tekanan uap larutan sama dengan

tekanan atmosfer luar. Karena pada suhu berapapun tekanan uap larutan lebih
rendah dari pada tekanan uap pelarut murninya.
Dari teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa titik didih larutan lebih
tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut murninya. Pada percobaan diatas
apabila kita membandingkan titik didih air murni (Tb pelarut : 90C) dengan
larutan garam (Tb larutan : 96C), maka dapat di simpulkan titik didih larutan
garam lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih air murni. Hal ini
dikarenakan garam merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada
air, sehingga dalam reaksinya akan terpecah menjadi 2 ion yaitu Na dan Cl,
otomatis NaCl akan terionisasi menjadi lebih besar, akibatnya pada saat proses
pendidihan berlangsung larutan akan mempertahankan fasenya dalam keadaan
cair dan zat tidak mudah menguap sehingga menurunkan tekanan uap
pelarutnya. Akibatnya semakin banyak energi yang diperlukan untuk mencapai
tekanan uap sebesar 1 atm, sehingga larutan garam memiliki titik didih yang
lebih tinggi.Dari data diatas, maka dapat diperoleh kenaikan titik didih
larutannya (Tb), dengan rumus sebagai berikut :
Tb = Tb larutan Tb pelarut
Tb = 96C - 90C
Tb = 6C
Dalam literatur yang ada, Tb air yang sebenarnya adalah 100C,
sedangkan NaCl harus lebih dari 100C . Namun pada percobaan kali ini Tb air
maupun NaCl tidak tepat dengan literatur yang telah di tetapkan. Hal ini
disebabkan karena kecerobohan peneliti dalam melakukan percobaan.

B. Penguapan zat padat

Iodium adalah padatan berkilau berwarna hitam kebiru-biruan, menguap


menjadi gas ungu biru dengan bau yang sangat menyengat.
Iodium adalah salah satu unsur halogen yang merupakan kelompok unsur
kimia yang berada pada golongan VIIA pada sistem periodik. Merupakan unsur
nonlogam paling reaktif, halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk
gas mulia. Maka atom halogen akan mengeluarkan energinya bila menangkap
satu elektron.
Begitupun yang terjadi pada penguapan I2 dalam tabung erlenmeyer yang
tertutup, I2 akan melepaskan energinya berupa gas berwarna ungu bila
mendapatkan satu elektron. Karena lingkungan kedap udara, dan proses transfer
energi berlangsung terus menerus sehingga mencapai titik keseimbangan antara
zat padat dan gas I2 didalam tabung yang tertutup. Artinya jumlah zat padat dan
gas I2 didalam tabung sama besarnya, itu sebabnya padatan I2 tidak menyublim
seluruhnya.
Dalam suhu kamar, iodium berbentuk berupa padatan. Oleh karena itu,
saat suhu mengalami pendinginan, terdapat kristal-kristal I2 di atas tabung
erlenmeyer dan uap I2 perlahan menghilang dan berubah menjadi kristal.
Kristal-kristal tersebut adalah hasil penyubliman dari gas I2 .

V. Kesimpulan

Dietil eter merupakan zat volatil yang memiliki titik didih yang rendah

Penambahan zat terlarut pada suatu pelarut murni akan menyebabkan


kenaikan titik didih.

Titik didih larutan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut
murninya.

Iodium merupakan unsur halogen

Didalam suatu penyubliman terdapat titik keseimbangan dimana jumlah


padatan dan gas akan sama besar.

VI. Daftar Pustaka


www.Chem-is-try.org
Suharsini, Maria., dkk. 2007. Kimia dan kecakapanhidup untuk SMA kelas
XII. Jakarta : Ganeca
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB
VII. Lampiran
7.1
1.

Pertanyaan
Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik didih, titik sublimasi, titik cair, dan
titik uap !

2.

Apa perbedaan zat padat, zat cair dan gas ?

3.

Apa beda istilah mendidih dan menguap ?

7.2

Jawaban

1. Pengertian dari :
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap air sama dengan tekanan eksternal
yang dialami oleh cairan.
Titik sublimasi adalah suhu dimana suatu benda padat akan berubah wujud
menjadi gas dan sebaliknya.

Titik cair adalah suhu dimana suatu benda padat akan berubah wujud menjadi
cair.
Titik uap adalah suhu dimana suatu benda cair akan berubah wujud menjadi
gas.
2. Perbedaan zat padat, zat cair dan gas
Sifat fisik materi
Jarak antar molekul
Fluiditas
Compressible

Padat
Sangat dekat
Nonfluiditas
Incompressible

Cair
Dekat
Fluiditas
Compressible

Gas
Berjauhan
Fluiditas
Compressible

3. Mendidih
Fase terdekat antara zat cair menuju gas
Gelembung-gelembung air tersebar diseluruh bagian cairan
Tekanan uap air sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan.
Menguap
Perubahan yang terjadi dari zat cair ke gas
Gelembung-gelembung air hanya terdapat di permukaannya saja
Tekanan uap air lebih rendah dengan tekanan eksternal yang dialami oleh
cairan.

Anda mungkin juga menyukai