Anda di halaman 1dari 13

II-2

GAMBAR 2.1
LOKASI UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR
Tambang Emas Pongkor memiliki tiga urat (vein) utama yang
sedang ditambang

yaitu Ciguha utama, Kubang Cicau, dan Ciurug

(Gambar 2.2). Selain itu terdapat beberapa urat bijih kecil dan daerah
potensi pengembangan ke level-level di bawah elevasi yang sedang
ditambang. Karena keterletakan Pongkor yang unik pada perbatasan antara
tanah Perhutani dengan taman Nasional Gunung Halimun (sekarang
menjadi Taman Nasional Gunung Halimun Salak), pertimbangan
pemilihan metode penambangannya menjadi tidak sederhana.
Metode penambangan yang digunakan adalah metode penambangan
bawah tanah yang didominasi metode Overhand Cut and Fill disertai
beberapa metode penambangan dengan penyanggaan selain pilar
(berdasarkan klasifikasi Hustrulid) yaitu shrinkage stoping dan square
setting. Adapun pengolahan bijihnya yang merupakan bijih bersifat

II-3

oksidis dilakukan dengan prinsip hydrometallurgy yaitu dengan metode


Carbon in Leach (CIL). Hal ini disebabkan fakta jenis bijih emas Pongkor
adalah free milling dengan butiran emas berukuran halus yang relatif
mudah larut dengan proses sianidasi langsung.

GAMBAR 2.2
URAT VEIN PADA PT ANEKA TAMBANG UBPE PONGKOR
II.1.2Struktur organisasi
Saat ini Operasi Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) PT. Antam
memiliki pegawai yang berjumlah enam ratus tiga puluh orang dan labour
supply sebanyak tiga ratus sembilan puluh delapan orang. Di antara para
pegawai tersebut lima puluh enam persen berasal dari daerah Nanggung
dan sekitarnya,

dua puluh satu persen dari luar Nanggung (masih di

kawasan Bogor), dan dua puluh tiga persen berasal dari luar Bogor.
Pengelolaan UBPE Pongkor didasarkan pada sistem manajemen
berbasis ISO 9001 untuk manajemen kualitas proses, ISO 14001 untuk

II-4

manajemen lingkungan, dan saat ini dalam proses sertifikasi untuk


OHSAS 18000 untuk manajemen keselamatan kerja.
Fungsi lain penting yang harus dikelola secara serius dan
menyeluruh adalah fungsi Pengembangan Masyarakat.

Fungsi lain

penting yang harus dikelola secara serius danm menyeluruh adalah fungsi
pengembangan masyarakat (Comdev) dan keamanan (Security) dan dalam
konteks resiko, besarnya bisa sama dengan resiko teknis dan operasional
tambang itu sendiri.
Biaya

operasi

UBPE

Pongkor

dihitung

berdasarkan

biaya

materials/consumables, services, labor, dan others. Adapun Capital


Expenditures (Capex) dianggarkan per tahun yang permodelannya
didasarkan pada besarnya cadangan yang akan ditambang dengan Capex
tersebut.
II.2 Penambangan Bijih Emas di PT Antam Pongkor
Metode penambangan bijih emas di PT Antam Pongkor dapat dilihat
pada Gambar 2.3 tentang mining production cycle di bawah ini.
1. Drilling
Pemboran dapat dilakukan dengan membuat lubang bor, sesudah diisi
bahan peledak lalu diledakkan. Salah satu alat bor yang dipakai pada
tambang emas Pongkor adalah jack hammer.Penggolongan jack hammer
berdasarkan arah pemborannya :

II-5

a.

Drifter jack hammer : arah pemboran horizontal, beratnya 50-100 kg,


penyangganya jack leg.

b.

Stoppers jack hammer : arah pemboran ke atas, beratnya 30-50 kg,


pegangannya teleccoping tube.

c.

Sinkers jack hammer : arah pemboran ke bawah, beratnya 12.5-40 kg.


Nama penyangganya yang umum mounting device. Jack hammer
menghasilkan tenaga 90-100 psi. Diameter lubang tembak 1-2.4.
Kedalaman maksimum yang dapat dicapai biasanya 6m.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemlihan alat bor adalah:

a.

Harga alat bor.

b.

Kedalaman lubang bor yang diinginkan.

c.

Formasi batuan yang dibor.

d.

Macam keterangan yang ingin diperoleh.

e.

Kecepatan pemboran yang diinginkan.

f.

Cara pengangkutan yang diperoleh.

g.

Ongkos pemboran yang tersedia.

2. Blasting
Tujuan peledakan adalah untuk menghancurkan batuan yang semula
berdimensi

besar

menjadi

berdimensi

kecil

sehingga

mudah

pengangkutannya. Pada dasarnya bahan peledak mempunyai campuran tiga


bahan.

II-6

a.

Zat kimia mudah bereaksi yang fungsinya sebagai explosive :


Nitrogliserine, T.N.T, Nitrostrarch,dll.

b.

Oksidator yang fungsinya untuk memberikan O2, KClO3, NaClO3,


NaNO3, NH4NO3.

c.

Zat penyerap/tambahan; serbuk kayu, serbuk belerang, chalk (CaCO 3),


oksida zeng, dan kieselguhr (SiO2).
Berdasarkan cara/karateristik peledakan, bahan peledak yang dipakai

pada tambang emas Pongkor yaitu permissible explossive, yaitu bahan


peledak yang dipakai pada tambang bawah tanah. Tidak menghasilkan gasgas beracun, mengandung 60-80 % natrium nitrat dan 7-15 % nitrogliserine.
Syarat-syarat untuk permessible explosive :
a.

Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung singkat.

b.

Temperatur peledakan relatif rendah.

c.

Tidak menghasilkan gas-gas beracun.


Pada umumnya bahan peledak dibungkus seperti dodol dengan ukuran

panjang 20 cm, diameter 4-5 cm dan berat 250 gram.


3. Supporting
Metode yang digunakan memerlukan penyangga buatan untuk
menjaga stabilitas bukaan kerja dan mengontrol tanah secar sistematis.
Metode supported digunakan bila bukaan produksi tidak dapat bertahan
selama umur kegiatan dan kerusakan pada permukaan (gua, amblesan) tidak

II-7

dapat ditoleransi. Metode yang diguanakan pada PT Antam Pongkor yanitu


metode cut and fill stoping.
Cut and fill stoping merupakan metode penambangan over hand
dengan sayatan bijih horizontal dalam stope dan langsung diisi dengan
batuan limbah. Pengisian dilaksanakan secara integral dengan daur
penambagan dan bukan setelah selesai seluruh operasi penambangan.
Keunggulan cara ini adalah :
a.

Produktivitas sedang.

b.

Laju produksi sedang dan skala sedang.

c.

Selektivitas dan sorting baik, limbah dan bahan pengisi.

d.

Biaya development rendah.

e.

Investasi seang, dapat dengan mekanisasi.

f.

Perolehan sangat baik bila piular turut ditambang.

g.

Limbah di permukaan dapat dipakai sebagai bahan pengisi.

h.

Keamanan lumayan.

Kelemahannya adalah :
a.

Biaya penambangan agak tinggi.

b.

Penanganan limbah mencapai 50 % biaya tambang.

c.

Filling menyebabkan siklus rumit, sehingga produksi tidak kontinu.

d.

Harus menyiapkan jalan bila ingin mekanisasi.

e.

Cenderung untuk intensif karyawan, butuh penambang yang terampil


dan pengawasan tertutup.

II-8

4. Mucking/loading
Loading adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan
memuat material ke dalam suatu alat angkut. Alat muat yang digunakan
antara lain buldozer, wheel dozer, dll.
5. Backfilling
Pengisian stope yang telah ditinggalkan yaitu dengan menggunakan
limabah dari hasil pengolahan bijih emas yaitu dengan menggunakan
butiran-butiran sianida.
6. Transporting
Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut batuan/endapan bijih dari suatu tempat tambang ke tempat lain
(tempat penimbunan atau pengolahan bijih emas). Alat angkut yang dipakai
yaitu lori + lokomotif dan belt conveyor.

II-9
MINING PRODUCTION CYCLE
DRILLING

BLASTING
SUPPORTING

MUCKING

BACKFILLING

TRANSPORTATION

GAMBAR 2.3
MINING PRODUCTION CYCLE
II.3 Pengolahan Bijih Emas di PT Antam Pongkor
Metode Pengolahan Bijih Emas dengan Proses Sianidasi dapat dilihat
pada gambar ore processing dibawah ini . Batuan yang mengandung emas dan
perak dibawa dari tambang menuju stockpile kemudian dilakukan crushing dan
screening.
1. Crushing dan Screening
Umumnya mineral yang ada dalam bijih kadarnya masih rendah
dengan distribusi yang heterogen. Maka untuk mengatasi hal tersebut
dilakukan penghancuran / crushing. Crushing adalah suatu proses yang
bertujuan untuk melibrasi mineral yang diinginkan agar terpisah dari
mineral pengotor yang lain menggunakan alat crusher atau 6.5 inchi (ukuran
kasar).

II-10

Selanjutnya

bijih dilakukan screening, yaitu pengayakan yang

dilakukan terhadap suatu material untuk memperoleh ukuran-ukuran


tertentu, berdasarkan besarnya lubang ayakan. Adapun tujuan dari screening
adalah : untuk mendapatkan ukuran butir dari material yang seragam, untuk
memenuhi persyaratan dalam proses konsentrasi, dan untuk keperluan
industri. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 2.4.

GAMBAR 2.4
CRUSHER DAN ALAT SCREENING
2. Milling
Bijih emas yang telah dilakukan screening selanjutnya dimasukkan ke
dalam mill feede r ball mill (Gambar 2.5) , sehingga diperoleh ukuran -74
m = -200 mesh, dengan persen solid 40%, yaitu 40 % solid dan 60 % cair.

II-11

GAMBAR 2.5
BALL MILL
3. Leaching
Proses selanjutnya adalah leaching dimana bijih yang mengandung
emas dan perak dicampur dengan larutan NaCN, dimana reaksi yang terjadi
yaitu :
4Au + 8CN + O2 + H2O 4Au(CN)24 + OH
4. Carbon in Leach
Emas diadsorbsi oleh karbon aktif dengan reaksi sebagai berikut :
2Au(CN)2 + Ca +2 + 2C Ca[C-Au(CN)2]2
5. Elution
Elusi adalah proses pelepasan emas dan perak dari karbon dengan
menggunakan zat katalisator yaitu PbNO3. Fungsi dari katalisator ini adalah
untuk menyerap zat pengotor dan untuk mempercepat reaksi.. Proses yang
terjadi yaitu ;
a. Inorganic fouling.
2CN + O2 + H2O + 4OH2 CO32 + NH3

II-12

Ca2+ + CO3 2-

CaCO3

b. Hidrochloric acid washing


CaCO3 + 2HCl Ca2+ + 2Cl + CO2 + H2O
2 Ca[C-Au(CN)2]2 + 4H+ 2 Ca2+ + 2 Ca[C-Au(CN)2]+ 4HCN
c. Elution
C-Au(CN)2 + NaCN

Na+ + Au(CN)2 + C

C-OH + OH C-O + H2O


6. Electrowinning
Yaitu proses penyerapan Au dan Ag dari larutan menjadi padat melalui
proses elektrolisis.
Anoda : 2OH O2 + H2 + 2e
Katoda : 2 Au(CN)22 + e2 Au + 4CN
Overall : 2 Au(CN)22 + OH2 Au + O2 + 4CN
7. Cyanide Dectruction Plant
Yaitu proses pengolahan limbah hasil pengolahan bijih emas dimana
sianida yang merupakan tailing diolah kembali agar tidak membahayakan
lingkungan. Sianida padat yang telah diproses selanjutnya digunakan
sebagai bahan pengisi pada tambang, sedangkan air yang didapat diproses
lagi untuk selanjutnya digunakan kembali dalam proses milling.
CN- + H2O2 CNO + H2O
Cu2+ sebagai catalist :
5CN5 + H2O2 + Cu + 4OH5 CNO2 + Cu(OH)2 + 5H2O.

II-13

Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 2.6.

GAMBAR 2.6
ALAT CYANIDE DECTRUCTION PLANT
Skema pengolahan bijih emas dapat memberikan kemudahan dalam
pemahaman dan skema tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7 sebagai
berikut :

ORE PROCESSING
Crushing and Screening

Milling
Leaching
Carbon in Leach
Tailing
Treatment
Elution
Electrowinning
Smelting

Tailing
Dam

Back
Filling

CN Destruction
Plant

Stope

II-14

GAMBAR 2.7
ORE PROCESSING

Anda mungkin juga menyukai