Anda di halaman 1dari 2

Dia Ingat Mati

Pada waktu liburan sekolah, dia dan keluarganya berlibur di Tulang Bawang. Mereka
sekeluarga berkumpul bersama di sana. Pada suatu saat Ayah dan Ibunya berencana untuk
mengunjungi rumah saudara di Metro.
"Aroh, mau pulang bareng?"kata Ayahnya Aroh.
Matanya langsung tertuju pada tulisan di layar laptop dan melihat jam.
Tiba-tiba ada message baru di hpnya. Setengah tak percaya dia melihatnya.
Apa yang sedang dia lamunkan terpampang nyata di layar hpnya.
Aroh nanti bareng kakak saja, 10 menit lagi kakak tiba di rumah. kata saudara sepupunya.
Namun Aroh harus menunggu saudara sepupunya sampai pulang dari bermain.
"Lo, kakak sudah tau rupanya?" Tanpa pikir panjang jari-jarinya mengetik di tuts hp.
"Iya, Ayahmu yang memberi tahu." balas saudara sepupunya.
"Oke, 10 menit lagi ya! Ayah dan Ibunya baru saja berangkat." balas Aroh.
"Sebentar lagi sampai tunggu saja?" balas saudara sepupunya.
Oke, sep." balas pesan terakhir yang diketikkan oleh Aroh.

Saudara sepupunya adalah seorang mahasiswi fakultas informatika yang sedang berlibur
bersamanya. Ketika saudara sepupunya pulang, dia melirik jam di dinding, waktu menunjukkan
pukul 4 sore. Mereka harus bersiap-siap sekarang batinnya. Langsung dia rapikan bajunya.
Namun ternyata perjalanan sungguh terasa lama. Biasanya dia yang pergi tanpa pernah
merapikanmake up yang pakai dari pagi, kini dia rapikan make upnya, membubuhkan bedak tipis
di atas wajahnya dan memulaskan sedikit perona bibir berwarna merah berry dengan sedikit

kilatan yang menggoda ke atas bibirnya. Diaberharap bisa tampil dewasa daripada biasanya di
hadapan saudara-saudaranya di Metro.
Dia dan saudara sepupunya bersiap-siap untuk untuk pergi ke Metro. Perjalanan yang
sangat menyenangkan bagi mereka berdua. Mereka naik mobil jazz baru. Saudara sepupunya
menyetir mobil dan dia duduk di sebelahnya. Perjalanan dari Tulang Bawang ke Metro
membutuhkan waktu yang cukup lama. Ditengah perjalanan, mobil mereka dibalap oleh mobil
fuso.
Dari situ dia membayangkan hal-hal yang sama sekali tidak pernah dia inginkan! Bahkan
dia berteriak histeris. Saudara sepupunya pun sebenarnyatakut. Mungkin, karena sudah terbiasa,
atauAroh yang terlalu khawatir. Biar bagaimana pun Aroh hanya ingin keselamatan sampai ke
Metro.
Akhirnya dia yang saat itu mengantuk, rasanya menjadi tidak mengantuk. Hal ini
mengingatkannya untuk selalu berhati-hati dan selalu berdoa bahwa apa pun bisa terjadi tanpa
mereka sadari.Aroh sangat lega karena yang dia fikirkan itu hanya khayalan saja, tak hentihentinya dia mengucapkan rasa syukur kepada Allah.

Evando Diotama
Mahasiswa FT UNY

Anda mungkin juga menyukai