Formula Tablet
By
Ida Adhayanti
Studi Preformulasi
Langkah
Studi Preformulasi
awal pengumpulan data
sifar fisiko kimia dan fisiko
mekanik bahan obat :
Tahap
Struktur kimia
Kelarutan
Farmakologi
Struktur Kimia
Menentukan
Kelarutan
Intrinsic
Kelarutan
Jika
Kelarutan
b.Efek ion sejenis (common ion efek),
lambung mengandung ion Cl akan terjadi
peningkatan ion Cl yang tinggi,kebanyakan
obat dalam bentuk garam HCl, akanterjadi
pengaruh ion sejenis dan akan mengurangi
kelarutan obat, untuk menghindari hal ini :
Kelarutan
c. Esterifikasi dapat memperkecil kelarutan
dan mencegahterurainya obat dalam
suasana asam lambung, perlu dibuatbentuk
pro drug, dimana pada pH yang lebih
besarbentuk ester akan larut dan diserap
dalam bentuk molekulseperti Erytromisin
base dengan asam lemak stearat,sucsinat
atau estolat --->Erytromisin estolat.
Menghambat atau memperpanjang kerja
beberapa obat seperti esterifikasi hormon
steroid, seperti dinatriun fosfat dari
prednisolon.
Kelarutan
d. Menutupi rasa yang tidak enak
seperti klorampenikol base
dirubah dalam bentuk ester
palmitat yang tidak berasa pahit.
Di usus halus bentuk ester ini
akan dihidrolisa menjadi bentuk
base kembali, bentuk ester
palmitat lebih cepat dihidrolisa
dibandingkan bentuk ester
stearat.
Kelarutan
e Perubahan sifat fisik zat aktif
Obat dapat berbentuk kristal atau amorf (polimorfisa)
Bentuk amorf /metastabil adalah bentuk tak beraturan.
cendrung berubah ke bentuk stabil/kristal) Kristal
bentuk stabil memiliki ukuran kisi tiga dimensi yang
teratur dan berulang, dimana energi pembentukan kisi
lebih tinggi dari bentuk tak teratur (amorf), akibatnya
kelarutan lebih rendah dari bentuk amorf Didalam
sediaan mengalami proses penghalusan, proses ini
dapat merobah tata susunan kristalnya (kisi patah)
menjadi bentuk amorf. Kedua bentuk ini mempunyai
sifat fisiknya berbeda terutama kelarutan karena energi
yang diperlukan untuk membentuk kisi lebih besar dari
bentuk amorf. Pengaruh bentuk terlihat pada Novobiosin
amorf, kelarutannya 10 x lebih besar dari bentuk kristal.
Kelarutan
Novobiosin
Kelarutan
Polimorfisa
Kelarutan
f. Bentuk senyawa solvat dan hidrat
Pada proses kristalisasi, molekul pelarut
baik air atau pelarut organik lain dapat
terikat erat dengan senyawa obat (adisi
antara obat dan pelarut).
Bentuk anhydrat kelarutannya lebih besar
dari bentuk hydrat (pelarutnya air).
Ampicillin an-hydrat terabsorbsi lebih baik
dari bentuk hidrat, Fluorocortison asetat
mempunyai kelarutan lebih baik dari non
solvate. Bentuk hydrat berpengaruh pada
stabilitas.
Kelarutan
g. Eutektik atau larutan padat,
Eutektik merupakan campuran padat berasal dari 2
senyawa yang umumnya mempunyai titik lebur lebih
rendah dari masing komponen,
merupakan suatu senyawa yang sukar larut dengan
senyawa yang lain mudah larut dan tidak saling
melarutkan (dispersi padat), didapatkan dengan cara
kristalisasi lelehan atau pelarutan dalam pelarut
organic, campuran diaduk sampai dingin/memadat dan
selanjutnya diserbuk.
Senyawa obat dispersi padat terdapat dalam ukuran
molekul. Larutan padat merupakan campuran padatan
yang terdiri dari suatu matrik padat yang sangat larut
dalam air terdiri dari kristal zat aktif yang sukar larut
dan pembawa yang mudah larut (pelarut)
Kelarutan
Bahan
Kelarutan
h. pKa proses pelarutan (bentuk molekul) pada berbagai
pH untuk mengetahui apakah terjadi peruraian (bentuk
ion) pada suasana asam, untuk mentukan apakah perlu
prodrug, menentukan segmen absorbsi terbaik apakah
pada suasana asam atau netral dan menentukan perlu
tidaknya tablet disalut
Koefisien partisi, untuk menghasilkan respon farmakologi, sustu
molekul obat harus melewati memban biologis yang terdiri dari
protein dan lemak yang berfungsi sebagai penghalang lipofilik.
Koef partisi minyak/air merupakan ratio pendistribusian obat ke
dalam pelarut sistim dua fase, yaitu pelarut organic (lipofilik)
dan air (hidropilik)
Kelarutan
i.Density ( app, true dan tap)
menentukan
kompresibilitascalon bahan obat
untuk menetukan/ memilih
bahanpembantu yang tepat
untuk memperbaiki
kekuranganbahan (obat).
Kelarutan
j Ukuran partikel,
bagi obat yang kecepatan melarutanya(kecepatan disolusi)
merupakan factor yang menentukanuntuk cepat diserap, maka
usaha pengecilan partikel(reduksi) akan memperbaiki absorbsi.
Reduksi ukuranpartikel akan berarti bila obat sukar larut < 0,3%,
sedanguntuk obat yang mudah larut tidak berpengaruh
Pengaruh ukuran partikel pada absorbsi terbukti antaralain pada
Griseovulfin dengan ukuran mikronisasijumlah obat terabsorsi 2
kali lebih besar darigriseovulvin yang non mikronisasi, demikian
juga dengan Khloramphenikol ester dan Tolbutamid
Pengecilan partikel bukan merupakan jawaban untuk setiap obat
dalam menyelesaikan kecepatan melarut, karena untuk obat-obat
tertentu yang tidak larut cara ini justru menyebabkan terjadi
aggregasi atau agglomerasi.
Pada pengecilan partikel, kelarutan (solubility) tidak berubah
tetapi kecepatan melarut (dissolution rate) yang ditingkatkan.
Kelarutan
k. Higrofisitas, apakah juga
mengandung air kristal(hidrat),
solvate ini bertujuan untuk
menentukan prosesingdan
kondisi penyimpanan,Titik leleh
(kemurnian), bau, rasa dan
warna.
Kelarutan
i. Disolusi secara in vitro terhadap zat
murni,
untukmengetahui kecepatan
pelarutannya,
pengaruh formulasi/eksipien,
perlu tidaknya surfaktan (memperkecil
sudutkontak)
dan pengaruh teknologi prosesing.
Biofarmakokinetik menyangkut ADME,
nasib obat dalam tubuh, khasiat, dosis,
efek samping, toksisitas dllnya.
Pemberian
obat per-oral :
Disain
Farmakologi
Keberhasilan
Farmakologi
Permasalahan : Obat dapat mengiritasi
lambung/mukosa atau terurai oleh asam lambung.
Pemecahan masalah :
Buat tablet salut/lepas tunda, pada pH yang sesuai,
penyalut terlarut dan obat dibebaskan.
Obat mengalami in-aktivasi/dimetabolisme di hati,
maka dibuat tablet sublingual atau bucal`(tablet
oral, dikemut dibawal lidah/diselip antara gusi
dengan pipi), dimana absorbsinya terjadi di mukosa
mulut (pH = 6,4), efek cepat tidak melewati hati.
Sediaan dirancang terlarut dalam waktu 15 30
menit dan formula tidak mengandung bahan yang
dapat mengiritasi mucosa rongga mulut untuk
mencegah pengeluarkan air ludah lebih banyak.
Farmakologi
Bila
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Komposisi Tablet
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
berkhasiat obat
pengisi
penghancur
pengikat/perekat
pembasah jika perlu
penyerap/adsorben bila
perlu
Bahan pelincir
Korigensia bila perlu
Secara garis besar formula tablet yang digunakan untuk oral/ peroral terdiri dari bahan :
A.
B.
C.
Tugas
Bentuklah
5 kelompok yang
terdiri atas maksimal 10
mahasiswa
I. Bahan Pengisi
II. Bahan Pengikat
III. Bahan Penghancur
IV. Bahan pelincir
V. Bahan pembasah, penyerap,
korigensia
Jelaskan
alasan penambahan
bahan-bahan tersebut dalam
formulasi sediaan tablet
Carilah contoh bahan sebanyakbanyaknya yang digunakan
sebagai bahan tambahan
tersebut, serta :
Berapa konsentrasi bahan yang
sebaiknya ditambahkan?
Apa kelebihan dan kekurangan
bahan tambahan tersebut
Tugas