0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang penggunaan limbah tepung kaya protein sebagai medium fermentasi untuk produksi minyak mikroba oleh jamur Lipomyces starkeyi. Limbah tepung digunakan sebagai substrat dalam fermentasi padat untuk menghasilkan enzim yang kemudian digunakan untuk menghidrolisis limbah tepung menjadi medium fermentasi yang kaya nutrisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menambahkan limbah tepung dan menggunak
Dokumen ini membahas tentang penggunaan limbah tepung kaya protein sebagai medium fermentasi untuk produksi minyak mikroba oleh jamur Lipomyces starkeyi. Limbah tepung digunakan sebagai substrat dalam fermentasi padat untuk menghasilkan enzim yang kemudian digunakan untuk menghidrolisis limbah tepung menjadi medium fermentasi yang kaya nutrisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menambahkan limbah tepung dan menggunak
Dokumen ini membahas tentang penggunaan limbah tepung kaya protein sebagai medium fermentasi untuk produksi minyak mikroba oleh jamur Lipomyces starkeyi. Limbah tepung digunakan sebagai substrat dalam fermentasi padat untuk menghasilkan enzim yang kemudian digunakan untuk menghidrolisis limbah tepung menjadi medium fermentasi yang kaya nutrisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menambahkan limbah tepung dan menggunak
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
Formulation of fermentation media from flour-rich waste streams for microbial
lipid production by Lipomyces starkeyi Sofia Tsakona, Nikolaos Kopsahelis, Afroditi Chatzifragkou, Seraphim Papanikolaou, Ioannis K. Kookos, Apostolis A. Koutinas Pada fermentasi ini digunakan metode fermentasi (Solid State Fermentation) SSF dilakukan dengan jamur strain A. awamori 2B.361 U 2/1 yang tersedia dari Profesor Colin Webb (University of Manchester, Inggris). Selama penelitian, diamati bahwa produksi minyak mikroba efisien dalam kultur bioreaktor dengan L. starkeyi sangat tergantung pada produksi inokulum padat. Untuk mencapai hal tersebut dalam fed-batch fermentasi bioreaktor, pra-kultur yang diproduksi di hidrolisat (Flour-rich waste) FRW yang menyebabkan peningkatan efisiensi. Fermentasi dilakukan baik menggunakan hidrolisat FRW atau media sintetis. Komposisi Medium Dalam kasus terakhir komposisi media (dalam g/L): glukosa, 105; ekstrak ragi, 2,0; (NH4)2SO4, 1,0; KH2PO4, 7,0; Na2HPO4, 2,5; MgSO4.7H2O, 1.5; FeCl3.6H2O, 0,15; ZnSO4.7H2O, 0,02; MnSO4.H2O, 0,06; CaCl2.2H2O, 0,15. Tetapi pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: Spora jamur disimpan pada 4C dikemiringan yang mengandung 5% (b/v) dedak gandum (WB) dan 2% (b/v) agar. Strain ragi oleaginous L. starkeyi DSM 70296 ditambahkan dalam fermentasi untuk mikroba produksi minyak. Dipertahankan pada 4oC diagar miring yang mengandung glukosa (10 g/L), ekstrak ragi (10 g/L), pepton (10 g/L) dan agar (2%, b/v). Sebuah medium cair dari komposisi yang sama pada glukosa, ekstrak ragi dan pepton tersebut digunakan untuk persiapan inokulum fermentasi. *) Medium yang digunakan pada penelitian ini hanya glukosa, ekstrak ragi, pepton dan agar.
Fungsi dalam Proses Fermentasi
Gandum giling digunakan dalam Solid State Fermentation (SSF) dari Aspergillus awamori untuk produksi enzim kasar, terutama glukoamilase dan protease. Stream (Flour-rich waste) FRW yang disuplai oleh Jotis SA, sebuah industri gula Yunani yang menghasilkan berbagai macam produk permen dan makanan untuk bayi. FRW diuji sebagai substrat padat tambahan di SSF untuk mengevaluasi potensi untuk meningkatkan produksi enzim amilolitik dan proteolitik. FRW utamanya digunakan dalam percobaan hidrolisis bertujuan untuk menghasilkan media fermentasi generik. Stream FRW digunakan untuk optimasi hidrolisis enzimatik dan mikroba produksi minyak yang dihasilkan selama proses pembuatan makanan bagi bayi. Enzyme-rich SSF padatan yang kemudian digunakan untuk hidrolisis FRW stream menjadi kaya gizi media fermentasi. Hasil yang terbaik Batch percobaan hidrolitik dengan 2 metode yaitu Batch hidrolisis dan Fedbatch hidrolisis. Menggunakan konsentrasi (Flour-rich waste) FRW hingga 205 g/L menghasilkan lebih tinggi dari 90% (b/b) pati menjadi glukosa hasil konversi dan 40% (b/b) Total Kjeldahl Nitrogen (TKN) untuk hasil konversi amino nitrogen bebas (FAN). Pati menjadi glukosa hasil konversi dari 98,2; 86,1 dan 73,4% (w/w) yang diperoleh ketika konsentrasi FRW awal 235, 300 dan 350 g/L ditambahkan pada fedbatch percobaan hidrolitik, masing-masing. Hidrolisat minyak mentah digunakan sebagai media fermentasi dalam kultur labu kocok dengan ragi oleaginous Lipomyces starkeyi DSM 70296 mencapai total berat kering 30,5 g/L dengan jumlah minyak yang dihasilkan mikroba dari 40,4% (w/w), lebih tinggi dari yang dicapai media sintetis. Kultur bioreaktor Fed-batch menyebabkan total berat kering 109,8 g/L dengan mikroba menghasilkan kandungan minyak 57,8% (b/b) dan produktivitas sebesar 0,4 g/L/jam. Sehingga dapat disimpulkan, dengan penambahan medium Flour-rich waste (FRW) yang akan menghasilkan hidrolisat minyak mentah dan dengan menggunakan metode hidrolisis Fed-batch diperoleh hasil total berat kering, jumlah minyak dan produktifitas yang lebih baik dan efisien.