4.1
Analisa
Hasil
Kuesioner,
Survey
Telepon
dan
42
43
Dua kali,
7.1%
Satu
kali,
30.2%
Belum
pernah,
62.7%
44
Belum
pernah,
Dua kali,
4.0%
8.0%
Satu
kali,
88.0%
45
Materi Penyuluhan:
a. Sangat menambah
Nilai Bobot
101
505
b. Menambah pengetahuan
51
204
c. Cukup menambah
14
42
169
754
pengetahuan
pengetahuan
Total
Rata-rata tertimbang
4.46
E
1.00
D
1.80
C
2.60
B
3.40
A
4.20
5.00
4.46
Adapun hal ini dikarenakan sebagian besar peserta Penyuluhan belum pernah
mengikuti ceramah seperti ini sebelumnya sehingga banyak pengetahuan praktis
tentang kesehatan gigi dan mulut yang disampaikan oleh Penyuluh dianggap menarik
dan diyakini penting bagi perkembangan anak mereka.
Mengenai cara penyampaian materi Penyuluhan oleh dokter gigi, responden
kuesioner berpendapat bahwa materi yang disampaikan dapat mereka terima dengan
sangat jelas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2
46
50
250
b. Cukup jelas
116
464
c. Ragu-ragu
d. Tidak jelas
167
716
Total
Rata-rata tertimbang
4.28
E
1.00
D
1.80
C
2.60
B
3.40
A
4.20
5.00
4.28
47
Topik Sesuai
Nilai Bobot
Keingintahuan?
a. Sangat sesuai
49
245
b. Sesuai
90
360
c. Cukup sesuai
27
81
e. Tidak berguna
166
686
Total
Rata-rata tertimbang
4.13
E
1.00
D
1.80
C
2.60
B
3.40
A
4.20
5.00
4.13
Seperti tampak pada Tabel 4.3, karena sebagian besar responden baru pertama
kali mengikuti Penyuluhan maka mereka tidak memiliki harapan (expectation) yang
tinggi akan jenis materi yang akan dibawakan oleh tim Penyuluh. Namun, bila
kegiatan
ini
akan
dilakukan
secara
rutin/periodik,
tim
Penyuluh
harus
mengembangkan metode dan materi yang lebih variatif sehingga dapat tetap
membangkitkan antusiasme peserta Penyuluhan dengan pengetahuan yang lebih
banyak dan menarik. Selama periode penelitian, tim GFP belum pernah mengikuti
Penyuluhan yang telah terikat dengan kontrak karena memang saat itu belum ada
48
sekolah yang telah memiliki kontrak efektif sehingga belum ada kesempatan untuk
melakukan evaluasi pada Penyuluhan kedua kalinya pada sekolah yang sama.
4.1.2
tim Penyuluh, selanjutnya dilihat pula pengaruhnya pada pilihan dan keputusan
membeli responden. Selesai mengikuti ceramah yang disampaikan oleh dokter gigi
dan pengenalan produk oleh asistennya, responden kuesioner yang mengikuti
Penyuluhan menyatakan bahwa mereka ingin mencoba Enzim Anak-Anak bagi
putra-putrinya. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Keinginan untuk Mencoba Enzim Anak-Anak
Nilai Bobot
Ingin Mencoba Enzim
Bobot
Responden
Anak-Anak?
a. Sangat ingin mencoba
31
124
b. Ingin mencoba
105
315
c. Masih ragu-ragu
12
d. Tidak mau
e. Sudah menggunakan
24
167
452
Total
Rata-rata tertimbang
2.71
49
E
0.00
D
0.80
C
1.60
B
2.40
A
3.20
4.00
2.71
Kuesioner
Phone Survey
p
o
al
in
la
im
nt
nt
de tade Enz rmu se U Zwits dom in-La
o
o
o
o
s
l
p
p
K
F
C
La
Ci
Pe
50
78%
31%
Ciptadent
2%
0%
Enzim
6%
14%
Formula
2%
0%
Close Up
4%
0%
Zwitsal
4%
15%
Kodomo
4%
31%
Lain-Lain
0%
9%
100%
100%
Total
Melalui Gambar 4.3 dan Tabel 4.5 terlihat bahwa sebelum mengikuti
Penyuluhan, merek pasta gigi anak yang digunakan oleh responden didominasi oleh
Pepsodent (78% dan 31%) serta Kodomo (31%). Perlu dijelaskan di sini bahwa data
penggunaan pasta gigi anak pada survey telepon diperoleh dari daftar hadir yang diisi
pada saat responden mengikuti Penyuluhan pada periode Juli-Oktober 2003. Pada
saat itu, produk Enzim Anak-Anak belum lama diluncurkan sehingga belum banyak
responden yang menggunakannya. Sedangkan pada jawaban responden kuesioner
tampak bahwa penggunaan beberapa merek pasta gigi anak selain Pepsodent sudah
semakin banyak. Selain itu, dari data ini juga terlihat bahwa pada beberapa keluarga,
terdapat kebiasaan penggunaan pasta gigi anak yang sama dengan pasta gigi anggota
keluarga lainnya (tidak membeli pasta gigi khusus untuk anak).
51
77.8%
13.3%
8.9%
52
Pepsodent
Enzim
78.0%
18.0%
6.0%
Kodom o
4.0%
4.0%
Zw itsal
4.0%
0.0%
Close Up
4.0%
0.0%
Others
4.0%
4.0%
74.0%
% Sebelum Penyuluhan
% Sesudah Penyuluhan
Gambar 4.5 Merek Pasta Gigi Anak Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Data ini konsisten dengan responden survey telepon yang mengatakan bahwa
mereka menggunakan merek pasta gigi yang sama dalam kurun waktu kurang dari 6
bulan, yaitu masih pada periode Penyuluhan berlangsung. Rentang waktu
penggunaan pasta gigi anak terterta pada Gambar 4.6.
53
48.0%
22.0%
20.0%
< 6 bulan
6 bln - 1 thn
2.0%
2.0%
1 - 1.5 thn
1.5 - 2 thn
6.0%
2 - 2.5 thn
2.5 - 3 thn
54
Pengguna Enzim
Pengguna
baru
Enzim
Tidak pernah
coba Enzim
8.3%
> 1 merek
16.7%
Berhenti pakai
Enzim
16.7%
52.1%
Pengguna Enzim
sebelumnya
6.2%
55
84.0%
10.0%
2.0%
Close Up
2.0%
Maxam
2.0%
Form ula
Enzim
Pepsodent
56
< 1 tahun,
4.0%
1 - 2 tahun,
2.0%
> 2 tahun,
94.0%
Gambar 4.9 Jangka Waktu Penggunaan Pasta Gigi Dewasa (Orang Tua)
4.1.3
57
46
230
b. Bermanfaat
70
280
c. Mungkin
49
147
d. Kurang bermanfaat
e. Tidak bermanfaat
165
657
Total
Rata-rata tertimbang
3.98
E
1.00
D
1.80
C
2.60
B
3.40
A
4.20
5.00
3.98
Ini berarti bahwa tim Penyuluh berhasil menanamkan kesan bahwa Enzim
Anak-Anak memang merupakan produk pasta gigi yang cocok bagi anak. Karena
kegiatan Penyuluhan dan pemeriksaan gigi anak dianggap bermanfaat, maka peserta
Penyuluhan berpendapat bahwa kegiatan ini perlu dilaksanakan secara rutin, bahkan
melalui komentar pada kuesioner mereka juga merasa bahwa program ini perlu
diperluas pelaksanaannya ke masyarakat luas di samping sekolah-sekolah. Frekuensi
58
14.7%
Setiap tahun
59.5%
Setiap 6 bulan
Setiap 4 bulan
6.1%
Setiap 3 bulan
Tidak perlu
19.0%
0.6%
59
71%
29%
Ingat
Tidak Ingat
Tanpa deterjen
23.5%
20.6%
17.6%
14.7%
8.8%
8.8%
5.8%
Pertumbuhan gigi
5.8%
Gigi berlubang
5.8%
Tanpa busa, sikat kering untuk air liur, tidak perlu pakai banyak
Makanan alami, antiseptik alami, cara mengunyah, sariawan, dapat brosur tentang gigi
60
Berbagai kata kunci yang masih diingat oleh peserta Penyuluhan ditampilkan
pada Tabel 4.7 yang mencakup pengetahuan tentang kesehatan mulut dari materi
presentasi dokter gigi dan pengetahuan tentang produk Enzim yang disampaikan
asisten dokter.
Terbukti di sini bahwa keterlibatan langsung seseorang dengan menghadiri
acara ini berhasil meninggalkan pesan yang cukup lama. Walaupun tidak semua
responden mengaku ingat akan seluruh materi, tetapi dari kata kunci yang diingat
terlihat bahwa banyak kata kunci yang dapat diasosiasikan dengan Enzim.
Supermart
Mini Market
Hypermart
Lain-Lain
Drug Store
Drug Store
Lain-Lain
Hypermart
Mini Market
Supermart
Kuesioner
1.8%
3.0%
6.0%
26.8%
62.5%
Phone Survey
2.0%
18.0%
4.0%
32.0%
44.0%
61
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa jalur distribusi ke outlet yang dekat
dengan konsumen perlu untuk dijaga dengan baik dan harus terus diperluas, terutama
pada supermarket dan mini-market yang paling banyak melayani pelanggan.
Saat mempertimbangkan merek pasta gigi anak yang akan dibeli, responden
kuesioner mengungkapkan bahwa mereka lebih mempertimbangkan manfaat yang
ditawarkan (51.5%) dan rasa yang disukai oleh anak (38.5%) daripada harga (3.6%).
Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.13.
51.5%
Manfaat
38.5%
Rasa
Harga
3.6%
Lain-Lain
3.6%
Kem asan
0.6%
62
Gigi Putih
7%
Kesehatan
Mulut
56%
Mencegah
Karang Gigi
28%
Teman Lain-Lain
1%
8%
Keluarga
11%
Tidak Ada
57%
Dokter Gigi
23%
63
18.1%
4.8%
1.8%
Tidak pernah
ganti
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
64
lain karena mendapat rekomendasi dari dokter gigi (17.5%) dan kemudahan untuk
menemukan produk pasta gigi tersebut. Hal tersebut terlihat pada Gambar 4.17.
50.5%
13.4%
16.5%
17.5%
2.1%
Harga
Lain-Lain
Gambar 4.17 Alasan Mencoba Merek Pasta Gigi Anak yang Lain
Pada dasarnya orang tua ingin memberikan perlindungan yang terbaik bagi
putra-putri mereka, terlebih bila menyangkut kesehatan anak. Oleh karena itu,
kualitas menjadi hal utama dibandingkan dengan harga yang harus dibayar (2.1%).
Selain itu ketersediaan barang pada outlet yang dapat dijangkau oleh konsumen
dengan mudah juga perlu diperhatikan karena pelanggan dapat beralih untuk
mencoba merek lain bila tidak dapat menemukan merek yang diinginkannya.
Gambar 4.18 menampilkan frekuensi pembelian pasta gigi anak dalam kurun
waktu 4 bulan terakhir yang dilakukan oleh responden kuesioner. Terlihat bahwa
38.7% responden membelinya tiap 2 bulan, 20.2% membeli 3 bulan sekali dan 21.5%
membeli setiap bulan.
65
21.5%
4 kali
20.2%
3 kali
38.7%
2 kali
1 kali
Tidak pernah
17.2%
2.5%
47.9%
38.8%
9.7%
1.8%
1.8%
Tidak pernah
1 buah
2 buah
3-4 buah
Lebih 4 buah
66
tua untuk membeli lebih dari satu merek pasta gigi anak dan menggunakannya secara
bergantian sesuai dengan keinginan anak. Walaupun demikian, praktek ini diyakini
terjadi hanya pada awal pemilihan pasta gigi anak. Saat anak telah cocok dengan
salah satu merek, maka mereka hanya akan menggunakan satu merek saja.
4.1.6
mengetahui tentang Enzim dari iklan di TV (47.2% dan 75.0%). Selain itu, 29.4%
responden kuesioner dan 12.5% responden survey telepon menyatakan bahwa mereka
baru mengetahui Enzim setelah menghadiri Penyuluhan. Media Televisi merupakan
sarana yang efektif untuk menjangkau calon pelanggan, sedangkan Penyuluhan
menjadi penunjang penyampaian pesan melalui TV. Hal ini diperkuat oleh pengakuan
beberapa responden yang menyatakan bahwa mereka semakin memperhatikan dan
mengerti pesan yang disampaikan melalui iklan televisi setelah menyimaknya saat
Penyuluhan.
67
75.0%
%Kuesioner
% Phone Survey
47.2%
29.4%
20.9%
Ik
la
n
an
Pe
ny
ul
uh
La
in
-L
ai
n
TV
12.5%
8.3%
1.8%
Te
m
ok
te
rG
an
/K
el
ua
rg
a
ig
i
0.0%
4.2%
0.6%
2 kali
4%
Lebih 3 kali
10%
1 kali
11%
Belum pernah
75%
68
2.500,- sampai Rp 4.500,- untuk pembelian pasta gigi anak. Namun perbedaan
dengan rentang harga berikutnya tidak teralu jauh, yaitu 26.0% responden menjawab
Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,-
13.0%
13.6%
26.0%
36.1%
2.4%
69
Rp 13,825
45
Darlie
Rp 9,875
40
Enzim Anak-Anak
Rp 6,650
50
Pigeon
Rp 4,350
45
Zwitsal
Rp 3,950
50
Pepsodent
Rp 3,475
50
Kodomo
Rp 3,200
50
Dee Dee
Rp 3,100
50
Formula
Rp 2,925
50
Cussons Kids
Rp 2,375
45
Total Care
Rp 2,230
50
Maxam
Rp 2,050
45
70
71
4.1.7
Demografi Responden
Peserta Penyuluhan yang menjadi responden adalah mereka yang mempunyai
anak yang berusia sekolah taman kanak-kanak di wilayah Jabotabek pada periode
Juli-November 2003. Melalui Gambar 4.23 terlihat bahwa sebagian besar responden
kuesioner mengikuti Penyuluhan di bulan Nopember (72%), sedangkan responden
survey melalui telepon sebagian besar merupakan peserta Penyuluhan dalam bulan
Agustus (62%). Komposisi ini diperoleh berdasarkan data yang diperoleh dari Divisi
Penyuluhan dan periode Penyuluhan yang dapat diikuti langsung oleh tim GFP.
0%
Kuesioner
14%
14%
28%
Juli
10%
Agustus
Survey
Telepon
Septem ber
Oktober
Nopem ber
72%
62%
72
besar lokasi dan siswa sekolah berada di lingkungan menengah ke bawah. Fakta ini
mendorong perlunya perhatian khusus pada kesinambungan penggunaan Enzim
Anak-Anak setelah Penyuluhan dan kemudian peralihan ke Enzim dewasa bagi
orang tua dan anak yang tumbuh menjadi remaja. Faktor kemampuan ekonomi
keluarga untuk membeli Enzim yang tergolong produk premium dan sebaran
jaringan distribusi yang dapat menjangkau pelanggan adalah dua hal utama yang
harus diperhatikan secara seksama.
0% 11%
Kuesioner
14%
8%
Jakarta Selatan
18%
6%
24%
Survey
Telepon
53%
Jakarta Utara
Bekasi
Tangerang
Jakarta Pusat
22%
Bogor
26%
18%
Jakarta Barat
73
2% 2% 2%
12%
Ibu R.T.
Karyaw an/i
Guru
Pegaw ai Negeri
Wirasw asta
82%
40.96%
23.49%
19.28%
13.86%
2.41%
20-24 thn
25-29 thn
30-34 thn
35-39 thn
> 40 thn
74
29.27%
11.59%
3.66%
SD
0.61%
SMP
SMA/SMK
D3/S1
S2
75
kehidupan yang lebih baik daripada orang tuanya. Perhatian ibu kepada anak ini
antara lain dilatarbelakangi oleh pengalaman mereka merasakan krisis ekonomi dan
sosial yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupan keluarga mereka. Konsumen
pada kohort ini juga mulai dipengaruhi oleh berbagai media promosi terutama melalui
televisi yang menawarkan beragam barang konsumsi yang menarik.
Menyikapi kondisi tersebut, maka kegiatan promosi yang dilakukan oleh
perusahaan harus lebih diarahkan pada pemberian nilai tambah produk bagi
peningkatan kualitas hidup anak yang ditambah dengan pemberian faktor emosi yang
mendorong ibu untuk memilih produk tersebut dibandingkan dengan produk lain.
Tidak dapat dilupakan pula pengaruh anak dalam mempengaruhi orang tua dalam
memilih produk yang akan dikonsumsi. Semakin tingginya pengaruh anak terhadap
orang tua dalam pembelian barang konsumsi perlu ditangkap sebagai peluang untuk
memperkuat program promosi yang ditujukan kepada orang tua sebagai target utama.
76
4.2
77
4.2.2
78
Mengenal.
ii.
Membeli.
iii.
Perasaan.
iv.
Daya Ingat.
Untuk pengujian hipotesis, digunakan asumsi: besarnya proporsi yang dipakai untuk
menyatakan bahwa Penyuluhan tersebut efektif adalah 10%, dan untuk menyakinkan
bahwa asumsi 10% dapat dikatakan efektif, maka dilakukan pengujian proporsi.
Ho: proporsi 10%
Ha: proporsi < 10%
Tabel 4.9 Frekuensi Efektifitas Penyuluhan
Hasil
Z=
Frekuensi
Efektif
39
78
Tidak Efektif
11
22
Jumlah
50
100
79
dimana,
Standard error dari populasi p =
(1 )
n
= proporsi Ho
= proporsi sample efektif = 0,78
0,10(1 0,10)
= 0,04243
50
p =
Jadi,
0,78 - 0,10
0,04243
Z = 16,0264
Z=
Z table (- 1,64)
Z hitung (16,0264)
80
4.3
59.6% of
audience
will rebuy!!!
Intentions?
Questionnaire
Comprehend?
Questionnaire
Buyer?
Phone Survey
100%
77.8%
80.5%
Buy On-Site
Buy Again
(35)
(33)
95.0%
13.3%
19.5%
Want to Try
Buy Elsewhere
Stop
Buy
(133)
(6)
(8)
99.3%
8.9%
Understand
Not Buy
(140)
59.6%
14.5%
7.2%
(4)
96.0%
5.0%
Buyer
Doubt/Not
Want to Try
(48)
A
U
D
I
E
N
C
E
INDEX
Action?
Phone Survey
4.3%
(7)
89.8%
0.7%
Use
Other Brands
Not
Understand
(143;47)
(1)
0.6%
4.0%
3.6%
Non-Buyer
(2)
10.2%
Use
Enzim
(24;3)
10.2%
Consumers?
Avg. Questionnaire &
Phone Survey
Total
100%
81
program ini. Melalui model ini pula, manajemen PT. EBI dapat memiliki indikator
kinerja program Penyuluhan baik secara menyeluruh maupun untuk tiap tim. Angka
pada bagian atas kotak menunjukkan nilai persentase jumlah responden untuk tiap
kriteria indeks dan angka dalam tanda kurung yang terdapat pada bagian bawah kotak
merupakan jumlah responden sebenarnya untuk kriteria yang bersangkutan.
Pada model ini terlihat bahwa dari seluruh peserta Penyuluhan (100%), 10.2%
merupakan konsumen Enzim Anak-Anak, sedangkan 89.8% adalah pengguna merek
lainnya (rata-rata survey kuesioner & daftar hadir responden telepon). Peserta
Penyuluhan yang belum menggunakan Enzim Anak-Anak merupakan sasaran utama
dari program Penyuluhan ini agar beralih ke Enzim Anak-Anak. Di sini terlihat
bahwa potensi pasar yang dapat diraih untuk produk Enzim Anak-Anak masih
sangat besar.
Dari 89.8% yang bukan pengguna Enzim Anak-Anak, 96.0% responden
yang mengikuti presentasi tim Penyuluh memiliki peran sebagai pembuat keputusan
dalam melakukan pembelian pasta gigi anak (orang tua dari siswa). Sementara itu,
4.0% peserta Penyuluhan lainnya adalah keluarga atau pengasuh siswa yang diminta
datang menggantikan orang tua siswa untuk mengikuti program Penyuluhan
(berdasarkan pengakuan responden telepon). Melalui pengamatan di lapangan,
terlihat bahwa ada kecenderungan di sekolah untuk kalangan ekonomi menengah ke
atas, orang tua akan mewakilkan kehadirannya pada pengasuh anak karena mereka
memiliki kegiatan lain seperti bekerja atau urusan rumah tangga lainnya. Mengingat
orang tua adalah target utama dari Penyuluhan, maka kehadiran mereka untuk
menemani putra-putri mereka saat pemeriksaan gigi perlu ditingkatkan, di mana
82
83
Sesuai dengan survey melalui telepon, responden yang ingin mencoba Enzim
Anak-Anak akhirnya membeli langsung di lokasi Penyuluhan (77.8%) dan ada pula
yang membeli di tempat lain setelah Penyuluhan (13.3%). Namun, ada pula yang
akhirnya membatalkan niatnya untuk mencoba Enzim Anak-Anak sebanyak 8.9%.
Ini berarti sebagian besar peserta Penyuluhan akhirnya mencoba produk Enzim
(action). Dengan meningkatkan jumlah pembeli di lokasi Penyuluhan, maka akan
meningkatkan pula kemungkinan untuk mencoba dan membeli ulang produk Enzim
dibandingkan dengan meninggalkan kesempatan bagi peserta untuk membeli di luar
lokasi Penyuluhan karena mereka akan memperoleh pengaruh lain dalam keputusan
pembeliannya.
Menurut hasil survey telepon, setelah beberapa waktu mengikuti program
Penyuluhan, dari 91.1% peserta Penyuluhan yang pernah mencoba Enzim AnakAnak (77.8%+13.3%) ternyata 80.5% responden kembali membeli Enzim AnakAnak bagi anaknya. Ini membuktikan bahwa peserta Penyuluhan yang pernah
mencoba Enzim akan melakukan pembelian lagi di outlet.
Sebagai hasil dari seluruh kemungkinan yang dianalisa, diperoleh indeks
efektifitas yang terlihat pada bagian paling kanan dari gambar Model GYM. Terlihat
bahwa ternyata efektifitas akhir dari program Penyuluhan adalah 59.6%, yang berarti
dari seluruh orang (100%) yang mengikuti program Penyuluhan, 59.6% dari mereka
akan melakukan pembelian ulang Enzim Anak-Anak di outlet. Perlu diingatkan
kembali di sini bahwa pembelian ulang di outlet tersebut hanya berlaku bagi produk
Enzim Anak-Anak dan tidak berlaku untuk produk Enzim Dewasa.
84
4.4
persentase dari komponen indeks yang terdapat pada sebelah kirinya (lihat gambar
4.29). Melalui pencatatan indeks-indeks tersebut secara berkala dapat diketahui pola
kinerja dan efektifitas dari program Penyuluhan. Peningkatan nilai pada enam indeks
pertama (use Enzim, non-buyer, not understand, doubt/not want to try, not buy, stop
buy) menunjukkan kinerja Penyuluhan yang membutuhkan perhatian khusus karena
pada akhirnya akan menurunkan indeks Efektifitas Penyuluhan secara keseluruhan.
Sebaliknya, bila nilai keenam indeks tersebut berkurang, maka secara umum
efektifitas Penyuluhan akan meningkat, seperti ditampilkan pada indeks terakhir
(paling atas).
Sesuai penjelasan di atas, maka bila indeks Use Enzim meningkat berarti
terdapat semakin banyak peserta Penyuluhan yang telah menjadi pelanggan Enzim
dan Penyuluhan tidak bermanfaat untuk membuka pasar baru (creating demand).
Sedangkan bila indeks Non-Buyer bertambah besar, berarti Penyuluhan tidak tepat
sasaran karena peserta yang datang bukanlah orang yang membuat keputusan untuk
membeli produk Enzim. Selanjutnya, indeks Not Understand yang meningkat
menunjukkan bahwa terdapat hambatan pada cara penyampaian materi Penyuluhan
sehingga semakin banyak peserta Penyuluhan yang tidak mengerti penjelasan dari tim
Penyuluh. Demikian pula pada indeks Doubt/Not Want to Try dan Not Buy yang
meningkat, memberi tanda bahwa terdapat faktor yang membuat peserta Penyuluhan
tidak mau mencoba Enzim, baik karena terdapat penawaran lebih baik dari produk
85
pesaing, atau tim Penyuluh kurang dapat mempengaruhi peserta untuk setidaknya
mencoba Enzim. Indeks terakhir, Stop Buy, merupakan indikator utama yang
menunjukkan apakah Penyuluhan dapat bermanfaat sesuai dengan keinginan
manajemen, yaitu dapat mendorong pesertanya terus mengkonsumsi Enzim. Bila
semakin banyak responden yang berhenti membeli Enzim, perlu segera diselidiki
penyebabnya karena berarti pasar Enzim telah terkikis.
Jadi sesuai gambaran di atas, Model GYM merupakan perangkat indikator
yang dapat digunakan untuk terus memonitor efektifitas program Penyuluhan yang
dilaksanakan sebagai salah satu saluran promosi PT. EBI. Perlu diingatkan pula
bahwa indeks yang diperoleh sebaiknya berasal dari responden yang sama dan
dipantau secara berkala. Oleh karena itu, dibutuhkan basis data peserta Penyuluhan
yang terdokumentasi dengan baik sebagai sumber responden.
Setelah mengetahui efektifitas Penyuluhan secara kuantitatif melalui indeks
efektifitas Penyuluhan, selanjutnya perlu ditetapkan parameter untuk menentukan
derajat efektifitas dari nilai yang diperoleh tersebut. Untuk itu maka ditentukan
rentang (range) klasifikasi efektifitas dari indeks yang diperoleh.
Tabel 4.10 Parameter Indeks Efektifitas Model GYM
Tidak
Memakai
EAA
Membeli
EAA
Mengerti
materi
penyuluhan
Ingin
Mencoba
Membeli
EAA
Membeli
lagi EAA
Rentang
50%
50%
60%
60%
50%
50%
0-2.25%
50-75%
50-75%
60-80%
60-80%
50-75%
50-75%
Efektif
75-90%
75-90%
80-90%
80-90%
75-90%
75-90%
Sangat
Efektif
90-100%
90-100%
90-100%
90-100%
90-100%
90-100%
Parameter
Indeks
Tidak
Efektif
Kurang
Efektif
2.2520.25%
20.2553.14%
53.14100%
86
Berdasarkan rentang derajat efektifitas di atas, maka pada saat penelitian ini
dilaksanakan, Penyuluhan terbukti sangat efektif sebagai saluran pemasaran produk
Enzim Anak-Anak.
87
4.5
bahwa kegiatan promosi melalui Penyuluhan masih layak diterapkan oleh PT. EBI
sebagai salah satu cara untuk memperluas pasar dan meraih calon pelanggan
potensial. Selain itu, tanggapan masyarakat atas kegiatan pendidikan masyarakat dan
pemeriksaan gigi gratis menunjukkan bahwa program diterima dengan baik oleh
pesertanya, bahkan banyak dari mereka yang meminta agar lingkup pelaksanaan
Program ini diperluas ke organisasi kemasyarakatan lainnya.
Walaupun demikian, PT. EBI harus terus melakukan evaluasi terhadap
efektifitas program Penyuluhan dengan indikator seperti Model GYM tentang
Efektifitas Penyuluhan dan mempersiapkan strategi saluran promosi lainnya bila
strategi Penyuluhan telah mendekati titik jenuh (berindikasi tidak efektif). Hal ini
penting dilakukan agar perusahaan dapat secara dini mengetahui kemungkinan
masalah yang timbul dan mengambil langkah untuk memperbaikinya atau
menyesuaikan kembali strategi pemasarannya secara umum.
Selain Model GYM tentang efektifitas Penyuluhan, instrumen lain yang dapat
digunakan untuk memantau kinerja tim Penyuluhan adalah indikator operasional
yang berorientasi pada potensi pasar dan sejalan dengan tujuan perusahaan. Parameter
evaluasi tim penyuluhan dapat dikembangkan lebih comprehensive, di mana faktor
yang diperhitungkan tidak hanya jumlah tube yang berhasil dijual, tetapi juga faktor
lain seperti, jumlah peserta yang melakukan pembelian, jumlah sesi, atau jumlah
sekolah yang berhasil diajak bekerjasama dalam bentuk kontrak, dan sebagainya.
88
Berbagai parameter tersebut diberikan bobot sesuai dengan fokus strategi pemasaran
perusahaan dan dikaitkan dengan pemberian kompensasi/penghargaan atas hasil yang
dicapai oleh tim penyuluh.
Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kajian efisiensi
kinerja tim Penyuluh di daerah kerja mereka ditampilkan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.11 Parameter Kajian Efisiensi Kinerja Tim Penyuluh
Kegiatan
Prospecting
Parameter
1. Rata-rata jumlah telepon (prospecting) per tim per hari
2. Rata-rata waktu telepon (prospecting) per kontak
3. Persentase kunjungan per 100 kontak (prospects)
Kunjungan
Penjualan
89
Kontrak
Anggaran
90
Gambar 4.30 Model Grafik Kontrol untuk Rasio Biaya Iklan terhadap Penjualan
Melalui grafik seperti ini, fluktuasi yang terjadi di luar ambang batas seperti
pada periode ke-15 akan segera dapat terdeteksi dan diselidiki penyebabnya dengan
segera.
Sedangkan sebagai langkah pencegahan atas beban anggaran operasional
Penyuluhan yang terlalu besar, tim GFP menyarankan penerapan metode selffinancing incentive, di mana Divisi Penyuluhan dapat memenuhi kebutuhan
91