Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

ALAT UKUR TAHANAN PENTANAHAN.............................................................2


1.

PENDAHULUAN.........................................................................................2

2.

METODE PENGUKURAN..........................................................................3

2.1 ALAT UKUR DENGAN SUMBER ARUS SEARAH.......................................3


2.2 Alat Sistem Pentanahan................................................................................6
2.3 Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Tanah KYURITSU Model 4102........6
2.4.Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Tanah Merk Gossen Metrawatt
Bauer [GEOHM 2]...........................................................................................8
2.5.Cara Kerja Alat Ukur Tahanan Tanah Merk Gossen Metrawatt Bauer
[Geohm 2].......................................................................................................9
3.

Pengukuran Tahanan Pentanahan Trafo..................................................11

3.1

Persiapan...............................................................................................11

3.2

Langkah Langkah Kerja.....................................................................11

4.

CAKUPAN INSTRUKSI KERJA................................................................13

4.1.

TUJUAN.................................................................................................14

4.2.

RUANG LINGKUP.................................................................................14

4.3.

REFERENSI..........................................................................................14

4.4.

DEFINISI DAN ISTILAH........................................................................14

4.5.

INFORMASI UMUM..............................................................................14

4.6.

PERALATAN KERJA.............................................................................14

4.7.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN...............................................15

4.7.1 Persiapan..........................................................................................15
4.7.2. Pelaksanaan.....................................................................................15
4.7.3. Finishing............................................................................................15
5.

BAGAN ALIR.............................................................................................17

6.

Blanko hasil pengkukuran.........................................................................18

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :1/19

ALAT UKUR TAHANAN PENTANAHAN.


1. PENDAHULUAN.

Tahanan pentanahan sangat diperlukan untuk keselamatan dibidang


ketenagalistrikan. Karena jika suatu instalasi mengalami kerusakan
sehingga arus mengalir pada peralatan tersebut menuju ketanah dengan
baik juka nilai tahanannya rendah sekali tetapi bila tahanan tanah nya tinggi
maka arus akan terhambat dan mengibatkan tegangan pada peralatan
tersebut menjadi naik bahkan kenaikannya pada batasan tertentu dapat
menyebabkan seseorang atau petugas yang cerobah akan terkena aliran
arus sehingga akan mencelakakan orang awam atau petugas yang ceroboh
tersebut. Jadi tujuan pengukuran tahanan pentanahan yang utama adalah
keselamatan orang atau petugas terhadap kebocoran arus pada instalasi
yang tidak diketahui.
Dalam instalasi listrik ada 4 bagian yang harus diketanahkan atau sering
juga dibumikan. Bagian instalasi listrik adalah :
1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan
dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari
logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial
tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi
manusia yang menyentuhnya.
2. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari Lightning
Arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi
dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterima dari petir ke
tanah (bumi) dengan lancar.
3. Kawat petir yang ada pada baian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena
letaknya yang berada diatas sepanjang transmisi, maka semua kaki
tiang transmisi harus diketanahkan agar petir yang menyambar kawat
petir dapat disalurkan ketanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran
transmisi.
4. titik Netral Transformator atau titik netral dari generator. Hal ini
diperlukan dalam kaitan dengankeperluan proteksi khususnya yang
menyangkut gangguan hubung tanah.
Sesuai SPLN NO 13, dipersyaratkan nilai tahanan pentanahan adalah 10
Ohm untuk transmisi dengan tegangan 70 150 kV, sedangkan pada
transmisi ektra tinggi adalah 1 ohm (masih dalam kajian untuk SPLN),
sedangkan pada sistem lain tahanan petanahan berniali dibawah 5 ohm
sudah cukup untuk mengamankan peralatan dan manusia.
2. METODE PENGUKURAN.
2.4.1

ALAT UKUR DENGAN SUMBER ARUS SEARAH.

Pinsip kerja alat ini adalah hukum Ohm, dimana sumber arus searah
yang kedua kutubnya dihubungkan dengan salah satu elektrode yang
EDISI :01

REVISI : 00

Hal :2/19

berkutub negatip dan kutub positip yang lain dihubungkan keeletrode


melewati ampermeter. Dengan menggunakan voltmeter yang
menggunakan elektrode disetiap terminal, akan mengukur tegangan
akibat arus yang mengalir melewati tahanan yang berupa tanah. Maka
tahanan dapat diperoleh dengan hukum Ohm menjadi :
Rtan ah

VOLT
AMPERE

Pada gambar 1 dibawah menunujukan dimana tanah A dan tanah B


dihubungkan dengan sebuah batere E. Kedua tanah tersebut berbentuk
sebagai bola. Oleh sebab itu, kuat arus akan mengalir dari bola A ke
bola B.
Selanjutnya, kuat arua (aliran ) listrik tadi akan berkumbul disekitar bola
B untuk kemudian masuk ke bola B dan kembali ke kutub negatip dari
batere B.
Pada jarak tertentu dari bola A ke bola B, maka kuat arus akan menjadi
nol, hal ini disebabkan karena arus listrik tadi tersebar keseluruh luas
tanah.
Apabila hal ini terjadi pada tempat a dan b, maka dengan sendirinya
tidak akan beda tegangan antara kedua titik tadi. Ini disebabkan karena
tempat-tempat a dan b tidak ada aliran (kuat arus). Tidak adanya beda
tegangan dapat diukur dengan sebuah volt meter yang dihubungkan
melalui dua buah tongkat besi (elektrode stick) yang dimasukan
kedalam tanah. Dengan demikian, dari pengukur volt ini dapat dibaca
bahwa volt meter ini menunjukan angka nol volt.

Gambar 1. prinsip kerja pengukuran tahanan pentanahan

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :3/19

Akan tetapi, kalau volt meter itu disambungkan seperti pada gambar 2.,
maka pengukur volt ini akan menyimpang. Hal ini membuktikan bahwa
antara bola A dan tempat c benar-benar ada perbedaan tegangan, hal
ini disebabkan karena disekitar tempat ini masih terdapat adanya kuat
arus listrik yang mengalir.

Gambar 2, skema alat ukur tahanan pentanahan.

Dari gambar 2 tersebut diatas, bila titik pelat c digeser dari kiri ke kanan
menjauhi bola A dan mendekati bola B dimana volt meter menunjukan
harga tertinggi antara pelat c dan pelat a.
Harga yang ditunjukana oleh volt meter ini disebut E pada titik Ea,
sebaliknya jika pelat c digeser melewati tempat b menuju bola B, maka
volt meter akan menunjukkan nilai yaang tinggi dan mencapai harga
maksimum. Ini jika pelat c terkena bola B. Harga tegangan makimum ini
merupakan tegangan dari batere (Ebatt).
Kalau perbedaan tegangan antara titik b dan bola B diberi simbol Eb
maka :
E = Ea + Eb.
Jika tegangan-tegangan tanah ea dan eb dibagi oleh kuat arus I, maka
terdapat harga-harga tahanan Ra dan rb. Tahanan tahanan inilah yang
dinamakan tahanan tanah dari bola A dan tahanan tanah dari bola B.
EDISI :01

REVISI : 00

Hal :4/19

Jadi
Ea
I
E
Rb b
I
Ra

Tahanan tanah yang diukur sebagai tahanan total antara kedua


sambungan tahanan, benar-benar akan merupakan R jumlah dari Ra
+ Rb. Bila kedua sambungan tanah terletak cukup jauh antara yang
satu dengan yang lain, maka didalam praktek jarak antara keduakeduanya diambil sekurangnya-kurangnya 15 meter.

Gambar 3. skema alat ukur tahanan tanah .


2.4.2

Alat Sistem Pentanahan

Terdapat 4 jenis sistem pentanahan yaitu :


-. Batang pentanahan tunggal (single Grounding Rod).
-. Batang Pentanahan Ganda (multiple Grounding Rod). Terdiri dari
beberapa batang tinggal yang dihubungkan parallel.
-. Anyaman Pentanahan (Grounding Mesh), merupakan anyaman
kawat tembaga.
-. Pelat Pentanahan (Grounding Plate), yaitu pelat tembaga.
Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut
diatas jiga ditimbulkan oleh sambungan antara alat pentanahan dengan
kawat penghubung. Unsur lain yang menjadi bagian dari Tahanan
Pentanahan adalah tanahan dari tanah yang ada disekitar Alat
Pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang
keluar dari Alat Pentanahan. Arus listrik yang keluar dari alat ukur
tahanan pentanahan menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda
tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya
dipengaruhi oleh kedalamanya, makin dalam letaknya, umumnya makin
EDISI :01

REVISI : 00

Hal :5/19

kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan


umumnya lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang Batang
Pentanahan, makin dalam memasangnya akan makin baik hasil dalam
arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.
Daftar Tahanan Jenis Berbagai Macam Tanah dan Tahanan Pentanahannya.
Tahanan Pentanahan
Tahanan
Kedalam Batang
Panjang Pita
Macam Tanah
jenis
Pentanahan (m)
pentanahan (m)
(ohm-m)
3
6
10
5
10
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Humus Lembab
Tanah
pertanian,
tanah liat.
Tanah liat berpasir
Pasir Lembab
Pasir kering
Beton 1:5
Kerikil Lembab
Kerikil Kering
Tanah Berbatu
Batu Karang

30

10

12

100

33

17

10

40

20

150
300
1000
400
500
1000
30000
10

50
66
330

25
33
165

15
20
100

160
330
1000

80
165
500

48
100
300

60
80
400
160
200
400
1200

30
40
200
80
100
200
600

3
10
15
20
100
40
50
100
300

Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Tanah KYURITSU


Model 4102

2.4.3

Rangkai kabel warna merah, kuning, hijau pada terminal C, P dan E


yang ada di alat ukur tersebut, kemudian ujung kabel dirangkai ke alat
Bantu pentanahan 2 [dua] batang besi yang diberi code C1 dan P1,
sedangkan ujung kabel warna hijau disambung pada kaki tower, kawat
tanah ditanam segaris lurus (seperti pada gambar di bawah).
Kawat merah

Kawat kuning

C1

P1

Kawat hijau
E

Off Batt. Check


AC. V
Measurement
Simply Meas.
X1

X10

RE

5-10 m

X100

5-10 m

Gambar 3. Diagram Cara Mengukur Tahanan Pentanahan


Periksa Tegangan Tanah
EDISI :01

REVISI : 00

Hal :6/19

Tekan tombol AC.V pada alat ukur dan pastikan tegangan terbaca
tidak lebih dari 10 V AC. Jika tegangan yang diukur lebih dari 10 V
AC, maka pengukuran tahanan tanah tidak akurat dan hasilnya tidak
bisa digunakan sebagai acuan.

Periksa Tegangan battere dan alat bantu hubung tanah.

Periksa Tegangan Battere :

Tegangan Battere baik apabila jarum meter memenuhi daerah yang


tertulis GOOD arah kanan, jika tidak maka battere tersebut perlu
diganti.

Periksa alat bantu hubung tanah dari terminal P dan terminal C.

Jika lampu menyala, pengukuran tahanan tanah bisa digunakan dan


apabila lampu tidak menyala ini dapat diindikasikan tidak ada
hubungan kabel ( terputus ) atau terlalu tingginya tahanan tanah dari
alat bantu tanah.

Cara Mengatasi :

Periksa hubungan terminal P1 dan C1, atau posisikan skala perkalian


tahanan tanah yang terendah untuk pengukuran tahanan tanah dan
pindahkan alat bantu hubung tanah ke lokasi lain atau buat sendiri ground
dari air kita dapatkan sampai lampu menyala.
Cara Pengukuran Tahanan Tanah.

Sebelum pengukuran, lampu harus menyala, hal ini untuk mengindikasikan


terminal C dan terminal E hubungan kabel baik, kondisi tidak normal apabila
lampu tidak menyala, dan chek lagi hubungan terminal C dan terminal E.
Pertama tama tekan tombol

X10dan kemudian tekan tombol MEAS ketika

jarum meter menunjukan seluruh skala terus kembali,


Kemudian tekan tombol x100

Dan bacalah, apabila nilai tahanan tanah

setelah diukur dibawah 10 Ohm , tekan tombol x 1dan hasilnya dibaca. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai tahanan yang akurat.

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :7/19

Gambar 4. Peralatan dan alat bantu untuk Mengukur Tahanan pentanahan

Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Tanah Merk Gossen


Metrawatt Bauer [GEOHM 2].

2.4.4

Cara kerja alat ukur tersebut menggunakan prinsip alat ukur Galvanometer
( Prinsip Kesetimbangan ), sebagai contoh sederhana :

R1

D
C

Rx
R

x
2

Rvar

R2

Gambar 5. Rangkaian jembatan Wheatstone Galvanometer

Keterangan :
R1 & R2
: Nilai tahanan yang telah ditetapkan.
R variabel
: Nilai tahanan yang bisa diubah-ubah.
Rx
: Tahanan yang belum diketahui nilainya ( Rx = ? )
Formula : R1 . Rvar = R2 . Rx

RX

R1 Rvar
R2

Cara kerja Galvanometer :


Atur atau tentukan nilai tahanan R variabel ( Rvar ) sedemikian rupa sehingga
jarum galvanometer menunjuk angka Nol ( kondisi setimbang ). Dan setelah
kondisi setimbang maka nilai Rx bisa dicari dengan menggunakan Formula di atas.
EDISI :01

REVISI : 00

Hal :8/19

Cara Kerja Alat Ukur Tahanan Tanah Merk Gossen Metrawatt


Bauer [Geohm 2].

2.4.5

Persiapan

2.4.1

Sebelum alat ukur ini digunakan periksa dulu kondisi batteray yang ada
dengan menekan tombol Batt Control pada alat tersebut, apabila jarum
meter menunjuk arah garis pada skala lampu indikasi menyala hijau maka
kondisi battere masih baik dan alat ukur tahanan tanah bisa digunakan
langsung, dan apabila jarum menunjuk dibawah Nol garis merah pada skala
lampu indikasi tidak menyala maka batteray rusak dan perlu diganti yang
baru.
Rangkailah peralatan alat ukur tahanan tanah

2.4.2

Rangkailah peralatan alat ukur tahanan tanah tersebut sesuai dengan


gambar yang sudah ada.
l : 20 M

l : > 20
M

Es

l : > 20 M

l : > 20 M

Es

Gambar 5. Mengukur Tahanan Tanah Skala Perkalian

Rx

Es

Es

Gambar 6. Mengukur Tahanan Pada Kawat Resistor

Cara mengoperasikan alat ukur tahanan pentanahan:

2.4.3

Pilihlah salah satu skala perkalian X 0,1 ; X 1 ; X 10 ; X 100 dengan


memutar Reostart 1 sesuai yang dikehendaki.

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :9/19

Setelah itu putar Reostart 2 dengan menekan tombol M sambil melihat


jarum meter pada meter A sampai menunjuk pada posisi 0.
Kemudian lihat nilai yang ditunjukan jarum meter pada meter B dan
kalikan dengan skala perkalian yang telah ditetapkan tadi. ( lihat No.3 ).
Maka hasil tahanan tanah adalah ( Skala perkalian ) X ( Penunjukan
jarum meter pada skala B )
Standart pengukuran tahanan pentanahan menurut SE 032/PTS/1984

< 10 Ohm ----- kondisi baik


> 10 Ohm ----- kondisi jelek ( Perlu perbaikan sistem pentanahan )

Es

Meter B

Batt. Control

X100
X10
Meter A

Measure.

X1
X 0,1

Gambar 7. Alat Ukur Tahanan pentanahan


3. Pengukuran Tahanan Pentanahan Trafo
Tujuan pengukuran tahanan pentanahan trafo adalah untuk mengetahui besarnya
nilai tahan pentanahannya sehingga dapat diketahui masih sesuai dalam batas
range standard yaitu < 5 ohm.

Persiapan

Siapkan peralatan kerja yang akan dipakai antara lain :


a. Material
- Kain lap / majun.
- Kontak cleaner
- Kertas Gosok.
- Kuas.
- Sikat Baja.
b. Alat Kerja
EDISI :01

REVISI : 00

Hal :10/19

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tool Set
Multi meter
Alat ukur tahanan pentanahan
Tangga Lipat.
Ground Stick
Voltage detector.

c. Perlengkapan K3
7. Helm
8. Sepatu panjat / tahan pukul.
9. Sabuk pengaman.
10. Rambu rambu / taging

Langkah Langkah Kerja

Trafo dibebaskan dari tegangan dengan menggunakan Prosedur


Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik Tegangan Tinggi
Periksa tegangan pada Trafo dengan menggunakan Detector Tegangan
Grounding Bushing dengan Kabel Grounding Fleksibel.
Lepaskan terminal penghubung antara pentanahan trafo dengan
pentanahan sistem.
Bersihkan ujung pentanahannya dan terminalnya.
Lakukan pengukuran nilai tahanan pentanahan Trafo dengan langkah
langkah sbb :
Hubungkan kabel alat ukur warna hijau ke sistem pentanahan trafo
( gambar 3.35 ) .
Hubungkan kabel alat ukur warna kuning ke tanah dengan jarak 5 10
m dari alat ukur, memakai road yang ditancapkan ke tanah ( gambar
3.36.) .
Hubungkan kabel alat ukur warna merah ke tanah dengan jarak 5 10
m antara ujung kabel kuning dengan ujung kabel merah memakai road
yang ditancapkan ke tanah ( gambar 3.37) .
Nilai pentanahan peralatan yang diukur dan kedua elektroda tersebut
harus berada pada suatu garis lurus (segaris)
Operasikan alat ukur dengan cara menekan tombol perkalian skala
( x10 Ohm / x10 Ohm / x100 Ohm ) atur sesuai dengan range nilai
pengukuran kemudian tekan tombol MEAS .
Amati hasil penunjukannya, dan masukkan nilainya pada test report
yang tersedia dengan satuan Ohm .
Lakukan Pengujian sebanyak 3 kali ke arah yang lain dan hasil akhir
adalah rata-rata dari total pengukuran tersebut.

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :11/19

Gambar 3.35.
Kabel hijau dari alat ukur dihubungkan
dengan sistem pentanahan

Gambar 3.36.
Kabel kuning dari alat ukur
dihubungkan ke tanah

Gambar 3.37.
Kabel merah dari alat ukur dihubungkan ke tanah

Gambar 3.38. Hasil Penunjukan Alat Ukur Tahanan Pentanahan


Catatan : Kabel Hijau, kuning dan merah harus direntangkan seluruhnya (tidak
boleh ada yang tergulung) dan segaris.

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :12/19

Pengukuran selesai, lanjutkan dengan penyambungan kembali


terminal sistem pentanahan trafo .
Kembalikan alat alat yang telah dipakai seperti semula.

4. CAKUPAN INSTRUKSI KERJA

i. TUJUAN
Instruksi kerja ini disusun sebagai petunjuk pelaksanaan pengukuran
tahanan pentanahan pada instalasi listrik

ii. RUANG LINGKUP


Meliputi

aktivitas

pelaksanaan

pengukuran

tahanan

pentanahan pada instalasi listrik

iii. REFERENSI

Buku Manual Alat Ukur Tahanan Pentanahan

SE 032/PST/1984 dan Suplemen

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :13/19

iv. DEFINISI DAN ISTILAH


alat ukur

alat ukur / meter yang digunakan

:
kabel & accessories
:
tool set

:
power supply

slide regulator

ohm meter

:
kabel P dan C

:
kabel E
:

kabel atau perlengkapan lain yang


digunakan bersama-sama alat ukur
dimaksud sehingga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya
peralatan kunci-kunci yang digunakan
untuk mendukung kegiatan
pengukuran
catu daya, sumber tegangan AC atau
DC dari alat ukur dimaksud
pengatur pengukuran ohm
meter penunjuk nilai tahanan
pentanahan, dalam satuan ohm
kabel-kabel elektroda pentanahan alat
kabel pentanahan peralatan

v. INFORMASI UMUM
Instruksi kerja ini dilaksanakan dalam keadaan instalasi bebas
tegangan

vi. PERALATAN KERJA


1. Alat ukur tahanan pentanahan (Megger pentanahan) Merk
Yokogawa type 3235
2. Kabel / probe dan accessories
3. Tool set

vii. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN


4.7.1.

Persiapan
1. Persiapkan alat ukur, kabel dan accessories
lainnya serta yakinkan semuanya dalam
kondisi baik
2. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman
dan terjangkau dari titik/ klem terminal
yang akan diukur
3. Persiapkan tool set yang diperlukan

EDISI :01

REVISI : 00

Chek list
Serah terima
instalasi
Tanda & Rambu K3

Hal :14/19

4. Persiapkan blangko pengukuran/pengujian


5. Catat spesifikasi peralatan yang akan
diukur
6. Referensi
hasil
pengukuran
tahanan
pentanahan maksimum 10
4.7.2.

Pelaksanaan
11.Lepaskan kawat/kabel pentanahan dari
rangkaian peralatan
12.Bersihkan ujung kawat/kabel pentanahan
yang akan diukur dari kotoran atau karat
dengan menggunakan amplas atau sikat
baja
13.Pasang pangkal kabel pada terminal alat
ukur
14.Tanamkan kedua elektroda alat ukur
pentanahan (ujung kabel P dan C) pada dua
titik dalam satu garis lurus dengan jarak P
dan C dua kali jarak yang terdekat dari
pentanahan peralatan yang akan diukur
(misalnya E-P = X Meter, maka E-C = 2X
Meter)
15.Hubungkan ujung kabel E ke kawat/kabel
pentanahan peralatan yang akan diukur
16.Arahkan selector switch ke posisi Ohm
17.Tekan
push-button
Ohm
lalu
amati
penunjukan jarum pada meter tegangan
sambil memutar slide regulator pengukuran
Ohm sampai
jarum meter tegangan
menunjuk ke angka 0.
18.Amati dan catat penunjukkan angka pada
slide pengukuran Ohm
19.Lakukan hal yang sama dengan arah yang
berlainan sebanyak 2(dua) kali. Nilai
tahanan pentanahan akhir adalah nilai ratarata

4.7.3.

Finishing
1. Lepas rangkaian kabel alat ukur
2. Kembalikan alat ukur, kabel & accessoriesnya pada tempat yang aman
3. Pasang kembali kawat/kabel pentanahan
yang telah diukur pada rangkaian peralatan
4. Lakukan
pengecekan
ulang
untuk
meyakinkan sambungan telah terpasang
dengan baik dan benar

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :15/19

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :16/19

5. BAGAN ALIR
START

PERSIAPAN
Siapkan alat ukur dan accessoriesnya serta
yakinkan semuanya dalam kondisi baik
Letakkan alat ukur pada tempat yang aman
dan terjangkau
Siapkan tool set yang diperlukan
Siapkan blanko pengukuran
Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur

Pengambilan data spesifikasi alat yang


akan diukur

Apakah
DAPAT
DILAKSANAKAN
TANPA KENDALA ?

MERANGKAI ALAT (LANGKAH 1 s/d 5)

MENGAKTIFKAN ALAT (LANGKAH 6 s/d 9)


MENGUKUR, MENGAMATI
MENCATAT HASIL UKUR

Apakah
Titik yang diukur
SUDAH SELESAI
?

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :17/19

STOP

MELEPAS RANGKAIAN ALAT

- Catatan Hasil ukur

STOP

6. Blanko hasil pengkukuran.

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :18/19

Daftar perpustakaan
1. Teknik Tegangan Tinggi

Prof.Dr. Artono Arismunandar.

2, Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik Prof.Dr. Soedjono Saphiie dan Dr.Osamu
Nishino
3. Standard Handbook for Electrical Engineers. Fink & Carrol.
4. A Text Book of Electrical Tehcnology. B.L. Theraja & A.L. Theraja.
5. Instalasi Listrik Arus Kuat P.van Harten & Ir.E. Setiawan.
6. Peralatan Tegangan Tinggi Bonggas L Tobing.
7. Teknik Tenaga Listrik untuk Transmisi Prof.Dr. Artono Arismunandar
8. Pembangkitan Energi Listrik Ir Djiteng Marsudi.

EDISI :01

REVISI : 00

Hal :19/19

Anda mungkin juga menyukai