11
MODUL 11
Untuk memahami perkembangan dan bentuk dari lereng alam dan proses
yang menyebabkan terjadinya bentuk bentuk alam yang berbeda.
2. Untuk menilai kestabilan lereng dalam jangaka pendek (biasanya selama kontruksi)
dan jika kondisi jangka panjang.
3. Untuk menilai kemungkinan terjadinya kelongsoran yang melibatkan lereng alam atau
lereng buatan.
4. Untuk menganalisa kelongsoran dan untuk memahami kesalahan mekanisme dan
pengaruh dari faktor lingkungan.
5. Untuk dapat mendisain ulang lereng yang gagal serta perencanaan dan disain
pencegahannya, serta pengukuran ulang.
6. Untuk mempelajari efek atau pengaruh dari beban gempa pada lereng dan tanggul.
Dalam praktek, analisis stabilitas lereng didasarkan pada konsep keseimbangan plastis
batas (limit plastic equilibrium). Adapun maksud analisis stabilitas adalah untuk
menentukan factor aman dari bidang lonsor yang potensial.
Dalam analisi stabilitas lereng, berlaku asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Kelongsoran lereng terjadi disepanjang permukaan bidang longsor tertentu dan
dapat dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi.
b) Massa tanah yang longsor dianggap berupa benda yang pasif.
11
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
c) Tahanan geser dari massa tanah yang setiap titik sepanjang bidang longsor tidak
tergantung dari orientasi permukaan longsoran, atau dengan kata lain kuat geser
tanah dianggap isotropis
d) Factor aman didefinisikan dengan meperhatikan tegangan geser rata rata
sepanjang bidang longsor yang potensial dan kuat geser tanah rata rata
sepanjang permukaan longsoran. Jadi, kuat geser tanah mungkin terlampaui di titik
titik tertentu pada bidang longsornya, padahal factor aman hasil hitungan lebih
besar 1.
Faktor aman didefnisikan sebagai nilai bidang antara gaya yang menahan dan gaya
menggerakan, atau
F
Dimana :
(1)
Menurut teori Mohr Columnb, tahanan terhadap tegangan geser () yang dapat
dikerahkan oleh tanah, disepanjang bidang longsornya, dapat dinyatakan oleh :
= C + tg
Dimana :
(2)
C = kohesi
= tegangan normal
= sudut gesek dalam tanah
Nilai nilai C dan adalah parameter kuat geser tanah di sepanjang bidang longsornya.
Dengan sara yang sama, dapat dituliskan persamaan tegangan geser yang terjadi ( d)
akibat beban tanah dan beban beban lain pada bidangnya :
d = Cd + tan d
(3)
Dengan Cd dan d adalah kohesi dan sudut gesek dalam yang terjadi atau yang dibutuhkan
untuk keseimbangan pada bidang longsornya.
11
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
Substitusi Persamaan (II-2) dan (II-3) ke persamaan (II-1) diperoleh persamaan faktor
aman,
F
C tan
Cd tan d
(4)
Cd tan d
C
tan
F
F
(5)
Untuk maksud memberikan faktor aman terhadap masing masing komponen kuat geser,
faktor dapat dinyatakan oleh :
F
C
Cd
(6a)
tan
tan d
(6b)
Dengan Fc adalah faktor aman pada komponen kohesi dan F adalah faktor aman pada
komponen gesekan. Umumnya faktor aman terhadap kuat geser tanah diambil labih besar
atau sama dengan 1,2.
5.2
memberikan bentuk aliran dan berat volume tanah yang tidak menentu, cara yang lebih
cocok adalah dengan metode irisan ( method of slice ).
Gaya normal yang bekerja pada suatu titik di lingkaran bidang longsor, terutama
dipengaruhi oleh berat tanah di atas titik tersebut. Dengan metode irisan, massa tanah
yang longsor dipecah pecah menjadi beberapa irisan vertical. Kemudian, keseimbangan
dari tiap tiap irisan diperhatikan. Gambar II.9b memperlihatkan satu irisan dengan gaya
gaya yang bekerja padanya. Gaya gaya ini terdiri dari gaya geser ( Xr dan X1 ) dan gaya
normal efektif ( Er dan E1 ) di sepanjang sisi irisannya, dan juga resultan gaya geser efektif
( Ti ) dan resultan gaya normal efektif ( Ni ) yang bekerja di sepanjang dasar irisannya.
Pada irisannya, tekanan air pori U1 dan Ur bekerja di kedua sisinya, dan tekanan air pori Ui
bekerja pada dasarnya. Dianggap tekana air pori sudah diketahui sebelumnya.
11
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
(46)
F=
M
M
Lengan momen dari berat massa tanah tiap irisan adalah R sin , maka
11
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
i n
Md R Wi sin i
(47)
i 1
Dimana :
= jumlah irisan
Wi
Dengan cara yang sama, momen yang menahan tanah yang akan longsor,
Adalah :
i n
R (Cai Ni tan )
(48)
i 1
(Cai Ni tan )
i 1
(49)
in
Wi sin i
i 1
Bila terdapat air pada lerengnya, tekana air pori pada bidang longsor tidak berpengaruh
pada Md , karena resultan gaya akibat tekanan air pori lewat titik pusat lingkaran. Substitusi
persamaan (II 46 ) ke persamaan ( II 49 ), diperoleh :
i n
Ca (W cos u a ) tan
i
i 1
i i
i n
Wi sin i
i 1
Dimana :
11
= faktor aman
= kohesi tanah
Wi
ui
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
(50)
Jika terdapat gaya gaya selain berat lereng tanahnya sendiri, seperti beban bangunan di
atas lereng, maka momen akibat beban ini diperhitungkan sebagai Md. Metode Fellinius
memberikan faktor aman yang relatif lebih rendah dari cara hitungan yang lebih teliti. Batas
batas nilai kesalahan dapat mencapai kira kira 5 sampai 40 % tergantung dari faktor
aman, sudut pusat lingkaran yang dipilih, dan besarnya tekanan air pori. Walaupun
analisisnya ditinjau dalam tinjauan tegangan total, kesalahan masih merupakan fungsi dari
faktor aman dan sudut pusata dari lingkarannya ( Whitman dan Baily, 1967). Cara ini telah
banyak digunakan dalam prakteknya. Karena cara hitungannya yang sederhana dan
kesalahan yang terjadi pada sisi yang aman.
5.4
menganggap bahwa gaya gaya yang bekerja pada sisi sisi irisan mempunyai resultan
nol pada arah vertikal.
Persamaan kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif yang dapat dikerahkan tanah,
hingga tercapainya kondisi keseimbangan batas dengan mamperhatikan faktor aman,
adalah :
c'
tan '
( u )
F
F
Dimana :
(51)
Untuk irisan ke i, nilai Ti = i , yaitu nilai gaya geser yang berkembang pada bidang
longsor untuk keseimbangan batas. Karena itu
Ti
c ' i
tan '
( N i ui )
F
F
(52)
Kondisi keseimbangan momen terhadap pusat rotasi O antara berat massa tanah yang
akan longsor dengan gaya geser total pada dasar bidang longsornya dapat dinyatakan
oleh (Gambar II.9)
Wx
i
11
T R
(II-53)
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
Dimana :
xi
i 1
(54)
i n
W x
i i
i 1
Ni
(55)
Ni '
(56)
i n
(57)
W x
ii
i1
11
(58)
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
bi = ai cos i
(59)
substitusi Persamaan (II-58) dan (II-59) ke Persamaan (II-57), diperoleh persamaan faktor
aman :
i n
i i
i 1
i n
(60)
W sin
i
i 1
Dimana :
= faktor aman
bi
= lebar irisan ke i
Wi
ui
ub
u
W
h
dimana :
(61)
ru
= lebar irisan
dari Persamaan ( II-61), bentuk lain dari persaman faktor aman untuk analisis stabilitas
lereng cara Bishop, adalah :
i n
i 1
i n
W sin
i
i 1
11
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
(62)
Persamaan faktor aman Bishop ini lebih sulit pemakainya dibandingkan dengan metode
Fillinius. Lagi pula membutuhkan cara coba coba ( trial and error ),karena nilai faktor
aman F nampak di kedua sisi persamaannya. Akan tetapi, cara ini telah terbukti
memberikan nilai faktor aman yang mendekati nilai faktor aman dari hitungan yang
dialkukan dengan cara lain yang lebih teliti. Untuk mempermudah hitungan, Gambar 10
dapat digunakan untuk menentukan nilai fungsi Mi, dengan
Mi = cos i ( 1 + tan i tan / F )
(63)
Lokasi lingkaran longsor kritis dari metode bishop ( 1955 ), biasanya mendekati dengan
hasil pengamatan di lapangan. Karena itu, walaupun metode Fillinius lebih mudah, metode
Bishop ( 1955 ) lebih disukai karena menghasilkan penyesaian yang lebih teliti.
Dalam
praktek, diperlukan
untuk
lingkaran, maka lebih baik kalau dibuat kotak kotak di mana tiap titik potong garis
garisnya merupakan tempat kedudukan pusat lingkaran longsornya. pada titik titik potong
garis yang merupakan pusat lingkaran longsornyadituliskan nilai faktor aman terkecil pada
titik tersebut (lihat Gambar II.11). Perlu diketahui bahwa pada tiap titik pusat lingkaran
harus dilakukan pula hitungan faktor aman untuk menentukan nilai factor aman yang
terkecil dari bidang longsor dengan pusat lingkaran pada titik tersebut, yaitu
mengubah jari-jari
titik
mempunyai faktor
kira-kira
dari
11
dengan
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
pusat
lingkaran
yang
11
10
Mekanika Tanah II
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng