Anda di halaman 1dari 38

GANGGUAN ANXIETAS DAN DEPRESI

SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT


KARDIOVASKULER DAN
PENATALAKSANAANNYA DI
PELAYANAN PRIMER
Carla R. Marchira
Department of Psychiatry, Faculty of
Medicine, Gadjah Mada University,
Yogyakarta, Indonesia

Pendahuluan
Masalah kesehatan jiwa sering terabaikan karena
dianggap tidak menyebabkan kematian secara
langsung..
langsung
DALY (disability
(disability--adjusted life years
years)) pada tahun
2000 diperkirakan mencapai 12,3%.
Gangguan jiwa dalam pandangan masyarakat
masih identik dengan gila (psikotik).

Pendahuluan
Gangguan anxietas dan depresi merupakan
gangguan yang sering ditemukan masyarakat.
Gangguan ini terjadi sampai 25% dari seluruh
pasien di pelayanan primer.
Hanya separuh yang bisa dideteksi oleh petugas
kesehatan
Akibat lebih lanjut yang bisa ditimbulkan oleh
gangguan ini salah satunya adalah penyakit
kardiovaskuler.

Hubungan Gangguan Anxietas dan Depresi dengan


Penyakit Kardiovaskuler

a. Anxietas
Anxietas adalah respon normal individu
terhadap ancaman atau stresor.
Bila anxietas menjadi begitu parah atau timbul
tanpa diprovokasi oleh suatu keadaan tidak
berbahaya, maka keadaan anxietas tersebut
menjadi gangguan anxietas.

Hubungan Gangguan Anxietas dan Depresi dengan


Penyakit Kardiovaskuler

a. Anxietas
Prevalensi 12 bulan gangguan anxietas adalah
17,2% dan prevalensi seumur hidup adalah
24,9%.
Di pelayanan primer internasional gangguan
anxietas menyeluruh sebanyak 7,9%, dan
gangguan panik dan agorafobia 2,6%.

Hubungan Gangguan Anxietas dan Depresi


dengan Penyakit Kardiovaskuler
b. Depresi
Di pelayanan primer kejadian depresi
sebesar 20% (gangguan depresi dan
distimia)
Depresi yang ditemui di pelayanan primer
sering bersamaan dengan gangguan fisik.
fisik.

Mekanisme Dan Hubungan Antara Gangguan


Anxietas Dan Depresi Dengan Penyakit
Kardiovaskuler

Mekanisme Dan Hubungan Antara Gangguan


Anxietas Dan Depresi Dengan Penyakit
Kardiovaskuler

Mekanisme Dan Hubungan Antara Gangguan


Anxietas Dan Depresi Dengan Penyakit
Kardiovaskuler

Sumber: Maramis, 1990

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Gejala Dan Tanda Anxietas
Gejala anxietas terdiri dari komponen psikologik dan
komponen fisik.
Komponen psikologik: ketegangan, cemas/kekhawatiran,
panik, perasaan tidak nyata, takut menjadi gila, takut mati,
takut kehilangan kontrol, rasa mau pingsan dan perasaan
terpisah dari dirinya.
Komponen fisik: gemetar, berkeringat, jantung berdebar,
kepala terasa ringan, pusing/rasa bergoyang, ketegangan
otot, mual/tidak enak di lambung, nyeri perut/dada,
kehabisan nafas, rasa tercekik, mati rasa, kesemutan, mulut
kering dan rasa panas/dingin yang menjalar.

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Diagnosis Gangguan JiwaJiwa-III (PPDGJ
(PPDGJ--III) yang mengacu pada
International Classification of DiseasesDiseases-10 (ICD
(ICD--10) dari WHO.
Agorafobia (F 40.0)
* Gejala psikologis, perilaku atau autonomik yang timbul merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya, bukan sekunder akibat waham
atau pikiran obsesif.
* Anxietas yang timbul setidaknya dua dari:
- banyak orang/keramaian
- tempat umum
- bepergian keluar rumah
- bepergian sendiri
- menghindari situasi fobik merupakan gejala yang menonjol, individu
menjadi terikat pada rumah

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Fobia Sosial (F 40.1)

* Gejala psikologis, perilaku atau autonomik yang timbul merupakan


manifestasi primer dari anxietasnya, bukan sekunder akibat waham atau
pikiran obsesif.
* Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (di luar
lingkungan keluarga), penderita takut menjadi pusat perhatian dan takut
dikritik.
* Situasi sosial yang lazim ditakuti adalah:
- berbicara atau tampil di depan umum
- makan atau menulis di tempat umum
- menggunakan toilet umum
- menjadi pusat perhatian atau diamati
- berkencan
- pergi ke pesta
- berbicara kepada atasan
- bertemu orang asing

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Gangguan Panik (F 41.0)

*Merupakan serangan kecemasan berat yang akut dan mendadak, tidak


mengenal waktu dan tempat, dan tidak dapat diduga sebelumnya pada
keadaan yang sebenarnya secara obyektif tidak berbahaya.
* Di luar serangan penderita akan "baik"baik-baik saja".
*Gejala dapat berupa anxietas hebat, perasaan tidak nyata, takut mati,
kehilangan kontrol, perasaan terpisah dari dirinya, palpitasi, takikardi,
gemetar, berkeringat, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot,
mual/tidak enak di lambung, nyeri perut/dada, kehabisan nafas, rasa tercekik
dan rasa panas/dingin.
Serangan tersebut dirasakan dengan intensitas yang besar, sering penderita
merasa sebagai seranga jantung dan mendorong mereka berkaliberkali-kali pergi ke
dokter atau UGD untuk memeriksakan jantungnya.

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Gangguan Cemas Menyeluruh (F 41.1)

*Gejala anxietas merupakan gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari
untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, dan tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan atau situasi tertentu saja. Sifatnya anxietas adalah
mengambang (free floating anxiety).
*Gejala--gejala tersebut mencakup unsur
*Gejala
unsur--unsur kecemasan (kekhawatiran akan
nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi), ketegangan
motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan
overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebarberdebardebar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering).
*Pada anakanak-anak sering tampak adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan serta keluhan somatik berulang yang menonjol.

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Kriteria Diagnosis Gangguan Anxietas
Tanda-tanda Anxietas
Tanda-tanda Anxietas
Psikologik
Psikologik
Fisik
Fisik

Takut akan
Atau Menghindar
dari:
-Situasi yang sulit
untuk meloloskan diri
-Sendirian /meninggal
kan tempat
yang dikenal

Agorafobia (F 40.0)

Takut akan
atau menghindar
dari
-situasi sosial
-takut dikritik

Fobia Sosial (F 40.1)

Serangan
Serangan
kecemasa
kecemasan
n
mendadak
mendadak
dan
hebat
dan hebat

Gangguan
Panik (F 41.0)

Kekhawatiran
Kekhawatiran
persisten dan
berlebihan
dan berlebihan
terhadap
terhadap banyak
banyak hal
hal
yang biasa
yang biasa

Gangguan Anxietas
Menyeluruh (F 41.1)

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


Gangguan Somatisasi (F 45.0)
Adanya banyak keluhankeluhan-keluhan fisik yang bermacam
bermacam--macam yang
tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah
berlangsung sedikitnya 2 tahun
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhankeluhankeluhannya.
Terdapat hambatan dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang
berkaitan dengan sifat keluhankeluhan-keluhannya dan dampak dari
perilakunya.

Diagnosis Dini Gangguan Depresi


Gejala Dan Tanda Depresi
Keluhan:
Gejala yang banyak dan kabur (gejala
gastrointestinal, kardiovaskuler, neurologik)
Kelelahan
Insomnia
Nyeri
Kehilangan minat terhadap aktivitas seksual.

Diagnosis Dini Depresi


Kriteria Diagnosis Depresi (F 32)

*Adanya gejala utama (minimal 2)


1. Adanya suasana perasaan (mood) yang depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi/mudah lelah

*Gejala lainnya yang lazim (minimal 2)


1. Konsentrasi dan perhatian menurun
5. Gagasan/perbuatan bunuh diri
2. Harga diri dan percaya diri menurun 6. Tidur terganggu
3. Gagasan dan perasaan bersalah dan
7. Nafsu makan berkurang
Dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gejala--gejala tersebut di atas minimal terjadi 2 minggu (kecuali gejala berat).


Gejala

Diagnosis Dini Gangguan Anxietas


dan Depresi
Faktor Risiko Gangguan Anxietas dan Depresi
Faktor berasal dalam mau pun dari luar individu yang dapat
menyebabkan gangguan anxietas dan depresi.
Kepribadian yang berisiko termasuk: orang yang terus menerus
khawatir, perfeksionis, sensitif terhadap kritik, tidak asertif, harga diri
rendah, dan pemalu.
Stresor kehidupan seperti berkabung, perpisahan, kehilangan
pekerjaan, konflik, stres pekerjaan, dan isolasi sosial.
Penyakit infeksi, penyakit kronik, gangguan penggunaan zat serta
kondisi terminal.

Diagnosis Dini Depresi


Faktor Risiko Depresi

adanya episode depresi sebelumnya


adanya riwayat keluarga yang depresi
adanya percobaan bunuh diri sebelumnya
wanita
adanya depresi postpartum
kurangnya dukungan sosial
adanya riwayat penganiayaan seksual

Diagnosis Dini Depresi


Faktor Risiko Bunuh Diri

Riwayat percobaan bunuh diri


Isolasi sosial, tinggal sendirian
Penyalahgunaan zat
Putus asa
Peristiwa kehidupan yang menekan
Penyakit fisik yang parah
Umur lebih dari 65 tahun
Lajang, cerai, berpisah
Pengangguran
Akses terhadap senjata api atau alat berbahaya

Diagnosis Dini Depresi


Pemeriksaan Risiko Bunuh Diri
Apakah anda:
Befikir tentang kematian?
Merasa bahwa tidak ada gunanya hidup terus?
Berharap untuk mati?
Berfikir untuk mencederai diri anda?
Punya rencana untuk itu?
Apa yang membuat anda tidak melakukannya?

Diagnosis Dini Depresi


Tidak ada bukti bahwa menanyakan tentang
bunuh diri akan meningkatkan risiko bunuh
diri.
Bukti sementara menunjukkan bahwa
melatih dokter umum untuk mengenali
risiko bunuh diri dapat mengurangi angka
bunuh diri.

Manajemen Gangguan Anxietas dan


Depresi
Terapi Gangguan Anxietas dan Depresi Di
Level Primary Care
Diperlukan aliansi terapeutik antara dokter,
penderita dan keluarga.
Dokter harus mengingat makna pendekatan
holistik yang memperhitungkan aspek fisik,
mental dan lingkungan seseorang.

Manajemen Gangguan Anxietas


Tabel 1. Profil Antianxietas
Dosis (mg/hr)

Mengantuk

Adiksi

Diazepam

2-40

+++

++

Lorazepam

1-10

+++

+++

Alprazolam

0,5-4

++

++

Klobazam

10-60

++

Obat

Sumber: Maramis dkk, 2003

Manajemen Gangguan Anxietas


*Golongan benzodiazepin masih menjadi pilihan
utama
*Perlu dipertimbangkan potensi penyalahgunaan
dan adiksi
*Sebaiknya setelah 3 bulan dilakukan tappering off

Manajemen Gangguan Anxietas


Mengubah sikap dan cara berfikir, mis:
Dada saya sakit, pasti saya mendapat serangan
jantung, menjadi
Saya mendapatkan serangan panik, saya harus
melambatkan nafas saya dan saya akan merasa
baik-baik saja

Manajemen Depresi
Tabel 2. Profil Antidepresan
Dosis (mg/hr)

Ach

Sedasi

Hipotensi

Amitriptiline

50-300

++++

++++

++

Imipramine

30-300

++

++

+++

Maprotiline

50-225

++

++

Fluoxetine

20-60

0/+

Fluvoxamine

50-300

0/+

Paroxetin

20-50

0/+

0/+

Sertraline

50-200

0/+

Obat

Sumber: Maramis dkk, 2003

Manajemen Depresi
*Pilihan utama adalah golongan SSRI (Selective
Serotonin Reupatake Inhibitor), o/k efek samping
minimal, dosis nyaman, namun mahal
*Masih banyak dipakai golongan trisiklik, murah
namun efek samping cukup banyak (mulut kering,
konstipasi, mata kabur, sedasi dan hipotensi)

Manajemen Depresi
Yang perlu ditekankan:
Depresi bukan berarti kelemahan
Depresi bukan berarti kemalasan
Depresi adalah gangguan medis yang memerlukan
Pengobatan
Depresi itu lazim dan dapat diobati

Manajemen Gangguan Anxietas


dan Depresi
Kesalahan terapi yang sering terjadi:
1. Tidak memonitor dan tidak melakukan evaluasi
hasil pengobatan, efek samping dan ketaatan berobat
2. Dosis tidak adekuat
3. Terlalu cepat menghentikan obat
4. Polifarmasi
5. Tidak mengedukasi pasien dan keluarga

Manajemen Gangguan Anxietas dan


Depresi
Kapan melakukan Rujukan Gangguan
Anxietas dan Depresi?
Rujukan bukan hanya berarti mengalihkan
perawatan ke dokter atau instansi yang lain,
bisa mengkonfirmasi suatu diagnosis, atau
mendapatkan pendapat profesional.

Manajemen Gangguan Anxietas dan


Depresi
Kapan melakukan Rujukan Gangguan Anxietas dan
Depresi?
Jika penderita menunjukkan gejalagejala-gejala psikotik atau pikiran bunuh
diri
Jika penderita tidak berespon terhadap satu atau dua pengobatan atau
gejala memburuk
Komorbid dengan gangguan psikiatrik yang lain seperti
penyalahgunaan zat
Memerlukan tindakan spesialistik seperti psikoterapi, ECT dan rawat
inap
Adanya permintaan pasien
Ingin mengkonsultasikan diagnosis

Manajemen Gangguan Anxietas dan


Depresi
Edukasi
WHO:
Orang yang sehat jiwa orang yang dapat menyesuaikan diri secara
konstruktif pada kenyataan
Memperoleh kepuasan dari usahanya
Merasa lebih puas memberi dari menerima
Bebas relatif dari ketegangan dan kecemasan
Mampu berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong
Dapat menerima kekecewaan sebagai pelajaran
Dapat mengarahkan rasa permusuhan kepada penyelesaian konstruktif
Memiliki daya kasih sayang yang besar.

Manajemen Gangguan Anxietas dan


Depresi
Edukasi
Pada keluarga penderita gangguan anxietas dan
depresi perlu diberikan informasi (seijin pasien)
tentang penyakit yang diderita, perlunya
partisipasi aktif keluarga dalam menentukan
ketaatan minum obat (compliance), dan perlunya
kewaspadaan terhadap adanya keadaan bahaya
seperti risiko bunuh diri.

Manajemen Gangguan Anxietas dan


Depresi
Mencegah dan Mengontrol

Olahraga teratur
Tidur cukup
Diet Makanan Sehat
Relaksasi
Hindari Alkohol dan Napza
Hindari Konsumsi Kopi
Dukungan Sosial

Penutup
Pasien di pelayanan primer harus secara rutin
disaring untuk gangguan anxietas dan depresi
sebagaimana dia diperiksa tekanan darahnya
untuk mendeteksi hipertensi.
Petugas kesehatan harus curiga adanya gangguan
anxietas dan depresi berdasarkan profil faktor
risiko dan keluhan/penampilan umum.

Anda mungkin juga menyukai