Anda di halaman 1dari 28

Pengertian HAM dan ruang lingkupnya

Filed under: State Ideology Leave a comment


01/30/2013
Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai ruang lingkup yang luas dan mencakup
berbagai aspek kehidupan. Hal-hal yang menjadi ruang lingkup HAM antara lain :
a) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan hak miliknya.
b) Setiap orang berhak atas pengakuan didepan hukum sebagai manusia pribadi
dimana saja ia berada.
c) Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan
terhadap ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
d) Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan
dengan kehidupan pribadi didalam tempat
kediamannya.
e) Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan
komunikasi melalui sarana elektronik tidak
boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah
sesuai dengan Undang-undang.
f) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau
perlakuan yang kejam, tidak manusiawi,
penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.
h) Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditek,an disiksa, dikucilkan, diasingkan,
atau dibuang secara
sewenang-wenang.
i) Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang
damai, aman dan tenteram. yang menghormati, melindungi dan melaksanakan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana di
atur dalam Undang-undang.
Pengertian demokrasi:
1. Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata demos(rakyat)
dan kratos(pemerintah). Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat
2. Secara umum, demokrasi adalah system pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam
berlangsungnya pemerintahan.
3. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
Ciri-ciri demokrasi:
1. Adanya jaminan HAM (pasal 28A-J UUD 1945)
2. Adanya jaminan kemerdekaan bagi warga Negara untuk berkumpuldan beroposisi

3. Perlakuan dan kedudukan sama bagi seluruh warga negara dalam hukum (pasal 27 ayat 1
UUD)
4. Kekuasaan yang dikontrol oleh rakyat melalui perwakilan yang dipilih rakyat
5. Jaminan kekuasaan yang telah disepakati bersama
Prinsip-prinsip demokrasi:
1. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi
2. Pemilu yang bebas, jujur, dan adil (agar mendapat wakil rakyat yang sesuai aspirasi rakyat)
3. Jaminan Hak Asasi Manusia
4. Persamaan kedudukan di depan hukum
5. Peradilan yang jujur dan tidak memihak untuk mencapai keadilan
6. Kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat
7. Kebebasan pers

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkanPancasila dan UUD 1945.[1] Dalam pelaksanannya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.[1]
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Latar belakang
o

1.1 Falsafah pancasila

1.2 Aspek kewilayahan nusantara

1.3 Aspek sosial budaya

1.4 Aspek sejarah


2 Fungsi

3 Tujuan

4 Implementasi
o

4.1 Kehidupan politik

4.2 Kehidupan ekonomi

4.3 Kehidupan sosial

4.4 Kehidupan pertahanan dan keamanan

5 Referensi

6 Lihat pula

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Falsafah pancasila[sunting | sunting sumber]


Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai tersebut adalah: [2]
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Aspek kewilayahan nusantara[sunting | sunting sumber]


Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia
kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.[2]

Aspek sosial budaya[sunting | sunting sumber]


Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa,
agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang
berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.mengenai
berbagai macam ragam budaya [2]

Aspek sejarah[sunting | sunting sumber]

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan
dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. [2] Hal ini dikarenakankemerdekaan yang telah
diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang
sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri.[2] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk
persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. [2]

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda.

1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara


dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan
kewilayahan.[3]
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan
politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan
kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan
pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu
kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara. [3]
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.[3] Batasan dan
tantangan negara Republik Indonesia adalah:[3]

Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia
dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia
meliputi batas Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia
meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, Semenanjung
Melayu, Timor,Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan
cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countourpulau/darat.
Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap
wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksinasional.

Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang


wilayah perairan negara RI, yang isinya:
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water
line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis
yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk
dalam wilayah RI.
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan
nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya
Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

Tujuan[sunting | sunting sumber]


Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu: [4]
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah
menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta
martabat manusia di seluruh dunia.

Implementasi[sunting | sunting sumber]

Kehidupan politik[sunting | sunting sumber]


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara,
yaitu:[5]

1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti


UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan
undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan
bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala
daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai
dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar
hukumyang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat
banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk
peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan
sikaptoleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar
dan pulau kosong.

Kehidupan ekonomi[sunting | sunting sumber]


1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa,
wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar,
serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi
dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan,pertanian,
dan perindustrian.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah.
Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan
fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

Kehidupan sosial[sunting | sunting sumber]

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi dalam
kehidupan sosial.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :[5]
1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan
di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar
budaya.

Kehidupan pertahanan dan keamanan[sunting | sunting sumber]

Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu :[5]
1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan
kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan
kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal,

meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan


kepada aparat dan belajarkemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah
dengan kekuatan keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah
terluar Indonesia.

KETAHANAN NASIONAL ( LATAR BELAKANG, TUJUAN


NASIONAL, FALSAFAH & IDEOLOGI NEGARA )
KETAHANAN NASIONAL
(LATAR BELAKANG, TUJUAN NASIONAL, FALSAFAH dan IDEOLOGI
NEGARA)
Ketahanan Nasional
Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan
nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan megatasi
Ancaman, Gangguan, Hambatan, Tantangan (AGHT) baik yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara dalam mencapi tujuan nasionalnya.
Ketahanan nasional adalah konsisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan,
dengan pembinaan sejak dini, sinergik dan
kontinue, secara pribadi, keluarga, daerah dan nasional.
Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional, berdasarkan pemikiran geostrategis berupa : konsepsi yang
dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi dan konstelasi geografis
Indonesia.
LATAR BELAKANG KETAHANAN NASIONAL
I. LATAR BELAKANG
Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, kehidupan bangsa Indonesia tidak luput dari
gejolak dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat

membahayakan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti :


Agresi Militer Belanda.
- Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.
- Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis dengan posisi geografis, potensi Sumber
Daya Alam serta jumlah dan kemampuan penduduk, telah menempatkan bangsa
Indonesia menjadi ajang persaingan dan perebutan negara-negara besar, sehingga
menimbulkan dampak negatif yang dapat membahayakan kelangsungan dan
eksistensi negara Indonesia.
Meskipun dihadapkan terhadap tantangan tersebut, NKRI tetap tegak berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat, hal itu menunjukan
bangsa Indonesia mempunyai keuletan dan kemampuan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, sehingga dapat menghadapi
Ancaman, Gangguan , Hambatan dan Tantangan (AGHT).
Negara Indonesia adalah negara hukum bukan berdasarkan kekuasaan belaka, dan
kesemuannya ditunjukan untuk menjaga ketertiban seluruh masyarakat Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai
konsutitusinya, dimana system pemerintahan negara tertuang di dalamnya.
Sehingga kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan Nasional
yang didasari oleh :Pancasila sebagai landasan idiil.
UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil.
Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.
Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil
mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun
datangnya.
II. DASAR PEMIKIRAN
Manusia Berbudaya
Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir,
akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi,
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil
maupun spiritual.Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan
hubungan-hubungan dengan :
Tuhan = Dinamakan Agama.
Cita-cita = Dinamakan Idiologi.
Kekuasaan/kekuatan = Dinamakan Politik.
Pemenuhan Kebutuhan = Dinamakan Ekonomi.
Manusia = Dinamakan Sosial.
Rasa Keindahan = Dinamakan Seni/Budaya

Pemanfaatan Alam = Dinamakan IPTEK.


Rasa Alam = Dinamakan Pertahanan dan Keamanan.
Tujuan Nasional Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara
Tujuan nasional menjadi pokok pikiran ketahanan nasional karena sesuatu
organisasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan
dengan masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang siap
menghadapi
TUJUAN NASIONAL
Tujuan ketahanan nasional pada dasarnya untuk menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (AHTG). Jadi semakin kuat ketahanan nasional suatu
bangsa semakin dapat menjamin kelangsungan hidup atau survival hidup suatu
bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana membangun
ketahanan nasional nasional secara bottom up approach melalui pembinaan tingkat
ketahanan dari mulai ketahanan nasional, ketahanan daerah, ketahanan lingkungan,
ketahanan keluarga dan ketahanan pribadi.
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka
diharapkan dapat tercapai kondisi keamanan nasional yang menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan
di berbagai daerah.
FALSAFAH & IDEOLOGI NEGARA
I. FALSAFAH KETAHANAN NASIONAL
Falsafah dan ideology juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna
falsafah dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
- Alinea pertama menyebutkan:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Maknanya: Kemerdekaan adalah hak asasi manusia.
- Alinea kedua menyebutkan:
dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan


makmur.
Maknanya: adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).
- Alinea ketiga menyebutkan:
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan
luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.
Maknanya: bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan
bernegara harus mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.
- Alinea keempat menyebutkan:
Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dan berdasarkan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bagi seluruh rakyat
Indonesia.
II. PENGARUH ASPEK IDEOLOGI
Ideologi adalah Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan
oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang
dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan
kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah
dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

1. IDEOLOGI DUNIA
A. Liberalisme
(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua
orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari
hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat
oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang
bersangkutan.
Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan
kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak.
Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J.
Laski
B. Komunisme
(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh),
oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan /
mempertahankannya, komunisme akan:
- Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan,
perombakan masyarakat dengan revolusi.
C. Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius.
Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara
melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.
2. IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya
bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga

pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung


didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam
rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan
keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
- Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
- Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar
mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara.
- Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam
masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah.
- Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat
merupakan hal yang sangat mendasar.
- Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk
menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
- Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain

Ketahanan Nasional Indonesia


Minggu, 27 Januari 20130 komentar

A. Latar Belakang
Dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa melakukan
kegiatan pembangunan di segala bidang dengan berpedoman kepada wawasan
nasionalnya yang memandang negara dan bangsanya sebagai satu kesatuan
yang utuh.

Dalam melakukan pembangunan tersebut langsung atau tidak langsung


selalu akan menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, untuk
itu suatu bangsa perlu memiliki ketahanan, daya tahan, keuletan, dan
ketangguhan guna mengatasi hakikat ancaman tersebut sehingga program
pembagunan nasional tetap dilaksanakan sampai tercapainya tujuan nasional.
Hambatan dan tantangan itu dinamakan Ketahanan Nasional.
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh setiap
bangsa dalam perjalanan sejarahnya selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi
dan kondisi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada
umumnya suatu bangsa dapat mengatasi setiap ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan yang dihadapi sehingga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
dan negaranya dapat dipertahankan, karena bangsa tersebut mempunyai
ketahanan nasional.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pertahanan adalah pembelaan
terhadap negara dan sebagainya atau kubu/benteng yang dipakai untuk
membela diri atau menangkis serangan dalam arti mempertahankan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Ketahanan
Nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi seluruh aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dala menghadapi
dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang
datang dan luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integrasi, identitas kelangsungan hidup bangsa dan Negara
serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasionalnya. Atau dalam kata lain,
ketahanan nasional suatu bangsa akan selalu berubah secara dinamis atau
berkmbang sesuai dengan intensitas dan ekstensitas ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan yang dihadapi.
Dalam menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
tersebut terdapar aturan yang melalui pendekatan kesejahteraan dan keamanan
didalam semua aspek kehidupan yang meliputi 8 aspek kehidupan (astagtra).

B.

Rumusan Masalah

Dalam makala ini masalah yang akan drumuskan atau dibahas adalah :
Ketahanan Nasional bila dinjau dari aspek Asta Gatra.
Bagaimana cara mengatasi ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan
Ketahanan Nasional yang ditinjau dari aspek Asta Gatra?

C.

Tujuan

Untuk mengetahui Ketahanan Nasional ditinjau dari aspek Asta Gatra.


Untuk mengetahui cara mengatasi ancaman, hambatan, gangguan dan
tantangan Ketahanan Nasional bila ditinjau dari aspek Asta Gatra.

D. Manfaat

Dapat mengetahui dan memahami Ketahanan Nasional yang ditinjau dari


aspek Asta Gatra.

BAB II
PEMBAHASAN

(Sumber Foto : Google Search)

Berdasarkan pengertian konsepsi ketahanan nasional, seluruh aspek kehidupan


nasional diperinci dengan sistematika Astagatra (Delapan aspek) yang terdiri
dari Trigatra (Tiga aspek alamiah) dan Pancagatra (Lima aspek sosial).

A. Aspek Trigatra (tiga aspek alamiah)


Trigatra (Tiga aspek alamiah) adalah aspek-aspek suatu negara yang sudah
melekat pada negara itu. Oleh karena itu unsur-unsurnya tidak sama dalam tiap
negara. Trigatra meliputi Geografi, Kekayaan alam, dan Kependudukan.
1.

Geografi
Geografi suatu negara adalah segala sesuatu pada permukaan bumi yang
dapat dibedakan antara hasil proses alam dan hasil ulah manusia, dan
memberikan gambaran tentang karakteristik wilayah kedalam maupun keluar.
Menurut letak geografinya, bentuk negara dapat dibagi dalam negara yang
berada di daratan, di lautan, atau keduanya.

1)
2)

Negara yang dikelilingi daratan. Lingkungan negara ini bersifat serba daratan
atau serba benua.
Negara dikelilingi lautan. Dapat dibedakan dalam :

a.

Negara kepulauan (Archipelagis state) adalah suatu negara yang bersifat


kepulauan (Archipelago)

b.

Negara pulau (Island state), berbeda dengan negara kepulauan. Pada negara
pulau unsur darat lebih besar daripada unsur laut.

c.

Negara mempunyai bagian wilayah yang bersifat kepulauan. Negaranya sendiri


bersifat negara daratan, tetapi mempunyai suatu bagian wilayah yang bersifat
kepulauan. Ini tidak dapat disamakan dengan Negara kepulauan.

d.

Circume marine state adalah negara yang komponennya hanya dapat dicapai
melalui transportasi laut.

2.

Kekayaan alam
Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang terdapat di
bumi, di
laut, dan di udara dalam wilayah suatu negara yang dapat diperinci
sebagai berikut :

a)

Kekayaan alam yang digolongkan dalam :

(1) Kekayaan alam hewani (fauna)


(2) Kekayaan alam nabati (flora)
(3) Kekayaan alam mineral (tambang)
b)

Sifat kekayaan alam

(1) Dapat diperbaharui (hutan, hewan, dll)


(2) Tidak dapat diperbaharui (mineral)
c)

Keberadaan kekayaan alam

(1) Diatmosfir (oksigen, sinar matahari dll)


(2) Di permukaan bumi (fauna dan flora)

(3) Di dalam bumi (barang tambang)


Sifat khusus kekayaan alam di bumi ini distribusinya tidak merata dan tidak
teratur, sehingga ada negara yang kaya dan Negara yang miskin akan kekayaan
alam. Perbedaan akan kekayaan alam ini menyebabkan adanya ketergantungan
antara negara yang satu dengan negara lainnya yang dapat menimbulkan
problema hubungan internasional yang kompleks. Bila kebutuhan suatu negara
tidak terpenuhi, maka negara tersebut akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dari negara lain dengan berbagai cara.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut itulah sering timbul
masalah-masalah politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pemanfaatan
kekayaan alam yang tidak produktif akan mengundang campur tangan negara
lain terutama dari negara industry yang membutuhkan bahan baku bagi
industrinya. Oleh karena itu perlu dibina kesadaran nasional untuk
memanfaatkan kekayaan alam sebaik-baiknya, sehingga tercapai nilai guna yang
maksimal bagi kesejahteraan dan keamanan nasional.

3.

Kependudukan
Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Manusia
adalah faktor penentu apa yang dilakukan atau tidak dilakukan disuatu negara.
Dengan kata lain manusia yang tinggal di suatu negara akan menentukan apa
yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketahanan nasional, dalam arti
manusialah yang akan mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan suatu negara.
Masalah yang berkaitan dengan kependudukan adalah :

a)

Jumlah penduduk
Apabila jumlah penduduk bertambah akan bertambah pula
jumlah tenaga kerja yang akan dapat dimanfaatkan untuk produksi dan dapat
meningkatkan kesejahteraan kerja dan peningkatan keterampilan kerja agar
kapasitas berproduksi meningkat, sebab bila tidak, maka akan menambah
pengangguran dengan segala dampaknya akan dapat melemahkan ketahanan
nasional.

b)

Komposisi penduduk
Komposisi penduduk menurut umur banyak mempengaruhi
Ketahanan nasional karena jika di presentase kelompok umur terbesar pada
umur produktif maka hal ini berarti akan dapat meningkatkan ketahanan
nasional tetapi jika yang terbesar kelompok umur non-produktif maka akan dapat
melemahkan ketahanan nasional.

c)

Penyebaran penduduk

Penyebaran penduduk akan akan sangat besar pengaruhnya


terhadap penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan nasional, karena
penyebaran penduduk akan berpengaruh langsung terhadap penyediaan tenaga
kerja untuk mengelolah kekayaan alam.
Namun pada kenyataan manusia ingin selalu bertempat tinggal di
daerah yang memungkinkan jaminan kehidupannya yang maksimal, hal ini
menyebabkan adanya daerah padat dan daerah jarang penduduknya. Untuk
menyebarkan penduduk tersebut pemerinah berupaya dengan melaksanaka
program transmigrasi dan penyebaran pembangunan pusat industry dan
sebagainya, dan diharapkan usaha tersebut akan dapat meningkatkan
ketahanan nasional.
B.

Aspek Panca Gatra (lima aspek sosial)


Tri Gatra meliputi Gatra Geologi, Gatra Politik, Gatra Ekonomi, Gatra
Sosial Budaya, Gatra Pertahanan Keamanan.

1.

Gatra Geologi
Ideologi adalah serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan
merupakan kebulatan ajaran atau doktrin yang dijadikan dasar serta member
arah dan tujuan yang ingin dicapai di dalam kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
Ketahanan ideologi adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, gangguan,
hambtan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi
suatu bangsa.

2.

Gatra Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan dan kebijaksanaan yang digunakan
untuk mencapai tujuan, dan oleh kekuasaan karena itu masalah politik selalu
dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berada di
tangan pemerintah. Pemerintah akan menentukan system politik yang tepat
untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya.
Ketahanan ideologi adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, gangguan,
hambtan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi
suatu bangsa.

3.

Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah keseluruhan kegiatan pemerintah dan
masyrakat di dalam pengelolaan faktor produksi (sumber daya alam, tenaga
kerja, modal, teknologi dan manajemen) dan distribusi barang dan jasa hasil
produksi demi kesejahteraan rakyat, baik fisik maupun mental spiritual.

Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan


kapasitas produksi (barang dan jasa) serta meningkatkan kelancaran distribusi
(barang dan jasa) secara merata ke seluruh wilayah negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kethanan ekonomi, antara lain :
Bumi dan Sumber Alam, meliputi :

Tenaga kerja

Modal

Industrialisasi

Teknologi

Hubungan ekonomi luar negeri

Prasarana

Manajemen

4.

Gatra Sosial Budaya


Istilah sosial budaya menunjukkan dua segi kehidupan bersama dari
manusia, yaitu segi kemasyaralatan dan segi kebudayaan.

1)

Kemasyarakatan
Untuk memelihara kelangsungan hidupnya dan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, maka manusia harus hidup berkelompok dan berhubungan
dengan lingkungannya, dengan kata lain harus bermasyarakat (bekerjasama
satu dengan lainnya). Hidup bermasyarakat akan lebih baik bila diwadahi dalam
suatu organisasi dan kehidupan diatur dalam suatu tertib social yang dapat
menampung semua aspirasi seluruh warganya.

2)

Kebudayaan
Budaya adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat dimanifestasikan
dalam tingkah laku yang sudah melembaga. Tingkah laku masyarakat
kebudayaan tercipta karena faktor yaitu :

a)
b)

Organ biologis manusia dalam arti kebutuhan hakiki manusia


Lingkungan alam yang melahirkan kebiasaan manusia yang hidup disuatu
daerah

c)

Lingkungan sejarah

d)

Lingkungan psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang social budaya


adalah :
a.

Tradisi

b.

Pendidikan

c.

Kepemimpinan Nasional

d.

Tujuan Nasional

e.

Kepribadian Nasional

5.

Gatra Pertahanan Keamanan


Pertahanan keamanan (Hankam) adalah upaya rakyat semesta dengan
angkatan bersenjata TNI/POLRI sebagai intinya mempertahankan dan
mengamankan bangsa dan Negara serta hasil perjuangannya. Pertahanan
keamanan adalah merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam
menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan untuk mencapai keamanan
bangsa dan Negara serta hasil perjuangannya.
Upaya meningkatkan ketahanan nasional di bdang Hankam adalah
peningkatan partisipasi seluruh rakyat an seluruj kekuatan nasional sesuai fungsi
dan profesinya dalam upaya bela negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan bidang Hankam adalah :

a.

Doktrin

b.

Wawasan nasional

c.

Sistem hankam

d.

Kondisi geografis negara

e.

Manusia

f.

Integrasi TNI/POLRI dan rakyat

g.

Pendidikan dan kewarganegaraan

h.

Material

i.

Ilmu dan teknologi

j.

Manajemen

k.

Pengaruh luar negeri

l.

Kepemimpinan

C. Hubungan antar Gatra-gatra Ketahanan Nasional

1.

Hubungan antar Gatra dalam Tri Gatra :

a.

Hubungan antara Geografis dengan kekayaan alam :

1.

Lokasi dan posisi geografis,akan menentukan jenis kekayaan alam yang


dikandungnya.

2.

Lokasi geografis yang mengandung sumber kekayaan alam, menentukan


pengelolaan dan distribusinya.

3.

Pengelolaan kekayaan alam dan distribusinya, sangat bergantung geografisnya.

b.

Hubungan antar Gatra Geografis dengan Kemampuan Penduduk :

1.

Mata pencaharian penduduk erat dengan lokasi, posisi, dan kondisi geografis.

2.

Adat istiadat penduduk, banyak dipengaruhi oleh kondisi geografis tempat


tinggalnya.

3.

Tingkat kesejahteraan penduduk sangat bergantung kepada kemampuan


penduduk dalam memanfaatkan lokasi dan posisi geografisnya.

c.

Hubungan antar Kekayaan Alam dengan Kemampuan Penduduk :

1.

Taraf hidup pendudu, sangat dipengaruhi oleh kecerdasan, keterampilan dan


ketangkasan penduduk dalam mengelolah kekayaan alam.

2.

Kekayaan alam akan bermanfaat, jika dikelola penduduk yang kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi maju.

3.

Distribusi penduduk ke tempat


meningkatkan taraf hidupnya.

sumber

kekayaan

alam,

2.

Hubungan antar Gatra dalam Panca Gatra

a.

Hubungan antara ideologi dengan politik :

1.

Ideologi nasional akan mempengaruhi sistem politi nasional.

akan

lebih

2.

Ideologi nasional merupakan sumber inspirasi alam menyusun perundangundangan negara atau politik nasional.

3.

Ideology nasional merupakan penentu supra dan struktur politik dalam


menentukan keputusan politik bagi pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa.

b.

Hubungan antara Ideologi dengan ekonomi :

1.

Ideologi nasional menentukan system perekonomian yang dianut bangsa dan


negara.

2.

Ideologi nasional mempengaruhi


hubungan pengusaha dan buruh.

3.

Ideologi nasional melandasi cara berfikir penduduk dalam menentukan produksi


dan distribusinya.

c.

hubungan

industrial

Pancasila

dengan

Hubungan antara ideologi dengan social budaya :

1.

Ideologi nasional mempengaruhi bentuk hubungan sosial antar penduduk di


suatu negara.

2.

Ideologi nasional sangat mempengaruhi produk dan bentuk kehidupan sosial


budaya suatu bangsa.

d.

Hubungan antara Ideologi dan Hankam :

1.

Ancaman terhadap negara, pada umumnya diarahkan untuk meniadakan


ideologi negara.

2.

Ideologi dan Hankam menentukan sistem Hankam Indonesia.

e.

Hubungan antara Politik dengan Ekonomi :

1.

Tingkahlaku pilitik bangsa dapat terpengaruh oleh tingkat ekonomi bangsa.

2.

Keputusan politik pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


suatu bangsa.

f.

Hubungan antara Politik dengan Sosisl Budaya :

1.

Situasi politik negara akan mempengaruhi pembangunan sosial budaya bangsa.

2.

Tingkahlaku politik bangsa dipengaruhi oleh faktor kehidupan sosial budaya


(kecerdasan, ketaatan, keakraban, dll)

g.

Hubungan antara Politik dengan Hankam :

1.

Situasi politik negara sangat besar pengaruhnya terhadap stabilitas keamanan.

2.

Keadaan politik yang stabil dan dinamik, memberi rasa aman, terlaksananya
pembangunan nasional dan ketahanan nasional secara mantap.

3.

Sistem politik yang berjalan di suatu negara, mempengaruhi sistem Hankam


negara tersebut.

h.

Hubungan antara Ekonomi dengan Sosial Budaya :

1.

Kemegahan sosial budaya bangsa, mencerminkan tingkat kesejahteraan fisik


dan mental.

2.

Tingkat kemakmuran ekonomi suatu bangsa, mempengaruhi tingkahlaku sosial


dan perkembangan budaya bangsa.

i.

Hubungan antara Ekonomi dengan Hankam :

1.

Stabilitas keamanan mempengaruhi kelancaran pembangunan nasional.

2.

Tingkat kemampuan ekonomi bangsa mempengaruhi pembangunan Hankam.

j.

Hubungan antara Sosial Budaya dengan Hankam :

1.

Stabilitas keamanan yang mantap, memberi kesempatan untuk pembangunan


sosial budaya (parawisata, kesejahteraan dll)

2.

Keadaan sosial budaya yang timpang dan kontadiksi, dapat menibulkan


ketegangan sosial budaya yang akhirnya dapat berkembang menjadi revolusi
sosial yang membahayakan ketahanan nasional.

3.

Hubungan antara Tri Gatra dengan Panca Gatra :

1.

Kekuatan dan kelemahan aspek Tri Gatra sangat


kehidupan pada aspek Panca Gatra dan sebaliknya.

2.

Ketahanan nasional yang bulat dan utuh, di dalamnya terkandung hubungan


erat antar gatra dalam seluruh kehidupan nasional.

3.

Aspek Tri Gatra dan Aspek Panca Gatra berhubungan secara holistik-sinergistik,
artinya kedua aspek tersebut saling bergantung, saling mengisi dan saling
mengikat secara terpadu.

berpengaruhterhadap

D. Hakekat Ancaman Asta Gatra

1.

Ancaman Unsur Tri Gatra

a)

Lokasi dan Posisi Geografis negara :

1.

Dampak lingkungan yang mengkibatkan polusi udara, polusi air, polusi suara,
polusi bumi, polusi bau dan polusi rumah tangga.

2.

Keterbukaan posisi geografisindonesia dari segala penjuru dunia, yang dapat


membuka kerawanan dari berbagai Negara.

b)

Keadaan dan Kekayaan alam Indonesia :

1.

Masih kurangnya modal untuk mengelolah kekayaan alam dan keterampilan


penduduk yang masih relative kurang.

2.

Kesediaan tenaga ahli luar negeri yang ingin mengelolah/menggali sumber


kekayaan alam kita.

c)

Kependudukan :

1.

Penyebaran penduduk ke seluruh wilayah Indonesia dan kepadatan penduduk


yang belum merata di wilayah luar Jawa, menyebabkan kerawanan perbatasan
dengan negara tetangga.

2.

Masih kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat kita terhadap fungsi


dan makna ketahanan nasional bagi bangsa Indonesia.

2.

Ancaman Unsur Panca Gatra

a)

Ideologi :

1.

Masih adanya sikap sekelompok masyarakat kita yang belum menerima


Pancasila sebagai satu-satunya asas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.

Tindakan para pejabat negara kita yang overacting terhadap pelaksanaan


Pancasila dan demokrasi Pancasila.

3.

Usaha-usaha para penganut PKI dan anteknya yang ingin merubah pancasila
dengan ideologi komunis.

b)

Politik :

1.

Adanya usaha penyimpangan dari kelompok tertentu yang tidak setuju dengan
sistem politik demokrasi Pancasila.

2.

Kegiatan oknum organisasi peserta pemilu (OPP) yang menyebarkan isyu-isyu


bahwa sistem politik kita tidak demokratis.

3.

Kegiatan provokator dalam Pemilu, yang tidak melaksanakan Pemilu secara


tanggungjawab.

4.

Masih adanya sikap sekelompok tertentu, yang belum memahami tentang


kehidupan politik Indonesia.

c)

Ekonomi :

1.

Tingkat atau kualitas para pekerja Indonesia (TKI) yang masih rendah.

2.

Masih keterbatasan kemampuan modal perekonomian kita.

3.

Adanya kegiatan kelompok ekonom mencari keuntungan sebesar-besarnya


tanpa memperhatikan kepentingan rakyat.

4.

Masih adanya penerapan sistem ekonomi lain yang tidak diterapkan di


Indonesia oleh golongan atau kelompok tertentu.

d)

Sosial Budaya :

1.

Masih adanya oknum


mengorbankan orang lain.

yang

menerapkan

konsep

individualis

2.

Beredarnya kaset video biru yang tidak terkontrol, yang menunjukkan


kesenangan dan perilaku budaya dan adat asing, sehingga dapat merusak moral
bangsa.

3.

Keengganan generasi muda, untuk mempelajari budaya asli daerahnya dan


budaya nasional.

4.

Adat istiadat daerah yang tidak menunjang pembangunan nasional.

e)

Hankam :

yang

1.

Adanya kegiatan kelompok ekstrim yang menghasut masyarakat untuk


menentang pemerintahan yang sah.

2.

Usaha-usaha sisa-sisa G.30.S/PKI yang mempengaruhi rakyat Indonesia untuk


tidak mau melaksanakan Siskamling.

3.

Sikap masyarakat tertentu yang melimpahkan urusan keamanan kepada aparat


keamanan saja.

4.

Tindakan agressor/intervensi dari negara lain terhadap negara kita.


Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan
daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autosdan namos. Autos berarti sendiri
dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan

untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga
sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah.[1]
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Dasar hukum

2 Pelaksanaan otonomi daerah

3 Tujuan otonomi daerah

4 Ciri-ciri otonomi daerah

5 Referensi

6 Pranala luar

Dasar hukum[sunting | sunting sumber]

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,


Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan, serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.

Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam


Penyelenggaraan Otonomi Daerah.

UU No. 31 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah[sunting | sunting sumber]

Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh
pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing.
Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839). Pada tahun 2004, UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dianggap tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah[2] sehingga digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). Selanjutnya, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga saat ini telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844).
Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan
kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau
tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan
yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka
membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan. [3]

Tujuan otonomi daerah[sunting | sunting sumber]


Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut:

Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

Pengembangan kehidupan demokrasi.

Keadilan nasional.

Pemerataan wilayah daerah.

Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.

Mendorong pemberdayaaan masyarakat.

Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,


mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan politik,
tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam
pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui
partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin
dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan
antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi
pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia
sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. [4]

Ciri-ciri otonomi daerah[sunting | sunting sumber]


Negara Kesatuan

Negara Federal

Otonomi daerah

Setiap daerah mempunyai UUD


Setiap daerah memiliki perda derah yang tidak bertentangan

Setiap daerah memiliki perda

(dibawah UU)

(dibawah UU)

dengan UUD negara (hukum


tersendiri)

Perda terikat dengan UU

Hanya Presiden berwenang


mengatur hukum

UUD daerah tidak terikat dengan


UU negara
Presiden berwenang mengatur
hukum untuk negara sedangkan
kepala daerah untuk daerah

Perda terikat dengan UU

Hanya Presiden berwenang


mengatur hukum

DPRD (provinsi) tidak punya DPRD (provinsi) punya hak veto

DPRD (provinsi) tidak punya

hak veto terhadap UU

terhadap UU negara yang

hak veto terhadap UU

negara yang disahkan DPR

disahkan DPR

negara yang disahkan DPR

Perda dicabut pemerintah

Perda dicabut DPR dan DPD

Perda dicabut pemerintah

pusat

setiap daerah

pusat

Sentralisasi

Desentralisasi

Semi sentralisasi

Bisa interversi dari kebijakan Tidak bisa interversi dari kebijakan Bisa interversi dari kebijakan
pusat

pusat

Perjanjian dengan pihak

Perjanjian dengan pihak asing/luar Perjanjian dengan pihak

asing/luar negeri harus

pusat

asing/luar negeri harus

Negara Kesatuan
melalui pusat

APBN dan APBD tergabung

Pengeluaran APBN dan

Negara Federal
negeri harus melalui pusat
APBD untuk setiap daerah dan
APBN hanya untuk negara
Pengeluaran APBN dan APBD

Otonomi daerah
melalui pusat

APBN dan APBD tergabung

Pengeluaran APBN dan

APBD dihitung perbandingan dihitung pembagian

APBD dihitung perbandingan

Setiap daerah tidak diakui

Setiap daerah diakui sebagai

Setiap daerah tidak diakui

sebagai negara berdaulat

negara berdaulat dan sejajar

sebagai negara berdaulat

Daerah harus mandiri

Daerah harus mandiri

Daerah diatur pemerintah


pusat

Keputusan pemda diatur


pemerintah pusat

Tidak ada perjanjian antar


daerah jika SDM/SDA
dilibatkan

Keputusan pemda tidak ada


hubungan dengan pemerintah
pusat

Ada perjanjian antar daerah jika


SDM/SDA dilibatkan

Keputusan pemda diatur


pemerintah pusat

Tidak ada perjanjian antar


daerah jika SDM/SDA
dilibatkan

Masalah daerah merupakan Masalah daerah merupakan

Masalah daerah merupakan

tanggung jawab bersama

tanggung jawab bersama

3 kekuasaan daerah tidak


diakui

tanggung jawab pemda

3 kekuasaan daerah diakui

3 kekuasaan daerah tidak


diakui

Hanya hari libur nasional

Hari libur nasional terdiri dari pusat Hanya hari libur nasional

diakui

dan daerah

diakui

Bendera nasional hanya

Bendera nasional serta daerah

Bendera nasional hanya

diakui

diakui dan sejajar

diakui

Hanya bahasa nasional

Beberapa bahasa selain nasional

Hanya bahasa nasional

diakui

diakui setiap daerah

diakui

Anda mungkin juga menyukai