Nama Kelompok :
Ismi Fadhilah 3611100013
Afidah Mushollina Firdani 3611100022
Sita Andiastuti 3611100038
Delia Noer Adzani 3611100069
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015
Materi IV
saat terjadi konflik? Dan data apa yang menguntungkan jika suatu saat terjadi konfrontasi?
Metodologi yang biasanya digunakan pada evaluasi tertutup ini mencakup analisa dokumen,
observasi terhadap para partisipan, penelitian simulasi, investigasi tertutup, dan pemeliharaan
dokumen-dokumen rahasia.
c. Pandering Evaluation (Evaluasi Perantara/Calo)
Evaluasi ini bertujuan untuk membantu evaluator menempati posisi yang
menguntungkan untuk melakukan evaluasi tambahan untuk klien dimasa depan (mendapatkan
kontrak).
d. Evaluation by Pretext (Evaluasi dengan Dalih/Pembenaran)
Evaluasi oleh dalih atau pembenaran terjadi ketika evaluator bersungguh sungguh
untuk melakukan evaluasi dengan tujuan palsu. Pendekatan yang digunakan dalam evaluasi
dalih/pembenaran tidak memiliki kualitas penembusan dan dapat dilihat sebagai pengganggu
e. Empowerment Under the Guise of Evaluation (Evaluasi dibawah Pemberdayaan)
Pada prinsipnya dalam evaluasi pemberdayaan ini adalah evaluasi pemberdayaan
tidak dapat dan tidak berusaha untuk memberdayakan siapa pun. Evaluator pemberdayaan
menciptakan lingkungan bagi orang untuk memberdayakan diri mereka sendiri.
2. Evaluasi Formal (Formal Evaluation)
Pendekatan evaluasi formal merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan.
Asumsi utama dari evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target yang dipublikasikan secara
formal adalah merupakan ukuran untuk manfaat atau nilai kebijakan program. Metode yang dapat
digunakan dalam evaluasi formal adalah :
Merunut legislasi atau dokumen penting yang berkaitan dengan pelaksanaan program atau
kebijakan
Melakukan wawancara (interview) dengan penyusun kebijakan.
Pemetaan sasaran dan hambatan dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan dan sasaran
program
Mendefinisikan tujuan dan sasaran program dan menspesifikasi tujuan dan sasaran program.
Klarifikasi dan kritik nilai
Analisis dampak silang
Discounting
Dalam evaluasi formal tipe-tipe kriteria evaluatif yang paling sering digunakan adalah
target formal setelah suatu kebijakan atau program diterapkan untuk jangka waktu tertentu.
Evaluasi formatif, yakni evaluasi yang dilakukan secara terus menerus memantau pencapaian
tujuan dan target dari suatu kebijakan.
Selain itu evaluasi formal dapat juga berupa kontrol langsung dan tidak langsung terhadap
kebijakan. Dari empat macam tipe evaluasi formal tersebut dapat ditarik empat variasi dalam
evaluasi formal sebagai berikut :
Tabel 1
Variasi dalam Evaluasi Formal
Kontrol
Terhadap
Aksi
Kebijakan
Langsung
Tidak Langsung
-
Evaluasi Eksperimental
Evaluasi Hasil Retropektif
Evaluasi Perkembangan
Merupakan kegiatan-kegiatan/aktivitas evaluasi yang dilakukan secara tegas/jelas
diadakan untuk melayani kebutuhan sehari-hari staf program. Evaluasi ini bertujuan
untuk menghindari adanya kesalahan yang tidak diharapkan dari program. Dalam
evaluasi perkembangan ini diperbolehkan untuk secara langsung memanipulasi variabel
proses
retrospektif
lebih
menggantungkan
pada
deskripsi ex
post
facto (retrospektif) tentang kegiatan aktivitas program yang sedang berjalan yang
-
Sebaliknya, Studi lintas sektoral berusaha untuk memantau dan mengevaluasi berbagai
program pada satu titik waktu tertentu. Tujuan studi lintas sektoral adalah menemukan
apakah hasil dan dampak berbagai macam program berbeda secara signifikan satu sama
lain; dan jika berbeda, tindakan apa, kondisi awal apa atau kejadian-kejadian apa yang
dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan tersebut.
3. Evaluasi Keputusan Teoritis
Merupakan pendekatan
yang
menggunakan
metode-metode
deskriptif
untuk
Bentuk utama dari evaluasi teoritis kebijakan adalah penaksiran evaluabilitas dan analisis
utilitas multiatribut, keduanya berusaha menghubungkan informasi mengenai hasil kebIjakan
dengan nilai dari berbagi pelaku kebijakan.
- Penaksiran evaluabilitas (evaluability assesment) merupakan serangkaian prosedur yang
dibuat untuk menganalisis system pembuatan keputusan yang diharapkan dapat diperoleh dari
informasi kinerja dapat memperjelas tujuan sasaran, dan asumsi-asumsi dengan mana kerja
akan diukur. Pertanyaan mendasar dalam penaksiran evaluabilitas adalah apakah suatu
kebijakan atau program dapat sama sekali dievaluasi. Suatu kebijakan atau program agar
dapat dievaluasi, paling tidak tiga kondisi harus ada: satu kebijakan atau program yang
diartikulasikan secara jelas; dan serangkaian asumsi yang eksplisit yang menghubungkan aksi
atau konsekuensi. Dalam melakukan penakasiran evaluabilitas, analisis mengikuti
serangkaian langkah yang memperjelas suatu kebjkana atau program dari sudut pandang
pemakai kebijakan atau program dari sudut pandang pemakai informasi kinerja yang dituju
dan evaluator itu sendiri. Tahap-tahap dalam penaksiran evaluabilitas :
1. Spesifikasi program-kebijakan. Apakah kegiatan-kegiatan/program-program dari suatu
negara dan apakah tujuan dan sasaran yang melandasi program?
2. Koleksi informasi program kebijakan. Informasi apa yang harus dikumpulkan untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan program kebijakan,kegiatan-kegiatan, dan asumsiasumsi yang mendasarinya?
3. Modeling program-kebijakan. Model apa yang paling baik menerangkan program dan
tujuan suatu kegiatan yang berhubungan, dari sudut pandang pemakai informasi kinerja
yang dituju? Asumsi asumsi kausal apa yang menghubunkan aksi dengan hasil?
4. Penkasiran evaluabilitas program-kebijakan. Apakah model program kebijakan secara
mencukupi tidak ambigu untuk membuat evaluasi bermanfaat? Tipe studi evaluasi apakah
yang paling berguna?
5. Umpan balik penkasiran evaluabilitas untuk pemakai. Setelah menanyakan kesimpulan
mengenai evaluabilitas progam-kebijakan bagi pemakai yang diinginkan, apakah yang
mungkin menjadi langkah berikutnya yang harus (atau tidak harus) diambil untuk
mengevaluasi kinerja kebijkan?
- Analisis utilitas multiatribut merupakan serangkaian prosedur yang dibuat untuk memperoleh
penilaian subyektif dari berbagai pelaku kebijakan mengenai probabilitas kemunculan dan
nilai dari hasil kebijakan. Kelebihan dari analisis utilitas multiatribut adalah bahwa analisis
tersebut secara eksplisit menampakkan penentuan nilai dari berbagai pelaku kebijakan;
analisis tersebut juga mengakui adanya beragam tujuan yang saling berlawanan dalam
evaluasi program kebijakan; dan analisis tersebut menghasilkan informasi kinerja yang lebih
berguna dari sudut pandang pemakai yang dituju. Tahap-tahap dalam pelaksanaan analisis
utilitas multiatribut adalah sebagai berikut:
minimum harus diberi nilai 0 (yaitu tidak ada kesempatan dimana hasil/akan berakhir
dengan pencapaian atribut).
9. Kalkulasi utiltas. Hitunglah utilitas (nilai) dari setiap hasil dengan menggunakan rumus:
Ui = Wi . Uii
Dimana :
Uii : Kegunaan (nilai agregat dari hasil ke i).
Wi : Nilai skala yang distandardkan dari atribut j.
Uii : Probabilitas terjadinya hasil ke I pada atribut ke j.
10. Evaluasi presentasi. Tentukan hasil kebijakan dengan total kinerja terbesar, dan sajikan
informasi ini kepada pembuat keputusan yang relevan.
Kelebihan dari analisis utilitas multiatribut adalah bahwa analisis ini memungkinkan
analisis berurusan secara sistematis dengan tujuan yang saling bertentangan antar pelaku
kebijakan yang banyak. Tetapi ini dimungkinkan hanya jika langkah-langkah seperti yang baru
dijelaskan diatas melibatkan pelaku-pelaku kebijakan yang relevan. Oleh karena itu, persyaratan
pokok dari analisis utilitas multiatribut adalah bahwa pelaku kebijakan yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kebijakan atau program adalah partisipan aktif dalam evaluasi kinerja kebijakan.
Berikut adalah perbandingan dari tiga pendekatan dalam evaluasi :
Tabel 2.
Perbandingan Pendekatan Dalam Evaluasi Kebijakan
Pendekatan
Evaluasi Semu
Evaluasi Formal
Tujuan
Asumsi
Menggunakan
metode deskriptif
untuk
menghasilkan
informasi yang
valid
tentang
hasil kebijakan
Ukuran manfaat
atau
nilai
terbukti dengan
sendirinya atau
tidak
kontroversial
Menggunakan
metode deskriptif
untuk
menghasilkan
informasi yang
terpercaya
dan
valid mengenai
hasil
dari
kebijakan secara
Tujuan
dan
sasaran
dari
pengambil
kebijakan
dan
administrator
yang
secara
resmi
diumumkan
merupakan
Bentuk-bentuk
Utama
Eksperimentasi
sosial
Akuntasi sistem
sosial
Pemeriksaan
sosial
Sistesis riset dan
praktek
- Evaluasi
perkembangan
- Evaluasi
eksperimental
- Evaluasi proses
restrospeksi
- Evaluasi
hasil
retropektif
Teknik
-
Sajian grafik
Tampilan tabel
Angka indeks
Analisis
seri
waktu terintupsi
Analisis
seri
terkontrol
Analisis
diskontiyuregresi
Pemetaan
sasaran
Klarifikasi nilai
Kritik nilai
Pemetaan
hambatan
Analisis dampak
silang
discounting
formal
yang ukuran
yang
diumumkan
tepat
dari
sebagai
tujuan manfaat
atau
program
atau nilai
kebijakan
Evaluasi
Menggunakan
Tujuan
dan - penilaian
- Brainstorming
- Analisis
Keputusan
metode deskriptif sasaran
dari
tentang
dapat
argumentasi
Teoritis
untuk
berbagai pelaku
tidaknya
Delphi
menghasilkan
yang diumumkan
dievaluasi
kebijakan
informasi yang secara
formal - analisis utilitas
Analisis survey
multi-atribut
terpercaya
dan atau diam-diam
pemakai
valid mengenai merupakan
hasil kebijakan ukuran
yang
yang
secara tepat
dari
eksplisit
manfaat
atau
diinginkan oleh nilai
berbagai pelaku
kebijakan
Sumber : Kebijakan Publik untuk Negara-negara Berkembang, Riant Nugroho (2006)
STUDI KASUS
Daftar Pustaka.
Nugroho, Riant, 2006. Kebijakan Publik Negara Berkembang. Penerbit Gramedia, Jakarta.
https://herydotus.wordpress.com/2011/10/30/pseudoevaluations-evaluasi-semu/ (diakses 28 Februari
2015).