Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI


SPEKTROFOTOMETRI

NAMA

: ELMA DEVITA

NO.BP

: 1210411014

FAKULTAS

: MIPA

JURUSAN

: KIMIA

HARI / TGL.PRAKTIKUM

: RABU / 22 APRIL 2014

KELOMPOK

: II (DUA)

REKAN KERJA

: 1. SITI RETNO RAHAYU

1210413046

2. YOAN DE NANDA

1210412004

LABORATORIUM PENDIDIKAN I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

2014

SPEKTROFOTOMETRI
I.

TUJUAN
1. Mempelajari dan memahami peralatan spektrofotometri.
2. Mempelajari sifat serapan suatu larutan terhadap variasi panjang
gelombang.
3. Analisis campuran dua komponen secara spektrofotometri.

II.

TEORI
Spektrofotometer adalah

alat yang digunakan untuk menganalisa suatu

senyawa baik kuantitatif maupun kualitatif, dengan cara mengukur transmitan


ataupun

absorban

suatu

cuplikan

sebagai

fungsi

dari

konsentrasi.

Spektrofotometris dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual,


lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat.
Spektrofometri merupakan suatu metoda analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma/kisi difraksi dan detektor tabung foto hampa. Spektrofotometri
merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan
detektor fototube.
Senyawa-senyawa yang dapat diukur dengan metoda ini harus memenuhi
hukum Lambert-Beer yaitu :
1.

Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium


pengabsorpsi, maka berkurangnya intensitas cahaya per unit tebal medium
sebanding dengan intensitas cahaya tersebut.

2.

Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan


berbanding lurus dengan intensitas cahaya.

Hukum Lambert-Beer :

Jika seberkas sinar melewati suatu larutan maka sebagian dari sinar tersebut
akan diserap oleh larutan dan sebagian lagi akan diteruskan. Perban-dingan
antara intensitas sinar datang (Io) dengan intensitas sinar yang diteruskan (It)
pada suatu panjang gelombang () disebut dengan transmitan (T). Transmitan
biasanya dinyatakan dengan %T. Absorban (A) suatu sampel adalah nilai
negatif dari logaritma transmitan :
% T = (Io / It ) x 100
A = - log (T)
Nilai absorban dari sampel pada suatu panjang gelombang tertentu sebanding
dengan absortivitas zat (konstan untuk setiap panjang gelombang), panjang
lintasan yang dialalui oleh sinar melewati larutan sampel, dan kon-sentrasi zat
atau komponen yang dilalauinya. Dirumuskan dengan :
A=a .b.c
Keterangan : A = Absorban,
a = absortivitas molar zat,
b = panjang lintasan (ketebalan larutan yang dilewati oleh sinar),
c = konsentrasi.
Sifat serapan campuran komponen bersifat aditif dari masing-masing
komponen penyusunnya. Syarat dari larutan yang dapat digunakan untuk
analisis campuran dua komponen adalah :
1. Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi
2. Puncak serapan komponennya cukup berbeda/tumpang tindih
3. Komponen-komponennya memenuhi hukum Lambert-Beer
Rumus yang digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah :
Axy1

= ax1 . b . cx + ay1 . b . cy (1)

A2xy2 = ax2 . b . cx + ay2 . b . cy . (2)


Dimana :

Axy1

= absorban campuran pada panjang gelombang


maksimum pertama

A2xy2 = absorban campuran pada panjang gelombang


maksimum kedua
Cx

= konsentrasi komponen penyerap X

Cy

= konsentrasi komponen penyerap Y

Spektrofotometri Inframerah
Sangat berguna dalam bidang organik untuk penentuan gugus
fungsional, pengenalan senyawa dalam campuran. Kebanyakan gugus, seperti
C-H, O-H, C=O dan C=N menyebabkan pita absorpsi inframerah, yang berbeda
sedikit dari satu molekul ke molekul lain tergantung pada substituen yang lain.
Disamping itu, dengan spektrofotometer ini dapat menentukan molekul
kompleks yang asal pastinya sukar untuk dipastikan.
Spektrofotometri Ultraviolet Dan Sinar Tampak
Spektrum absorpsi dalam daerah-daerah ultraviolet dan sinar tampak
umumnya terdiri dari satau atau beberapa pita absorpsi. Semua molekul dapat
menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak, karena mengandung elektron yang
dipakai bersama maupun yang tidak dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Panjang gelombang yang terjadi pada waktu absirpsi tergantung
pada bagaimana eratnya elektron terikat pada molekul.
Kebanyakan penggunaan spektrofotometer UV dan sinar tampak pada
senyawa organik yang berdasarkan transisi-*atau n-* dan karena itu
memerlikan adanya kromofor di dalam molekulnya. Transisi ini terjadi dalam
daerah spektrum kira-kira 200 700 nm.
Pada

percobaan

spektrofotometer

sinar

ini

spektrofotometer

tampak

yang

(spektronik-20).

digunakan
Bagian-bagian

adalah
dari

spektrofotometer :
a.

Sumber sinar
Sumber sinar yang baik untuk pengukuran absorban seharusnya
memancarkan spektrum yang kontinyu dan berintensitas tinggi serta merata
di daerah panjang gelombang yang dikehendaki. Untuk sinar tampak
menggunakan lampu wolfram.

b.

Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis.
Unsur yang terpenting dari monokromator adalah sistem celah dan unsur
dispersif. Spektrofotometer daerah tampak menggunakan prisma gelas,

sedangkan spektrofotometer UV dan IR menggunaka prisma dari bahan


kuarsa.
c.

Kuvet
Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan, dengan demikian wadah
sampel merupakan sel untuk menempatkan cairan di dalam sinar
spektrofotometer. Sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya
lewat larutan sampai dengan seluruh miniskus diatas sinar.

d. Detektor
Merupakan alat yang mampu mendeteksi dan sekaligus merubah energi
sinar menjadi sinyal listrik.
e. Amplifier
Alat penguat arus, sinyal listrik yang dihasilkan sangat lemah sekali,
sehingga dengan adanya amplifier sinyal listrik dapat diukur.
f. Recorder
Alat pencatat sinyal listrik yang dapat dilihat pada jarum penunjuk skala.
Spektrofotometri analisa kuantitatif (penentuan kadar suatu zat), alat ini
dapat dipakai karena :
a. Dapat digunakan secara luas baik untuk penentuan senyawa organik
maupun senyawa anorganik, baik berwarna maupun tidak berwarna. Dengan
syarat bila larutan tidak berwarna maka harus direaksikan terlebih dahulu
dengan reagen-reagen tertentu atau reaksi kimia tertentu.
b. Mempunyai kepekaan yang tinggi. Dimana dapat dideteksi suatu senyawa
dengan konsentrasi 10-7M.
c. Sangat selektif, dapat menentukan suatu komponen tanpa pemisahan dengan
mengatur kodisi.
d. Pengerjaannya mudah dan cepat, bisa mendeteksi 5-10 cuplikan / menit.
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan kuantitatif antar lain adalah
:
1. Dapat digunakan secara luas
2. Memiliki kepekaan yang tinggi
3. Keselektifannya cukup baik
4. Tingkat ketelitian tinggi

III.

PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Genesys 20 spektrofotometer
:

alat

untuk

mengukur transmitan- absorban


suatu larutan/sampel
2. Labu ukur 100ml, 25ml
tempat

:
untuk

mengencerkan larutan/sampel
3. Pipet gondok 1ml : alat untuk
memipet larutan/sampel
4. Gelas piala 100 ml :
larutan/sampel
b. Bahan
1. Larutan metilen blue 0,05%
2. larutan metilen red 0,05 %
3. HCl 0,1 N
4. Aquadest

: sampel
: sampel
: larutan blanko
: pelarut

wadah

3.2 Cara Kerja


a. Pembuatan larutan standar
1. Dipipet 1 ml larutan metilen blue 0,05 % (MR) ke dalam labu
ukur 100 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda
batas.
2. Dipipet pula 1 ml larutan metilen red 0,05 % (MR) ke dalam
labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai
tanda batas.
3. Disi kuvet pertama dengan HCl 0,1 N sebagai blanko dan kuvet
ke 2 dengan larutan standar MB dan kuvet ke 3 dengan larutan
standar MR.
b. Cara pemakaian alat spektrofotometer
1. Dihubungkan alat dengan sumber arus lalu alat di hidupkan.
Ditunggu alat menyelesaikan setting panjang gelombangnya.
2. Ditekan tombol (down) untuk mengatur/menurunkan panjang
gelombang pada nilai 380 nm.
3. Dimasukkan kuvet berisi blanko, sisi baur kuvet dapat dipegang,
sementara sisi beningnya harus searah dengan jalur sinarnya.
4. Dipilih mode T dengan menekan tombol A/T/C dan tekan
tombol blank

0 ABS/100%T, ditunggu indikator akan

menunjukkan 100% T, maka alat telah set.


5. Diganti blanko dengan standar MB, ditutup dan dibaca nilai
transmitannya, hal yang sama dilakukan pula untuk standar MR.
6. Nilai T dikonversi menjadi A dengan menggunakan Scientific
calculator, daftar logaritma , ataupun dengan memilih mode A.

7. Ditekan tombol (up) untuk menaikkan panjang gelombang


menjadi 390 nm, diset kembali alat dengan blanko, selanjutnya
diukur pula standar MB dan MR.
8. Dilanjutkan pengukuran ini dengan beda 10 nm sampai dengan
panjang gelombang 700 nm untuk kedua zat standarnya
9. Khusus daerah puncak serapan dari masing-masing komponen,
disisipkan lagi tiga pengukuran dengan beda panjang gelombang
5 nm.
10. Ditentukan nilai panjang gelombang dimana serapan masingmasing komponennya mencapai maksimum, ini dinyatakan
sebagai max1 dan max2
11. Dari data pengukuran standar ini ditentukan masing-masing nilai
absorbtifiti komponen X dan komponen Y pada kedua nilai
lamda max tersebut.
12. Diminta larutan tugas pada asisten dengan menyerahkan labu
ukur 25ml yang dilengkapi dengan identitas praktikan.
13. Diukurlah larutan tugas Cx pada kedua nilai lamda max tersebut.
Dari dua persamaan yang didapat, digunakan teknik eliminasi
maka dapat ditentukan konsentrasi komponen Cx dan Cy
tersebut larutan tugas.
14.

3.3 Skema kerja


a. Pembuatan larutan standar
Larutan metilen blue 0.05 %
- Dipipet 1 mL ke dalam labu ukur 100 mL
- Diencerkan dengan HCl 0,1 M sampai
tanda batas
Larutan metilen blue 0.05 % encer
Larutan metilen -redDipipet
0.05 % 1 mL ke dalam labu ukur 100 mL
- Diencerkan dengan HCl 0,1 M sampai
tanda batas
Larutan metilen red 0.05 % encer

Larutan HCl 0,1N


- Masukkan ke dalam kuvet pertama
sebagai blanko
Larutan standar MB
Masukkan ke dalam kuvet ke 2
Larutan standar MR
Masukkan ke dalam kuvet ke 3

b. Cara pemakaian alat spektrofotometer


Alat spektrofotometer
- Dihubungkan dengan sumber arus lalu
dihidupkan

Ditekan tombol down ubtuk mengatur

panjang gelombang pada 380 nm


Dimasukkan kuvet berisi blanko
Dipilih mode T dan ditekan tombol Blank
(0

ABS/100%T),

indikator

akan

menunjukkan 100 % T, maka alat set


Diganti blank dengan standar MB, ditutup
dan dibaca nilai transmitannya, begitu

pula dengan standar MR


Nilai T dikonversi menjadi A
Ditekan tombol up untuk menaikkan
panjang gelombang menjadi 390 nm, diset
kembali blanko, diukur standar MB dan

MR
Pengukuran dilanjutkan dengan beda 10

nm sampai 700 nm
Khusus daerah puncak serapan dari
masing-masing komponen, disisipkan lagi

3 pengukuran dengan beda 5 nm


Ditentukan panjang gelombang dimana
serapannya

maksimum,

sebagai max1 dan max2


Dai pengukuran standa

dinyatakan
ditentukan

absorbtifiti komponen X dan Y pada


-

kedua lamda max


Diminta larutan tugas
Diukur Cx pada kedua nilai lamda max

Kadar Cx larutan tugas


3.4 Skema Alat

3.5 Gambar Alat

1
3
2

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Tombol on / off
Tombol 100% T
Tombol pengatur panjang gelombang
Tempat sampel (kuvet)

ANALISA JURNAL
I. JUDUL

Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (Kromatografi


Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein dalam
Teh Kemasan
II. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam benzoat dan
kafein yang terkandung dalam teh kemasan menggunakan metode
spektrofotometri

UV-Vis

dan

menggunakan

metode

KCKT, serta

mengetahui perbandingan metode spektrofotometri UV-Vis dan KCKT


untuk analisis kadar asam benzoat dan kafein dalam teh kemasan.
III.MERODA YANG DIGUNAKAN
Analisis kadar asam benzoat

dan

kafein

menggunakan

metode

spektrofotometri UV-Vismenggunakan instrumen Spektrofotometer UV-Visible


Pharmaspec UV-1700 merek Shimadzu. kurva kalibrasi asam benzoat dibuat
dari larutan standar asam benzoat 5 ppm, 10 ppm, dan 20 ppm. Kurva kalibrasi
kafein dibuat dari larutan standar 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm dan 50 ppm.
Analisis kadar asam benzoat dan kafein menggunakan metode
KCKTmenggunakan instrumen KCKT merek Shimadzu tipe LC-20AT/SPD20A yang terdiri dari pompa tipe LC-20AT, detektor UV-Vis tipe SPD-20A serta
kolom VP-ODS (250 L x 4,6 mm).
Masing-masing larutan standar asam benzoat dan kafein 5 ppm ditentukan
panjang gelombang maksimum dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan panjang gelombang tersebut digunakan untuk detektor KCKT,
karena detektor yang digunak detektor UV-Vis.
IV. HASIL
Kadar asam benzoat dan kafein yang terkandung dalam teh kemasan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yaitu untuk asam benzoat dari
sampel A 253,35 ppm dan sampel B 387,5 ppm, sedangkan kafein dari sampel
A 278,0 ppm dan sampel B 722,5 ppm.Kadar asam benzoat dan kafein yang
terkandung dalam teh kemasan menggunakan metode KCKT yaitu untuk asam
benzoat dari sampel A 137,5 ppm dan sampel B 170,0 ppm sedangkan kafein
dari sampel A336,5 ppm dan sampel B 652,0 ppm. Penggunaan metode

spektrofotometri UV-Vis lebih efisien dalam segi biaya dan waktu dibanding
dengan penggunaan metode KCKT, namun penggunaan metode KCKT
memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV-Vis
yaitu, pada hasil analisis KCKT dari kromatogram merupakan analisis senyawa
murni sehingga lebih akurat.
V. KELEBIHAN METODA JURNAL DARI PADA METODA PRAKTKUM
Pada jurnal, data panjang gelombang yang didapatkan dengan metoda
spektrofotometer UV/Vis digunakan lagi untuk penelitian lebih lanjut dan data
panjang gelombang secara KCKT, sehingga hasil yang didapatkan bias lebih
baik. Sedangkan pada metoda yang digunakan pada praktikum data yang
didapatkan hanya untuk menentukan panjang gelombang dan kadar larutan Cx
saja.

DAFTAR PUSTAKA
Baset, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik
Edisi Keempat. Jakarta : Buku Kedokteran ECG
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen Edisi I. Semarang:
IKIP.
Sabrina, Annina dkk. Tanpa tahun. Perbandingan Metode Spektrofotometri UVVis dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar
Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan. Universitas Negeri
Malang
Triyati, Etti. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta
Aplikasinya Dalam Oseanologi. Vol. X, No. 1 : 39 47. Oseanografi
LIPI

Underwood, Day R.A. 1989. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Utama, Judhistira Aria. Tanpa Tahun. Fotometri Gugus dengan Metode
Aperture Photometry. Fakultas MIPA UPI

Anda mungkin juga menyukai