Prescil TB Milier
Prescil TB Milier
Diajukan kepada :
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
Disusun oleh :
Bellindra Putra Haryoko
G4A013094
Sofia Kusumadewi
G4A013096
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
TB MILIER DENGAN PERITONITIS TB
Disusun oleh :
Bellindra Putra Haryoko
G4A013094
Sofia Kusumadewi
G4A013096
Agustus 2014
Pembimbing,
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Nn. W
Usia
: 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status
: Belum menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Kretek RT 1 RW 03, Paguyangan
Tanggal masuk : 16 Juli 2014
Tanggal periksa : 21 Juli 2014
No. CM
: 716232
II.
SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Nyeri perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama yang dirasakan adalah nyeri perut pada bekas
operasi laparotomi. Nyeri perut dirasakan kurang lebih empat hari
sebelum masuk RSMS. Nyeri dirakan di bawah umbulikal. Nyeri terasa
seperti di tusuk-tusuk, dirasakan terus menerus dan memberat setiap
harinya. Nyeri pada perut pasien menganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri
perut dirasa semakin memberat apabila pasien batuk, dan terasa lebih
ringan bila pasien beristirahat.
Selain itu, keluhan yang dirasakan adalah batuk dan sesak nafas.
Batuk berdahak dirasakan sejak enam bulan sebelum masuk RSMS.
Dahak berwarna hijau kental, tanpa disertai darah. Batuk dirasa
kambuh-kambuhan dan bertambah berat. Batuk bertambah bila setelah
memakan gorengan, dan berkurang bila minum obat batuk, namun
hanya sementara. Pasien juga mengeluh sesak nafas sejak satu bulan
sebelum masuk RSMS. Sesak bertambah bila posisi tidur terlentang.
3.
dirasakan pada bulan Juni 2014, nyeri perut dirasakan pada seluruh
b.
c.
bagian perut)
Riwayat OAT
Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
3
d.
e.
f.
g.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: diakui (tanggal 27 Juni 2014,
RSMS)
Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan serupa
b. Riwayat hipertensi
c. Riwayat kencing manis
d. Riwayat asma
e. Riwayat alergi
f. Riwayat TB
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: diakui (kakak
pasien
pernah
d. Personal habit
Pasien mengaku makan sehari 2 kali sehari, dengan nasi, sayur dan
lauk pauk seadanya. Pasien mengaku tidak pernah merokok, tidak
pernah mengkonsumsi alkohol, ataupun mengkonsumsi obat-obatan
terlarang.
3. OBJEKTIF
1.
Keadaan Umum
Kesadaran
BB
TB
IMT
Vital sign
- Tekanan Darah
- Nadi
- RR
- Suhu
d. Status Generalis
1) Kepala
- Bentuk
- Rambut
: sedang
: composmentis, GCS E4M6V5 (15)
: 3 kg
: 160 cm
: 15,74 (underweight)
: 110/60 mmHg
: 86 x/menit
: 18 x/menit
: 36,1 oC
Trakhea
Kelenjar lymphoid
Kelenjar thyroid
JVP
7) Dada
a) Paru
- Inspeksi
- Palpasi
: SIC II LPSD
: SIC II LPSS
:SIC IV LPSD
:SIC V 2 jari
medial LMCS
- Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallops (-)
8) Abdomen
- Inspeksi
: datar, luka bekas operasi di linea mediana
sebesar 10 cm, terdapat bekas operasi yang terbuka dengan
-
- Hepar
- Lien
9) Ekstrimitas
2.
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah 18 Juli 2014
Darah Lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
SGOT
SGPT
Asam Urat
: 10.0 g/dl
: 4420/uL
: 31 %
: 4.0x106/ul
: 272.000/ul
: 78.5 fL
: 25.0pg
: 31.0 %
: 15.0 %
: 11.1 fL
: 0.2%
: 0.2%
: 0.7%
: 68.6%
: 21.5%
: 8.8%
: 48 u/L
: 36 u/L
: 5.2 ng/dL
Globulin
: 4.28 g/dL
(14 18 g/dl)
(4800 10800/ul)
(42 52 %)
(4,7 6,1 x 106/ul)
(150.000-400.000/ul)
(79 99 fL)
(27 31 pg)
(33 37 %)
(11,5 14,5 %)
(7.2 11.1 fL)
(0.00 1.00 %)
(2.00 4.00 %)
(2.00 5.00 %)
(40.0 70.0 %)
(25.0 40.0 %)
(2.00 8.00 %)
(15-37 u/L)
(30 65 mg/dl)
(2.6-6.0 ng/dL)
d. Foto thoraks
1.
Diagosis
8
2.
(TKTP)
bertujuan
4.
ketiga
- Sebulan sebelum pengobatan terakhir
- Pada akhir pengobatan
e. Evaluasi efek samping
- Periksa fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin)
f. Evaluasi keteraturan obat
Prognosis
Keberhasilan kesembuhan penyakit tuberkulosis tergantung pada:
a. Kepatuhan minum obat
b. Komunikasi dan edukasi serta pengawasan minum obat
c. Umur penderita
d. Penyakit yang menyertai
e. Resistensi obat
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
10
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Penegakan Diagnosis
Peritonitis TB post laparotomi
TB Milier
a. Anamnesis
Sesuai
dengan
keluhan
utama
dari
autoanamnesis
dan
: 100/600 mmHg
: 84x/menit
: 18x/menit
: 36,1 oC
11
3) Pemeriksaan Pulmo
- Inspeksi
: bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-),
Jejas (-)
Retraksi suprasternalis (-)
Retraksi intercostalis (-)
Retraksi epigastrik (-)
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
2.
12
b. Terapi
Obat yang dipakai dalam pengobatan TB :
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
a. INH
b. Rifampisin
c. Pirazinamid
d. Streptomisin
e. Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
a. Kanamisin
b. Amikasin
c. Kuinolon
d. Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin +
asam klavulanat
e. Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia antara lain :
1) Kapreomisin
13
2) Sikloserino
3) PAS (dulu tersedia)
4) Derivat rifampisin dan INH
5) Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
Kemasan obat OAT yaitu kemasan obat tunggal (obat disajikan
secara terpisah, masing-masing INH, rifampisin, pirazinamid dan
etambutol) dan obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination
FDC). Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu
tablet.
Tabel 3.1 Jenis dan dosis OAT
Obat
Dosis
(Mg/Kg
BB/Hari)
Dosis yg dianjurkan
R
H
Z
E
8-12
4-6
20-30
15-20
Harian (mg/
kgBB / hari)
10
5
25
15
15-18
15
Intermitten (mg/
Kg/BB/kali)
10
10
35
30
15
Dosis Maks
(mg)
600
300
1000
40-60
>60
300
450
150
300
750 1000
750 1000
Sesuai
750
BB
600
450
1500
1500
BB
30-37
38-54
55-70
>71
Fase intensif
2 bulan
Harian
Harian
RHZE
RHZ
150/75/400/275 150/75/400
2
2
3
3
4
4
5
5
3x/minggu
RHZ
150/150/500
2
3
4
5
Fase lanjutan
4 bulan
Harian
3x/minggu
RH
RH
150/75
150/150
2
2
3
3
4
4
5
5
Pasien merupakan pasien TB milier kasus baru, maka panduan obat untuk
tuberculosis milier seperti gambaran radiologi pasien adalah dengan terapi
OAT katagori I (2RHZE/4RH). Hasil pemeriksaan fungsi hati normal
sehingga tidak ada kontra indikasi untuk diberikannya terapi tersebut. Pada
pasien ini dengan BB 34 kg berdasarkan dosis obat anti tuberkulosis
kombinasi pasien mendapatkan 2 tablet OAT per hari (PDPI, 2011).
14
1000
b.
pengobatan (6 9 bulan)
Memberi dorongan dan semangat kepada pasien berupa nasehat
c.
nasehat
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
d.
pencegahannya.
Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan).
Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur.
Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke pelayanan kesehatan.
Selain itu, penularan bakteri tuberkulosis harus diperhatikan.
Pasien tinggal bersama kedua orang tua, seorang kakak dan seorang adik.
Skrining TB paru terhadap anggota keluarga yang satu rumah perlu
dilakukan sebagai usaha pencegahan. Setelah dinyatakan sembuh, pasien
16
17
BAB III
KESIMPULAN
1. Tuberkulosis
merupakan
penyakit
yang
disebabkan
oleh
infeksi
Mycobacterium tuberculosis.
2. Penegakan diagnosis penyakit TB berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
3. Klasifikasi penyakit TB menentukan jenis terapi yang akan diberikan
kepada pasien.
4. Monitoring dan evaluasi selama pengobatan TB yaitu dari keadaan klinis,
sputum bakterilogis, foto radilogis, efek samping obat dan keteraturan
pengobatan
5. Efek samping dari OAT harus dievaluasi serta diedukasikan kepada pasien
dan keluarga agar mengerti dan waspada.
6. Keberhasilan pengobatan TB tergantung pada kepatuhan minum obat,
pengawasan yang ketat, serta penyakit yang menyertai.
18
DAFTAR PUSTAKA
PDPI. 2011. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia. Jakarta: Indah Offset Citra Grafika
19