Anda di halaman 1dari 6

Bab 2 Struktur reproduksi pria

2.1 ORGAN REPRODUKSI DALAM


2.1.1 TESTIS
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan
panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada didalam skrotum
bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding
pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis.
Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen yang bermigrasi ke
dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna pria, setelah
migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis)
akan menutup.

2.2.2 EPIDIDIMIS
Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral
testis. Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur
yang disebut duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm.
Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berlikuliku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas
deferens. Epididimis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma.

2..2.3 SCROTUM
Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis
dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.
Spermatozoa sangat sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada
di luar rongga tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di
dalam abdomen.

2.2.4 VAS DEFERENS


Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm
yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior
testis dalam bentuk gulungan-gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian
belakang testis, duktus ini melewati korda spermatika menuju abdomen.

2.2.5 VESICULA SEMINALIS


Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar
kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5
cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum.

Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri
vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum
beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan
menuju ke nodus iliaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi
sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen
yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.

2.2.6 KELENJAR PROSTAT


Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan
kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ
ini mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di
belakang simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai zona
transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan
duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat
aliran urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut.

2.7 PENIS
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan
yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan
dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu
sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian tengah.
Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan
berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang
dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang
saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi.
Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks
uterus.
Gambar organ reproduksi pria

Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada pria terdiri atas:

a. Testis (buah zakar)


Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum dan
terletak di luar dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi menghasilkan
hormon testosteron dan sel kelamin jantan (spermatozoa). Testis
mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun
dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal. Jaringan epitelium
germinal berfungsi pada saat spermatogenesis atau proses pembentukan
sperma.
b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:

1.Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat


pada bagian belakang testis. Merupakan segmen melingkar dari saluran
sperma yang berfungsi untuk menyimpan sperma selama proses
pematangan. Epididimis,
merupakan
tempat
pendewasaan
(pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis berupa saluran
yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum.

2.Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran


epididimis, berfungsi menyalurkan sperma ke uretra. Vas deferens
atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas
deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di

dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat


jalannya sperma dari epididimis menuju kantung cairan atau kantung
mani (vesikula seminalis).

3.Uretra adalah kelanjutan dari vas deferens, saluran untuk air mani
selama hubungan seksual. Juga berfungsi sebagai saluran keluar air seni.
Hasil penelitian menunjukkan panjang rata-rata uretra pria adalah 22,3
cm (SD = 2,4 cm), mulai dari 15 cm sampai 29 cm.

1.8

Kelenjar kelamin pada pria

a.Vesikula seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna


kuning, mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan
sperma. Vesikula seminalis atau kantung cairan (kantung mani) merupakan
kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding
vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma. vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total
volume cairan. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang
menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim
pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.

b.Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil cairan terbesar, bersifat encer


dan berwarna putih, berisi makanan untuk sperma. Kelenjar prostat melingkari
bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat
adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti
susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit
asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.

c.Kelenjar bulbourethralis, Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi


mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat
asam yang tertinggal pada uretra.
d. Alat kelamin luar

Penis (dari bahasa latin yang artinya "ekor", akar katanya sama
dengan phallus, yang memiliki arti sama) adalah alat kelamin jantan.
Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang
tubuh. Berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma
ke dalam saluran reproduksi pada wanita. Penis manusia tersusun dari
dua bagian utama, yaitu pangkal/akar (radix) dan tubuh (corpus).
Pangkal penis terletak di dalam badan, terdiri dari gelembung penis
(bulbus penis) dan sepasang crus penis di kedua sisinya. Permukaan kulit
yang melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kelamin. Tubuh
penis memiliki dua sisi permukaan: dorsal (bagian yang tampak dari
depan jika penis "istirahat") dan ventral atau uretral (mengarah ke
dalam/testis). Struktur tubuh penis disokong oleh tiga kantung:

sepasang corpora
cavernosus dan corpus
spongiosus di
antara
keduanya, terletak di sisi ventral dan melindungi saluran kemih (uretra).
Di bagian ujung batang terdapat glands penis yang berbentuk agak
meruncing pada ujungnya, yang memudahkan penetrasi di saat hubungan
seksual.

Skrotum, adalah
kantung
(terdiri
dari kulit dan otot)
yang
membungkus testisatau
buah
zakar.
Skrotum
terletak
di
antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini
serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu
skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum
kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat seratserat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang
disebut otot
kremaster.
Pada
skrotum
manusia
dan
beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai
tumbuh sejak masa pubertas. Fungsi utama skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8 oC
lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang
menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.
Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan
dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testisakan diangkat mendekati
tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.

e. Hormon pada pria


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH
(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen
dan hormon pertumbuhan.
1.Testoteron, Hormon testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2.LH (Luteinizing Hormone), disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
sLH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone), FSH juga disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi)
tidak akan terjadi.
3.Estrogen, dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Selsel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon
Pertumbuhan, diperlukan
untuk
mengatur
fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.

f. Ejakulasi

Anda mungkin juga menyukai