Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PERCOBAAN PENGGUNAAN ALAT UKUR_E1

Penggunaan Alat Ukur


(E1)

1
arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya
magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti
medan magnet akan menimbulkan gaya Lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang

Dewi Fajriyyatul Maulidah, Emy Aditya Pramita Sari


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
dewi12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukanE-mail:
percobaan
Penggunaan Alat
mengalir maka semakin besar pula simpangannya[3] .

Ukur yang bertujuan untuk mempelajari karakteristik VOM,


pada pengukuran tegangan searah, arus searah, dan tegangan
bolak balik serta menggunakan VOM untuk mengukur , V,
dan I. Pada percobaan ini prinsipnya sama dengan kumparan
d arsonval. Jadi ketika dialiri arus listrik, kumparan yang
berada pada VOM yang sebelumnya dipengaruhi oleh medan
magnet permanen akan mengalami induksi elektromagnetik
sehingga kumparan ini menjadi magnet sementara yang
memiliki kutub yang sama dengan magnet permanennya
sehingga dapat menimbulkan gaya lorentz yang saling tolak
menolak. Interaksi tersebut menimbulkan simpangan pada
jarum yang dikendalikan oleh momen dari pegas pada VOM.
Percobaan ini dibagi menjadi tiga, percobaan pertama untuk
pengukuran tegangan searah, kedua untuk pengukuran arus
searah, dan yang terakhir pengukuran tegangan bolak - balik.
Untuk mengukur arus listrik menggunakan alat ukur VOM ini
harus dirangkai secara seri. Sedangkan untuk pengukuran
tegangan menggunakan VOM rangkaian disusun paralel.
Dalam penggunaan VOM diperlukan penetuan range yang
tepat sehingga dapat terbaca tegangan dan arus yang
ditunjukkan. Pada percobaan ini data yang diperoleh adalah
arus dan tegangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa VOM
bisa digunakan untuk mengukur tegangan searah, tegangan
bolak balik, dan arus searah.
Kata Kunci Galvanometer, Medan Magnet, VOM

I. APENDAHULUAN
US LISRIK banyak digunakan dalam kehidupan
sehari hari. Arus listrik adalah jumlah total muatan
yang melewati suatu penghantar. Arus dibagi
menjadi dua yaitu arus bolak balik dan arus searah. Arus
bolak - balik banyak digunakan untuk alat alat yang
berhubungan dengan listrik. Rangkaian listrik yang ada
dirumah rumah biasanya menggunakan arus bolak
balik[2]. Akan tetapi untuk mengalirkan arus yang tepat pada
rumah rumah maka harus diketahui nilai arusnya,
tegangannya, dan hambatan yang harus diberikan pada
rangkaian listrik pada rumah tersebut. Untuk mengetahui
nilai tegangan, hambatan, dan arus maka digunakan suatu
alat pengukur yaitu VOM. Supaya lebih memahami
karakteristik dari VOM dan juga mengetahui nilai tegangan,
hambatan, dan arus maka dilakukan percobaan Penggunaan
Alat Ukur ini.
Multimeter biasa digunakan untuk mengukur harga
resistansi (tahanan), tegangan DC (Direct Current), tegangan
AC (Alternating Current), dan arus DC. Kadang kadang
disebut VOM (Vohm Ohm Meter). Multimeter terdiri
dari amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Amperemeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik. Amperemeter dapat dibuat atas susunan
mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi
arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk

Voltmeter adalah suatu alat yang digunakan untuk


mengukur beda potensial atau tegangan listrik. Dengan
ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan
kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan
magnet dan kuat arus. Gaya magnetik tersebut akan mampu
membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada
arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka
semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi. Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu
menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut
menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus
listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm [4].
Amperemeter merupakan galvanometer yang dihubungkan
paralel dengan resistor dengan hambatan, R, yang rendah.
Sedangkan voltmeter merupakan galvanometer yang
dirangkai seri dengan resistor yang mempunyai hambatan,
R, yang tinggi[2].
Komponen dasar kebanyakan alat ukur, termasuk
Amperemeter,
Voltmeter,
dan
Ohmmeter
adalah
galvanometer. Galvanometer terdiri dari satu kumparan
kawat (dengan jarum penunjuk yang terpasang) yang
digantung pada medan magnet oleh magnet permanen.
Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan
magnet dan kumparan kawat pembawa arus[2].
Kebanyakan meter DC yang digunakan untuk pengukuran
menggunakan (D Arsonval meter movement). Type ini
memiliki magnet permanen dan kumparan putar meter ini
terdiri dari gulungan - gulungan kawat yang disokong
dengan penguat batu permata dan berada diantara ujungujung magnet permanen. Arus yang mengalir melalui
gulungan gerak akan menyebabkan timbul medan magnet
pada kawat gulungan ada magnet yang polaritas kutubnya
sama polaritasnya ujung - ujung magnet tetap maka akan
terjadi tolak menolak. Peristiwa ini akan menyebabkan Coil
bergerak atau terjadi penyimpangan jarum yang dipasang
pada pucuk kumparan putar pada papan skala. Gambar 1
menunjukkan gambar D Arsonval moving coil meter.

LAPORAN PERCOBAAN PENGGUNAAN ALAT UKUR_E1

2
masing masing variasi tegangan. Sehingga didapatkan data
berupa tegangan pada ab dan tegangan pada bc.
Gambar 1. Rangkaian pengukuran tegangan searah (DC)

DC

Gambar 1. DArsonval Moving Coil Meter

DArsonval meter banyak dijual dipasaran mulai dari


kemampuan arus 0 - 10 mA sampai dengan 0 - 5 mA untuk
penunjukkan skala penuh.Untuk pengukuran arus yang lebih
besar dapat digunakan dengan cara memasang tahanan yang
di paralel dengan Ampermeter. Tahanan paralel tersebut
sering disebut R Shunt[1].
Persamaan dasar yang berlaku untuk sistem diatas :

=N A B I cos

(1)

Saat posisi diam jarum penunjuk harus berada pada


penunjukan 0. Jika kumparan tersebut dialiri listrik, maka
reaksi fluks magnetik terhadap arus akan menghasilkan
momen putar, tetapi diimbangi dengan momen mekanis
yang dihasilkan oleh momen pegas spiral. Alat ini
mempunyai arus defleksi penuh yang bervariasi dan hal lain
yang penting bahwa kumparan putar juga memiliki
hambatan dalam. Pada kumparan putar tersebut ketika
dialiri listrik maka muncul medan magnet akibat adanya
magnet permanen, yang akan menginduksi magnet
sementara, magnet sementara ini adalah kumparan itu
sendiri. Dimana posisi kutub-kutubnya sama seperti yang
ada pada magnet permanaen. Ketika dialiri listrik magnet
permanen dan magnet sementara itu akan tolak menolak
karena
kutub
senamanya
berdekatan,
sehingga
menyebabkan jarum bisa menyimpang sesuai dengan nilai
yang terukur. Jarum akan kembali lagi karena adanya pegas
pengontrol seperti yang telah dijelaskan diatas[4].
II. METODOLOGI PERCOBAAN
Sebelum percobaan ini dimulai terlebih dahulu
dipersiapkan alat alat yang akan digunakan. Alat alat
yang akan digunakan pada percobaan penggunaan alat ukur
ini adalah sumber tegangan DC, multitester/VOM, resistor
yang bernilai 20 k, dan 33 k, transformator AC (vari AC)
dan kabel buaya. Pada percobaan ini dilakukan tiga
percobaan yaitu pengukuran tegangan searah, pengukuran
tegangan bolak-balik, dan pengukuran arus DC.
A. Pengukuran Tegangan Searah (DC)
Langkah pertama yang dilakukan adalah dirangkai alat
alat yang akan digunakan sesuai dengan gambar 1. Resistor
yang digunakan pada percobaan ini ada dua, yaitu 20 k
dan 33 k. Kemudian digunakan variasi tegangan DC
sebesar 6 V, 9 V, dan 12 V. Diukur tegangan pada ab dan bc
dengan mengatur range VOM nya.Setelah itu diatur Range
VOM nya agar arus pada rangkaian termasuk dalam Range
VOM. Range VOM yang digunakan pada percobaan ini
adalah 50 V. Diukur tegangan pada ab dan bc dengan
multitester. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali pada

B. Pengukuran Arus searah (DC)


Pada percobaan pengukuran arus DC. Pertama-tama yang
dilakukan adalah dirangkai alat percobaan seperti pada
gambar 2. Resistor yang digunakan hanya satu sebesar 20
k. Kemudian diberikan tegangan sebesar 9 V dan 12 V.
Setelah itu Range VOM diatur sebesar 25mA agar arus yang
dihasilkan dapat dibaca oleh VOM. Kemudian multitester
diatur secara seri sehingga didapatkan arus yang mengalir
pada rangkaian. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali
pada masing masing variasi tegangan.

Gambar 2. Rangkaian pengukuran Arus DC

C. Pengukuran Tegangan Bolak-Balik (AC)


Percobaan yang ketiga adalah pengukuran tegangan
bolak-balik (AC). Pertama yang dilakukan adalah dirangkai
alat yang digunakan seperti pada gambar 3. Pada percobaan
pengukuran tegangan bolak balik langkahnya sama dengan
pengukuran tegangan searah, hanya saja sumber
tegangannya yang diganti. Resistor yang digunakan juga
sama 20 k dan 33 k. Lalu diukur tegangan yang terbaca
pada titik ab dan titik bc dengan mengatur range VOM agar
tegangan yang ada pada hambatan tersebut dapat dibaca.
Range VOM yang digunakan adalah 50 V. Variasi tegangan
AC yang digunakan adalah 12 V, 15 V, dan 18 V. Dilakukan
tiga kali pengulangan pada masing masing variasi
tegangan. Sehingga didapatkan nilai tegangan pada titik ab
dan titik bc.
Gambar 3. Rangkaian pengukuran tegangan bolak-balik (AC)

Dari data data yang diperoleh maka dapat dihitung nilai

arus maksimal (Imaks), arus minimal (Imin), hambatan dalam


(Rin), hambatan maksimal (Rmaks), hambatan minimal (Rmin),
tegangan maksimal (Vab maks), dan tegangan minimal (Vab

LAPORAN PERCOBAAN PENGGUNAAN ALAT UKUR_E1


).
Untuk menghitung nilai arus maksimal (Imaks) dan arus
minimal (Imin) menggunakan persamaan 2 dan 3.
min

Imaks=

Imin=

Vsumber
Rmin

Vsumber
Rmaks

(2)

(3)

Sedangkan nilai Rmaks dan nilai Rmin didapatkan dari


persamaan 4 dan 5., sebagai berikut :

Rx5
R+()
R max

(4)

R x5
R()
R min

(5)

3
9
3,5
5,5
20000
33000
12
4,5
7
20000
33000
12
50
4,5
7
20000
33000
12
4,5
7
20000
33000
Dari data hasil percobaan tersebut bisa diketahui bahwa
pada tabel 1 nilai Vab dan nilai Vbc berbeda hal itu
dikarenakan hambatan yang digunakan pada titik ab dan bc
berbeda nilainya. Nilai tegangan pada titik ab lebih kecil
daripada nilai tegangan pada titik bc. Hal itu dikarenakan
nilai tegangan sebanding dengan nilai hambatan yang
diberikan. Jadi ketika diberi hambatan yang besar maka nilai
tegangannya akan semakin besar. Sebab arus yang diberikan
pada rangkaian tersebut bernilai sama. Karena pada
pengukuran tegangan searah, galvonometer yang ada dalam
VOM dirangkai seri dengan R-shunt sehingga arus yang
mengalir bernilai sama. Dari data yang diperoleh maka
dapat dilakukan perhitungan V maksimal, V minimal, R
maksimal, dan R minimal menggunakan persamaan 8, 9, 4,
dan 5. Hasil perhitungannya terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil percobaan pengukuran tegangan searah


Vsumber
6
(Volt)
Nilai hambatan
V ukur (Volt)
5,9
terbac
20000
ukur
2
Rab a
Vab(Volt)
()
maks
21000
maks
2,4
Vsumber
min
19000
min
2,1
Rtotal=
(7)
terbac
33000
ukur
Iukur
3,9
a
Rbc
Vbc(volt)
()
maks
34650
maks
3,2
Kemudian teganga maksimal dan minimal pada titik AB
min
31350
min
2,9
dapat dihitung menggunakan persamaan 8 dan 9.
Vsumber(V
6
9
Rab min
VAB maks=
x Vukur V olt)
ukur
Rab min+ Rbc maks
5,9
9
(Volt)
error
1,67%
0%

Untuk menghitung nilai hambatan dalamnya digunakan


persamaan 6, sebagai berikut :
Rin = R total Rx
(6)
Dimana Rx adalah hambatan yang digunakan. Kemudian R
total didapatkan menggunakan persamaan 7.

(8)

VAB min=

Rab maks
x Vukur
Rab maks+ Rbc min
(9)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengukuran tegangan searah
Percobaan yang pertama adalah percobaan pengukuran
tegangan searah (AC). Pada percobaan ini didapatkan data
berupa nilai tegangan pada titik ab dan nilai tegangan pada
titik bc. Hambatan yang digunakan pada titik ab sebesar
20k dan pada titik bc sebesar 33k. Data yang diperoleh
ditunjukkan oleh tabel 1.
Tabel 1. Data yang diperoleh pada percobaan pengukuran tegangan searah

(V)
6
6
6
9
9

Range
VOM
(V)
50
50

Vab
(V)

Vbc
(V)

Rab
()

Rbc
()

2
2
2
3,5
3,5

3,9
3,9
3,9
5,5
5,5

20000
20000
20000
20000
20000

33000
33000
33000
33000
33000

12

11,5

3,5

4,5

3,6
3,2

4,8
4,2

5,5

4,7
4,3

6,3
5,7
12
11,5

4,16%

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai tegangan yang diukur


dengan nilai tegangan yang diberikan tidak sama. Terdapat
selisih antara V ukur dengan V sumber. Seharusnya V ukur
hasilnya sama dengan V sumber akan tetapi kenyataannya
berbeda karena pada VOM terdapat hambatan dalamnya.
Hambatan dalam berasal dari baterai yang digunakan pada
VOM. Sehingga hasil pengukuran tegangan berbeda.
Tegangan maksimal dan tegangan minimal pada tabel 2
digunakan untuk mengetahui bahwa nilai maksimal
tegangan dan nilai minimal tegangan yang dapat dicapai
oleh rangkaian tersebut. Begitu pula dengan nilai hambatan
maksimal dan hambatan minimal. Kemudian range pada
tabel 1 digunakan supaya tegangan pada titik ab dan
tegangan pada titik bc dapat terbaca.
B. Pengukuran arus DC
Percobaan yang kedua, percobaan pengukuran arus
searah. Pada percobaan pengukuran arus searah. Data yang
diperoleh adalah besar arus pada titik ab. Hasil percobaan
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data yang diperoleh dari percobaan pengukuran arus searah

(V)
9

Range VOM
(mA)

I ukur
(A)

R
()

25

0,00005

2000
0

LAPORAN PERCOBAAN PENGGUNAAN ALAT UKUR_E1


2000
0
2000
9
0,00005
0
2000
12
0,00055
0
2000
12
25
0,00055
0
2000
12
0,00055
0
Dari tabel 3 range VOM yang digunakan semakin kecil
Hal itu dikarenakan semakin kecil range VOM yang
digunakan maka nilai kepekaan alat terhadap pengukuran
arus semakin tinggi. Penentuan range VOM digunakan
supaya nilai arus dapat terbaca. Jika diberikan tegangan
yang besar maka arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut juga besar. Oleh karena itu, nilai arus akan semakin
meningkat bila tegangan yang diberikan semakin besar. Dari
data yang diperoleh maka dapat dihitung nilai hambatan
dalam (Rin), nilai I maks, nilai Imin menggunakan
persamaan 6, 2, dan 3. Hasil perhitungan percobaan
pengukuran aus searah ditunjukkan oleh tabel 4.
9

0,00005

Tabel 4. Hasil perhitungan percobaan arus searah

I min
(A)

I maks
(A)

Rtot ()

Rin ()

(V)
9

0,000429

0,000474

18000

-2000

0,000429

0,000474

18000

-2000

0,000429

0,000474

18000

-2000

12

0,000571

0,000632

21818,18

1818,18

12

0,000571

0,000632

21818,18

1818,18

12

0,000571

0,000632

21818,18

1818,18

Pada tabel 4 dapat diketahui nilai I mak dan Imin serta


hambatan total dari rangkaian tersebut dengan hambatan
dalam pada rangkaian tersebut. Nilai hambatan dalam pada
rangkaian tersebut pada tegangan 9 Volt bernilai negatif
karena hambatan total pada rangkaian lebih kecil daripada
nilai hambatan yang digunakan. Oleh karena itu nilai
hambatan dalam menjadi negatif.
C. Pengukuran tegangan bolak balik
Percobaan ketiga yakni pengukuran tegangan bolak-balik.
Data-data yang diperoleh yakni sebagai berikut:
Tabel 5. Data yang diperoleh dari percobaan pengukuran tegangan AC

(V)
12
12
12
15
15
15
18
18
18

Range
VOM
(V)
50

50

50

Vab
(V)

Vbc
(V)

Rab
()

Rbc
()

4
4
4
5
5
5
6
6
6

7
7
7
9
9
9
11
11
11

20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000

33000
33000
33000
33000
33000
33000
33000
33000
33000

4
Untuk menentukan Nilai Rab dan Rbc min serta Rab dan
Rbc max pada percobaan ini sama dengan saat pengukuran
tegangan searah. Serta untuk menetukan nilai dari Vmax dan
Vmin nya juga sama sehingga diperoleh data hasil
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil percobaan pengukuran tegangan bolak - balik
Vsumber
12
(Volt)
Nilai hambatan
V ukur (Volt)
11
terbac
20000
ukur
4
Rab a
Vab(Volt)
()
maks
21000
maks
4,8
min
19000
min
4,2
terbac
33000
ukur
7
a
Rbc
Vbc(volt)
()
maks
34650
min
7,1
min
31350
maks
7,7
Vsumber(V
12
15
olt)
V ukur
11
14
(Volt)
error
10%
10%

15

18

14

17

6,0
5,3

7,2
6,4

11

9,0
9,6

10,8
11,6
18
17
10%

Pada data tersebut sama dengan tegangan searah nilai


tegangan ukur lebih kecil dari nilai tegangan sumber. Hal itu
dikarekan didalam VOM sendiri terdapat hambatan dalam
dari baterai yang menyebabkan nilai tegangan yang terukur
menjadi lebih kecil.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perhitungan
nilai V min dan Vmax serta I min dan I max dapat
digunakan sebagai validasi data ukur untuk tegangan
maupun arus. Ketika data sesuai dengan range antara batas
minimal dan maksimal maka dapat dikatakan bahwa data
tersebut merupakan data yang valid dimana harga V min dan
V max bergantung pada besar toleransi resistor yang
digunakan.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka
didapatkan kesimpulan bahwa karakteristik VOM dapat
digunakan untuk mengukur tegangan searah, tegangan bolak
balik, dan arus searah. Untuk mengukur arus listrik VOM
harus dirangkai secara seri dengan rangkaian, sedangkan
untuk mengukur tegangan VOM dirangkai secara paralel
dengan rangkaian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
Laboratorium Elektronika Dasar 1 Jurusan Fisika FMIPA
ITS khususnya kepada saudari Emy Aditya Pramita Sari
selaku asisten pada percobaan ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman teman praktikan
dan semua pihak yang terkait dalam percobaan Penggunaan
Alat Ukur ini, baik dalam melakukan percobaan maupun
dalam proses penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Blocher, Richard. 2003. Dasar Elektronika. Yogyakarta : Andi.


Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya Jilid
1. Bandung : ITB.
Tipler, 2001. FISIKA untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.

LAPORAN PERCOBAAN PENGGUNAAN ALAT UKUR_E1

Anda mungkin juga menyukai