Anda di halaman 1dari 44

Pertimbangan Pemberian

Obat-obatan Gigi dan


Mulut pada Penderita
Gangguan Hati
Laksmi Maharani, M.Sc., Apt.
Departemen Farmasi Klinik
Farmasi FKIK UNSOED

Anatomi dan Fisiologi Hati

Sel-sel yang Ada di Hati


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hepatosit 2/3 hati


Sel kupfer (masih anggotanya sistem RE)
Sel Stellate tempat nyimpen lemak
Sel Endothelial
Pembuluh darah
Sel Duktus bilier (empedu)
dll

Anatomi, Fisiologi Hati : Fauci, dkk (2008)

Hepatosit, sel terbanyak di hati, dan


komponen utama fungsi hati manusia
Tugas dan Fungsinya:
Mensintesis protein serum esensial yang diperlukan
tubuh, seperti albumin, protein carrier, faktorfaktor koagulasi, hormon dan faktor pertumbuhan
Memproduksi empedu dan isinya (getah empedu,
kolesterol, lesitin, fosfolipid)
Mengatur nutrisi (glukosa, glikogen, lipid,
kolesterol, asam amino)
Metabolisme dan konjugasi senyawa lipofilik
(bilirubin, anion, kation, obat) untuk diekskresi di
empedu atau urin
Anatomi, Fisiologi Hati : Fauci, dkk (2008)

POLA KERUSAKAN HATI


Nekrosis
Iskemi atau apoptosis yang disebabkan toksin
atau reaksi imunologik

Degenerasi
Pembengkakan atau edema hepatosit akibat
penimmbunan bahan spesifik seperti pigmen
empedu, besi, tembaga atau partikel virus

Patologi Hati: Robbins, dkk. (1999)

Inflamasi (Hepatitis)
Masuknya sel peradangan akut atau kronik, bisa
disebabkan oleh benda asing, organisme, atau
obat-obatan

Regenerasi
Terjadi pada semua bentuk penyakit kecuali yang
sangat fulminan bisa menyebabkan penebalan
hepatocyte cords

Fibrosis
Respon terhadap radang atau akibat langsung
toksin. Jika berkepanjangan menjadi sirosis
Patologi Hati: Robbins, dkk. (1999)

Penyebab Gangguan Hati


Infeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui
selaput mukosa, hubungan seksual atau darah (parenteral).
Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu.

Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis.


Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun,
yang ditimbulkan karena adanya perlawanan sistem
pertahanan tubuh terhadap jaringan tubuhnya sendiri.
Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma, dapat
disebabkan oleh senyawa karsinogenik antara lain
aflatoksin, polivinil klorida (bahan pembuat plastik), virus,
dan lain-lain. Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga
dapat berkembang menjadi kanker hati

Depkes RI (2007)

Macam-Macam Gangguan Hati

Hepatitis
Sirosis Hati
Kanker Hati
Perlemakan Hati
Kolestasis & Jaundice
Hemocromatosis
Abses Hati
Depkes RI (2007)

Klasifikasi Penyakit Hati

Gangguan
Gangguan
Hati
Hati Akut
Kronis
Fulminant Hepatic
Failure
Depkes RI (2007)

Gagal Hati Akut


Karakteristik:
1.
2.
3.
4.
5.

Terjadi dalam masa singkat


Jarang disertai hipertensi portal
Hepatic encephalopathy
Udem serebral
reversibel

Penyebab:
hepatitis B CMV virus, obat (Parasetamol,
Rifampicin, INH), jamur amanita phalloides, wilsons
disease, reyes syndrome

Gagal Hati Kronik


Karakteristik
1. Terjadi dalam jangka waktu lama (bulanan/
tahunan)
2. Disertai hipertensi portal
3. Hepatic encephalopathy
4. Jarang disertai udem serebral
5. irreversibel

Penyebab

hepatitis B dan C, sirosis alkoholik, primary


billiary sirosis, cholangitis sklerotik primer

Gagal Hati fulminant


Adalah insufisiensi hepatik yang progresif
menjadi kematian (atau transplantasi hepar)
dalam 2-3 minggu
Manifestasi: ikterus, ensephalopati, fector
hepaticus, koagulopati dan perdarahan,
instabilitas kardiovaskuler, gagal ginjal, distress
respirasi, gangguan keseimbangan asam-basa
dan elektrolit, serta sepsis.

Penyebab Gagal hati fulminan

Hepatitis virus akut


Hepatitis karena obat atau racun
Nekrosis sel hati iskemik
Obstruksi vena hepatik
Infiltrasi maligna masif
Penyakit wilson
Steatosis mikrovesikuler
Hipertermi
Hepatektomi parsial
Transplantasi hati

Parameter Penyakit Hati

Normal Value

Hepatitis

HEPATITIS peradangan pada hati (hepar),


berimplikasi adanya perlukaan hati yang ditandai
dengan keberadaan sel radang dalam jaringan hati

Penyebab:
1. Virus
2. Obat & Toksin: parasetamol, amoksisilin,
minosiklin, nitrofurantoin, anti Tbc,
ketokonazole, metildopa, alkohol
3. Lain-lain: kondisi autoimun, metabolik,
herediter

Gejala (signs & symptoms):


Perjalanan penyakit bervariasi dari gejala ringan
(flu-like) sampai berat (fulminant)
Penyakit akut akan mereda sesudah 7-10 hari
dan menghilang paling lama 6 bulan
Penyakit kronis dapat berlanjut lebih 6 bulan
sampai seumur hidup
Penemuan fisik: ikterik (33%), pembesaran hati
(10%), low grade fever, sakit kepala, sakit otot &
sendi, keluhan perut (nafsu makan turun, mual,
diare) urin berwarna gelap

Laboratorium: fungsi hati, imunologi


1) Fungsi hati: integritas sel (GOT/AST,
GPT/ALT), integritas saluran (ALP, -GT) ,
fungsi sekresi (bilirubin), fungsi sintesis
(albumin, ChE)
2) Imunologi: antibodi (terhadap virus hepatitis),
antigen (Ag), molekuler (DNA & RNA)

HEPATITIS VIRAL
1.

Virus Hepatitis: penyebab oleh sekelompok


virus yang berbeda famili tetapi dapat
menyebabkan gejala klinis yang mirip, virus
hepatitis A, B, C, D, E, G yang sering adalah
HAV, HBV dan HCV, hepatitis F keberadaan
tdk jelas
2. Virus lain: Mumps, Rubella, CMV, Epstein
Barr Virus

HAV (Hepatitis A Virus):


RNA virus, Picornavirus family (Enterovirus
type 72)
Penularan lewat makanan
Perjalanan penyakit akut, tetapi tidak
meninggalkan sequele yang berarti
Vaksinasi: direkomendasikan pada orang yang
sering melakukan perjalanan ke daerah
endemik. Hanya diperlukan 1 seri (2 X
suntikan). Efikasi: 94-100%

Laboratorium:
Fungsi hati
Bilirubin, GOT,
GPT: meningkat
Imunologi Anti
HAV total, IgM-anti
HAV

HBV (Hepatitis B Virus):


DNA virus, Hepadnavirus family
Penularan melalui darah dan cairan biologik
Merupakan 5% infeksi di dunia, sekitar 70-80%
terjangkit di Asia Pasifik
Gejala bisa mirip HAV tetapi juga sering terjadi
perjalanan yang kronis
Dewasa: 95% rekover, ~ 5% kronis
Anak: ~ 95% kronis

Vaksinasi direkomendasikan pada semua bayi


dan anak-anak, atau pada dewasa yang belum
mempunyai imunitas terhadap HBV. Pemberian
dengan 1 seri 3 X suntikan
Pada individu yang terpapar HBV hepar akan
membengkak yg dapat self limiting. Kebanyakan
orang dapat mengatasi pemaparan dan
mempunyai imunitas, ttp sebagian akan
mengidap terus dan mampu untuk menulari
orang lain

Laboratorium: HBsAg, anti HBs, Anti


HBc, HBeAg atau Anti HBe, HB-DNA

HCV (Hepatitis C Virus):


RNA virus, Flavivirus family
Penularan lewat darah, banyak pada orang
dewasa, merupakan majoritas dari Hepatitis
non-A non-B
~ 85% menjadi kronis, yang membawa resiko
terjadinya parut pada hepar yang bisa berakibat
sirosis sampai kanker
Belum ada vaksin yg efektif, pengobatan dengan
interferon dan anti-retroviral

Laboratorium:
GPT/ALT, IgGanti HCV, IgManti HCV, HCVRNA

HDV (Hepatitis D Virus):


RNA virus, 36 nm, merupakan virus tidak
lengkap, tidak bereplikasi sendiri,
membutuhkan keberadaan HBV
Penularan mirip HBV, ko-insidensi
mengakibatkan perjalanan penyakit yang serius
Belum ada vaksin, ttp respon baik terhadap anti
virus

HEV (Hepatitis E Virus):


RNA virus, 34 nm, tidak mempunyai selubung
(envelope)
Gejala dan perjalanan penyakit mirip HAV
Penularan banyak melalui air minum, dan
banyak dikaitkan sebagai penyakit zoonosis
Belum ada vaksinasi, ttp merupakan self limiting
disease

HGV (Hepatitis G Virus):


RNA virus, Flavivirus family
Sangat erat berhubungan dengan HCV
Sangat infeksius, tetapi tidak meninggalkan
konsekuensi sequele yang bermakna

Obat-obat
yang sering
digunakan
untuk
Penyakit
Liver

Nama Obat

Indikasi

Packed Red Cell

Sirosis, ensephalopati hepatic

Colloid Transfusion (Albumin)

Semua penyakit hati kronik

ciprofloxacin

Asites, SBP, variceral bleeding

Ceftriaxone/cefotaxim

Asites, SBP, variceral bleeding

Octreotide

Variceral bleeding

Non selective Beta Blocker

Variceral bleeding

somatostatin

Variceral bleeding

vasopressin

Variceral bleeding

Ampicillin sulbaktam

SBP

cotrimoxazole

SBP

Spironolactone/ Amiloride

Asites

Furosemid/ Bumetamide

Ascites

Metronidazol

Ensefalopati hepatik

Neomisin

Ensefalopati hepatik

Laktulosa

Ensefalopati hepatik

Ribavirin, interferon alfa

hepatitis

Adjustment Dose Pada Pasien Liver Disease


Obat-obatan yang dieliminasi utama di hepar:
1. Obat-obat yang ekstraksi hepatiknya tinggi: BA oral obat-obatan ini
bisa meningkat tajam pada orang-orang dengan CLD, dan dosis
harus diturunkan.
2. Obat-obatan dengan ekstraksi hepatic rendah dan ikatan protein
plasmanya tinggi (>90%): klirens oral dan iv obat-obatan ini akan
menurun.
3. Obat dengan ekstraksi hepatic rendah dan ikatan plasma rendah
disesuaikan dengan konsentrasi plasma dan ikatan obat terikat
maupun yang tidak terikat protein.
4. Jika obat yang diekskresi tidak berubah dari ginjal, akan diganggu
pada sindrom hepatorenal, sehingga harus dihitung CrCL dan GFR
5. VD obat hidrofilik akan meningkat jika terjadi asites atau edem.
Loading dose harus ditingkatkan jika butuh aksi cepat. Namun
dilihat fungsi ginjalnya.
6. Obat dengan IT sempit perlu dimonitoring ketat

Obat-Obatan
Gigi dan Mulut
untuk Pasien
Gangguan Hati

NSAID dan toksisitas Hati


NSAID adalah agen yang dapat menyebabkan
toksisitas hati
Hepatotoksisitas akibat NSAID muncul 6-12
minggu pemakaian

Mekanisme toksisitas
Hipersensitif:
Akibat kombinasi dengan obat hepatotoksik lain
Injury hepatosit akibat uncouple fosforilasi
oksidatif pada difenilamin menurunkan ATP
hepatik
Pembengkakan mitokondria akibat gugus
difenilamin, fenamat dan diklofenak

Genetik

Toksisitas: ibuprofen > diklofenak > sulindak


Parasetamol dianggap lebih aman dibandingkan
dengan NSAID (dengan penyesuaian dosis)
Aspirin lebih aman dari semua NSAID karena
tidak punya gugus difenilamin

Analgesik

NSAID GI bleeding
Opioid ensefalopati
Parasetamol < 2 gram/hari
Tramadol 25 mg 3xsehari
Fentanyl
Penghambat GABA

Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai