di Laboratorium Universitas
Udayana
Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
LAPORAN PRAKTIKUM I
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
I.
II.
TUJUAN :
Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah secara singkat
dan akurat.
DASAR TEORI :
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang
disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat
dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi
interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan
pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga
merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi
bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut
serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein) (Subowo
1992: 113).
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena
pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi
sel darah merah. Berdasarkan Sloane (2003), penentuan golongan darah dilakukan
sebagai berikut:
a. Teknik Slide. Dalam teknik slide bisa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes
darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakkan
pada sebuah slide mikroskop.
b. Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A (dari darah golongan B)
diteteskan pada salah satu tetes darah, sedangkan setetes serum yang mengandung
aglutinin anti-B (dari darah golongan A) diteteskan pada tetes darah lainnya.
1. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A).
2. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B).
3. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes
darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B
(golongan darah AB).
4. Jika kedua serum anti-A dan anti B tidak mengakibatkan aglutinasi pada
tetes darah, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan
darah O).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma)
diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh
trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan trombin dari
protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Kimball 1999: 158).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan.
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan
1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadangkadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain.
Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4
golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen
dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai
antibodi atau disebut juga aglutinin (Anonim 2013: 1).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian
yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang
diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang
tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut
bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak
menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O.
III.
CARA KERJA:
Alat dan bahan:
1. Buffer antigen
2. Darah segar
3. Alcohol 70%
4. Kapas
5. Kaca obyek
Relawan/mahasiswa yang akan dites golongan darahnya ditentukan. Selanjutnya,
mensterilkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alcohol 70%. Setelah
ujung jari dinyatakan steril, kemudian menggunakan jarum steril untuk mengambil
darah dan.meneteskan darah relawan sebanyak 3 tetes pada objek gelas yang telah
disediakan. Setelah itu meneteskan buffer antigen pada masing-masing tetesan darah
dan memperhatikan perubahan pada tetesan darah apakah masih encer atau terjadi
penggumpalan darah.
IV.
HASIL
NO
NAMA
GOLONGAN DARAH
O
V.
Agustina Rahayu
AB
PEMBAHASAN
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Soewoto, Hafiz. 2001. Biokimia
:WidyaMedika
pada
Darah.
http://www.tanyadok.com/anak/mengenai-
Fitra.
Teori
Kebutuhan
Manusia.
(Online).
Available:
https://www.academia.edu/5514928/Teori_Kebutuhan_Dasar_Manus
ia (diakses pada tanggal 27 April 2015 pukul 16.00 WITA)
Syaifuddin,2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Buku kedokteran EGC.
LAPORAN PRAKTIKUM II
UJI KABOHIDRAT DENGAN YODIUM
I. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi kandungan kabohidrat secara kualitatif, dengan
menggunakan iodin.
II. DASAR TEORI
Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. (Tim Pengajar: 2013).
Karbohidrat (dalam hal ini pati, gula, atau glikogen) merupakan zat gizi sumber
energy paling penting bagi makhluk hidup karena molekulnya menyediakan
unsur karbon yang siap digunakan oleh sel. Kondensasi iodin dengan karbohidrat
pada uji iodin, monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Hal ini
disebabkan
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan
molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan
warna biru tua pada kompleks tersebut
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam
suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru
sampai tidak berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan
berwarna biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan
memberikan warna ungu kehitaman (Mustaqim, 2012). Amilopektin dengan
ioduim akan memberikan warna ungu dan merah lembayunng. Amilum dapat
dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang
bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita.
2. Bahan
1)
2)
3)
4)
Air
Larutan pati 1 %
Larutan yodium 0, 01 M
Larutan Na2S2O3
3. Cara Kerja
Setelah alat dan bahan disiapkan, lalu menyediakan 2 buah tabung
reaksi, tabung pertama dimasukan dengan larutan pati 1% sebanyak 5ml ( 30
tetes ) dengan menggunakan pipet tetes. Tabung Ke dua dimasukan larutan
yodium 0, 01 M ke kedalam tabung reaksi dengan pipet tetes sebanyak 3 tetes,
tabung dikocok perlahan sehingga warna larutan akan berubah menjadi warna
biru pekat kehitaman. selanjutnya membuat perlakuan yang berbeda pada
kedua tabung yaitu :
Perlakuan I
No.
Perlakuan II
1
Dipanaskan (tabung I)
Ditetesi
Larutan
Setelah
diteteskan
Na2S2O3
No.
Perlakuan III
1 Didiamkan
di
terbuka (tabung I)
2 Didiamkan
di
V. PEMBAHASAN
Pada uji karbohidrat dengan yodium, yang menunjukan reaksi positif bila
direaksikan dengan yodium adalah pati. Hal ini terjadi karena pada larutan pati
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan warna biru tua
pada komplek tersebut.
Selain itu, warna biru khas yang ditimbulkan pada larutan pati disebabkan oleh
amilum yang dilarutkan dalam air, amilosa dalam pati akan membentuk Micelles
yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya dapat
dilihat pada tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan
memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekulmolekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk sehingga
tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi
menghilang. Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan warna biru
khaspun kembali muncul.
Selain itu ,ini terjadi karena adanya pemutusan ikatan yodium dengan glukosa
tadi atau terjadi penguraian ion atau dapat digambarkan seperti pelepasan iod dari
amilum, karena adanya perubahan suhu yang tinggi. Setelah didinginkan, larutan
kembali berwarna biru. Ini menunjukkan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa
ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat
didinginkan (Raandesky, 2011).
Pada tabung 2 yang sudah berubah warna menjadi biru pekat skemudian
diteteskan Na2S2O3 sebanyak 9 tetes warna larutan berubah menjadi bening.
Kemudian setelah itu larutan pada tabung 2 didiamkan di udara terbuka dan larutan
pada tabung 2 tetap bening. Hal ini disebabkan karena iod yang terikat menjadi hilang
bereaksi dengan titran sehingga warna biru mendadak hilang dan berubah menjadi
bening. Larutan Na2S2O3 menyebabkan adanya pemutusan ikatan permanen pada
iodium dengan glukosa, maka dari itu setelah didiamkan di udara terbuka tidak akan
kembali lagi menjadi berwarna biru.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Pada uji karbohidrat dengan yodium, yang menunjukan reaksi positif
bila direaksikan dengan yodium adalah pati. Hal ini terjadi karena pada larutan
pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat
menyebabkan warna biru tua pada komplek tersebut. Larutan Na2S2O3
menyebabkan adanya pemutusan ikatan permanen pada iodium dengan glukosa,
maka dari itu setelah didiamkan di udara terbuka tidak akan kembali lagi
menjadi berwarna biru.
2.
Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu waktu praktikum agar diperpanjang
2013.
Available
https://christianthp2010.wordpress.com/2013/10/21/uji-karbohidrat/.
(28
April 2015)
Uji
Karbohidrat.
(Online).
2011. Percobaan
Iod.
Online
Available
Xanthoprotein. Uji Xantoprotein adalah uji untuk menentukan apakah suatu protein
mengandung gugus benzena (cincin fenil). 20 jenis asam amino esensial dalam
organisme kehidupan yang mengandung gugus benzena ada tiga yaitu fenilalanin,
triptofan dan tirosin. Maka uji xantoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin,
triptofan dan fenil alanin ditambahkan asam nitrat pekat terbentuk endapan putih dan
berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam
suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga. Reaksinya
sebagai berikut:
Fenilalanin
Fenilalanin banyak terdapat pada ragi, lobak, telur, keju, alpukat
Tirosin
Triptofan
Triptofan banyak terdapat susu, pisang, daging seperti kambing, ayam dan kalkun;
yoghurt, ikan, telur, beras merah. Reagent xantoproteat yaitu HNO3 pekat dan larutan
NaOH 10%
Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat
pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi
kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan
terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini
didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi
senyawa intro yang berwarna kuning
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa.
Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan
ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti
eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka
protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel
air yang melingkupi molekul-molkeul protein.
III. CARA KERJA
1. Alat
7) 1 Buah tabung reaksi
8) 1 Buah pemanas air
9) 1 Buah penjepit tabung reaksi
10)
Pipet tetes
11)
Gelas Kimia (untuk memanaskan air)
2. Bahan
5)
6)
7)
3. Cara Kerja
Alat dan bahan disiapkan, lalu disediakan 1 buah tabung reaksi. Dalam tabung
reaksi diisi larutan albumin telur sebanyak 2 ml (12 tetes), lalu ditambahkan 1 ml (6
tetes) HNO3 pelan-pelan. Terlihat dalam tabung reaksi terbentuknya presipitat putih.
Larutan dalam tabung reaksi dipanaskan, selama pemanasan warna presipitat terlihat
berubah menjadi kuning dan akhirnya larut sehingga berwarna kuning. Tabung reaksi
didinginka, setelah dingin dengan hati-hati NaOH pekat ditambahkan tetes demi tetes
ke dalam tabung reaksi sehingga warnya tampak berubah menjadi orange.
IV. HASIL
Warna
Bahan
Pereaksi
Albumin
Telur
HNO3
Pekat
Sebelum
Dipanaskan
Sesudah
Dipanaskan
Terbentuk
Presipitat berubah
presipitat
warna menjadi
berwarna putih
kuning
Sesudah
dipanaskan
dan
ditambah
NAOH
Presipitat menjadi
berwarna orange
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kita ingin membuktikan adanya asam amino tirosin,
triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam protein. Adapun hasil yang diperoleh
dari percobaan ini ialah pada zat uji albumin , terjadi perubahan warna menjadi jingga
disertai terbentuknya endapan. Ini menunjukkan bahwa terdapat asam amino pada
albumin.
Berdasarkan teori, ada sebagian peptida dan protein yang mempunyai
gugus asam amino berinti benzena. Seperti fenilanalin, tirosin, albumin, triptofan dan
lain sebagainya. Reaksi yang terjadi pada uji Xantoprotein ialah nitrasi pada inti
benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. Reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan. Pada percobaan yang telah dilakukan, hasil positif pada uji Xantoprotein
terhadap albumin menunjukkan bahwa terdapat inti benzena, yaitu dengan indikasi
terbentuknya lapisan jingga atau kuning jingga. Dan hasil yang diperoleh ini sudah
sesuai dengan teori yang ada. Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika
ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang
dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk
dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua
atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada
mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning
atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada
mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning
2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu waktu praktikum agar diperpanjang
untuk memperjelas materi yang didapat, kenyamanan dalam perkuliahn agar
ditingkatkan dengan memperlengkap dan memperbanyak alat dan bahan dalam
praktikum dan bila dapat disediakan konsumsi.
Percobaan
Kualitatif
Biomolekul.
(Online)
Available
https://www.academia.edu/4559390/percobaan_ix_analisa_kualitatif_biomole
kul tanggal 28 April 2015-05-03
Marks, Down B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta:ECG
LAPORAN PRAKTIKUM IV
( UJI PRESIPITASI )
I.
TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif protein.
II.
DASAR TEORI
Presipitasi
protein
adalah
pengendapan
yang
terjadi
karena
III.
CARA KERJA
1. Alat
2. Bahan
3. Cara Kerja
Alat dan bahan disediakan, kemudian 1 buah tabung reaksi ditetesi
larutan albumin telur menggunakan pipet ukur sebanyak 12 tetes.
Kemudian ditambahkan dengan larutan CuSO3 sebanyak 3-5 tetes ke
dalam tabung reaksi yang sudah berisi larutan albumin menggunakan
pipet ukur lainnya. Kocok larutan tersebut sampai terbentuk endapan
putih.
IV.
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
NO
1
SEBELUM
SESUDAH
V.
PEMBAHASAN
Protein pada albumin telur akan mengalami presipitasi bila bereaksi
dengan ion logam. Pengendapan oleh ion positif (logam) diperlukan ph
larutan diatas pi karena protein bermuatan negatif, pengendapan oleh ion
negatif diperlukan ph larutan dibawah pi karena protein bermuatan positif.
Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah; Ag +, Ca++, Zn++,
Hg++, Fe++, Cu++ dan Pb++, sedangkan ion-ion negatif yang dapat
mengendapkan protein adalah; ion salisilat, triklorasetat, piktrat, tanat dan
sulfosalisilat. (Anna, P., 1994).Setelah pemberian Reagent CuSO3 terjadi
perubahan warna menjadi ungu atau biru. Pada uji ini dapat mendeteksi
kehadiran ikatan peptide yang diperoleh hasil reaksi berupa warna biru
pada larutan albumin yang menunjukan adanya protein. Hal ini terjadi
karena ion Cu2+ dari pereaksi biuret yang berasal dari penambahan CuSO 3
dalam suasana basa yang akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatanikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
bewarna ungu seperti yang dihasilkan. Reaksi ini positif karena terbentuk
terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih asam amino esensial yang
bereaksi. Yang menandakan positif adanya protein yaitu terdapat ikatan
peptida lebih banyak, dapat dibuktikan saat penambahan larutan tembaga
sulfat setetes demi tetes dan dikocok larutan tetap berwarna biru, hal ini
menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, karena apabila ikatan
peptidanya lemah maka saat larutan protein ditambahkan tembaga sulfat
warna birunya akan memudar saat dikocok
VI.
28
Uji
Presipitasi
Protein.
Online
available
https://www.academia.edu/1123025/Contoh_Laporan_Kimia_Dasar
( 28 April 2015 )
LAPORAN PRAKTIKUM V
UJI LEMAK (PENENTUAN ANGKA PENYABUNAN)
I.
TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif lemak.
Angka penyabunan =
Keterangan :
n.HCl = 0,5
BM.KOH = 56
Berat minyak = volume x BJ
= 5 x 0,8
= 4 gram
IV. HASIL
Setelah dilakukan titrasi pada masing-masing larutan terjadi perubahan warna
dengan menghabiskan volume HCl yang berbeda-beda. Pada larutan aquades,
warna merah mulai menghilang dan terjadi perubahan warna menjadi bening saat
penggunaan volume HCl sebanyak 2 ml. Sedangkan, pada larutan minyak, warna
merah mulai menghilang dan terjadi perubahan warna menjadi merah muda saat
penggunaan volume HCl sebanyak 10 ml.
Angka penyabunan =
= - 69,5
V. PEMBAHASAN
Penambahan alkohol pada minyak yang ingin ditentukan kadar asam lemak
bebasnya bertujuan untuk melarutkan minyak saat proses pemanasan. Alkohol
yang ada pada KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar
mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun. Asam lemak
bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai
trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi
biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak adalah
gliserol dan asam lemak bebas (ALB). Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya
faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini
berlangsung, maka semakin banyak kadar asam lemak bebas (ALB) yang
terbentuk. Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak
sangat merugikan.
Setelah dipanaskan, larutan minyak harus didinginkan terlebih dahulu
sebelum di titrasi untuk menurunkan suhu larutan sehingga ketika titrasi tidak
terlalu panas. Apabila suhu terlalu tinggi dikhawatirkan akan terjadi penguapan.
Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan
ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya terjadi adalah dari
merah kemudian bening kembali. Berdasarkan volume titrasi pada saat
praktikum kelompok kami membutuhkan 10 mL HCl yang terpakai. Maka dari
itu, untuk mengetahui hasil pengujian ini benar atau salah, maka perlu
dibandingkan dengan titrasi blanko aquades. Pada titrasi blanko terjadi
perubahan warna dari yang sebelumnya bening, kemudian merah, dan kembali
menjadi bening.
Jadi, larutan blanko aquades merupakan larutan pembanding untuk
menentukan besarnya angka penyabunan. Pada titrasi ini kelompok kami
membutuhkan 2 mL HCl yang terpakai dan kami mendapatkan bilangan
penyabunan sebesar -69,5.
VI.
2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu waktu praktikum agar
diperpanjang untuk memperjelas materi yang didapat, kenyamanan dalam
perkuliahn agar ditingkatkan dengan memperlengkap dan memperbanyak alat
dan bahan dalam praktikum dan bila dapat disediakan konsumsi.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, Ilyas.___. Penentuan Angka Penyabunan. (Online) available:
https://www.academia.edu/9258116/Penentuan_Angka_Penyabunan_CPO_
Crude_Palm_Oil_ (tanggal 28 Mei 2015)
Arifin.
Saponifikasi.
Available
2014.
Laporan
Lengkap
Bilangan
Asam.
Available