PERCOBAAN 10
MIKROBIOLOGI : ISOLASI DAN PENANAMAN MIKROBA
I. TUJUAN
1.1. Mengenal dan membuat berbagai macam medium yang digunakan dalam
bidang mikrobiologi
1.2. Mengenal dan melakukan teknik penanaman bakteri
1.3. Mengisolasi bakteri untuk mendapatkan biakan murni
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah telah mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme
yaitu bakteri, protozoa, virus serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam
bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad
renik ini dimana adanya ciri-ciri kekerabatan antara sesamanya seperti juga
dengan kelompok organisme lainnya. Pengendalian dan peranannya dalam
kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya
dengan kehidupan. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lainnya
merugikan. Banyak diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia.
Beberapa organisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam
kegiatan manusia seperti pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi
penicillin serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan
limbah.
(Michael, 1986)
proses biokimia yang diketahui terjadi pada bentuk kehidupan yang lebih
tinggi. Jadi banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui
sekarang. Mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme bidang baru
genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel
berasal dari studi tentang mikroorganisme. Oleh karena itu jelaslah bahwa
bidang mikrobiologi bukan hanya studi tentang mikroorganisme penyebab
penyakit
tetapi
merupakan
studi
tentang
semua
aktivitas
hayati
mikroorganisme.
(Volk, 1993)
II.2. Identifikasi Sifat-sifat Mikroorganisme
II.2.1. Organisme Eukariot
1. Jamur
Fungsi bersel banyakyang dikenal sebagai jamur jauh lebih
kompleks dari pada khamir. Jamur secara khas berkembang
sebagai pertumbuhan bercabang seperti rambut dan sebagian besar
membentuk spora seksual dan aseksual. Beberapa jamur
memberikan rasa bagi keju yang baik (Roquefort, camembert dan
brie). Dilain pihak sedikit jamur menyebabkan penyakit gawat
pada manusia.
2. Protozoa
Protozoa mempunyai bentuk dan ukuran, ada yang lonjong atau
berbentuk bola. ada yang memanjang dan ada yang berubah
bentuk. Sambil bergerak diatas permukaan. Beberapa jenis ada
yang berdiameter 1 sampai 2 mm, sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang. Kebanyakan protozoa dapat berkembang baik
secara seksual maupun aseksual.
(Volk, 1993)
2.2.2. Organisme Prokariot
1. Bakteri
Bersel tunggal, walaupun kadang ada gumpalan bersel banyak.
Bakteri lebih kecil ukurannya dari pada protozoa. Beberapa sel
bakteri yang umum panjangnya kira-kira 1 m; 2000 bakteri
semacam ini akan mencapai liputan kepala jarum pentul pada titik
terlebar.
kecil.
Bakteri
dapat
dilihat
dengan
menggunakan
mikroskop.
2. Algae
Dahulu dikenal dengan ganggang biru-hijau, tersebar diseluruh
dunia baik dalam air tawar/ air laut. Memperoleh energi dengan
semacam fotosintesis yang identik dilakukan oleh tumbuhan
tingkat tinggi. Klorofilnya tidak terdapat dalam kloroplas tetapi
dalam lamella disebut blakoid beberapa ganggang biru-hijau yang
terbentuk benang sewaktu-waktu menghasilkan sel yang menebal
disebut heterosista. Fungsi utama heterosista adalah mengubah
nitrogen dalam atmosfer menjadi ammonia dan menyediakan gas
N2.
3. Virus
Virus adalah perantara yang terkecil dan dapat mengarahkan
pengadaannya sendiri. Bersifat ultra mikroskopis, terlampau kecil,
dapat dilihat dengan mikriskop cahaya konvensional. Klasifikasi
virus dipisahkan dalam suku berdasarkan bentuknya, ada tidaknya
membran, tipe asam nukleat dalam virion (DNA dan RNA) bentuk
asam nukleat (cabang ganda, benang tunggal, lurus, melingkar)
dan adanya asam nukleat multiple atau dalam virion.
(Volk, 1993)
2.3. Konsepsi Biakan Murni
Teknik
yang
digunakan
untuk
menumbuhkan
diperolehnya
gula. Bakteri lain memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yang
kepadanya ditambahkan darah atau bahan kompleks lain.
(Volk, 1993)
2.5.1. Media Saringan (Infusion media)
Salah satu media paling lazim yang digunakan untuk memelihara
bakteri sehari-hari disebut air kalolu, dibuat dengan merebus daging
cacah dengan air kemudian menyaring materi padat sehingga
diperoleh cairan jernih yang disebut air saringan pepton, yang
merupakan protein yang mengalami degradasi sebagian ditambahkan
air saringan itu sebagai sumber karbon, nitrogen dan zat anorganik
tertentu guna pertumbuhan bakteri.
(Volk, 1993)
2.5.2. Media Karbohidrat
Berbagai gula (karbohidrat) dapat ditambahkan pada dasar kaldu
yang mengandung makanan. Medium macam ini dipakai untuk
menentukan apakah jenis bakteri yang diidentifikasi itu mampu
menggunakan gula untuk pertumbuhannya. Dalam media jenis ini
yang lazim dipakai adalah gula seperti glukosa, monosa, galaktosa,
sukrosa, maltose dan laktosa. Disamping itu, digunakan pula alkoholalkohol gula seperti manitol, gliserol, dan duisitol.
(Volk, 1993)
2.6. Fase-fase pertumbuhan Bakteri
Jika keadaan baik, hampir semua bakteri mampu berkembang biak dengan
amat cepat. Waktu yang diperlukan bagi satu organisme untuk membelah
menjadi dua disebut waktu generasi. Dalam mempelajari laju pertumbuhan
biakan bakteri, hasilnya dapat di proyeksikan sebagai logaritma jumlah sel
terhadap waktu pertumbuhan. Terdapat 4 fasa pertumbuhan, yaitu :
2.6.1. Fasa tenggang (Lag)
2.7. Mikroorganisme
Sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan
tanaman dan hewan. Mikroorganisme lebih menguntungkan karena
pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh substrat yang murah lebih mudah
ditingkatkan hasilnya melalui pengaturan pertumbuhan dan rekayasa
genetika. Faktor yang menpengaruhi pertumbuhan bakteri adalah PH
optimum dan suhu yang sesuai untuk menumbuhkan bakteri digunakan suhu
inkubasi 37C.
(Akhdiya, 2003)
2.8. Penanaman mikroba
Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru
harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar
semua alat-alat yang sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan
inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril, hal ini untuk menghindarkan
kontaminasi. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi mikroba adalah
sebagai berikut :
1.
bersih.
2.
3.
2.
a.
b.
c.
Biakan air
a.
Medium
yang
digunakan
Chioglycollate-cair,
tersebut
mengandung
bahan-bahan
yang
dapat
2.9.Isolasi Bakteri
Mengisolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungan di alam dan menumbuhkanya sebagai biakan murni dalam
medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan
menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk
pertumbuhan.
(Kingsburg, 1985)
Untuk mengisolasi bakteri dari alam menjadi biakan murni pada umumnya
ada dua cara yaitu:
1.
2.
2.10.Disinfektan
Disinfektan atau yang sering disebut juga larutan sterilisasi dingin yang
dapat merusak mikroorganisme (virus, bakteri, kapang) tetapi tidak dapat
mematikan spora bakteri. Disinfektan ini tidak dapat menggantikkan
sterilisasi autoklaf.
Disinfektan dapat digunakan pada permukaan yang keras (baki, kursi, meja
dsb), alat-alat yang peka terhadap pemanasan seperti plastik, pipa kapiler
sebelum dan sesudah penggunaannya. Disinfektan dalam penggunaannya
harus memperhatikan prosedur yang dianjurkan. Beberapa disinfektan
bersifat toksik dan membutuhkan penanganan yang khusus dalam
pembuangannya.
(Pelczar,1988 )
2.11.Sterilisasi (numberingnya tlg di cek ia kawan)
Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang
diperlukan harus disterilsasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu proses
untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadikan kontaminan.
Metode yang lazim digunakan untuk memsterilisasikan media dan alat-alat
ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-bersama dengan
uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autoklaf), sedangkan jika
tanpa uap air disebut Sterilisasai kering (menggunakan oven).
(Pelczar,1988)
Dibuat dengan menggeserkan sengkelit (ose) yang telah terinokulasi oleh bakteri ke
atas cawan Petri berisi media padat sampai meliputi seluruh permukaan dengan
gerakan ke kanan dan ke kiri, sehingga diperoleh koloni yang menggerombol dan
memenal.
(Salle, 1973)
1. Faktor Fisik, misalnya: suhu, pH, tekanan osmotik, kandungan oksigen, dll
2. Faktor Kimia, misalnya: senyawa racun
3. Faktor biolagik, misalnya: interaksi dengan mikroba lainnya
2.13.1. Faktor fisik
a. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri
Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, mikroba dibagi tiga:
-
b. Pengaruh pH
Setiap jenis mikroba memiliki kemampuan untuk hidup pada rentang pH yang
spesifik. Namun secara umum mikroba dapat tumbuh pada kisaran pH antara 49
dengan pertumbuhan optimum pada pH 6.5 7.5 selama pertumbuhan mikroba, pH
medium akan berubah akibat produk- produk metabolisme mikroba, yakni asam
hasil degradasi karbohidrat dan basa hasl penguraian protein.
- Anaerob
2.11.
akan
mencapai 2^144 X 10^-12 gram atau 2.2 X 10^31 gram , atau sama
dengan 4000 kali berat bumi. Pada kenyataanya tidaklah demikian
keadaanya, karena tidak semua sel yang terbentuk terus hidup.
(Waluyo,2005)
inokulasi (penanaman) itu benar- benar steril, hal ini untuk menghindarkan kontaminasi.
Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi mikroba adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan ruangan, ruangan tempat inokulasi harus bersih dan bebas angin.
2. Pemindahan dengan kawat inokulasi, ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina
atau dari nikrom, lebih dahulu ujungkawat ini dipijarkan sebelum mengambil
inokulum.
3. Pemindahan dengan pipet.
2.18Analisa bahan
2.18.1. Agar
Ekstrak dari sejenis rumput laut merat yang digunakan sebagai
bahan
pembuat
gel
(gelling
agent)
dalam
media
biakan
2.18.2. NaOH
Padatan putih, hidroskopis, bersifat korosif pada kulit.
Biasanya digunakan untuk membuat sabun, tekstil; digunakan untuk
berflagela;
tidak
menjjalani
meiosis/singami,
tetapi
berkembang
biak
dengan
proses
pertunasan;
9. Kompor listrik
10. Tutup kapas
11. Kertas coklat
12. Benang kasur
III.2.
Skema Kerja
III.2.1.
III.2.2.
5 mL
larutan
Sisa
larutan
Tabung
reaksi
Tabung
reaksi
erlenmeye
r
Hasil
Hasil
Hasil
III.2.3.
III.2.4.
III.2.5.
Hasil
-warna larutan keruh
-mandidih
-pH 7
Pendnginan
- Penetralan medium dengan NaOH 1 N
sedikit demi sedikit sampai PP berubah
warna pink
- Penambahan aquadest 50 ml
digunakan filtrat
- Larutan dibagi 2 : 25 ml
- Pensterilan dengan autoklaf selama 20
menit
agar
Isolasi bakteri
- Pengambilan bakteri secara aseptic
dengan jarum ase
- Penggoresan pada permukaan agar pada
petridish
- Pembalikan petridish yang telah
diinokulasi dan pemberian etiket serta
bungkus lagi
Control
Media padat
4
Control
Media cair
Control
Agar miring
V. HIPOTESA
Dari percobaan isolasi dan penanaman mikroba, yang dalam tekhnik menanam
bakteri menggunakan media biakan yaitu medium nutrient cair dan medium
nutrient agar, kemungkinan yang terjadi bakteri akan lebih mudah diamati pada
medium nutrient agar karena agar merupakan media padat.
VI.
PEMBAHASAN
Percobaan mikrobiologi Isolasi dan Penanaman Mikroba bertujuan untuk
mengenal dan membuat berbagai macam medium yang digunakan dalam bidang
mikrobiologi, mengenal dan melakukan teknik menanaman bakteri serta mengisolasi
bakteri untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip yang mendasari percobaan ini
adalah inokulasi bakteri dengan konsepsi biakan murni yaitu dengan memisahkan
campuran mokroorganisme sehingga membentuk koloni yang terpisah antara satu
strain atau jenis mikroba dengan mikroba lainnya dengan menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar sehingga masing-masing mikroba bisa tumbuh
secara berjauhan dan setiap selnya berhimpun membentuk koloni.(Burocus ,1961 )
Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu dengan metode streak
( penggoresan ). Metode streak dilakukan untuk memperoleh biakan murni karena
pada goresan terakhir akan didapatkan koloni bakteri yang semakin berjauhan
sehingga diharapkan goresan yang terakhir adalah biakan murni. Penginokulasian
bakteri dengan metode ini dengan menggunakan jarum ase..
Pada
percobaan
ini
digunakan
bakteri
yang
bersifat
aerob
yaitu
Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut diinokulasi pada medium cair, medium agar,
dan medium agar miring. Pada pembuatan medium nutrient cair digunakan nutriennutrien berupa ekstrak ragi, pepton, dan NaCl. Sedangkan pada medium padat
nutrien-nutrien sama dengan nutrien cair hanya ditambahkan bubuk agar yang berasal
dari alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat.
Ekstrak ragi digunakan karena ekstrak ragi mengandung natrium karbinat dan
natrium bikarbonat yang berfungsi sebagai sumber karbon ( Tarigan, 1988 ). Ragi
disini juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi bakteri. Hal ini karena sejumlah
mikroorganisme membutuhkan sejumlah karbon dalam bentuk karbondioksida tetapi
kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik,
seperti gula, dan karbohidrat (Waluyo, 2005 ). Pepton juga berfungsi sebagai protein
karena pepton merupakan senyawa organic dalam bentuk asam-asam amino yang
merupakan sumber nitrogen (N), yang penting bagi pertumbuhan bagi bakteri
(Waluyo, 2005 ).
NaCl berfungsi sebagai sumber ion logam Natrium karena semua organisme
hidup membutuhkan beberapa unsure logam seperti natrium, kalium, magnesium,
mangan, besi, tembaga, dan kobalt. Berbagai sumber tersebut digunakan untuk
pertumbuhan yang normal, tidak terkecuali kuman (Waluyo, 2005). Ketiganya
merupakan nutrien-nutien atau unsur hara yang diperlukan bakteri agar dapat tumbuh
dengan baik.
Medium nutrien cair dan padat telah dibuat kemudian disterilkan dengan
dimasukkan kedalam autoklaf. Sebelum medium-medium tersebut dimasukkan
kedalam autoklaf, medium padat yang terdapat dalam cawan petri harus dibungkus
terlebih dahulu dengan kertas kemudian dibungkus juga dengan plastik. Hal ini
dimaksudkan agar cawan patri tidak basah karena terkena uap air dari autoklaf karena
cawan patri harus berada dalam kondisi tetap kering dan steril. Sedangkan untuk
medium nutrient cair terdapat pada tabung
dalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini akan menambah tekanan
didalam ruangan pensteril yang akan mengganggu naiknya suhu dalam ruangan
tersebut (Waluyo, 2005 ).
Medium tempat penginokulasian bakteri memiliki fungsi masing-masing.
Medium cair ini digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Medium agar digunakan
untuk memperoleh biakan murni dan medium agar miring digunakan untuk
menyimpan (stock) bakteri untuk digunakan lagi di lain waktu.
Hal ini penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penanaman bakteri,
yaitu lingkungan harus berada pada kondisi steril atau aseptik. Hal ini dilakukan agar
medium tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain dan dapat tumbuh dengan
baik, sehingga diperoleh biakan murni. Oleh karena itu, sebelim peralatan untuk
inokulasi dipergunakan, terlebih dahulu harus dipanaskan dengan pembakar spirtus.
Pembakaran merupakan cara sterilisasi yang 100% efektif, tetapi cara ini
terbatas penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk mensterilkan alat
penanam kuman (jarum ose atau sengkelit) yakni dengan membakarnya sampai pijar.
Dengan cara ini semua bentuk makhluk hidup akan dimatikan. Pembakaran juga
dilakukan untuk bangkai binatang percobaan yang mati (Waluyo, 2005.) Setelah
keluar dari autoklaf, bakteri kemudian diinokulasi pada medium. Penginokulasian
dilakukan dalam sebuah kolom (incase) yang bertujuan agar medium tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya (Waluyo, 2005).
Medium untuk penanaman bakteri terdiri dari medium positif, yaitu medium
yang akan ditanami dengan bakteri Staphylococcus aureus dan medium negatif atau
yang disebut kontrol yang berfungsi sebagai pembanding untuk pengamatan dan
tidak dilakukan inokulasi bakteri terhadapnya. Setelah tahap inokulasi terlalui,
kemudian dilakukan inkubasi selama 24 jam dengan mengatur suhu optimum
pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus pada suhu 37oC. Temperatur optimum
untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus berkisar antara 25-75o C
sedangkan temperatur minimum antara (-5) (-45)oC. ( Guchanan, 1992). Inkubasi
merupakan Alat yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri yang akan
dibiakkan, yang dapat diatur termperaturnya sehingga sesuai dengan temparatur yang
diperlukan bakteri agar dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan secara optimal.
Pengaturan temperatur pada temperatur optimum tersebut dimaksudkan agar bakteri
mudah berkembang biak dan tumbuh secara optimal.
Penginkubasian dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang akan
dibiakkan sesuai dengan suhu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh. Setelah
inkubasi selama 24 jam maka bakteri akan tumbuh pada medium positif dan
kemudian dilakukan pengamatan/pembandingan dengan medium negatif. Pada
medium nutrien cair dapat dibedakan antara kontrol (medium negatif) dan medium
positif. Pada medium positif tampak terdapat endapan putih pada tabung, sedangkan
pada kontrol berwarna putih dan tidak terdapat endapan. Pada medium padat 1 (agar)
terdapat bintik-bintik putih agak terputus-putus dan jaraknya tidak terlalu rapat (agak
berjauhan) dan pada medium padat 2 (agar) terdapat bintik-bintik putih yang
bergerombolan seolah membentuk satu blok, bintik-bintik putih tersebut merupakan
biakan murni bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada control medium padat
tetap bening dan tidak terdapat bintik-bintik putih. Pada medium agar miring,
medium positif terjadi kekeruhan dimana timbul bintik-bintik putih yang jaraknya
agak berjauhan sehinggan medium menjadi tampak keruh, sangat berbeda dengan
kontrol yang berwarna putih bening.
KESIMPULAN
8.1. medium yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri pada percobaan ini adalah
medium nutrient cair, medium agar dan medium agar miring dan bakteri yang
digunakan adalah Staphylococcus aureus.
8.2. Teknik penanaman bakteri diantaranya dengan metode streak (penggoresan).
8.3. Hasil yang penginokulasian bakteri pada medium nutrien cair, pada control
berwarna putih dan tidak terdapat endapan sedangkan pada meium cair terdapar
endapan putih.
8.4. Hasil penginokulasian bakteri pada medium agar pada control pada bening
sedangkan pada media padat 1 dan media padat 2 terdapat bintik-bintik putih
yang menggerombolan membentuk koloni
8.5. Hasil dari penginokulasian bakteri pada medium agar miring, pada control
berwarna putih sedang pada medium agar medium miring terjadi kekeruhan
dimana timbul bintik-bintik putih yang jaraknya agak berjauhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anantharayan dan R.P. Jayaran.1979. Textbook of Microbiology.Bombay Calcuta :
New Delhi
Arsyad, M.2001.Kamus Kimia.Gramedia : Jakarta
Basri, Sarjoni.1996.Kamus Kimia. Rineka Cipta : Jakarta
Burrows, W. 1961.Textbook of Microbiology. WB Soundeng Company:
Phyladelphhia
Daintith, John.1994.Kamus Lengkap Kimia. Erlangga : Jakarta
Guchanon,
E.R
dan
E.N
Gibsons.1992.Bergeys
Manual
of
Deteminate