Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT

DENGAN TEKNIK LINEAR ARRAY


Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe
Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Fakultas teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: m.ihsan07@gmail.com

Abstrak
Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi pengembangan dari wireless yang
digunakan untuk komunikasi data. Salah satu perangkat yang dibutuhkan pada sistem WLAN adalah
antena. Ada berbagai jenis antena yang dapat digunakan pada WLAN diantaranya adalah antena
mikrostrip.Antena mikrostrip array adalah pengembangan dari antena mikrostrip yang merupakan
gabungan dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu jaringan. Ada beberapa macam
konfigurasi antena array, di antaranya linear, planar, dan circular.Dalam Tugas Akhir ini akan dianalisis
antena mikrostrip patch segiempat yang disusun secara linear dan bekerja pada frekuensi 2,45 GHz. Jenis
antena yang digunakan antena mikrostrip patch segiempat linear array 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 elemen. Hasil
gain yang diperoleh dari antena mikrostrip yang disusun secara linear adalah 7,76 dB; 8,52 dB; 11,22 dB;
9,55 dB; 12,04 dB; 10,85 dB; 14,21 dB dan nilai VSWR yang diperoleh 1,379; 1,404; 1,347; 1,415; 1,444;
1,512; 1,123.

Kata kunci: Antena Mikrostrip, Linear Array, Gain


1. Pendahuluan
Antena
mikrostrip
adalah
suatu
konduktor metal yang menempel di atas ground
plane yang diantaranya terdapat bahan
dielektrik. Antena mikrostrip tersusun atas 3
komponen yaitu: groundplane, substrate dan
patch peradiasi. Antena mikrostrip merupakan
salah satu antena gelombang mikro yang
digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem
telekomunikasi modern saat ini. Hal ini
disebabkan karena ukuran antena mikrostrip
yang kecil dan beratnya yang ringan membuat
jenis antena ini sederhana untuk dibuat dan
mudah untuk diintegrasikan.Gain dari antena
mikrostrip
dapat
diperbesar
dengan
menambahkan patch secara array, sehingga
membentuk antena mikrostrip array. Antena
mikrostrip array adalah pengembangan dari
antena mikrostrip yang merupakan gabungan
dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk
suatu jaringan. Antena mikrostrip array dapat
berbentuk seri, paralel, atau gabungan keduanya.
Kelebihan antena mikrostrip array ini
dibandingkan antena mikrostrip biasa yaitu
memiliki bandwidth dan gain yang lebih besar.
Ada beberapa macam konfigurasi antena array,
di antaranya linear, planar, dan circular. Masing
masing konfigurasi memiliki keuntungan,
misalnya planar array
memiliki kelebihan

dalam pengaturan dan pengendalian arah pola


radiasi, sedangkan linear array memiliki
kelebihan dalam perhitungan yang tidak terlalu
rumit.Pada Tugas Akhir ini, akan dianalisis
antena mikrostrip patch segiempat yang disusun
secara linear. Jenis antena yang digunakan
antena mikrostrip patch segiempat linear array
2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 elemen. Adapun hasil yang
diharapkan adalah diperolehnya karakteristik
dari antena mikrostrip yang disusun secara
linear berupa gain, pola radiasi, dan vswr.
Analisis dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak AWR Microwave Office 2004.

2. Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip merupakan sebuah
antena yang tersusun atas 3 komponen yaitu :
groundplane, substrate, dan patch peradiasi.
Beberapa parameter utama dari antena
mikrostrip adalah dimensi antena, bandwith,
VSWR, pola radiasi, dan gain [1].
Antena array adalah susunan dari beberapa
antena yang identik. Dalam antena mikrostrip ,
yang disusun secara array adalah bagian patch.
Teknik pencatuan pada antena mikrostrip
merupakan teknik untuk mentransmisikan energi
elektromagnetik ke antena mikrostrip. Pada
dasarnya saluran pencatu untuk antena
mikrostrip dibagi menjadi 2, yaitu pencatuan

secara langsung dan pencatuan secara tidak


langsung. Teknik pencatuan aperture coupled
termasuk teknik pencatuan secara tidak
langsung. [2].
Salah satu teknik yang dapat mendukung
impedance matching pada saluran transmisi
khususnya untuk antena mikrostrip array adalah
power divider. Dalam hal ini metoda Wilkinson
merupakan teknik yang umum digunakan.
Gambar 1 memperlihatkan power divider
metoda Wilkinson[3].

mikrostrip array ada beberapa parameter yang


harus dihitung terlebih dahulu:
1. Menentukan panjang gelombang dari
antena yang dapat dibuat dengan
menggunakan Persamaan 2.1 berikut:

0 =

c
f

3 x 108 m/s
0 =
2,45 x 10 9 Hz
= 122,45 mm
2. Menentukan
lebar
patch
dengan
menggunakan Persamaan 2.14 berikut:

W=
Gambar 1. N-Way Wilkinson Combiner.
Pada metoda Wilkinson, nilai impedansi Z
diberikan dengan persaamaan berikut :
Z = Z0

c
r+ 1
2 fr
2

(1)

dimana N adalah jumlah titik percabangan dan


Z0 adalah impedansi masukkan awal.
T-Junction merupakan sebuah teknik power
divider yang umum digunkan pada konfigurasi
antena array. Terdapat 2 jenis T-Junction 50
yang dapat digunakan sebagai power divider
seperti ditunjukkan pada Gambar 2 [4]:

3 x 10 m/s
4,3+1
2 x 2,45. 109 Hz
2

= 0,0376
= 37,6 mm
3. Menentukan panjang patch dengan
menggunakan Persamaan 2.15 sampai 2.18
berikut:
L = Leff 2 L
Di mana:

Gambar 2. T-Junction 50 Ohm

Leff =

3. Metode Penelitian
Dalam perancangan antena mikrostrip bahan
substrat yang digunakan memilki spesifikasi
sebagai berikut :
Bahan dielektrik : epoxy fiberglass FR 4
Konstanta dielektrik (r) = 4.4
Ketebalan lapisan dileketrik (h) = 1.6 mm
Loss tangent = 0.02
Frekuensi kerja (fr) = 2.45 GHz
Sebelum merancang antena mikrostrip patch
segiempat 2 sampai dengan 8 elemen , tentukan
dahulu antena mikrostrip elemen tunggal. Proses
tersebut bertujuan sebagai dasar dari data-data
yang akan digunakan dalam perancangan antena
mikrostrip patch segiempat 2 sampai dengan 8
elemen. Dalam merancang sebuah antena

reff =

r +1 r 1
+
2
2

reff =

4,3+1 4,31
+
2
2

2 fr reff

1
1+12 h/W

1
( 1+12(1,6)/37,6
)

= 3,9

Leff =

c
2 fr reff

Leff =

3 x 108
2 x 2,45. 109 3,993
= 0,0306 m
= 30,6 mm

L=0,412 h

W
( reff + 0,3 ) ( h + 0,264)
W
( reff 0,258 ) ( h +0,8)

Gambar 3 Rancangan Antena Mikrostrip


Elemen Tunggal
Antena mikrostrip dianalisa setelah
memasukkan range frekuensi yang ditentukan
yaitu dari 2,3 GHz sampai 2,6 GHz. Hasil
keluaran ditampilkan dalam bentuk grafik
VSWR, gain, dan pola radiasi.
Dari hasil simulasi didapatkan nilai
VSWR sebesar 1.816 pada frekuensi 2.45 GHz
seperti pada Gambar 3.2.

37,6
+0,264 )
1,6
L=0,412 x 1,6
37,6
( 3,990,258 ) (
+ 0,8)
1,6

( 3,99+ 0,3 ) (

= 0,6592 mm
L = Leff 2L
= 30,6 (2 x 0,659)
= 29,282 mm.
Dari perhitungan tersebut, diperoleh panjang
dan lebar patch masing-masing adalah 29,282
mm dan 37,6 mm, namun dibulatkan menjadi 29
mm dan 38 mm.
Dengan menggunakan data-data yang telah
ditentukan sebelumnya dapat mempermudah
perancangan antena pada perangkat lunak yang
digunakan.
Hasil simulasi antena mikrostrip elemen
tunggal setelah optimasi dengan menggunakan
perangkat lunak AWR microwave Office 2004
adalah sebagai berikut, Saluran pencatu yang
digunakan pada perancangan mempunyai
impedansi masukan sebesar 50 . Parameter
dari panjang saluran pencatu dapat diubah untuk
memperoleh nilai yang optimal. Gambar 4.2
merupakan rancangan antena mikrostrip elemen
tunggal dengan lebar saluran 3 mm dan panjang
saluran 15,5 mm.

Gambar 4 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Elemen Tunggal
Dari hasil Simulasi didapat bentuk pola radiasi
dan besar gain seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 5 Hasil Simulasi Pola Radiasi Elemen


Tunggal
Dari Gambar 3.4 dapat diketahui bahwa
nilai gain yang diperoleh dari hasil simulasi
adalah 6.155 dB dan pola radiasi yang
dihasilkan adalah pola radiasi directional.

4. Perancangan antena mikrostrip patch


segiempat linear array
Perancangan ini akan menggunakan
data-data yang telah diperoleh dari perancangan
antena mikrostrip element tunggal. Data tersebut
antara lain : jenis substrat yang digunakan,
dimensi patch antena, panjang saluran pencatu,
dan letak saluran pencatu.
Pada proses perencanaan ini terdapat 2
patch yang memiliki data yang sama disusun

secara linear. Sebelum merancang konfigurasi


saluran pencatu, tentukan dahulu jarak antar
elemen (patch) terdekat.
Pada perancangan array, hal
yang diperhatikan adalah jarak antar elemen
patch antena. Jarak antar elemen pada antena
adalah d = /2.

Rancangan antena mikrostrip empat


elemen array terlihat pada Gambar 3.7, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

c
3 x 108
d= = =
=61,22 mm
2 2 f 2 x 2,45 x 109

Jarak tersebut diukur dari titik tengah


antara satu patch dengan patch lain yang
terdekat. Akan tetapi jarak tersebut dapat
diubah-ubah untuk mendapatkan hasil yang
lebih optimal.
4.1 Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 2 Elemen
Rancangan antena mikrostrip dua
elemen array terlihat pada Gambar 3.5, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

Gambar 8 Rancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 4 Elemen
4.4 Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 5 Elemen
Rancangan antena mikrostrip lima
elemen array terlihat pada Gambar 3.8, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

Gambar 6 Rancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 2 Elemen

Gambar 9 Rancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 5 Elemen

4.2 Perancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 3 Elemen
Rancangan antena mikrostrip tiga
elemen array terlihat pada Gambar 3.6, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

4.5 Perancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 6 Elemen
Rancangan antena mikrostrip enam
elemen array terlihat pada Gambar 3.9, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

Gambar 7 Rancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 3 Elemen

Gambar 10 Rancangan Antena Mikrostrip


Patch Segiempat Linear Array 6 Elemen

4.3 Perancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 4 Elemen

4.6 Perancangan Antena Mikrostrip Patch


Segiempat Linear Array 7 Elemen

Rancangan antena mikrostrip tujuh


elemen array terlihat pada Gambar 3.10, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

Gambar 11 Rancangan Antena Mikrostrip


Patch Segiempat Linear Array 7 Elemen
4.7 Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 8 Elemen
Rancangan antena mikrostrip delapan
elemen array terlihat pada Gambar 3.11, dengan
jarak antar elemen sebesar 24 mm.

Gambar 12 Rancangan Antena Mikrostrip


Patch Segiempat Linear Array 8 Elemen
4.8 Hasil Simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 2
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 2 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.1.
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa
nilai VSWR hasil simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 2
Elemen adalah 1.932 pada frekuensi 2.45 GHz.
Nilai VSWR yang diperoleh telah memenuhi
kriteria antena yang dapat digunakan karena
memiliki nilai VSWR 2 di frekuensi kerja 2.45
GHz. Akan tetapi nilai yang diperoleh tersebut
belum optimal.

Gambar 13 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 2 Elemen
Hasil simulasi yang didapatkan dari
perhitungan dan perancangan secara teori
tersebut belum tentu merupakan hasil yang
optimum. Untuk mendapatkan hasil yang
optimum maka dapat dilakukan dengan cara
iterasi jarak antar elemen (patch) yang terdekat.

Gambar 14 Grafik VSWR Simulasi untuk


Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 2 Elemen yang Optimal
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.379 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu
2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat
dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.5.

Gambar 15 Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 2 Elemen

Dari Gambar 4.5 dapat diketahui nilai


gain yang diperoleh adalah 7.76 dB, pola radiasi
yang terbentuk adalah directional, dan nilai
beamwidth yang diperoleh 56,17.

2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat


dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.10.

4.9 Hasil Simulasi Perancangan Antena


Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 3
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 3 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.6.

Gambar 16 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 3 Elemen
Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa
nilai VSWR hasil simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 3
Elemen adalah 2.238 pada frekuensi 2.45 GHz. .
Nilai VSWR yang diperoleh belum memenuhi
kriteria antena yang dapat digunakan karena
belum memiliki nilai VSWR 2 di frekuensi
kerja 2.45 GHz. Untuk mendapatkan hasil yang
optimum maka dapat dilakukan dengan cara
iterasi jarak antar elemen (patch) yang terdekat.

Gambar 18Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 3 Elemen
Dari Gambar 4.10 dapat diketahui nilai
gain yang diperoleh adalah 8.519 dB dan pola
radiasi yang terbentuk adalah directional, dan
nilai beamwidth yang diperoleh 39,33.
4.10 Hasil Simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 4
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 4 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.11.

Gambar 19 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 4 Elemen
.
Gambar 17Grafik VSWR Simulasi untuk
Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 3 Elemen yang Optimal
Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa
nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.404 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu

Dari Gambar 4.11 dapat diketahui


bahwa nilai VSWR hasil simulasi Perancangan
Antena Mikrostrip Patch Segiempat Linear
Array 4 Elemen adalah 2.171 pada frekuensi
2.45 GHz. . Nilai VSWR yang diperoleh belum
memenuhi kriteria antena yang dapat digunakan
karena belum memiliki nilai VSWR 2 di
frekuensi kerja 2.45 GHz. Untuk mendapatkan

hasil yang optimum maka dapat dilakukan


dengan cara iterasi jarak antar elemen (patch)
yang terdekat.

Gambar 20 Grafik VSWR Simulasi untuk


Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 4 Elemen yang Optimal
Dari Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa
nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.347 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu
2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat
dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.15

Gambar 22 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 5 Elemen
Dari Gambar 4.16 dapat diketahui
bahwa nilai VSWR hasil simulasi Perancangan
Antena Mikrostrip Patch Segiempat Linear
Array 5 Elemen adalah 2.092 pada frekuensi
2.45 GHz. . Nilai VSWR yang diperoleh belum
memenuhi kriteria antena yang dapat digunakan
karena belum memiliki nilai VSWR 2 di
frekuensi kerja 2.45 GHz. Untuk mendapatkan
hasil yang optimum maka dapat dilakukan
dengan cara iterasi jarak antar elemen (patch)
yang terdekat.

Gambar 21 Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 4 Elemen

Gambar 23 Grafik VSWR Simulasi untuk


Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 5 Elemen yang Optimal

Dari Gambar 4.15 dapat diketahui nilai


gain yang diperoleh adalah 11.22 dB dan pola
radiasi yang terbentuk adalah directional, dan
nilai beamwidth yang diperoleh 25,88.

Dari Gambar 4.19 dapat dilihat bahwa


nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.415 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu
2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat
dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.20

4.11 Hasil Simulasi Perancangan Antena


Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 5
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 5 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.16

Gambar 24 Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 5 Elemen
Dari Gambar 4.20 dapat diketahui nilai
gain yang diperoleh adalah 9,547 dB dan pola
radiasi yang terbentuk adalah directional, dan
nilai beamwidth yang diperoleh 41,16.
4.12 Hasil Simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 6
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 6 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.21

Gambar 26 Grafik VSWR Simulasi untuk


Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 6 Elemen yang Optimal
Dari Gambar 4.24 dapat dilihat bahwa
nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.444 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu
2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat
dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.25

Gambar 27 Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 6 Elemen
Gambar 25 Grafik VSWR Hasil Simulasi
Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 6 Elemen
Hasil simulasi yang didapatkan dari
perhitungan dan perancangan secara teori
tersebut belum tentu merupakan hasil yang
optimum. Untuk mendapatkan hasil yang
optimum maka dapat dilakukan dengan cara
iterasi jarak antar elemen (patch) yang terdekat.

Dari Gambar 4.25 dapat diketahui nilai


gain yang diperoleh adalah 12,05 dB dan pola
radiasi yang terbentuk adalah directional, dan
nilai beamwidth yang diperoleh 17,26.
4.13 Hasil Simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 7
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 7 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.26

Gambar 28 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 7 Elemen
Dari Gambar 4.26 dapat diketahui
bahwa nilai VSWR hasil simulasi Perancangan
Antena Mikrostrip Patch Segiempat Linear
Array 7 Elemen adalah 2.06 pada frekuensi 2.45
GHz. . Nilai VSWR yang diperoleh belum
memenuhi kriteria antena yang dapat digunakan
karena belum memiliki nilai VSWR 2 di
frekuensi kerja 2.45 GHz. Untuk mendapatkan
hasil yang optimum maka dapat dilakukan
dengan cara iterasi jarak antar elemen (patch)
yang terdekat.

Gambar 29 Grafik VSWR Simulasi untuk


Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 7 Elemen yang Optimal
Dari Gambar 4.29 dapat dilihat bahwa
nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.512 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu
2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat
dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.30

Gambar 30 Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 7 Elemen
Dari Gambar 4.30 dapat diketahui nilai
gain yang diperoleh adalah 10,85 dB dan pola
radiasi yang terbentuk adalah directional, dan
nilai beamwidth yang diperoleh 17,17.
4.14 Hasil Simulasi Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 8
Elemen
Dari data perancangan elemen tunggal
dan perancangan 8 elemen yang telah dirancang
sebelumnya, maka didapatkan nilai VSWR
seperti yang tampak pada Gambar 4.31

Gambar 31 Grafik VSWR Hasil Simulasi


Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segiempat Linear Array 8 Elemen
Dari Gambar 4.31 dapat diketahui
bahwa nilai VSWR hasil simulasi Perancangan
Antena Mikrostrip Patch Segiempat Linear
Array 8 Elemen adalah 2.367 pada frekuensi
2.45 GHz. . Nilai VSWR yang diperoleh belum
memenuhi kriteria antena yang dapat digunakan
karena belum memiliki nilai VSWR 2 di
frekuensi kerja 2.45 GHz. Untuk mendapatkan
hasil yang optimum maka dapat dilakukan
dengan cara iterasi jarak antar elemen (patch)
yang terdekat.

Tabel 4.1 Perbandingan Pencaaian Parameter


Antena

Gambar 32 Grafik VSWR Simulasi untuk


Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 7 Elemen yang Optimal
Dari Gambar 4.34 dapat dilihat bahwa
nilai VSWR yang diperoleh dari hasil simulasi
setelah diiterasi adalah sebesar 1.123 yang
bekerja pada frekuensi yang diinginkan yaitu
2.45 GHz. Sedangkan nilai gain yang didapat
dan pola radiasi yang terbentuk tampak pada
Gambar 4.35

Jumlah
Elemen
2
3
4
5
6
7
8

VSWR
1,379
1,404
1,347
1,415
1,444
1,512
1,123

Gain
(dB)
7,76
8,52
11,22
9,55
12,05
10,85
14,21

HPBw
()
56,17
39,33
25,88
41,16
17,26
17,17
12,67

Tabel 4.1 memperlihatkan perbandingan


nilai VSWR dan gain yang diperoleh tiap-tiap
konfigurasi. Tiap konfigurasi memiliki nilai
VSWR 2, akan tetapi nilai gain yang diperoleh
berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jarak antar
elemen dan jumlah elemen antena yang
dirancang.
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
konfigurasi terbaik yang dapat digunakan untuk
antena mikrostrip array elemen 2x2 adalah
Konfigurasi-4. Hal ini dikarenakan pada
Konfigurasi-4 antena memiliki nilai gain yang
terbaik yaitu sebesar 11.32 dB, nilai VSWR 2,
dengan dimensi antena 128x128 mm.
Dari Tabel 4.1 Semakin banyak elemen
yang terdapat dalam suatu antena, maka semakin
besar nilai gain yang diperoleh. Akan tetapi pada
jumlah antena 5 elemen dan 7 elemen didapati
nilai Gain yang menurun. Hal ini dikarenakan
adanya ketidakseimbangan pada pencatuan.
6. Kesimpulan

Gambar 33 Hasil Simulasi Gain dan Pola


Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Linear Array 8 Elemen
Dari Gambar 4.35 dapat diketahui nilai
gain yang diperoleh adalah 14,21 dB dan pola
radiasi yang terbentuk adalah directional, dan
nilai beamwidth yang diperoleh 12,67.
5 Analisis Pencapaian Parameter Antena
Parameter optimal yang didapat dari hasil
simulasi dapat dibandingkan antara satu elemen
dengan elemen yang lain. Tabel 4.1
memperlihatkan perbandingan nilai VSWR,
gain, dan beamwidth (HPBw) dari tiap-tiap
konfigurasi.

Dari analisa yang telah dilakukan, maka


diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Jarak antar elemen pada antena mikrostrip
patch segiempat linear array dapat
mempengaruhi nilai VSWR. Pemilihan
jarak antar elemen yang tepat, akan
menghasilkan nilai VSWR yang maksimal.
Antena mikrostrip dengan susunan linear
(linear array) dapat dibentuk dengan
susunan 2 elemen, 3 elemen dan seterusnya,
tetapi apabila jumlah elemennya bernilai
ganjil akan terjadi ketidakseimbangan
dalam pencatuan.
Semakin banyak elemen yang terdapat
dalam suatu antena, maka semakin besar
nilai gain yang diperoleh dimana untuk
elemen tunggal, dua elemen, empat elemen,
dan delapan elemen memiliki nilai gain

masing-masing sebesar 7,76 dB; 8,52 dB;


11,22 dB; 9,55 dB; 12,04 dB; 10,85 dB;
14,21 dB. Akan tetapi pada jumlah antena 5
elemen dan 7 elemen didapati nilai Gain
yang menurun. Hal ini dikarenakan adanya
ketidakseimbangan pada pencatuan.
7. Daftar Pustaka
[1] Surjati, Indra. 2010. Antena Mikrostrip :
Konsep dan Aplikasinya. Jakarta :
Universitas Trisakti.
[2] Young, Daniel. 2008. UHF Microstrip
Antena Design and Simulation. First
Edition, Sim University Press.
[3] Julio A. Navarro dan Kai Chang. 1996.
Integrated Active Antennas and Spatial
Power Combining. USA : John Willey

[4] Adel Bedair Abdel Mooty Abdel-Rahman,


2005. Design and Development of High
Gain Wideband Microstrip Antenna and
DGS
Filters
Using
Numerical
Experimentation Approach. Disertasy,
University Magdeburg
[5] fahrazal, Muhammad. 2008. Rancang
Bangun Antena Mikrostrip Triple-Band
Linier Array 4 Elemen Untuk Aplikasi
WIMAX.
[6] Zarreen Aijaz dan S.C.Shivastava. Double
Slot Coupled Microstrip Antenna,
International Journal of Engineering
Research and Aplication (IJERA), ISSN :
2248-9622, vol. 1, hal : 219-225.

Anda mungkin juga menyukai