Anda di halaman 1dari 3

Nida Fauziah/1306370354/Kelompok 9

Fenomena Viskoelastis pada Pengujian Tarik Primer


Viskoelastis adalah sifat yang muncul pada material polimer. Sifat ini menunjukkan
sifat mekanis yang merupakan gabungan dari sifat vikositas pada cairan dan elastis
pada benda padat.
Polimer merupakan suatu senyawa yang umumnya terdiri dari atom-atom karbon,
oksigen, dan hidrogen. Polimer berasal dari monomer-monomer (senyawa pendek)
yang disatukan secara kimia melalui proses polimerisasi. Secara mikrostruktur,
penyusunan rantai-rantai polimer dibedakan menjadi dua, yaitu amorf dan kristalin.
Polimer amorf memiliki susunan yang acak, sedangkan polimer kristalin memiliki
susunan rantai yang teratur.

Gbr 1a.
Sturktur
kristalin

Gbr 1b.
Semi

Gbr 1c.
Struktur Amorf

Jika deformasi relative kecil dan terjadi perlakuan mekanik terjadi pada temperature
rendah (glass) maka deformasi elastic terjadi, dan berlaku hokum Hookes (=E.).
Pada suhu tinggi akan bersifat seperti liquid, sedangkan pada intermediet temperature
(rubbery sodid) maka sifat mekaniknya berada diantara dua keadaan tersebut. Kondisi
ini dinamakan viskoelastik

Laboratorium Metalurgi Fisik-DTMM FTUI

Nida Fauziah/1306370354/Kelompok 9

Gambar 2a adalah grafik yang menggambarkan beban tertentu yang di aplikasikan


pada polimer dalam waktu sesaat (time independen). Setelah beban ekternal di
lepaskan maka deformasi kembali pulih atau kembali ke bentuk semula. Gambar 2b
menggambarkan peregangan atau deformasi yang terjadi seketika ketika beban
ekternl tersebut di aplikasikan.
Sebaliknya gambar 2c merepresentasikan perilaku intermediet vikositas, dimana
beban yang diberikan pada polimer dalam rentang waktu tertetu (time dependen)
terjadi deformasi intermediet irreversible, artinya setelah pembebanan di lepaskan
deformasi tidak seluruhnya benar benar pulih. Gambar 2d memperlihatkan perilaku
viscous total, dimana deformasi atau peregangan tidak langsung terjadi. Hal tersebut
terlihat bahwa terjadi hubungan linear antara regangan dan waktu, ada keterkaitan
antara waktu dan regangan. Kemudian setelah beban dilepaskan pada waktu tr,
material tidak kembali pada bentuknya semula.
Perilaku viskoelastik bahan polimer tergantung
pada waktu dan suhu. Tegangan menurun
seiiring dengan bertambahnya waktu karena
adanya relaksasi molecular pada material
polimer. Dari hal tersebut, diperoleh relaxation
modulus Er(t).
(t) = tegangan dalam fungsi

Er =

waktu

(t)
0
Selain

0 = level peregangan
itu,

besarnya

modulus

relaksasi

merupakan fungsi dari temperature yang lebih


mencirikan perilaku viskoelastik dari polimer.
Gambar 3 adalah plot log Er(t) vs log (t). kurva
isothermal pada suhu T1 hingga T7. Temperatur
tergantung pada

modulus relaksasi direpresentasikan sebagai log Er (t1) versus

temperature.

Laboratorium Metalurgi Fisik-DTMM FTUI

Nida Fauziah/1306370354/Kelompok 9

Referensi:
Callister, William D.. 2011. Materials Science and Engineering Eighth Edition. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Michael. Study Pengaruh Plasticizer Diethilene Glycol Dibenzoate (DEDB)
terhadap

Modulus

Elastic

dari

Produk

PVC.

25

February

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307029-S42243-Michael.pdf

Laboratorium Metalurgi Fisik-DTMM FTUI

2015.

Anda mungkin juga menyukai