KELOMPOK 1
YOGI MISBACH A.
EDWIN ABDULLAH A.M.
MUHAMMAD ULIN NUHA
SHABRINA GHAISANI
ARVIN LUKYTA
115060500111001
115060500111010
115060500111022
115060500111033
115060505111003
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2015
STRUKTUR ATAP
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan
kenyamanan bagi penggunan bangunan. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka
atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-beban atap akan
diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi atap memungkinkan
terjadinya sirkulasi udara dengan baik.
Bentuk Model Atap
1. Atap Datar
Model ini biasanya dipakai untuk teras atau taman. Atap bentuk ini
sulit dalam mendeteksi kebocoran dan memperhitungkan ruang
sirkulasi udara di bawahnya agar suhu ruangan tidak terlalu panas.
2. Atap Sandar
Model atap sandar biasa digunakan untuk bangunanbangunan
tambahan seperti selasar, namun sekarang atap model ini juga
dipakai untuk rumah-rumah modern. Beberapa arsitek
mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan
atap model pelana.
3. Atap Pelana
Bentuk atap ini dianggap paling aman karena pemeliharaannya
mudah dalam hal mendeteksi kebocoran. Atap pelana terdiri atas
dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis
lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 3045 derajat.
4. Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya
sama dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama.
Bentuk atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang bertemu
disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring adalah
dibubungan miring yang disebut jurai.
5. Atap Limas (perisai)
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang
bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu
pada garis bubungan atas atau pada nook. Bentuk atap ini
penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua
bidang atap miring yang berbentuk trapesium.
Bentang 20 Meter
1) Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban
angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kudakuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi
usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording
harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang
maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 sampai
dengan 2,5 m.
2) Usuk/Kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah
tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.
Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah
pada ujung-ujung usuk.
3) Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m.
Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada
atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan
digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).
4) Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau frame-work yang
disebut jurai. Pengertian lain dari jurai adalah garis sambungan antara bidang atap yang
satu dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai dibedakan menjadi jurai
dalam dan jurai luar. Jurai dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring
menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara
balok gording dengan balok gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang
diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Jurai luar
adalah sambungan yang menonjol kearah luar.
5) Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus
mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian
hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur
penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban
kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap
perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes,
kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
d.
Finishing Cat
Menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan semua kelebihan dan kekurangan
serat kayu
Kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota ada mata sehat, putih, doreng tebal,
mata mati.
2) Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang
cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding
dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight
kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus
putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan
tropis.
Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu
merbau kami berasal dari Irian/Papua.
3) Kayu Bangkirai
Kayu Bangkirai juga termasuk jenis kayu kuat dan
keras. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan
yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering
dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan
pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara
struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan /
eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak
ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.
4) Kayu Kamper
Di Indonesia, kayu kamper telah lama menjadi alternatif
bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan
indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat
pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai,
retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah
bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain
terlalu lebar dan tinggi. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan.
Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus
dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5) Kayu Kelapa
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif
baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah
tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit
pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk
jenis palem.
Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendekpendek. Tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa
karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon
kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari
Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
Keunggulan Produk
Berdasakan bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3 yaitu:
Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kudakudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap
limasan,
Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk ,liga
terpancung,
Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk
menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L.
Baja ringan untuk konstruksi atap yang biasa disebut Truss adalah rangka atap dengan
bahan ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi yaitu 5O% Aluminium,
43.5% Zinc, 1.5% Silicon. Anti karat yang terkandung di truss adalah unsur yang
menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4 kali lipat dan lapisan
pelindung seng biasa/Galvanis. Truss terbuat dan Zinc-Aluminium Hi Tensile (kekuatan
tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup menopang 550 kg / 1 cm2. Keunggulan Truss
adalah sebagai berikut :
Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan pemegang
lisensi baja ringan original
5 kali lebih kuat dan baja galvanis
40 % lebih kuat dan Mild Steel
Anti Karat / korosi
Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi / tidak perlu
merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada
Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semuakomponen di
produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi.
Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
: Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada fabrikasi kuda-kuda (truss), dan
usuk (rafter). Dan Profil A dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55
mm), yang biasa digunakan sebagai reng. Dalam perakitan dan pemasangan struktur
rangka atap baja ringan, perlu diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat
sambung agar diperoleh sistem struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti
karat. Sehubungan pada konstruksi baja ringan tidak dilakukan dengan cara pengelasan
melainkan sambungan dengan menggunakan baut khusus.. Alat sambung yang digunakan
biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat dan baja mutu tinggi, dan telah
dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya elemen-eleman struktur ringan yang
digunakan.
Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur
rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk (rafter) 12- 1420
HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10- 1626 HEX. Elemen-elemen
baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari kerusakan pada saat pemasangan baut
ataupun kerusakan pada masa layan (beban rencana dikerjakan), cara pemasangan alat
sambung harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
c. Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang
yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.
d. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut yang
digunakan.
e. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm
hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera
dihentikan ketika screw telah cukup kencang.
f. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang,
melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan
membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.
B.
Untuk plat beton yang difungsikan sebagai lantai, tebal minimum adalah 12 cm, dengan tulang
(besi beton) 2 lapis, yaitu menggunakan besi beton diameter 10 mm berjarak 10 cm pada lokasi
momen maksimum, dan diameter 10 mm berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum.
Penyeragaman diameter besi beton agar memudahkan pengerjaan dilapangan.
Plat lantai yang dimaksud adalah plat yang terbuat dari beton bertulang, dapat
difungsikan sebagi lantai atau atap. Untuk plat beton yang difungsikan sebagai atap, tebal
minimum plat adalah 7 cm dengan tulangan (besi beton) 1 lapis, jarak antara tulangan
beton adalah 2 x tebal plat atau 20 cm, diambil nilai yang terkecil. Akan tetapi penerapan
dilapangan biasanya menggunakan tulangan pokok diameter 8mm jarak 10 cm, sedangkan
tulangan pembagi diameter 6 mm berjarak 10 cm, apabilah dak tersebut cantilever,
maksimum 100 cm, bila lebih dari itu sebaiknya struktur dihitung, atau menggunakan besi
beton untuk tulangan pokok berdiameter 10 mm dengan jarak 10 cm, sdengkan tulangan
pembagi dapat dipaki diameter 6mm berjarak 10 cm.
Untuk plat beton yang difungsikan sebagai lantai, tebal minimum adalah 12 cm,
dengan tulang (besi beton) 2 lapis, yaitu menggunakan besi beton diameter 10 mm
berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum, dan diameter 10 mm berjarak 20 cm pada
lokasi momen minimum. Penyeragaman diameter besi beton agar memudahkan
pengerjaan dilapangan. Struktur bangunan gedung umumnya tersusun atas komponen
plat lantai, balok anak, balok induk dan kolom.
Petak plat dibatasi oleh balok anak pada kedua sisi panjang dan balok induk pada kedua
sisi pendek. Bila perbandingan balok tumpuan yang membatasi petak plat antara sisi
panjang dengan sisi pendek lebih dari 2, maka plat dianggap hanya bekerja pada satu arah.
Plat struktur satu arah didefinisikan sebagai plat yang didukung oleh kedua tepi yang
berhadapan hingga lenturan yang timbul hanya dalam satu arah saja.
Satu satuan lajur plat yang membentang diantara kedua tumpuan dianggap sebagai
balok dengan lebar satu satuan dan tinggi h sesuai dengan tebal plat tersebut.
Pembebanan disesuaikan dengan menjadi beban per satuan panjang lajur plat, dengan
demikian gaya momen yang timbul merupakan gaya per lebar satuan plat. Pemasangan
tulangan lentur sesuai dengan kelengkungan dan momen pada suatu balok yang
membentang diantara dua tumpuan. Ketentuan yang harus dipenuhi pada desain plat satu
arah :
Minimum terdapat dua bentang
Panjang bentang yang bersebelahan tidak berbeda 20% dari bantang yang pendek
Intensitas beban hidup tidak lebih dari tiga kali beban mati per unit
Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata
Komponen strukturnya prismatis
Pemasangan tulangan yang tegak lurus terhadap tulangan lentur diperuntukkan
guna mencakup efek susut beton. Rasio baja tulangan yang ada didalam plat ditentukan
dengan membagi luas tulangan yang terpasang pada lebar satuan plat dengan luas beton
dari lajur plat. Plat satu arah biasanya didesain dengan rasio tulangan tarik jauh dibawah
rasio maksimum yang diijinkan yaitu sebesar 0,75 b.
Luas beton merupakan hasil kali antara tebal plat h dengan lebar satu satuan lajur
plat yang ditinjau. Ketebalan Plat beton menyusut ketika adukan semen mengeras.
Penyusutan tersebut dapat diperkecil dengan memakai beton berkadar air rendah dengan
tetap memperhatikan kelecakan, kekuatan beton yang direncanakan dan proses
pembasahan (curing) setelah pengecoran.
Beton akan mengalami tegangan susut bila beton tidak mangalami kontraksi susut secara
bebas. Perbedaan suhu relatif terhadap suhu pada saat pengecoran akan menimbulkan
efek yang serupa dengan penyusutan. Tegangan susut dan tegangan temperatur pada
beton.
dapat menimbulkan retak. Retak dapat diperkecil dengan memberikan tulangan susut.
Rasio minimum tulangan susut dan temperatur untuk plat :
Plat yang menggunakan tulangan ulir mutu 300
0.0020
Plat yang menggunakan tulangan ulir atau jaring kawat las mutu 400
0.0018
Plat yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi 400 Mpa yang
diukur dengan regangan leleh 0,35%
0.0018 x 400/fy
Tulangan yang dipasang pada plat satu arah digunakan untuk menahan serta
mendistribusikan retak akibat susut dan perbedaan suhu. Tulangan susut atau tulangan
temperatur atau biasa dikenal dengan tulangan pembagi dipasang untuk mereduksi
kontraksi beton yang terjadi ke semua arah dan dipasang tegak lurus terhadap tegangan
momen. Tulangan pembagi ini harus dipasang pada plat struktur bila tulangan utamanya
membentang dalam satu arah. Jarak tulangan pembagi tidak boleh melebihi 5 kali tebal
plat atau lebih dari 200 mm. Pada prinsipnya penulangan plat sama dengan penulangan
pada balok. Perbedaannya terletak pada lengan momennya yang diberi harga sebesar jd =
0,9 d.
Pada umumnya maksud pengunaan bangunan atap adalah untuk melindungi ruangan
dari panas matahari dan hujan. Oleh karena itu bangunan atap harus memenuhi syarat syarat yaitu tidak boleh bocor (tembus air) juga tidak boleh tembus panas akibat sinar
matahari. Agar pengerjaan tidak mengecewakan , maka dalam pelaksanaan pekerjaan atap
harus betul-betul dilakukan dengan teliti hingga kelak dikemudian hari atap tidak
mengalami bocor. Dalam hal ini dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan atap merupakan
penentu berhasil atau tidaknya pekerjaan atap (bocor atau tidaknya bangunan atap)
sehingga dapat dipakai pedoman bahwa pelaksanaan memperbaiki bangunan atap yang
bocor lebih sulit dari pada pelaksanaan membuat atap yang baru. Bangunan atap dari
beton , bangunan atap dari beton biasanya terbuat dari beton bertulang, sehingga
pekerjaan terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Pekerjaan adukan beton
Pekerjaan pembesian (tulangan) beton.
Agar atap beton tidak mudah bocor (tembus air) maka susunan adukan beton harus
kedap air (rapat air). Susunan campuran adukan beton yang kedap air harus gemuk artinya
perbandingan campuran harus menunjukan banyak bahan pengikatnya. (semen PC).
Dalam praktek perbandingan campuran adukan beton yang kedap air yang digunakan
untuk bangunan atap beton biasanya diambil 1 PC : 1 1/2 PS : 2 1/2 KR. Pemakaian air
dalam adukan beton untuk bangunan atap hendaknya diambil secukupnya saja artinya
paling banyak terbatas pada sifat adukan beton dapat dikerjakan (dicorkan) dan tidak
boleh memakai air yang berlebih-lebihan yang dapat mengakibatkan adukan beton
menjadi sangat cair.
Pada adukan beton yang sangat cair dapat mengakibatkan butir-butir PC saling berjauhan
sehingga beton setelah menjadi keras akan dapat dengan mudah ditembus oleh air. Air
yang digunakan untuk adukan beton harus air tawar dan bersih, demikian pula bahan
tambahan pasir dan krikil harus juga bersih dari segala kotoran. Hal ini dimaksudkan agar
mutu beton dapat terjamin baik terhadap kekuatan maupun terhadap sifat tahan tembus
air.