Retribusi PDF
Retribusi PDF
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat-Nya sehingga penelitian Studi Potensi Penerimaan Retribusi Daerah dan
Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian
ini terlaksana atas kerjasama Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP)
Universitas Gadjah Mada dengan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menghitung potensi serta target retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah
Provinsi DIY. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah
Provinsi DIY dalam usaha meningkatkan penerimaan retribusi daerah dan lainlain PAD yang sah.
Tim Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terlaksana dengan
baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini Tim Peneliti Studi Potensi Penerimaan Retribusi Daerah dan Lainlain PAD yang Sah Provinsi DIY PSEKP UGM menyampaikan terima kasih
kepada:
a) Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Provinsi DIY.
b) Para responden dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta yang
telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan dan memberikan
keterangan yang diperlukan sebagai sumber data primer.
Akhirnya, kami berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan
dapat dijadikan bahan rujukan dalam upaya pembangunan daerah pada khususnya
dan pembangunan ekonomi nasional secara umum.
Yogyakarta, Desember 2007
Tim Peneliti
PSEKP UGM
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I PENDAHULUAN
7
7
10
12
19
19
Provinsi DIY
2.2.2. Perkembangan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah
20
21
23
iii
27
27
3.1.1.Konsep
27
27
31
31
31
38
44
44
46
49
49
49
51
52
53
53
58
58
61
61
61
62
63
5.1. Kesimpulan
63
5.2. Rekomendasi
64
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
66
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
1.1.
2.1.
Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Retribusi dan total PAD Provinsi
10
2.3.
12
2.4.
14
2.5.
18
2.6.
23
3.1.
32
3.2.
34
3.3.
34
3.4.
36
3.5.
37
3.6.
41
3.7.
42
3.8.
43
3.9.
44
3.10.
45
3.11.
46
3.12.
47
3.13.
47
3.14.
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
2.2.
2.3.
10
2.4.
11
2.5.
13
2.6.
14
2.7.
20
21
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
(%)
200420052005
2006
75,74
54,10
2004
2005
2006
1.513.381.820
2.659.624.608
4.098.569.999
1.135.707.485
1.456.599.136
1.322.917.865
28,25
-9,18
514.303.700
285.438.550
506.306.525
-44,50
77,38
4.470.993.907
99.773.240
4.135.062.385
199.454.110
3.829.134.050
114.592.500
-7,51
99,91
-7,40
-42,55
2.249.597.000
434.698.556
2.582.594.000
621.643.640
1.997.036.000
588.987.927
14,80
43,01
-22,67
-5,25
Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun
pungutan.
Upaya
ini
harus
dilakukan
dengan
hati-hati
dengan
1.2.
penelitian ini adalah untuk memotret penerimaan retribusi daerah dan lain-lain
PAD yang sah, menghitung potensi dan target penerimaan retribusi daerah dan
penerimaan lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY. Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi Pemerintah Provinsi DIY dalam usaha meningkatkan sumbersumber penerimaan retribusi daerah melalui strategi-strategi penerimaan dan
mengetahui potret makro potensi penerimaan retribusi dan lain-lain PAD yang
sah.
Dalam penelitian ini, jenis-jenis retribusi serta lain-lain PAD yang sah
yang akan diukur potensinya adalah:
1.
Retribusi
a. Retribusi Jasa Umum, terdiri dari:
-
Bidang ketenagakerjaan
2.
Bidang sosial
Izin trayek
1.3.
BATASAN MASALAH
Studi ini mengumpulkan data potensi retribusi dan lain-lain PAD yang sah
Provinsi DIY sebagaimana yang telah disebutkan pada sub judul tujuan dan
manfaat. Jumlah jenis potensi retribusi Provinsi DIY adalah sebanyak 19 jenis dan
yang dipilih sebagai sampel sebanyak 9 jenis. Jenis penerimaan retribusi dipilih
berdasarkan kontribusinya terhadap total jenis penerimaan retribusi yang
bersangkutan (purposive sampling) sehingga dapat diperoleh data yang dapat
mewakili masing-masing jenis retribusi. Jenis potensi retribusi yang disurvei
adalah:
a. Bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial
b. Bidang ketenagakerjaan
c. Bidang pendidikan dan pelatihan
d. Bidang kekayaan daerah
e. Pasar grosir dan/atau pertokoan
f. Produksi usaha daerah
g. Bidang sosial
h. Izin trayek
i. Izin kelebihan muatan
Jumlah unit retribusi yang disurvei adalah sebanyak 84 unit. Perincian unit
retribusi yang disurvei dapat dilihat pada lampiran.
1.4.
METODOLOGI PENELITIAN
BAB II
GAMBARAN KINERJA PENERIMAAN RETRIBUSI
DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH PROVINSI DIY
2.1.
KINERJA RETRIBUSI
Gambar 2.1
Kontribusi Realisasi Retribusi terhadap Total PAD Provinsi DIY
4,00
3,20
2,97
3,00
2,40
2,97
2,85
3,14
2,32
1,60
0,80
0,00
2002
2003
2004
2005
2006
2007 TW III
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun
Perkembangan nilai target dan realisasi retribusi dan total PAD Provinsi
DIY selama periode 2002 sampai dengan 2007 (triwulan III) menunjukkan trend
yang meningkat. Secara umum, realisasi penerimaan retribusi selalu melebihi
target yang ditetapkan, kecuali pada tahun 2005. Nilai realisasi penerimaan
retribusi pada tahun 2007 lebih kecil dibandingkan targetnya karena jumlah
realisasi tersebut hanya sampai triwulan III. Perkembangan nilai target dan
realisasi retribusi dan total PAD sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Retribusi dan Total PAD
Provinsi DIY, 2002 2007 (dalam Rupiah)
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
2007
TW III
Retribusi
Target
Realisasi
4.049.952.600 5.094.831.625
7.776.677.650 8.089.794.859
10.337.721.820 10.418.455.708
12.010.026.408 11.940.416.429
11.745.637.282 12.457.544.866
PAD
Target
169.489.772.568
246.501.101.074
303.353.566.475
375.879.788.111
368.522.643.044
Realisasi
219.923.366.348
272.129.778.876
347.404.225.165
401.912.337.894
436.500.656.107
14.722.357.478 10.752.821.386
420.568.426.068
342.132.911.090
Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun
Gambar 2.2
Perkembangan Nilai Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2004 2006
Rp
4.500.000.000
4.000.000.000
3.500.000.000
3.000.000.000
2.500.000.000
2.000.000.000
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
0
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
2004
2004
2005
2005
2006
2006
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.
Tabel 2.2
Kontribusi dan Pertumbuhan Retribusi Provinsi DIY, 2002 2007 (%)
Kontribusi
(Retribusi/PAD)
Tahun
Target
2002
2003
2004
2005
2006
2007 Tw III
Realisasi
2,39
3,15
3,41
3,20
3,19
3,50
2,32
2,97
3,00
2,97
2,85
3,14
Pertumbuhan (Retribusi/PAD)
Retribusi
Target
0,00
92,02
32,93
16,18
-2,20
-
Retribusi
Realisasi
0,00
58,78
28,79
14,61
4,33
-
PAD
Target
0,00
45,44
23,06
23,91
-1,96
-
PAD
Realisasi
0,00
23,74
27,66
15,69
8,61
-
Sumber: BPKD Prov DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun. diolah
14.000.000.000
12.457.544.866
12.000.000.000
11.940.416.429
10.418.455.708
10.000.000.000
8.089.794.859
8.000.000.000
6.000.000.000
5.094.831.625
4.000.000.000
2.000.000.000
0
2002
2003
2004
2005
2006
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.
10
125,00
104,03
100,00
100,78
99,42
106,06
75,00
50,00
25,00
0,00
2002
2003
2004
2005
2006
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.
daerah
dan
pelayanan
kesehatan
masing-masing
yaitu
sebesar
11
2006
Target
Realisasi
3.173.654.450
4.098.569.999
1.496.253.420
1.322.917.865
300.000.000
506.306.525
4.437.989.160
3.829.134.050
39.793.000
114.592.500
1.800.260.000
1.997.036.000
497.687.252
588.987.927
11.745.637.282 12.457.544.866
Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah (2006).
%
Realisasi
129,14
88,42
168,77
86,28
287,97
110,93
118,34
106,06
12
Dispensi Kelebihan
Muatan; 16,03%
Jasa Umum;
4,73%
Pelayanan
Kesehatan;
32,90%
Pemakaian
Kekayaan Daerah;
10,62%
Penjualan
Prod.Usaha
Daerah; 30,74%
Pasar Grosir
dan/atau
pertokoan; 4,06%
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY Tahun 2006
Pada tahun 2007, retribusi di kategorikan menjadi tiga yaitu Retribusi Jasa
Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. Berdasarkan data
target dan realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi DIY (sampai dengan
triwulan III) dapat diketahui bahwa jenis retribusi yang memberikan kontribusi
terbesar adalah retribusi jasa usaha sebesar 55,67%. Sementara itu jenis retribusi
perizinan tertentu memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 17,13%.
13
Gambar 2.6
Kontribusi Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2007
Retribusi
Perizinan
Tertentu;
17,13%
Retribusi Jasa
Umum;
27,20%
Retribusi Jasa
Usaha;
55,67%
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY Tahun 2007
(Tw III)
Perkembangan nilai target dan realisasi retribusi Provinsi DIY pada tahun
2007 (triwulan III) menunjukkan bahwa persentase realisasi masing-masing pos
retribusi di atas 65%. Secara total, persentase realisasi retribusi adalah sebesar
73,04%. Nilai target dan realisasi retribusi Provinsi DIY tahun 2007 sebagaimana
terlihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Target dan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2007 (dalam Rupiah)
2007 TW III
% Realisasi
Target
Realisasi
Retribusi Jasa Umum
4.268.970.228 2.924.240.874
68,50
Retribusi Jasa Usaha
7.799.089.250 5.986.533.537
76,76
Retribusi Perizinan Tertentu
2.654.298.000 1.842.046.975
69,40
73,04
Jumlah 14.722.357.478 10.752.821.386
Keterangan
Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 TW III.
14
bertentangan
dengan
kebijaksanaan
nasional
mengenai
penyelenggaraannya
6. Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu
sumber pendapatan yang potensial
7. Memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas
pelayanan yang lebih baik.
Retribusi Jasa Umum berdasarkan pada Perda yang sama pasal 2 ayat 2 terdiri
atas:
a. Bidang kesehatan
b. Bidang pertanian
c. Bidang perindustrian dan perdagangan
d. Bidang ketenagakerjaan
e. Bidang pendidikan
f. Bidang pemukiman dan prasarana wilayah
g. Bidang perikanan dan kelautan
15
h. Bidang perhubungan
i. Bidang kehutanan dan perkebunan
Retribusi Jasa Usaha
Golongan retribusi kedua adalah retribusi Jasa Usaha. Berdasarkan Perda
Provinsi DIY Nomor 9 Tahun 2005 tentang Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Jasa
Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat disediakan oleh sektor
swasta. Jenis-jenis retribusi jasa usaha yang diatur dalam Perda tersebut di atas
pada pasal 2 ayat 2 meliputi:
a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah
b. Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
c. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
d. Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa
e. Retribusi penjualan produksi usaha daerah
f. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
Adapun kriteria dari Jasa Usaha menurut pasal 5 di antaranya adalah:
1. Jasa yang diberikan dalam bentuk pemberian pelayanan jasa dan/atau
pemberian pelayanan produksi yang bersifat komersial
2. Merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
3. Memberi manfaat khusus bagi orang/pribadi atau badan yang diharuskan
membayar retribusi, di samping juga untuk melayani kepentingan umum
4. Layak dibebani retribusi
5. Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu
sumber pendapatan yang potensial
6. Mampu memberi keuntungan atau bersifat profit oriented
7. Memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas
pelayanan yang baik
8. Retribusi Jasa Usaha adalah suatu pungutan yang mempunyai sifat:
-
bukan pajak
16
b.
c.
d.
Retribusi izin perpanjangan tanda pabrik untuk alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya
e.
f.
g.
h.
i.
j.
17
Tabel 2.5
Perbandingan Kode Rekening dan Jenis-jenis Retribusi Daerah
Kode Rek.
Sebelum 2007
Uraian
Kode
Rek.
412
4 1 2 01
100000012
100000012 01
Retribusi Daerah
Retribusi Pelayanan Kesehatan
100000012 02
4 1 2 02
100000012 05
4 1 2 03
Tahun 2007
Uraian
Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum terdiri
dari retribusi pelayanan
kesehatan, retribusi pelayanan
tera/tera ulang, retribusi
pelayanan pendidikan dan
pelatihan, retribusi pelayanan
ketenagakerjaan, retribusi
pelayanan pertanian, retribusi
pelayanan bidang kehutanan
dan perkebunan, retribusi
pelayanan bidang perikanan,
retribusi pelayanan
permukiman dan prasarana
wilayah.
Retribusi Jasa Usaha terdiri
dari retribusi pemakaian
kekayaan daerah, retribusi
pelayanan kepelabuhan,
retribusi tempat rekreasi dan
olah raga, retribusi penjualan
produksi usaha daerah,
retribusi pasar grosir dan/atau
pertokoan (dikelola BPKD).
Retribusi Perizinan Tertentu
terdiri dari retribusi izin
trayek, retribusi dispensasi
kelebihan muatan, retribusi
perizinan perhubungan laut,
retribusi perizinan
perhubungan udara, retribusi
izin pos dan telekomunikasi,
retribusi izin pelayanan
kesehatan, retribusi izin
pelayanan di bidang sosial,
retribusi izin perikanan dan
kelautan, retribusi izin
pelayanan perpustakaan,
retribusi izin pengganti STNK
hilang.
18
Sebelum 2007
Uraian
Kode Rek.
Kode
Rek.
-
100000012 06
Tahun 2007
Uraian
2.2.
2.2.1. Kontribusi Lain-lain PAD yang Sah terhadap Total PAD Provinsi
DIY
Kontribusi penerimaan lain-lain PAD yang sah selama kurun waktu 20022007 menunjukkan adanya penurunan (perhatikan Gambar 2.7). Jika pada tahun
2002 nilai kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap total PAD Provinsi DIY
adalah 14,78%, maka pada tahun 2003 hanya sebesar 9,24% saja, demikian
mengalami penurunan secara terus menerus yaitu 4,49% (2004), 4,48% (2005)
dan menjadi 8,76% (2006).
kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap Total PAD Provinsi DIY adalah
sebesar 2,11%.
19
Gambar 2.7
Persentase Realisasi Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah terhadap Total
PAD Provinsi DIY, 2002-2007
(%) 16,00
14,78
14,00
12,00
10,00
9,24
8,76
8,00
6,00
4,49
4,48
4,00
2,11
2,00
0,00
2002
2003
2004
2005
2006
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.
Menurunnya kontribusi pos lain-lain PAD yang sah terhadap total PAD
Provinsi DIY dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu di antaranya adalah
adanya perubahan rekening, dengan demikian ada beberapa jenis pungutan yang
sebelumnya dimasukkan dalam rekening lain-lain PAD yang sah kemudian
beralih ke rekening lain. Sebagai contoh, pendapatan yang berasal dari sumbangan
pihak III saat ini bukan termasuk dalam lain-lain PAD yang sah, akan tetapi akan
dimasukkan dalam rekening Pendapatan Lain-lain.
2.2.2. Perkembangan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah
Meskipun secara umum kontribusi pos lain-lain PAD yang sah terhadap
total PAD Provinsi DIY cenderung menurun, namun kinerjanya selama periode
2002 sampai dengan 2006 menunjukkan adanya peningkatan nilai realisasi. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai realisasi per tahunnya yang selalu melebihi nilai yang
ditargetkan. Pada tahun 2002 misalnya, target pendapatan dari pos ini adalah
sebesar Rp 6,46 miliar sedangkan nilai realisasinya adalah Rp 32,50 miliar,
dengan kata lain persentase realisasi mencapai 503,04%. Sementara itu pada tahun
2006, nilai pendapatan dari pos lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 38,25 miliar
20
jauh lebih besar dari nilai targetnya yaitu Rp 17,10 miliar. Untuk tahun 2007,
sampai dengan triwulan III nilai realisasi pendapatan dari pos lain-lain PAD yang
sah telah mencapai Rp 7,22 miliar atau sebesar 49,57% dari nilai yang ditargetkan
pada tahun 2007 yaitu Rp 14,56 miliar.
Gambar 2.8
Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah Provinsi DIY, 2002-2007
Rp 45.000.000.000
40.000.000.000
35.000.000.000
30.000.000.000
25.000.000.000
20.000.000.000
15.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
0
2002
2003
2004
2005
2006
Target
6.461.598.439
12.855.459.868
15.291.925.997
12.644.419.700
17.101.731.800
14.557.800.000
Realisasi
32.504.407.633
25.153.353.824
15.599.821.065
17.992.671.285
38.247.508.541
7.216.143.341
Target
Realisasi
Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun.
21
Dalam perkembangannya, sumbangan pihak III saat ini digolongkan pada jenis
pendapatan lain-lain dan bukan lagi termasuk dalam pos lain-lain PAD yang sah.
Jenis penerimaan pos lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY dapat
digolongkan menjadi:
1. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
2. Penerimaan jasa giro
3. Penerimaan bunga deposito
4. Angsuran/cicilan rumah dinas
5. Sumbangan PT. Jasa Raharja
6. Pendapatan lain-lain
7. Pendapatan denda pajak
8. Fasilitas umum
9. Sewa internet
10. Lain-lain penerimaan yang tidak ditargetkan
Jika dicermati lebih lanjut dari sekian jenis golongan pendapatan lain-lain
PAD yang sah di atas, pos pendapatan penerimaan jasa giro dan penerimaan
bunga deposito memiliki kontribusi terbesar. Pada tahun 2005, komposisi
penerimaan pos lain-lain PAD yang sah terdiri dari penerimaan jasa giro 49,20%,
penerimaan bunga deposito 17,89%, pendapatan lain-lain 14,81%, sumbangan
pihak ke III 12,27%, bantuan administrasi PT. Jasa Raharja 5,63%, hasil
penjualan aset daerah 0,17% dan angsuran/cicilan rumah dinas 0,02%. Untuk
tahun 2006, komposisi penerimaan lain-lain PAD yang sah sedikit berbeda
dengan tahun 2006 karena munculnya penerimaan yang berasal dari penerimaan
lain-lain yang tidak ditargetkan yang mencapai 48,02% dari total penerimaan lainlain PAD yang sah. Sementara itu, untuk tahun 2007 sampai dengan triwulan III,
penerimaan lain-lain PAD yang sah hanya berasal dari penerimaan jasa giro
99,98% dan penjualan aset daerah (berasal dari penjualan hasil hutan) 0,02%.
Selengkapnya mengenai struktur penerimaan pos lain-lain PAD yang sah Provinsi
DIY disajikan pada Tabel 2.6.
22
Tabel 2.6
Komposisi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah, 2005-2007 (%)
Keterangan
1. Hasil Penjualan Aset Daerah
2. Penerimaan Jasa Giro
3. Penerimaan Bunga Deposito
4. Sumbangan Pihak Ke III
5. Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
6. Bantuan Administrasi PT Jasa Raharja
7. Pendapatan Lain-lain
8. Penerimaan lain-lain yang tidak
ditargetkan
Jumlah
2005
0,17
49,20
17,89
12,27
0,02
5,63
14,81
2006
0,14
27,69
20,62
0,00
0,01
2,92
0,60
0,00
100,00
48,02
100,00
0,00
100,00
Sumber: BPKD Provinsi DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun.
2.3.
jasa umum dan retribusi jasa tertentu, namun tidak semua jenis retribusi dalam
ketiga retribusi tersebut disurvei, akan tetapi dipilih jenis retribusi (bidang) yang
memiliki peran besar (diukur dari nilai realisasi retribusi) di ketiga jenis retribusi
tersebut. Beberapa jenis/bidang yang disurvei adalah:
1. Jasa Umum, meliputi:
-
23
24
3. Beberapa jenis retribusi yang dipungut yang diatur dalam Perda pada
kenyataannya banyak yang belum berjalan. Misalnya, pada retribusi jasa
umum bidang ketenagakerjaan pada asrama buruh Ledok Code yang akan
diterapkan pada tahun 2008, serta sewa tempat pemasangan iklan shelter
di dinas perhubungan. Karena belum dioperasikan, maka belum dapat
diperoleh nilai nominal berapa potensi dari sumber penerimaan tersebut.
4. Sebaliknya, beberapa sumber penerimaan retribusi pada saat survei
berjalan mengalami kerusakan akibat gempa Mei 2006, sehingga kesulitan
untuk memperoleh data.
5. Beberapa unit kerja sudah tutup dan bahkan ada yang sudah merger
dengan unit kerja lain sejak tahun 2002, sementara pada Perda terbaru unit
kerja tersebut masih tercantum.
6. Permasalahan khusus, pada pungutan retribusi pemanfaatan air Waduk
Sermo Kulon Progo oleh Pemerintah Provinsi DIY (tercantum di dalam
Perda No 9 Tahun 2005 tentang Jasa Usaha sebagai retribusi pemakaian
kekayaan daerah bidang pemukiman dan prasarana wilayah), namun pihak
yang bersangkutan tidak mengetahui siapa yang berwenang memungut
retribusi di wilayah tersebut apakah Pemerintah Provinsi atau Pemerintah
Pusat.
Dari hasil survei lapangan dapat ditemukan beberapa hal, antara lain:
1. Beberapa unit kerja sebenarnya tidak layak untuk dipungut retribusi seperti
panti-panti sosial dan SLB.
2. Tarif di Perda merupakan harga minimal, sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan harga pasar yang berlaku.
3. Beberapa aset daerah pengelolaannya kurang optimal, bahkan ada
beberapa aset daerah (baik tanah maupun bangunan) yang tidak
dimanfaatkan. Jumlah aset Pemda dalam bentuk tanah menurut data tahun
2006 adalah sebanyak 717 bidang dengan luas 5.124.975 m2, diantaranya
terdapat sekitar 20 aset tanah yang kosong (belum dimanfaatkan).
25
Retribusi yang dikenakan di SLB Bagian C di Giwangan, adalah retribusi jasa umum bidang berkaitan
dengan jasa penginapan. Di kompleks sekolah ini terdiri dari sekolah, asrama anak-anak (cacat), aula, rumah
dinas dan penginapan. Terdapat 5 rumah/gedung yang disewakan untuk umum, di antaranya adalah Sadewa,
Bima, Yudistira, Nakula, Arjuna dan Rama. Kapasitas dari masing-masing rumah adalah 3 kamar dengan
tempat tidur pada kondisi normal rata-rata 6 unit. Sifat penyewaan adalah secara paket, yaitu sewa penginapan
sekaligus sewa aula dengan tarif Rp 2.500,-/orang/hari. Sewa pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu untuk
umum (dari luar) dan khusus (kegiatan-kegiatan dari dinas pendidikan). Sebagian besar sewa di SLB ini berasal
dari dinas pendidikan dengan kegiatan seperti diklat dll, sementara dari sewa untuk umum hampir tidak ada.
Penerimaan sewa penginapan di SLB Giwangan ini kecenderungannya menurun dalam beberapa tahun
terakhir. Pada tahun-tahun yang lalu, rata-rata sewa gedung dapat mencapai 6 kali dalam setahun, namun dalam
tahun 2007 ini (sampai bulan Oktober) belum pernah ada. Penurunan sewa disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah kondisi sarana dan prasarana yang rusak akibat gempa. Selain itu, yang lebih utama adalah
berkurangnya kegiatan-kegiatan dinas yang diselenggarakan di lokasi ini, meskipun ada kegiatan tersebut
bersifat sosial seperti pertemuan koordinasi, ataupun studi banding dengan sekolah-sekolah yang sejenis yang
tidak dikenakan biaya sewa. Sementara sewa dari masyarakat umum hampir tidak ada.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa semakin sedikit pejabat pemerintah yang menggunakan
penginapan semisal di SLB ini karena adanya persyaratan administratif dalam perjalanan pejabat pemerintah
seperti SPJ penginapan harus hotel yang memiliki NPWP. Selain itu, faktor psikologis yang menghambat sewa
penginapan di SLB ini. Masyarakat pada umumnya tidak mau menyewa gedung/penginapan di SLB. Hal ini
dikarenakan oleh menyatunya penginapan tersebut dengan anak-anak SLB, sehingga masyarakat enggan untuk
menyewanya meskipun harganya sangat murah.
Dengan adanya permasalahan serta hambatan seperti di atas serta kondisi sarana dan prasarana di
sekolah SLB ini, sebenarnya beban retribusi yang ditargetkan pemerintah Provinsi DIY dianggap oleh
pengelola sangat memberatkan. Pada APBD tahun 2007, target retribusi untuk SLB Negeri Pembina ini adalah
Rp 4.000.000,-. Sementara realisasi sampai dengan Tri Wulan III adalah sebesar Rp 2.025.000,- atau baru 50%nya. Dilihat dari potensi ke depannya, sewa ruang di SLB Pembina ini dapat dikatakan sangat kurang apalagi
jika dikaitkan dengan masalah psikologis masyarakat. Sementara itu, kegiatan dari dinas pendidikan yang
merupakan instansi yang selama ini bekerja sama dengan SLB Pembina juga semakin menurun. Melihat potensi
dan hambatan yang dihadapi pengelola, maka retribusi sewa ruangan di SLB Pembina ini perlu
dipertimbangkan kembali. Dengan demikian, peraturan-peraturan yang mengatur retribusi sewa penginapan di
SLB Pembina Giwangan juga perlu ditinjau ulang.
26
BAB III
PERHITUNGAN POTENSI RETRIBUSI
DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH PROVINSI DIY
3.1.
METODOLOGI
3.1.1. Konsep
Estimasi potensi retribusi dan lain-lain PAD yang sah, dilakukan secara
aggregatif dengan menggunakan data sekunder seperti yang banyak dilakukan
oleh ahli ekonomi karena sederhana dan efisien. Estimasi aggregat ini memberi
indikasi seberapa besar jumlah potensi yang ada. Namun, studi dengan metode
sederhana ini tidak dapat memberi arah kebijakan spesifik yang harus dilakukan
guna meningkatkan potensi. Oleh karena itu, dalam perhitungan potensi retribusi
ini, juga diikuti dengan kajian pada basis mikro guna mengetahui peluang dan
hambatan yang terjadi di lapangan. Dengan demikian, berdasar basis ini maka
diharapkan pemerintah mampu membuat kebijakan spesifik untuk merealisasikan
potensi menjadi realisasi.
3.1.2. Model Perhitungan
Perhitungan potensi untuk jenis retribusi dengan data sekunder dapat
didekati dengan menggunakan metode trend, namun hal tersebut tidak dapat
dilakukan karena adanya keterbatasan data. Permasalahan data tersebut adalah
karena perbedaan klasifikasi (pembagian jenis retribusi) yang berakibat pada
perbedaan akun-akun dalam laporan keuangan sehingga menyulitkan dalam
penelusuran data. Sebagaimana pernah dipaparkan sebelumnya, menurut data
yang ada klasifikasi jenis retribusi di Provinsi DIY sebelum tahun 2007 terdiri
dari 7 jenis retribusi, sementara mulai anggaran 2007 retribusi diklasifikasikan
menjadi 3 jenis yaitu retribusi jasa umum, jasa usaha dan izin tertentu. Oleh
karena itu, metode perhitungan potensi retribusi pada kajian ini adalah dengan
menggunakan metode makro satu titik, yaitu dengan menganggap bahwa realisasi
27
penerimaan pada tahun terakhir adalah merupakan potensi retribusi untuk tahun
selanjutnya.
Metode perhitungan makro satu titik ini, selain memperhatikan capaian
realisasi pada tahun sebelumnya juga memperhatikan pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, perhitungan potensi retribusi tahun 2008 diperoleh dengan mengalikan
data realisasi tahun terakhir (2007) dan rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun.
Karena data pendapatan retribusi tahun terakhir (2007) belum bisa diperoleh,
maka dilakukan proyeksi nilai realisasi penerimaan retribusi Provinsi DIY untuk
tahun 2007, berdasar pada capaian realisasi sampai dengan triwulan III (JanuariSeptember) kecuali untuk retribusi Jasa Umum bidang pendidikan dan pelatihan
telah menggunakan data terbaru sampai Desember 2007, sehingga tidak perlu
dihitung perkiraan realisasi tahun 2007. Asumsi yang digunakan dalam
perhitungan proyeksi realisasi retribusi 2007 adalah bahwa pertumbuhan
penerimaan pada triwulan IV rata-rata 33% dari nilai triwulan III. Pertumbuhan
penerimaan pada triwulan IV tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, atau dapat dikatakan perilaku penerimaan pada triwulan IV memiliki
kecenderungan yang sama. Rumus yang digunakan dalam perhitungan proyeksi
realisasi retribusi tahun 2007 adalah:
Nilai Perkiraan Realisasi 2007 = Realisasi Triwulan III x 1,33
Selanjutnya untuk menghitung potensi retribusi tahun 2008 adalah dengan
mengalikan nilai perkiraan realisasi tahun 2007 dengan pertumbuhan ekonomi.
Angka pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah rata-rata pertumbuhan
ekonomi di Provinsi DIY. Dalam hal ini, perilaku pertumbuhan retribusi Provinsi
DIY diasumsikan memiliki kecenderungan yang sama dengan pertumbuhan
ekonomi (PDRB) Provinsi DIY. Rumus yang digunakan dalam menghitung
potensi retribusi tahun 2008 adalah sebagai berikut:
Potensi Retribusi (2008) = Perkiraan Realisasi (2007) x Rata-rata
Pertumbuhan Ekonomi
28
x Persentase
Bobot
Selanjutnya, metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung
potensi pendapatan lain-lain PAD yang sah adalah dengan proyeksi makro, yaitu
menggunakan trend. Kondisi ini mengakibatkan perhitungan potensi dilakukan
dengan menggunakan proyeksi statistik. Penerimaan untuk tahun anggaran
mendatang diestimasi sebagai fungsi aritmatik dari waktu (potensi penerimaan = a
+ bt). Di samping itu, karena tidak tersedianya data yang memadai yang
diperlukan untuk melakukan teknik estimasi yang lebih rumit.
Analisis deret berkala dapat dilakukan dengan berbagai metode estimasi.
Metode estimasi yang paling sederhana adalah menggunakan kuadrat terkecil
29
(least square method). Metode ini menggunakan data secara tahunan kemudian
memproyeksikan kecenderungannya di masa yang akan datang. Metode kuadrat
terkecil bertujuan untuk meminimumkan jumlah kuadrat penyimpangan (deviasi)
nilai terhadap garis trend. Apabila hal tersebut dipenuhi, maka garis trend akan
terletak di tengah-tengah data asli. Secara matematis, persamaan garis trend dapat
ditulis sebagai berikut:
Y * = a + bT
a=
Y
n
sedangkan b =
TY
TT
Persamaan ini dapat digunakan bila nilai a dan b dapat dihitung. Y* adalah garis
trend yang ditaksir (dalam hal ini adalah penerimaan pendapatan lain-lain PAD
yang sah) yang ditaksir dan T adalah waktu (dalam hal ini tahun).
Pola penerimaan pendapatan lain-lain PAD yang sah berbeda dengan pajak
dan retribusi, dimana penerimaan dari suatu sumber belum tentu ada tiap
tahunnya. Oleh karena itu, perhitungan potensi dengan memperhatikan data tahun
terakhir dan kecenderungannya pada tahun-tahun sebelumnya. Tidak semua
sumber pendapatan pada pos lain-lain PAD yang sah ini dihitung potensinya,
karena terdapat sumber-sumber yang tidak dapat diprediksikan misalnya
penjualan aset daerah (yang merupakan kewenangan pihak pemerintah daerah
untuk menjual atau tidak aset-asetnya pada tahun-tahun mendatang), dan lainnya.
Beberapa jenis penerimaan lain-lain PAD yang dihitung potensinya antara lain:
1. Penerimaan jasa giro
2. Penerimaan bunga deposito
3. Angsuran /cicilan rumah dinas
4. Bantuan administrasi PT Jasa Raharja
30
3.2.
dahulu akan dihitung nilai realisasi retribusi tahun 2007 yang merupakan dasar
perhitungan potensi untuk tahun 2008. Pada Tabel 3.1 disajikan perhitungan
perkiraan nilai realisasi retribusi provinsi DIY tahun 2007 dengan dasar capaian
nilai realisasi sampai dengan triwulan III. Dalam Tabel 3.1 tersebut, seluruh jenis
penerimaan didasarkan pada data sekunder realisasi sampai dengan triwulan III
kecuali untuk jenis penerimaan bidang pendidikan dan pelatihan pada Retribusi
Jasa Umum. Untuk jenis penerimaan di bidang pendidikan dan pelatihan diambil
dari nilai realisasi penerimaan sampai dengan bulan Desember 2007.
Pada perhitungan potensi dengan dasar realisasi penerimaan tahun 2007
ini, masih belum memasukkan potensi penerimaan dari beberapa sumber yang
potensial. Hal ini dikarenakan beberapa pungutan baru akan dilaksanakan pada
tahun 2008, seperti misalnya retribusi Asrama Buruh Ledok Code, sewa tempat
pemasangan iklan di shelter pada dinas perhubungan. Selain itu, terdapat juga
beberapa penerimaan yang sebelumnya cukup potensial akan tetapi sementara
tidak menghasilkan penerimaan dikarenakan mengalami kerusakan akibat gempa
Mei 2006. Pada beberapa unit kerja yang mengalami kerusakan bangunan akibat
gempa tersebut, pada saat ini sudah dilakukan proses perbaikan. Dengan demikian
diharapkan pada tahun-tahun mendatang dapat menambah peluang bagi
penerimaan retribusi.
31
Tabel 3.1
Proyeksi Realisasi Retribusi 2007 Provinsi DIY
No
Jenis Pendapatan
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA UMUM
Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera Ulang
Retribusi Pelayanan Pertanian
Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan
Retribusi Pelayanan Perikanan
Retribusi Pelayanan Permukiman
II
2.1
2.2
2.3
2.4
Perkiraan
Realisasi Tw III
Target 2007
Realisasi 2007
14.367.574.789,19 10.838.688.590,00 14.722.357.478,00
3.955.562.708,23 3.010.108.078,00 4.268.970.228,00
3.437.931.449,12
188.824.090,00
145.094.047,00
76.934.182,50
9.249.241,61
4.431.028,00
2.469.810,00
90.628.860,00
2.584.910.864,00
141.973.000,00
145.094.047,00 *
57.845.250,00
6.954.317,00
3.331.600,00
1.857.000,00
68.142.000,00
3.756.020.800,00
199.637.500,00
138.511.928,00
95.000.000,00
11.000.000,00
1.800.000,00
2.000.000,00
65.000.000,00
7.962.089.604,21
2.971.205.251,63
422.575.282,08
4.452.393.984,50
115.915.086,00
5.986.533.537,00
2.233.988.911,00
317.725.776,00
3.347.664.650,00
87.154.200,00
7.799.089.250,00
1.838.526.300,00
300.000.000,00
5.583.112.950,00
77.450.000,00
III
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
2.449.922.476,75 1.842.046.975,00
3.1
Bidang Sosial
130.797.353,75
98.343.875,00
3.2
Izin Trayek
80.138.485,00
60.254.500,00
3.3
Kelebihan Muatan
2.144.017.190,00 1.612.043.000,00
3.4
Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi
44.106.258,00
33.162.600,00
3.5
Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan
13.300.000,00
10.000.000,00
3.6
Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan
12.073.740,00
9.078.000,00
3.7
Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang
25.489.450,00
19.165.000,00
* Realisasi sampai dengan Desember 2007
Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.
2.654.298.000,00
175.000.000,00
97.210.000,00
2.300.000.000,00
33.570.000,00
10.000.000,00
19.000.000,00
19.518.000,00
Dari nilai perkiraan realisasi tahun 2007 pada tabel di atas kemudian
dihitung nilai potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2008. Sebagaimana telah
dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai metode perhitungan, nilai potensi
retribusi tahun 2008 diperoleh dengan cara mengalikan nilai perkiraan realisasi
retribusi tahun 2007 dengan pertumbuhan ekonomi (kecuali untuk retribusi jasa
umum bidang pendidikan dan pelatihan akan diterangkan kemudian). Berdasarkan
jenis pertumbuhan ekonominya, proyeksi potensi retribusi dibedakan menjadi tiga
skenario yaitu skenario 1 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4% (pesimis),
skenario 2 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% (moderat) dan skenario 3
32
pada
Balai
Pengembangan
Kegiatan
Belajar
(BPKB),
juga
Perda.
Perhitungan potensi retribusi bidang pendidikan dan pelatihan pada Retribusi Jasa
Umum ini didasarkan pada hasil kajian lapangan, sehingga hasil perhitungan
potensinya diharapkan akan mendekati potensi yang sesungguhnya. Sehingga
perhitungan potensi untuk retribusi untuk jasa pendidikan dan pelatihan di BLPT
dan BPKB dihitung dengan rumus:
33
Tabel 3.2
Proyeksi Potensi Retribusi Jasa Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Potensi 2008 (Tarif Perda No 2 2003)
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
(g=4%)
(g=5%)
(g=6%)
Jenis
Realisasi 2007
Bidang
Pendidikan
dan Pelatihan
145.094.047,00
150.897.809,88
152.348.749,35
153.799.690,82
392.887.138,76
396.664.899,70
400.442.660,64
98.267.047,00
102.197.729,88
103.180.399,35
104.163.070,82
204.395.458,76
206.360.799,70
208.326.139,64
4.150.000,00
4.316.000,00
4.357.500,00
4.399.000,00
4.316.000,00
4.357.500,00
4.399.000,00
BPPO
27.742.000,00
28.851.680,00
29.129.100,00
29.406.520,00
28.851.680,00
29.129.100,00
29.406.520,00
BPKB
14.935.000,00
15.532.400,00
15.681.750,00
15.831.100,00
155.324.000,00
156.817.500,00
158.311.000,00
BLPT
SLB
Ket.
kenaikan
tarif 2 x
lipat
tarif
tetap
tarif
tetap
kenaikan
tarif 10
x lipat
Nilai proyeksi potensi retribusi Provinsi DIY untuk tahun 2008 dengan
tiga skenario disajikan pada Tabel 3.3. Nilai potensi dengan skenario 1 (pesimis)
diperoleh nilai potensi sebesar Rp 15,18 miliar, sedangkan untuk dengan
menggunakan skenario 2 (moderat) diperoleh nilai potensi retribusi sebesar
Rp 15,33 miliar dan terakhir pada skenario 3 (optimis) diperoleh nilai potensi
retribusi sebesar Rp 15,48 miliar. Dari hasil proyeksi nilai potensi retribusi
Provinsi DIY tahun 2008 ini, jenis retribusi yang memiliki kontribusi terbesar
berturut-turut adalah retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan terakhir
retribusi perizinan tertentu.
Tabel 3.3
Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2008
No
Jenis Pendapatan
I
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA UMUM
Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera Ulang
Retribusi Pelayanan Pertanian
Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan
Retribusi Pelayanan Perikanan
Skenario 1
(g=4%)
15.184.267.109,64
4.355.774.545,44
3.575.448.707,08
196.377.053,60
392.887.137,76
80.011.549,80
9.619.211,27
4.608.269,12
2.568.602,40
Potensi 2008
Skenario 2
(g=5%)
15.330.269.678,00
4.397.656.992,99
3.609.828.021,58
198.265.294,50
396.664.898,70
80.780.891,63
9.711.703,69
4.652.579,40
2.593.300,50
Skenario 3
(g=6%)
15.476.272.246,36
4.439.539.440,54
3.644.207.336,07
200.153.535,40
400.442.659,64
81.550.233,45
9.804.196,11
4.696.889,68
2.617.998,60
34
No
Jenis Pendapatan
1.8
II
2.1
2.2
2.3
2.4
B.
Skenario 1
(g=4%)
94.254.014,40
Potensi 2008
Skenario 2
(g=5%)
95.160.303,00
Skenario 3
(g=6%)
96.066.591,60
8.280.573.188,38
3.090.053.461,70
439.478.293,36
4.630.489.743,88
120.551.689,44
8.360.194.084,42
3.119.765.514,21
443.704.046,18
4.675.013.683,73
121.710.840,30
8.439.814.980,46
3.149.477.566,73
447.929.799,00
4.719.537.623,57
122.869.991,16
2.547.919.375,82
136.029.247,90
83.344.024,40
2.229.777.877,60
45.870.508,32
13.832.000,00
12.556.689,60
26.509.028,00
2.572.418.600,59
137.337.221,44
84.145.409,25
2.251.218.049,50
46.311.570,90
13.965.000,00
12.677.427,00
26.763.922,50
2.596.917.825,36
138.645.194,98
84.946.794,10
2.272.658.221,40
46.752.633,48
14.098.000,00
12.798.164,40
27.018.817,00
Provinsi DIY untuk tahun 2009 pada prinsipnya sama dengan metode proyeksi
potensi retribusi untuk tahun 2008, hanya saja untuk proyeksi tahun 2009 ini
menggunakan dasar nilai potensi moderat tahun 2008 (yang dalam hal ini nilai
tersebut akan dianggap sebagai nilai realisasi tahun 2008). Rumus yang digunakan
dalam menghitung potensi 2009 adalah sebagai berikut:
35
dengan tiga skenario yaitu pesimis, moderat dan optimis masing-masing berturutturut adalah Rp 15,94 miliar, Rp 16,10 miliar dan Rp 16,25 miliar. Kenaikan nilai
potensi tahun 2009 baik pada skenario pesimis, moderat dan optimis masingmasing mengalami pertumbuhan sebesar 5% dari nilai potensi tahun 2008.
Tabel 3.4
Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2009
No
Jenis Pendapatan
I
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA UMUM
Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera Ulang
Retribusi Pelayanan Pertanian
Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan
Retribusi Pelayanan Perikanan
Retribusi Pelayanan Permukiman
II
2.1
2.2
2.3
2.4
Potensi 2009
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
(g=4%)
(g=5%)
(g=6%)
15.943.480.465,12 16.096.783.161,90 16.250.085.858,68
4.573.563.272,71 4.617.539.842,64 4.661.516.412,57
3.754.221.142,44 3.790.319.422,65 3.826.417.702,87
206.195.906,28
208.178.559,23
210.161.212,17
412.531.494,65
416.498.143,64
420.464.792,62
84.012.127,29
84.819.936,21
85.627.745,12
10.100.171,84
10.197.288,88
10.294.405,91
4.838.682,58
4.885.208,37
4.931.734,16
2.697.032,52
2.722.965,53
2.748.898,53
98.966.715,12
99.918.318,15
100.869.921,18
8.694.601.847,80
3.244.556.134,78
461.452.208,03
4.862.014.231,07
126.579.273,91
8.778.203.788,64
3.275.753.789,92
465.889.248,49
4.908.764.367,91
127.796.382,32
8.861.805.729,49
3.306.951.445,06
470.326.288,96
4.955.514.504,75
129.013.490,72
2.675.315.344,61
142.830.710,30
87.511.225,62
2.341.266.771,48
48.164.033,74
14.523.600,00
13.184.524,08
27.834.479,40
2.701.039.530,62
144.204.082,51
88.352.679,71
2.363.778.951,98
48.627.149,45
14.663.250,00
13.311.298,35
28.102.118,63
2.726.763.716,62
145.577.454,72
89.194.133,81
2.386.291.132,47
49.090.265,15
14.802.900,00
13.438.072,62
28.369.757,85
36
C.
menggunakan dasar perhitungan nilai potensi moderat tahun 2009 dengan rumus
sebagai berikut:
Jenis Pendapatan
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA UMUM
Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera Ulang
Retribusi Pelayanan Pertanian
Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan
Retribusi Pelayanan Perikanan
Retribusi Pelayanan Permukiman
Skenario 1
(g=4%)
16.740.654.488,38
4.802.241.436,35
3.941.932.199,56
216.505.701,59
433.158.069,38
88.212.733,65
10.605.180,43
5.080.616,70
2.831.884,15
103.915.050,88
Potensi 2010
Skenario 2
(g=5%)
16.901.622.319,99
4.848.416.834,77
3.979.835.393,79
218.587.487,19
437.323.050,82
89.060.933,02
10.707.153,32
5.129.468,79
2.859.113,80
104.914.234,06
Skenario 3
(g=6%)
17.062.590.151,61
4.894.592.233,20
4.017.738.588,01
220.669.272,78
441.488.032,25
89.909.132,38
10.809.126,21
5.178.320,87
2.886.343,46
105.913.417,24
37
No
II
2.1
2.2
2.3
2.4
Jenis Pendapatan
RETRIBUSI JASA USAHA
Kekayaan Daerah
Pasar Grosir
Produk Usaha Daerah
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga
Skenario 1
(g=4%)
9.129.331.940,19
3.406.783.941,52
484.524.818,43
5.105.114.942,63
132.908.237,61
Potensi 2010
Skenario 2
(g=5%)
9.217.113.978,07
3.439.541.479,42
489.183.710,92
5.154.202.586,31
134.186.201,43
Skenario 3
(g=6%)
9.304.896.015,96
3.472.299.017,32
493.842.603,40
5.203.290.229,99
135.464.165,25
2.809.081.111,84
149.972.245,81
91.886.786,90
2.458.330.110,05
50.572.235,42
15.249.780,00
13.843.750,28
29.226.203,37
2.836.091.507,15
151.414.286,63
92.770.313,70
2.481.967.899,57
51.058.506,92
15.396.412,50
13.976.863,27
29.507.224,56
2.863.101.902,45
152.856.327,46
93.653.840,50
2.505.605.689,09
51.544.778,41
15.543.045,00
14.109.976,25
29.788.245,74
(pertumbuhan
ekonomi
6%).
Dalam
kenyataan,
target
retribusi
38
Persentase bobot dalam rumus di atas dibagi menjadi tiga nilai yaitu
persentase bobot untuk hambatan rendah (optimis), hambatan sedang (moderat)
dan hambatan tinggi (pesimis). Sehingga, nantinya akan diperoleh nilai target
retribusi dengan sembilan nilai terdiri dari 3 skenario (berdasarkan asumsi
pertumbuhan ekonomi yang digunakan) dimana masing-masing skenario tersebut
dibagi lagi menjadi 3 skenario pesimis, moderat dan optimis yang didasarkan pada
tinggi rendahnya hambatan.
Kriteria pesimis, moderat dan optimis yang ditentukan oleh tingkat
permasalahan/hambatan dari masing-masing jenis retribusi diperoleh dari hasil
kajian lapangan. Permasalahan/hambatan dari masing-masing jenis/item retribusi
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu kategori hambatan rendah, hambatan sedang dan
hambatan tinggi. Dalam menentukan angka pesimis (hambatan tinggi), moderat
(hambatan sedang) dan optimis (hambatan rendah), diproksi dari pertumbuhan
dari masing-masing jenis/item retribusi pada tahun y dan tahun sebelumnya (y
1). Sebagai contoh, jenis retribusi izin trayek berdasarkan data survei lapangan,
dikategorikan memiliki hambatan sedang. Maka dari jenis retribusi tersebut dapat
digunakan untuk mendapatkan angka moderat, yaitu diperoleh dengan melihat
pertumbuhan realisasi dari retribusi izin trayek pada tahun y dan y 1. Demikian
juga untuk memperoleh angka pesimis dan optimis, yaitu dengan memperhatikan
pertumbuhan jenis/item retribusi yang memiliki kategori hambatan rendah dan
tinggi. Dari hasil perhitungan diperoleh angka pesimis sebesar 72%, angka
moderat 80% dan angka optimis 91%.
Selanjutnya, hasil perhitungan target retribusi Provinsi DIY tahun 2008
dapat dicermati pada Tabel 3.6. Dalam tabel tersebut, target retribusi baik
skenario 1, skenario 2 dan 3 masing-masing dibagi menjadi tiga skenario yaitu
skenario pesimis yaitu target retribusi sebesar 72% dari nilai potensi, kemudian
skenario moderat yaitu nilai target retribusi adalah sebesar 80% dari nilai potensi
dan terakhir skenario optimis yaitu nilai target adalah sebesar 91% dari nilai
potensi. Dari Tabel 3.6 juga dapat diketahui, nilai total target retribusi terendah
adalah pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 10,76 miliar (lihat pada Tabel 3.6
39
kolom skenario 1 angka pesimis 72%) dan nilai total target retribusi tertinggi
adalah sebesar Rp 13,86 miliar (lihat pada Tabel 3.6 kolom skenario 3 angka
optimis 91%).
B.
yang sama dengan penentuan target retribusi tahun 2008 yaitu dengan mengalikan
potensi retribusi tahun 2009 dengan nilai persentase bobot pencapaian. Dalam
perhitungan ini, asumsi pertumbuhan ekonomi dan persentase bobot sama dengan
yang digunakan pada perhitungan target tahun sebelumnya. Hasil perhitungan
target retribusi Provinsi DIY untuk tahun 2009 secara lengkap disajikan dalam
Tabel 3.7. Secara umum terjadi kenaikan nilai target pada tahun 2009 ini
dibandingkan dengan tahun 2008. Petumbuhan nilai total target untuk masingmasing skenario sama yaitu sebesar 6,70% dari tahun 2008. Secara nominal, nilai
total target retribusi Provinsi DIY tahun 2009 paling rendah adalah Rp 11,48
miliar (lihat pada Tabel 3.7 kolom skenario 1 angka pesimis 72%) dan total target
tertinggi adalah Rp 14,79 miliar (lihat pada Tabel 3.7 kolom skenario 3 angka
optimis 91%).
C.
asumsi yang digunakan masih sama seperti perhitungan target tahun 2008 dan
2009. Hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 3.8. Nilai target retribusi pada
tahun 2010 skenario pesimis angkanya pada kisaran nilai Rp 12 miliar, sedangkan
nilai optimisnya pada kisaran Rp 15 miliar. Dilihat dari pertumbuhannya, nilai
target tahun 2010 ini adalah sekitar 5% dari target tahun 2008.
40
Tabel 3.6
Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2008
Target 2008 (Skenario 1)
No
I
1.1
1.2
Jenis Pendapatan
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA
UMUM
Bidang Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
10.758.440.002,15
11.953.822.224,61
13.597.472.780,49
10.861.886.540,63
12.068.762.822,92
13.728.217.711,07
10.965.333.079,11
12.183.703.421,23
13.858.962.641,65
2.961.925.355,92
3.291.028.173,25
3.743.544.547,07
2.990.405.407,42
3.322.672.674,91
3.779.540.167,71
3.018.885.458,92
3.354.317.176,58
3.815.535.788,36
2.574.323.069,10
2.860.358.965,67
3.253.658.323,45
2.599.076.175,53
2.887.862.417,26
3.284.943.499,63
2.623.829.281,97
2.915.365.868,85
3.316.228.675,82
141.391.478,59
157.101.642,88
178.703.118,78
142.751.012,04
158.612.235,60
180.421.418,00
144.110.545,49
160.122.828,32
182.139.717,21
108.646.422,39
120.718.247,10
137.317.006,08
109.691.099,53
121.878.999,48
138.637.361,91
110.735.776,67
123.039.751,86
139.957.717,74
57.608.315,86
64.009.239,84
72.810.510,32
58.162.241,97
64.624.713,30
73.510.611,38
58.716.168,08
65.240.186,76
74.210.712,44
6.925.832,12
7.695.369,02
8.753.482,26
6.992.426,66
7.769.362,95
8.837.650,36
7.059.021,20
7.843.356,89
8.921.818,46
3.317.953,77
3.686.615,30
4.193.524,90
3.349.857,17
3.722.063,52
4.233.847,25
3.381.760,57
3.757.511,74
4.274.169,61
1.849.393,73
2.054.881,92
2.337.428,18
1.867.176,36
2.074.640,40
2.359.903,46
1.884.958,99
2.094.398,88
2.382.378,73
67.862.890,37
75.403.211,52
85.771.153,10
68.515.418,16
76.128.242,40
86.595.875,73
69.167.945,95
76.853.273,28
87.420.598,36
1.8
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan
Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera
Ulang
Retribusi Pelayanan
Pertanian
Retribusi Pelayanan Bidang
Kehutanan
Retribusi Pelayanan
Perikanan
Retribusi Pelayanan
Permukiman
II
RETRIBUSI JASA
USAHA
5.962.012.695,63
6.624.458.550,70
7.535.321.601,42
6.019.339.740,78
6.688.155.267,54
7.607.776.616,82
6.076.666.785,93
6.751.851.984,37
7.680.231.632,22
2.1
Kekayaan Daerah
2.224.838.492,42
2.472.042.769,36
2.811.948.650,14
2.246.231.170,23
2.495.812.411,37
2.838.986.617,93
2.267.623.848,04
2.519.582.053,38
2.866.024.585,72
2.2
Pasar Grosir
316.424.371,22
351.582.634,69
399.925.246,96
319.466.913,25
354.963.236,95
403.770.682,03
322.509.455,28
358.343.839,20
407.616.117,09
2.3
3.333.952.615,59
3.704.391.795,10
4.213.745.666,93
3.366.009.852,28
3.740.010.946,98
4.254.262.452,19
3.398.067.088,97
3.775.630.098,86
4.294.779.237,45
2.4
86.797.216,40
96.441.351,55
109.702.037,39
87.631.805,02
97.368.672,24
110.756.864,67
88.466.393,64
98.295.992,93
111.811.691,96
III
RETRIBUSI
PERIZINAN
TERTENTU
1.834.501.950,59
2.038.335.500,66
2.318.606.632,00
1.852.141.392,42
2.057.934.880,47
2.340.900.926,53
1.869.780.834,26
2.077.534.260,28
2.363.195.221,07
3.1
Bidang Sosial
97.941.058,49
108.823.398,32
123.786.615,59
98.882.799,44
109.869.777,15
124.976.871,51
99.824.540,38
110.916.155,98
126.167.127,43
3.2
Izin Trayek
60.007.697,57
66.675.219,52
75.843.062,20
60.584.694,66
67.316.327,40
76.572.322,42
61.161.691,75
67.957.435,28
77.301.582,63
3.3
Kelebihan Muatan
Retribusi Izin Pos dan
Telekomunikasi
Retribusi Izin Pelayanan
Kesehatan
Retribusi Izin Pelayanan
Perpustakaan
Retribusi Izin Pengganti
STNK Hilang
1.605.440.071,87
1.783.822.302,08
2.029.097.868,62
1.620.876.995,64
1.800.974.439,60
2.048.608.425,05
1.636.313.919,41
1.818.126.577,12
2.068.118.981,47
33.026.765,99
36.696.406,66
41.742.162,57
33.344.331,05
37.049.256,72
42.143.529,52
33.661.896,11
37.402.106,78
42.544.896,47
9.959.040,00
11.065.600,00
12.587.120,00
10.054.800,00
11.172.000,00
12.708.150,00
10.150.560,00
11.278.400,00
12.829.180,00
9.040.816,51
10.045.351,68
11.426.587,54
9.127.747,44
10.141.941,60
11.536.458,57
9.214.678,37
10.238.531,52
11.646.329,60
19.086.500,16
21.207.222,40
24.123.215,48
19.270.024,20
21.411.138,00
24.355.169,48
19.453.548,24
21.615.053,60
24.587.123,47
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
3.4
3.5
3.6
3.7
Ket: Dalam perhitungan target retribusi Jasa Umum bidang pendidikan dan pelatihan tahun 2008, didasarkan pada potensi retribusi dengan menggunakan tarif sesuai Perda No 2 Tahun
2003 (belum mengakomodir adanya kemungkinan kenaikan tarif ).
Sumber: Hasil analisis
41
Tabel 3.7
Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2009
No
I
1.1
1.2
Jenis Pendapatan
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA
UMUM
Bidang Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
11.479.305.934,89
12.754.784.372,10
14.508.567.223,26
11.589.683.876,57
12.877.426.529,52
14.648.072.677,33
11.700.061.818,25
13.000.068.686,94
14.787.578.131,40
3.292.965.556,35
3.658.850.618,17
4.161.942.578,17
3.324.628.686,70
3.694.031.874,11
4.201.961.256,80
3.356.291.817,05
3.729.213.130,06
4.241.979.935,44
2.703.039.222,56
3.003.376.913,95
3.416.341.239,62
2.729.029.984,31
3.032.255.538,12
3.449.190.674,62
2.755.020.746,07
3.061.134.162,30
3.482.040.109,61
148.461.052,52
164.956.725,02
187.638.274,71
149.888.562,64
166.542.847,38
189.442.488,89
151.316.072,76
168.128.969,74
191.246.703,07
297.022.676,15
330.025.195,72
375.403.660,13
299.878.663,42
333.198.514,91
379.013.310,71
302.734.650,69
336.371.834,10
382.622.961,29
60.488.731,65
67.209.701,83
76.451.035,83
61.070.354,07
67.855.948,97
77.186.141,95
61.651.976,49
68.502.196,10
77.921.248,06
7.272.123,72
8.080.137,47
9.191.156,37
7.342.047,99
8.157.831,10
9.279.532,88
7.411.972,26
8.235.524,73
9.367.909,38
3.483.851,45
3.870.946,06
4.403.201,14
3.517.350,03
3.908.166,70
4.445.539,62
3.550.848,60
3.945.387,33
4.487.878,09
1.941.863,41
2.157.626,02
2.454.299,59
1.960.535,18
2.178.372,42
2.477.898,63
1.979.206,94
2.199.118,82
2.501.497,66
71.256.034,89
79.173.372,10
90.059.710,76
71.941.189,07
79.934.654,52
90.925.669,52
72.626.343,25
80.695.936,94
91.791.628,27
1.8
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan
Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera
Ulang
Retribusi Pelayanan
Pertanian
Retribusi Pelayanan
Bidang Kehutanan
Retribusi Pelayanan
Perikanan
Retribusi Pelayanan
Permukiman
II
RETRIBUSI JASA
USAHA
6.260.113.330,41
6.955.681.478,24
7.912.087.681,50
6.320.306.727,82
7.022.563.030,91
7.988.165.447,66
6.380.500.125,23
7.089.444.583,59
8.064.243.213,83
2.1
Kekayaan Daerah
2.336.080.417,04
2.595.644.907,82
2.952.546.082,65
2.358.542.728,74
2.620.603.031,94
2.980.935.948,83
2.381.005.040,45
2.645.561.156,05
3.009.325.815,01
2.2
Pasar Grosir
332.245.589,78
369.161.766,43
419.921.509,31
335.440.258,92
372.711.398,79
423.959.216,13
338.634.928,05
376.261.031,16
427.996.922,95
2.3
3.500.650.246,37
3.889.611.384,86
4.424.432.950,28
3.534.310.344,90
3.927.011.494,33
4.466.975.574,80
3.567.970.443,42
3.964.411.603,80
4.509.518.199,32
2.4
91.137.077,22
101.263.419,13
115.187.139,26
92.013.395,27
102.237.105,85
116.294.707,91
92.889.713,32
103.210.792,57
117.402.276,55
III
RETRIBUSI
PERIZINAN
TERTENTU
1.926.227.048,12
2.140.252.275,69
2.434.536.963,60
1.944.748.462,04
2.160.831.624,49
2.457.945.972,86
1.963.269.875,97
2.181.410.973,30
2.481.354.982,13
3.1
Bidang Sosial
102.838.111,41
114.264.568,24
129.975.946,37
103.826.939,41
115.363.266,01
131.225.715,08
104.815.767,40
116.461.963,78
132.475.483,80
3.2
Izin Trayek
63.008.082,45
70.008.980,50
79.635.215,31
63.613.929,39
70.682.143,77
80.400.938,54
64.219.776,34
71.355.307,04
81.166.661,76
3.3
Kelebihan Muatan
Retribusi Izin Pos dan
Telekomunikasi
Retribusi Izin Pelayanan
Kesehatan
Retribusi Izin Pelayanan
Perpustakaan
Retribusi Izin Pengganti
STNK Hilang
1.685.712.075,47
1.873.013.417,18
2.130.552.762,05
1.701.920.845,42
1.891.023.161,58
2.151.038.846,30
1.718.129.615,38
1.909.032.905,98
2.171.524.930,55
34.678.104,29
38.531.226,99
43.829.270,70
35.011.547,60
38.901.719,56
44.250.705,99
35.344.990,91
39.272.212,12
44.672.141,29
10.456.992,00
11.618.880,00
13.216.476,00
10.557.540,00
11.730.600,00
13.343.557,50
10.658.088,00
11.842.320,00
13.470.639,00
9.492.857,34
10.547.619,26
11.997.916,91
9.584.134,81
10.649.038,68
12.113.281,50
9.675.412,29
10.750.458,10
12.228.646,08
20.040.825,17
22.267.583,52
25.329.376,25
20.233.525,41
22.481.694,90
25.572.927,95
20.426.225,65
22.695.806,28
25.816.479,64
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
3.4
3.5
3.6
3.7
42
Tabel 3.8
Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2010
No
I
1.1
1.2
Jenis Pendapatan
RETRIBUSI TOTAL
RETRIBUSI JASA
UMUM
Bidang Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
12.053.271.231,63
13.392.523.590,70
15.233.995.584,42
12.169.168.070,40
13.521.297.856,00
15.380.476.311,20
12.285.064.909,16
13.650.072.121,29
15.526.957.037,97
3.457.613.834,17
3.841.793.149,08
4.370.039.707,08
3.490.860.121,04
3.878.733.467,82
4.412.059.319,64
3.524.106.407,90
3.915.673.786,56
4.454.078.932,21
2.838.191.183,68
3.153.545.759,65
3.587.158.301,60
2.865.481.483,53
3.183.868.315,03
3.621.650.208,35
2.892.771.783,37
3.214.190.870,41
3.656.142.115,09
155.884.105,15
173.204.561,28
197.020.188,45
157.382.990,77
174.869.989,75
198.914.613,34
158.881.876,40
176.535.418,22
200.809.038,23
311.873.809,95
346.526.455,50
394.173.843,14
314.872.596,59
349.858.440,65
397.963.976,24
317.871.383,22
353.190.425,80
401.754.109,35
63.513.168,23
70.570.186,92
80.273.587,63
64.123.871,77
71.248.746,41
81.045.449,05
64.734.575,31
71.927.305,90
81.817.310,46
7.635.729,91
8.484.144,34
9.650.714,19
7.709.150,39
8.565.722,66
9.743.509,52
7.782.570,87
8.647.300,97
9.836.304,85
3.658.044,03
4.064.493,36
4.623.361,20
3.693.217,53
4.103.575,03
4.667.816,60
3.728.391,03
4.142.656,70
4.712.271,99
2.038.956,59
2.265.507,32
2.577.014,57
2.058.561,94
2.287.291,04
2.601.793,56
2.078.167,29
2.309.074,77
2.626.572,55
74.818.836,63
83.132.040,70
94.562.696,30
75.538.248,52
83.931.387,25
95.471.952,99
76.257.660,41
84.730.733,79
96.381.209,69
1.8
Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Pendidikan dan
Pelatihan
Retribusi Pelayanan Tera
Ulang
Retribusi Pelayanan
Pertanian
Retribusi Pelayanan
Bidang Kehutanan
Retribusi Pelayanan
Perikanan
Retribusi Pelayanan
Permukiman
II
RETRIBUSI JASA
USAHA
6.573.118.996,93
7.303.465.552,15
8.307.692.065,57
6.636.322.064,21
7.373.691.182,46
8.387.573.720,05
6.699.525.131,49
7.443.916.812,77
8.467.455.374,52
2.1
Kekayaan Daerah
2.452.884.437,89
2.725.427.153,22
3.100.173.386,78
2.476.469.865,18
2.751.633.183,53
3.129.982.746,27
2.500.055.292,47
2.777.839.213,85
3.159.792.105,76
2.2
Pasar Grosir
2.3
2.4
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
348.857.869,27
387.619.854,75
440.917.584,77
352.212.271,86
391.346.968,73
445.157.176,94
355.566.674,45
395.074.082,72
449.396.769,10
3.675.682.758,69
4.084.091.954,10
4.645.654.597,79
3.711.025.862,14
4.123.362.069,05
4.690.324.353,54
3.746.368.965,59
4.162.632.183,99
4.734.994.109,29
95.693.931,08
106.326.590,09
120.946.496,22
96.614.065,03
107.348.961,14
122.109.443,30
97.534.198,98
108.371.332,20
123.272.390,38
III
RETRIBUSI
PERIZINAN
TERTENTU
2.022.538.400,53
2.247.264.889,47
2.556.263.811,78
2.041.985.885,15
2.268.873.205,72
2.580.843.271,50
2.061.433.369,77
2.290.481.521,96
2.605.422.731,23
3.1
Bidang Sosial
107.980.016,98
119.977.796,65
136.474.743,69
109.018.286,38
121.131.429,31
137.787.000,84
110.056.555,77
122.285.061,97
139.099.257,99
3.2
Izin Trayek
66.158.486,57
73.509.429,52
83.616.976,08
66.794.625,86
74.216.250,96
84.420.985,47
67.430.765,16
74.923.072,40
85.224.994,85
3.3
Kelebihan Muatan
Retribusi Izin Pos dan
Telekomunikasi
Retribusi Izin Pelayanan
Kesehatan
Retribusi Izin Pelayanan
Perpustakaan
Retribusi Izin Pengganti
STNK Hilang
1.769.997.679,24
1.966.664.088,04
2.237.080.400,15
1.787.016.887,69
1.985.574.319,66
2.258.590.788,61
1.804.036.096,15
2.004.484.551,27
2.280.101.177,08
36.412.009,50
40.457.788,34
46.020.734,23
36.762.124,98
40.846.805,53
46.463.241,29
37.112.240,46
41.235.822,73
46.905.748,35
10.979.841,60
12.199.824,00
13.877.299,80
11.085.417,00
12.317.130,00
14.010.735,38
11.190.992,40
12.434.436,00
14.144.170,95
9.967.500,20
11.075.000,23
12.597.812,76
10.063.341,55
11.181.490,61
12.718.945,57
10.159.182,90
11.287.981,00
12.840.078,39
21.042.866,43
23.380.962,70
26.595.845,07
21.245.201,68
23.605.779,65
26.851.574,35
21.447.536,93
23.830.596,59
27.107.303,63
3.4
3.5
3.6
3.7
43
makro trend data sekunder dari tahun 2002-2006 (selama 5 tahun). Jenis pendapatan lainlain PAD yang sah yang dapat diproyeksi adalah di antaranya penerimaan jasa giro,
penerimaan bunga deposito, angsuran/cicilan rumah dinas dan bantuan administrasi PT
Jasa Raharja. Beberapa pos penerimaan dalam lain-lain PAD yang sah ini tidak dapat
diprediksikan potensinya, seperti halnya pendapatan lain-lain dan hasil penjualan aset
daerah yang merupakan kewenangan pihak Pemerintah Provinsi. Hasil perhitungan
potensi untuk pos lain-lain PAD yang sah tahun 2008 disajikan pada Tabel 3.9. Nilai
potensi dari pos lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY tahun 2008 adalah sebesar
Rp 18,94 miliar. Dari nilai proyeksi tersebut, sebagian besar berasal dari penerimaan
bunga deposito dan jasa giro. Untuk penerimaan dari bantuan admistrasi PT Jasa Raharja
dan ansuran/cicilan rumah dinas kontribusinya relatif kecil dibanding dua sumber
penerimaan yang telah disebutkan di atas. Dalam perhitungan Tabel 3.9 tersebut, belum
memasukkan potensi pendapatan dari sumber-sumber pendapatan yang tidak dapat
diprediksikan antara lain pos penerimaan dari penjualan aset daerah, pendapatan lain-lain
serta penerimaan lainnya.
Tabel 3.9
Proyeksi Potensi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2008
Kode
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.07
4.1.4.08
Jenis Penerimaan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
Bantuan Administrasi PT Jasa Raharja
Total
2008
Potensi (estimated)
7.795.732.103,60
9.824.919.340,00
1.725.100,00
1.314.078.200,00
18.936.454.743,60
44
B.
total adalah sebesar Rp 20,18 miliar. Nilai potensi tersebut mengalami kenaikan sebesar
Rp 1,25 miliar atau dapat dikatakan mengalami pertumbuhan sebesar 6,59% dari potensi
tahun 2008. Dari proyeksi potensi menggunakan metode trend ini, ada 2 jenis penerimaan
yang terlihat menurun yaitu penerimaan jasa giro dan angsuran/cicilan rumah dinas. Hal
ini disebabkan oleh adanya nilai realisasi jenis penerimaan jasa giro yang sangat tinggi
pada tahun 2006 yang kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun-tahun
sesudahnya, sementara itu untuk angsuran/cicilan rumah dinas dilihat dari nilai
realisasinya memang mengalami penurunan setelah tahun 2003. Sementara itu, untuk
jenis penerimaan bunga deposito dan bantuan administrasi PT Jasa Raharja potensinya
mengalami kenaikan, dimana kenaikan tersebut nilainya melebihi penurunan dari
penerimaan jasa giro dan angsuran/cicilan rumah dinas, sehingga secara total potensi
lain-lain PAD yang sah tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun
2008. Proyeksi potensi penerimaan lain-lain PAD yang sah secara rinci disajikan pada
Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
Proyeksi Potensi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2009
Kode
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.07
4.1.4.08
Keterangan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
Bantuan Administrasi PT Jasa Raharja
Total
C.
Potensi 2009
7.433.843.708,91
11.335.147.654,00
1.004.745,00
1.413.820.400,00
20.183.816.507,91
tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 1,25 miliar dari tahun 2009, atau menjadi
Rp 21,43 miliar. Jika dihitung pertumbuhannya, proyeksi potensi lain-lain PAD yang sah
tahun 2010 ini tumbuh sekitar 6,18% dari nilai potensi tahun sebelumnya. Seperti halnya
dengan tahun 2009, kenaikan potensi pos lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY tahun
45
2010 ini disebabkan oleh adanya kenaikan potensi dari pos penerimaan bunga deposito
dan bantuan administrasi PT Jasa Raharja. Rincian proyeksi potensi lain-lain PAD yang
sah Provinsi DIY tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Proyeksi Potensi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2010
Kode
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.07
4.1.4.08
Keterangan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
Bantuan Administrasi PT Jasa Raharja
Total
Potensi 2010
7.071.955.314,23
12.845.375.968,00
284.390,00
1.513.562.600,00
21.431.178.272,23
yang sah juga didasarkan pada potensi tahun yang bersangkutan dan juga. Rumus yang
digunakan untuk menentukan target lain-lain PAD yang sah adalah sebagai berikut:
Target (tahun x)= Potensi(tahun x) x Bobot Persentase Pencapaian Potensi
Penentuan nilai target lain-lain PAD yang sah, berdasarkan persentase pencapaian
potensi dibagi menjadi 3 yaitu nilai target dengan asumsi pesimis, moderat dan optimis.
Persentase yang digunakan dalam masing-masing asumsi, nilainya dianggap sama dengan
yang digunakan pada perhitungan target retribusi yaitu pesimis dengan angka 72%,
moderat 80% dan optimis 91%. Hasil perhitungan target lain-lain PAD yang sah Provinsi
DIY tahun 2008 disajikan pada Tabel 3.12. Secara total, target lain-lain PAD yang sah
Provinsi DIY tahun 2008 adalah sebesar Rp 13,63 miliar (dengan asumsi pesimis),
Rp 15,15 miliar (dengan asumsi moderat) dan Rp 17,23 miliar (dengan asumsi optmis).
Seperti halnya dengan perhitungan potensi sebelumnya, target lain-lain PAD yang sah ini
46
belum memasukkan nilai dari pos-pos penerimaan non proyeksi (seperti hasil penjualan
aset daerah dan pendapatan lain-lain).
Tabel 3.12
Target Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY Tahun 2008
Kode
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.07
4.1.4.08
Keterangan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
Bantuan Administrasi PT Jasa
Raharja
Total
Pesimis = 72%
5.612.927.114,59
7.073.941.924,80
1.242.072,00
Target 2008
Moderat = 80%
6.236.585.682,88
7.859.935.472,00
1.380.080,00
Optimis = 91%
7.094.116.214,28
8.940.676.599,40
1.569.841,00
B.
sebelumnya, target lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY untuk tahun 2009 dapat
ditentukan nilainya. Secara total ada kenaikan potensi dibanding tahun 2008.
Pertumbuhan nilai potensinya adalah sebesar 6,59% dari nilai potensi 2008. Target lainlain PAD yang sah Provinsi DIY tahun 2009 dengan asumsi pesimis adalah sebesar
Rp14,53 miliar, sedangkan jika dengan asumsi moderat dan optimis nilainya masingmasing sebesar Rp 16,15 miliar dan Rp 18,37 miliar. Target lain-lain PAD yang sah
Provinsi DIY tahun 2009 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13
Target Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY Tahun 2009
Kode
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.07
4.1.4.08
Keterangan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
Bantuan Administrasi PT Jasa
Raharja
Total
Pesimis = 72%
5.352.367.470,42
8.161.306.310,88
723.416,40
Target 2009
Moderat = 80%
Optimis = 91%
5.947.074.967,13 6.764.797.775,11
9.068.118.123,20 10.314.984.365,14
803.796,00
914.317,95
47
C.
Rp 15,43 miliar (asumsi pesimis), Rp 17,44 miliar (asumsi moderat) dan Rp 19,50 miliar
(asumsi optimis). Secara total ada kenaikan nilai target dengan pertumbuhan nilai sebesar
6,18% dari nilai target tahun 2008. Secara rinci target lain-lain PAD yang sah Provinsi
DIY tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14
Target Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY Tahun 2010
Kode
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.07
4.1.4.08
Keterangan
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Angsuran/Cicilan Rumah Dinas
Bantuan Administrasi PT Jasa
Raharja
Total
Target 2010
Pesimis = 72%
Moderat = 80%
Optimis = 91%
5.091.807.826,25 5.657.564.251,38 6.435.479.336,95
9.248.670.697,96 10.276.300.774,40 11.689.292.131,88
204.761,80
227.512,00
258.795,90
1.089.765.072,00 1.210.850.080,00 1.377.341.966,00
15.430.448.356,01 17.144.942.618,78 19.502.372.228,73
48
BAB IV
PELUANG DAN HAMBATAN
Secara khusus dalam bab ini akan memaparkan mengenai peluang dan hambatan
yang berpengaruh terhadap kinerja penerimaan retribusi daerah. Peluang dan hambatan
yang disajikan pada bab ini merupakan hasil temuan kajian lapangan berupa indepth
interview di unit kerja yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Secara umum, faktor-faktor yang menjadi peluang peningkatan penerimaan
retribusi Provinsi DIY adalah lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh masyarakat,
sosialisasi/promosi ke masyarakat, perbaikan/penambahan sarana dan prasarana,
kerjasama dengan berbagai pihak, dan perbaikan kondisi ekonomi. Faktor-faktor yang
menjadi penghambat penerimaan retribusi, yaitu: anggaran untuk sosialisasi/promosi
yang terbatas, sistem pengawasan retribusi kurang optimal, ketersediaan SDM yang
profesional relatif sedikit, diversifikasi jasa/produk yang relatif sedikit, rencana kenaikan
tarif terbentur pada perda yang berlaku, pemanfaatan sarana dan prasarana belum bisa
dioptimalkan, daya beli masyarakat relatif rendah, proses produksi terpengaruh oleh
kondisi cuaca/iklim, ketersediaan input produksi yang terbatas dan kesadaran masyarakat
dalam pemenuhan perizinan relatif rendah.
4.1.
Faktor
Peluang
Hambatan
- Sarana yang dimiliki cukup - Harga atau tarif dianggap cukup
memadai
murah, apabila akan dinaikkan
- Capacity building dan
terhambat pada peraturan yang
promosi cukup baik
ada
- Harga/tarif yang terjangkau - Nama BP4 kurang
masyarakat
dikenal/menarik bagi masyarakat
49
Jenis Retribusi
Jasa Pelayanan Kesehatan
di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta
Jasa Pelayanan dan
Pelatihan Kesehatan di
Balai Pelatihan Kesehatan
(Bapelkes)
Faktor
Peluang
Hambatan
Peningkatan promosi melalui - Sistem pengawasan pembayaran
media masa
retribusi kurang baik
- Kurang tertib dalam membayar
retribusi
- Kegiatan pelatihan (peserta - SDM yang profesional masih
menginap di Bapelkes)
kurang
- Promisi
- Komitmen Dinas Kesehatan
- Menambah pelayanan
kurang
pelatihan seperti outbound - Daya listrik masih rendah
- Anggaran untuk promosi terbatas
- Hanya pasien (klien) yang sehat
yang diperbolehkan menginap
- Promosi ke sekolah dan
- Promosi belum optimal
masyarakat umum
- Persaingan dengan pelayanan
- Peralatan cukup memadai
kesehatan lainnya
- Perbaikan Pelayanan dan
Masih ada masyarakat yang
Fasilitas
manggangap bahwa RS Grahasia
- Perbaikan image (RS
hanya RS Jiwa
Grahasia bukan hanya RS
Jiwa, tapi juga RSU)
Pengoptimalan aset sehingga - Tempat kurang strategis
menambah potensi
- Banyak pesaing
- Kurang sosialiasi
- Prasarana yang terbatas
Ritme pekerjaan yang tinggi - SDM kurang memadai
- Pada bulan Ramadan belum
optimal
- Tempat/panti cukup baik
- Sosialisasi yang belum optimal
- Sosialisasi kepada
- Akses transportasi kurang
masyarakat
- Lokasi cukup jauh dijangkau
masyarakat
Lokasi cukup strategis
- Gedung tidak disewakan agar
tidak mengganggu proses belajar
anak asuh
- Gedung pertemuan cukup banyak
dan dikelola lebih profesional
- Suasana di sekitar lokasi kurang
mendukung
Peningkatan sosialisasi dan
- Lokasi kurang strategis
promosi
- Informasi tentang jasa/pelayanan
kurang lengkap
- Pelayanan belum optimal
- Aula, wisma dan ambulans belum
pernah disewakan
50
Jenis Retribusi
Jasa Pelayanan di PSTW
Budi Luhur Kasongan
Peluang
- Promosi-promosi melalui
berbagai media (leaflet,
pertemuan-pertemuan, dll)
- Pelayanan 24 jam
Faktor
Hambatan
- Tempat kurang strategis
- Aula dan ambulans belum dapat
disewakan
- Hanya pasien (klien) yang sehat
yang diperbolehkan menginap
Peluang
- Legalitas dan kompetensi
telah diakui
- Perlunya ketrampilan kerja
bagi para pencari kerja
- Bertambahnya lulusan
sekolah menengah yang
akan memasuki dunia kerja
Jasa Pelayanan
Kesejahteraan Buruh dan
Karyawan di BIK
Kaliurang
Pembaharuan Gedung
(pengecatan)
Jasa Pelayanan
Kesejahteraan Buruh dan
Karyawan di BIP
Srihargono
- Promosi pariwisata
- Pembaharuan fasilitas
Faktor
Hambatan
- Peralatan dan mesin kurang
memadai
- Berkurangnya tenaga instruktur
karena purna tugas
- Sarana dan prasana yang kurang
memadai
- Persaingan dengan LPK-LPK
lainnya
- Masyarakat kurang responsif
- Kesadaran dan pemahaman terhadap
peraturan untuk melakukan
pengujian cukup rendah
- Merupakan barang titipan
- Pengujian hanya bisa dilakukan di
DIY (berdasarkan aturan yang ada)
- Daya beli masyarakat dan UKM
relatif rendah
- Tarif pelatihan disesuaikan dengan
kondisi perekonomian masyarakat
- Jumlah perusahaan besar di DIY
cukup sedikit
- Pelayanan kurang ramah dan
optimal
- Pada masa di luar liburan jumlah
penyewa sedikit dan fisik bangunan
kurang terawat
- Antusiasme masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada
relatif rendah
- Hanya melayani sewa per gedung
(bukan per kamar)
- Karyawan jarang ada yang
menginap
51
Jenis Retribusi
Jasa Pelayanan
Kesejahteraan Buruh dan
Karyawan di Asrama
Buruh Ledok Code
Peluang
Bangunan yang relatif baru
(tidak kumuh)
Faktor
Hambatan
- Tempat/kamar cenderung
disewakan kembali
- Penghuni kurang bisa merawat
dengan baik
- Kerawanan sosial
- Jalan menuju lokasi kurang
memadai
- Lokasi di tepi sungai sehingga
kurang menarik
Faktor
Peluang
Hambatan
Banyak peserta didik yang
- Fasilitas lengkap dan
modern
berasal dari kalangan kurang
mampu
- Kompetensi standar ISO
- Ada BKK, Rally, Ahass,
Cyber medic
- Fasilitas pendukung
(asrama)
- Lokasi cukup strategis
- Sarana dan prasarana yang
- Fasilitas yang tersedia cukup
ada belum optimal
memadai
- Jadwal kegiatan yang
kurang tersusun secara baik
Perbaikan fasilitas asrama
- Tarif umum dan khusus
tidak dibedakan
(menyesuaikan
pengguna/ada tawarmenawar)
- Lokasi kurang strategis
- Letak bangunan yang satu
dengan lainnya berjauhan
- Fasilitas belum memadai
- Gedung dengan jumlah
- Pemanfaatan gedung
kamar yang cukup memadai.
kurang optimal
- Lokasi cukup strategis
- Keengganan masyarakat
karena image SLB
- Gedung menjadi satu
dengan asrama anak-anak
SLB
52
4.2.
Peluang
Faktor
Hambatan
Bidang Pertanian
Sewa Tempat di UPTD
BP2BPT Wonocatur
Promosi ke masyarakat
Peningkatan promosi
Ketidakpastian cuaca
Sumber air
Tidak bisa mengatur salinitas air
53
Jenis Retribusi
Pemakaian Gedung
Pertunjukan Taman Budaya
Faktor
Peluang
- Melakukan kerjasama dengan
biro travel, pihak luar Jawa,
dan media massa
- E-kios dari Direktorat
Permuseuman, Dirjen
Purbakala, Depdiknas
- Pemeliharaan secara rutin
- Penataan lingkungan seperti
pengelolaan parkir, taman
- Penambahan prasarana seperti
wisma seni, studio seni dll
- Kemudahan akses/jalan menuju
Taman Budaya
Hambatan
54
Jenis Retribusi
Sewa Ruang dan Sewa Lahan
untuk Penitipan KBM di
KPPD Kota Yogyakarta
Peluang
Banyaknya permintaan
- Lokasi strategis
- Fasilitas cukup lengkap
- Lokasi strategis
- Fasilitas lengkap
- Suasana nyaman
- Tempat luas
- Aman
Adanya perubahan perda
Ada perubahan perda
Ada penambahan gedung
Keamanan terjamin
Faktor
Hambatan
- Pembangunan atau penataan
ruang kurang teratur
- Tidak difungsikannya ruang
kosong
55
Jenis Retribusi
Tanah milik Pemda di
Sentolo (disewa oleh PT.
Amarta Karya Persero)
Peluang
Lokasi usaha strategis
LIK Maguwoharjo
Peningkatan sosialisasi
Letaknya strategis
Faktor
Bidang Umum
Pemakaian Gedung Wana
Bhakti Yasa
Letaknya strategis
Hambatan
- Luas lahan tidak mungkin
ditambah karena terhalang
pemukiman penduduk
- Pembayaran PPN berdasarkan
proyek yang dikerjakan
- Pembayaran sewa kadang
terlambat
- Setelah Gempa 2006, LIK
dikelola sendiri oleh
Disperindagkop
- Biaya sewa naik 100% tetapi
fasilitas tetap
- Fasilitas umum tidak mudah
dijangkau
- Lokasi berada di atas (tidak
mudah dijangkau oleh nasabah
secara langsung)
- Ada penataan ulang lahan parkir
di depan gedung
- Belum ada perbaikan gedung
pasca gempa
- Tanggung jawab antarbidang
belum jelas
- Gedung dan fasilitas yang ada
belum diperbaiki
Masalah internal kelurahan Sumber
Mulyo dengan pemborong
56
Jenis Retribusi
Kantor Perwakilan Pemda
DIY di Jakarta
Pemakaian Mess Pem.Prov.
DIY di Jl. Pedati, Jaktim
Pemakaian Mess Pem.Prov.
DIY di Jl. Diponegoro,
Menteng, Jakpus
Penyewaan Bangunan dan
Gerai di Anjungan DIY TMII
Bidang Pendidikan
Sewa Kamar di Gedung
BLPT
Bidang Pariwisata
Penerimaan Bagi Hasil
Tempat Penitipan Kendaraan
Bermotor di Taman Wisata
Ratu Boko
Sewa Ruang TIC
Bidang Perpustakaan
Daerah
Pendayaan Aset di
Perpustakaan Daerah
Peluang
- Lokasi strategis
- Kegiatan Pemda
Prov/Kota/Kabupaten
- Lokasi strategis
- Akses mudah
- Lokasi strategis
- Kegiatan Pemda
Prov/Kota/Kabupaten
Fasilitas lengkap dan kapasitas
cukup memadai
Faktor
Hambatan
- Sistem komputerisasi
- Penambahan koleksi buku
57
Jenis Retribusi
Bidang Perhubungan
Sewa Tempat Pemasangan
Iklan di Shelter dan Sewa
Kapal (Dinas Perhubungan)
Peluang
Faktor
Hambatan
Faktor
Peluang
- Jumlah pemintaan masyarakat
- Kondisi perekonomian
Hambatan
- Perizinan
- Informasi
- Peraturan/perundangundangan yang berlaku
- Jarak/akses dengan KPH
Peluang
Produksi jagung cukup bagus
dan harganya masih bisa
ditingkatkan
Faktor
Hambatan
- Kesuburan tanah rendah
- Satu tahun hanya bisa tanam
satu kali dan pemasaran hasil
tergantung proyek
- Produktivitas kedelai rendah
- Adanya perubahan musim
sehingga musim tanam juga
berubah
- Pengendalian hama dan
penyakit kurang optimal
- Ketersediaan air pada musim
kemarau sangat terbatas
- Ketersediaan air kurang
memadai
- Lahan yang tersedia cukup
keras
- Kemiringan tanah tidak merata
di seluruh areal
- Jumlah karyawan kurang
58
Jenis Retribusi
Penjualan Bibit Padi dan
Palawija di UPTD BP2APTP
Unit Wonocatur
Penjualan Bibit Hortikultura di
UPTD BP2APH Ngipiksari
Faktor
Peluang
- Faktor pupuk
- Faktor musim
- Faktor kesuburan tanah
- Faktor air yang terbatas
- Kualitas bibit bagus dan
varietas lokal cukup
diminati konsumen
- Kemauan petani untuk
bercocok tanam cukup
tinggi
- Produk unggulan antara lain
benih cabe, tomat kaliurang
dan pisang kultur jaringan
Lahan cukup luas
Penyuluhan kepada
masyarakat
Masih dimungkinkan
menambah pabrik pengolahan
baru atau merevitalisasi
pabrik yang sudah ada
Hambatan
- Mesin-mesin pertanian berusia
relatif tua
- Pengairan
- Hama dan penyakit
- Harga benih produk unggulan
sesuai dengan perda
- Belum banyak yang mengenal
unit BP2APH
- Semakin menyempitnya lahan
pertanian
- Pelaku usaha untuk beberapa
jenis tanaman seperti tanaman
hias dan anggrek relatif banyak
- Belum ada pengairan/irigasi
- Keamanan kurang
- Induk tanaman kurang
- Fasilitas kantor kurang
- Kurangnya tenaga ahli baik
dalam operasional di lapangan
maupun di BPMBPT
- Sosialisasi kepada masyarakat
belum optimal
- Penyediaan pakan ternak pada
musim kemarau
- Kesehatan ternak
- Pencairan anggaran dari
pemerintah sering terlambat
- Kondisi peralatan pabrik sudah
tua sehingga biaya operasional
menjadi tinggi
- Harga lebih tinggi
dibandingkan harga pasar
- Pemasaran bisa optimal hanya
pada bulan Desember sampai
Februari
- Pemasaran tergantung musim
- Program pemerintah dengan
membagi bibit gratis ditambah
ongkos tanam dapat
mempersulit pemasaran
- Pembelian tergantung musim
terutama musim hujan
59
Jenis Retribusi
Penjualan Hasil Perikanan
BAL Sundak
Peluang
Penambahan kapal dan
peralatan
Faktor
Hambatan
- Kapal-kapal tidak berfungsi
dengan baik
- Jumlah nelayan relatif sedikit
- Kondisi surut air akan
menghalangi kapal untuk
melaut
- Ketersediaan air tergantung
pada musim
- Persepsi bahwa ikan cenderung
amis dan menyebabkan elergi
- Harga pakan ikan cukup mahal
- Kondisi alam yang berbeda
dapat menyebabkan benih ikan
mati
- Dana untuk pembibitan kurang
mencukupi
- Ketersediaan air tidak
mencukupi
- SDM tenaga ahli tidak ada
- Proses pengangkutan relatif
sulit, memerlukan oksigen
murni/fiber glass
- Tidak ada pembenih lain
- Laboratorium yang berfungsi
untuk menanggulangi penyakit
ikan tidak tersedia
- Kolam induk terbatas
- Sistem pengairan kurang
optimal
- Proses penjualan relatif sulit
- Pihak pasar kurang aktif
terhadap perkembangan ikan
hias
- Pada musim kemarau sumber
air Waduk Sermo ditutup
- Sarana transportasi kurang
memadai
- Tranportasi relatif sulit
- Pada musim kemarau air tidak
berfungsi dengan baik
- Ketersediaan air kurang
60
Jenis Retribusi
Diskanla Unit Budidaya Air
Payau DIY
Faktor
Peluang
- Ada kerjasama dengan
perguruan tinggi
- Keamanan terjamin
Perkembangan UKM di
Provinsi DIY cukup bagus
4.3.
Hambatan
- Tidak bisa mengatur salinitas
(tinggi rendahnya) air
- Ketersediaan sumber air kurang
memadai
- Ketidakpastian cuaca
- Air tidak tersedia sepanjang
tahun karena kondisi geografis
- Lokasi tidak potensial lagi
karena kesulitan sumber air
- Kurangnya SDM khususnya
tenaga-tenaga perekayasa
mesin
- Berkembangnya industri
rekayasa di DIY
Peluang
Semakin meningkatnya
persaingan bisnis
Faktor
Hambatan
- Dasar hukum penyelenggaraan
undian masih mengacu
pemerintah pusat
- Menurunnya tingkat
keuntungan penyelenggara
Peluang
Penertiban kembali
angkutan umum illegal
Faktor
Hambatan
- Tunggakan pembayaran izin dari
pengusaha angkutan
- Kebijakan sistem pembayaran
perizinan secara tunai
- Kesadaran mengurus izin dari
para pengusaha angkutan masih
rendah
- Kondisi perekonomian
- Daya beli masyarakat rendah
61
Peluang
- Tergantung dari
muatan
dari
operator kendaraan
- Tergantung dari
muatan
dari
angkutan
Faktor
Hambatan
jumlah Banyaknya operator
tiap-tiap kendaraan yang belum
mengetahui lokasi keberadaan
jumlah tempat penimbangan muatan
operator
62
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.
KESIMPULAN
63
5.2.
REKOMENDASI
1. Perlu kajian ulang mengenai pengklasifikasian jenis retribusi untuk unit-unit
tertentu misalkan anjungan TMII.
2. Jenis retribusi yang dianggap rendah potensinya perlu ditinjau lagi kelayakannya,
seperti kasus SLB-C Giwangan.
3. Harus dilakukan sosialisasi dan promosi yang aktif untuk unit retribusi yang
dianggap berpotensi besar.
4. Bagi unit kerja yang dalam penentuan tarif retribusinya harus selalu
menyesuaikan dengan harga pasar perlu dilakukan perubahan status kelembagaan
(misalkan menjadi BLUD).
5. Perlu pembenahan tampilan, pelayanan, fasilitas dan keamanan agar lebih
kompetitif.
6. Peningkatan akses transportasi yang mudah dan murah untuk melayani pengguna
jasa.
7. Optimalisasi pemanfaatan kekayaan daerah dengan melakukan penilaian
penggunaan aset yang paling bermanfaat (Highest and Best Uses).
8. Peningkatan kemitraaan dengan pihak swasta dalam pengelolaan kekayaan
daerah.
9. Terkait dengan kurangnya SDM yang profesional, maka perlu pelatihan atau
pendidikan yang relevan dengan dinas terkait.
10. Perlu ketegasan dan kejelasan siapa yang bertanggung jawab dan berwenang atas
pungutan di unit retribusi tertentu, sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kewenangan. Misalnya: Waduk Sermo, kepemilikan berada di pemerintah pusat,
tapi tarif retribusi dan sharing pusat dengan provinsi belum jelas.
11. Penyatuan manajemen kekayaan daerah, misalnya pengelolaan wisma-wisma di
Kaliurang.
12. Revaluasi aset-aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
13. Penyesuaian tarif Perda dengan harga pasar yang berlaku.
64
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia Yogyakarta (2007). Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah
Istimewa Yogyakarta Triwulan III.
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 53 Tahun 2004 tentang Tarif
Retribusi Jasa Umum
Pemprov DIY. (2002). Target dan Realisasi Pendapatan Daerah.
_______ (2003). Target dan Realisasi Pendapatan Daerah.
_______ (2004). Target dan Realisasi Pendapatan Daerah.
_______ (2005). Target dan Realisasi Pendapatan Daerah.
_______ (2006). Target dan Realisasi Pendapatan Daerah.
_______ (2007). Target dan Realisasi Pendapatan Daerah.
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 2 Tahun 2003 tentang
Retribusi Jasa Umum
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 8 Tahun 2005 tentang
Retribusi Perzinan Tertentu
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 9 Tahun 2005 tentang
Retribusi Jasa Usaha
65
LAMPIRAN
DAFTAR SAMPEL
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Lembaga
Asrama Buruh Ledok Code (Dintranker Prov.
DIY)
Badan Diklat Gunung Sempu
Badan Pariwisata Daerah
BAL Sundak
Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Balai Pengolahan Hasil Hutan
Balai PSDA Sermo
Balai Sekolah Luar Biasa Bagian (SLB-C)
Bapelkes
BAT Cangkringan
BAT Samas
BAT Sendangsari
BAT Wonocatur
BBI Perikanan Bejiharjo
BIK Kaliurang
BIP Srihargono
Biro Umum Sekretariat Prov. DIY
Alamat
Jl. Lingkar Utara Maguwoharjo, Depok, Sleman
Gunung Sempu, Kasihan, Bantul
Jl. Malioboro No 56, Yogyakarta
Sidoarjo Tepus, Gunung Kidul
JL. Ireda No 38, Yogyakarta
Ngadinegaran MJ III/ 62, Yogyakarta
Perum Purwomartani, Jl. Yudistira No 13, Kalasan, Sleman
Jl. Moch. Dawam No. 20 Wates, Kulon Progo
Giwangan, Yogyakarta
Jl. Solo Km 12, Yogyakarta
Dusun Cangkringan, Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman
Samas Arigaling Sanden, Bantul
Sendangsari Pengasih, Kulon Progo
UKA BAT, Wonocatur, Bantul
Bejiharjo Karangmojo, Gunung Kidul
Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman
-
Telp
(0274) 885147
(0274) 417704
(0274) 587486
(0274) 7429464
(0274) 7157538
(0274) 774792
(0274) 7401525
(0274) 7818155
(0274) 7813126
(0274) 895199
(0274) 895879
-
66
No.
19
20
21
22
23
Lembaga
BLK Prov. DIY
BLKM
BLPT Prov. DIY
BMT Beringharjo
BP3KP
Alamat
Jl. Kyai Mojo No.5, Yogyakarta
Jl. Godean Km 1
Jl. Kyai Mojo No. 70, Tegalrejo, Yogyakarta
Jl. Malioboro No 14, Yogyakarta
Bunder, Gading,Playen, Gunung Kidul
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
BP4 DI Panjaitan
BPD DIY Cab. Malioboro
BPKB Sorowajan
BPKD Provinsi DIY
BPMBPT Sumedang
BPPK Prov. DIY
BPPO
BPTTG Yogyakarta
CV.Kusuma
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Perhubungan Provinsi DIY
Dinas Pertanian Provinsi DIY
Dinas Sosial Provinsi DIY
Diskanla Prov. DIY
Diskanla Unit Budidaya Air Payau DIY
Disperindagkop
Kaperda DIY Jakarta
Kaperda DIY Jakarta Anjungan TMII
Telp
(0274) 512619
(0274) 513036
(0274) 541750
(0274) 411281 /
(0274) 37694
(0274) 555238
(0274) 484367
(0274) 512479
(0274) 798869
(0274) 7482079
(0274) 7477317
(0274) 561933
(0274) 485775
(0274) 588 639
(0274) 514932
(0274) 7813126
-
67
No.
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Lembaga
Kelurahan Sumbermulyo
Kimpraswil Prov. DIY
KKPD Kabupaten Sleman
KPPD Kabupaten Bantul
KPPD Kabupaten Gunung Kidul
KPPD Kabupaten Kulon Progo
KPPD Kota Yogyakarta
LIK Maguwoharjo
Mess Erlangga
Mess Kaliurang
Mess Pedati
Panti Sosial Bina Netra
Panti Sosial Bina Remaja
Alamat
Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul
Bumijo, Yogyakarta
Jl.Bayangkara, Sleman
Badegan 25, Bantul
Jl. KH. Dewantoro, Wonosari, Gunung Kidul
Jl. Bayangkara,Wates, Kulon Progo
Jl. Tentara Pelajar, Yogyakarta
Jl. Rajawali Blok 3 Sidoarum, Godean
Kaliurang Timur, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Kaliurang Barat, RT 08 Rw 19 Hargobinangun, Pakem, Sleman
Jl. Pedati No. 116, Kampung Melayu, Jakarta Timur
Jl. Parangtritis,Km 5, Sewon, Bantul
Tridadi Beran, Sleman
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Pemda Bantul
Perpustakaan Daerah
PSAA Unit Bimomartani
PSAA Unit Budhi Bakti
PSTW Abiyoso
PSTW Budi Luhur Kasongan
PT. Amarta Karya (Persero)
PT. Formula Land
PT. PNM
PT. Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan
64
Telp
(0274) 589091
(0274) 867963
(0274) 367483
(0274) 773166
(0274) 562963
(0274) 7490378
(0274) 374885(0274) 868545
(0274) 367509415/ 743
(0274) 588219
(0274) 895237
(0274) 370531
(0274) 7403101
(0274) 524520
(0274) 543714
-
68
No.
65
66
Lembaga
PT.Opsindo (Akuntan Publik Kumalahadi)
RS. Grhasia
67
68
69
STIKES Wirahusada
Taman Wisata Ratu Boko
Toko Besi Nusantara
Unit Angkutan Jalan Raya, Dinas Perhubungan
Prov. DIY
Unit Pengendalian Muatan Barang, Dinas
Perhubungan Prov. DIY
UPTD Balai Diagnostik Kehewanan Distan
Prov. DIY
UPTD BP2APH Ngipiksari
UPTD BP2APH Tambak
UPTD BP2APTP Gading
UPTD BP2APTP Unit Panggang
UPTD BP2APTP Unit Wonocatur
UPTD BP2APTP Wijilan Nanggulan
UPTD BP2ATP Unit Gesikan
UPTD BP2BPT Wonocatur
UPTD Museum Negeri Sonobudoyo
UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan
Yayasan Wira Husada
Yayasan YAB
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Alamat
Telp
(0274) 484365
(0274) 868409405 (1233)
(0274) 7494390
(0274) 485775 /
(0274) 6552827
(0274) 485775
(0274) 7102133
(0274) 773844
(0274) 3902040
(0274) 3902040
(0274) 517004
(0274) 7101535
(0274) 7104458
(0274) 561492
(0274) 385664
(0274) 561914
(0274) 513176
(0274) 710291
69