Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

MODUL
UNCONFINED COMPRESSION TEST

KELOMPOK P1 (Shift 7)
Alfisahr Ferdian
Tiffany
Baiti Rahma Maudina
Johanes William Chandra

Tanggal Praktikum
Tanggal Disetujui
Asisten Praktikum
Nilai
Paraf

1206262992
1206222736
1206262986
1206262922

: 25 Oktober 2014
:
November 2014
: Maulfi Alfansuri
:
:

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014

12.1. PENDAHULUAN
12.1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan
Untuk mencari nilai unconfined shear strength dari tanah berbutir halus dengan kondisi
undrained, seperti lempung yang tersaturasi dan cemented soils.
12.1.2. Alat dan Bahan :

Unit mesin Unconfined Compression Test

Sampel tanah undisturbed dari tabung

Cetakan silinder contoh tanah uji

Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm

Oli

Extruder mekanis dan manual

Gergaji kawat

Spatula

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Can

Oven

Palu

12.1.3 Teori Dasar


Shear Strength atau kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser
yang terjadi pada saat terbebani. Ada beberapa pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kuat
geser tanah, yaitu Unconsolidated Undrained (UU), Consolidated Drained (CD), dan
Consolidated Undrained (CU).
a. Unconsolidated Undrained (UU)
Tujuan pengujian UU adalah untuk menentukan kuat geser undrained dari tanah jenuh.
Pengujian UU terdiri dari pembebanan sampel tanah tanpa drainase air pori diikuti
dengan pemberian gaya aksial secara bertahap.

b. Consolidated Drained (CD)


Kondisi tanah dalam pengujian CD adalah kondisi dimana tanah terkonsolidasi yaitu
setelah air dalam tanah ditekan dalam sel dan sampel tanah dibiarkan terkuras hingga
tekanan air pori menghilang. Tidak hanya sampai terkonsolidasi, sampel tanah untuk
kondisi CD juga diberi tekanan dalam sel secara konstan dan diberi pembebanan aksial
tambahan atau perpindahan, secara perlahan hingga tanah tersebut mengalami
keruntuhan.
c. Consolidated Undrained (CU)
Kondisi tanah dalam pengujian CU hampir sama dengan CD, namun pada pengujian CU,
setelah dilakukan konsolidasi isotropis, sampel tanah juga diberikan pembebanan aksial
yang ditingkatkan dan dari proses tersebut tekanan air pori dapat diukur.
Unconfined Compression Test (UCT)

Pengujian uji tekan bebas (Unconfined compression test) ini adalah bentuk khusus dari uji UU
yang umum dilakukan terhadap sampel tanah lempung untuk mengetahui sensitifitas tanah. Pada
uji ini, tegangan penyekap 3 adalah nol. Tegangan aksial dilakukan terhadap benda uji secara
relatif cepat mencapai keruntuhan. Pada titik keruntuhan, harga tegangan total utama kecil (total
minor principal stress) adalah nol dan tegangan utama besar adalah 1 seperti terlihat pada
Gambar dibawah ini:

Gambar 1. Keruntuhan geser kondisi air termampatkan (Das Braja M, 1988)

Cara menghitung luas contoh tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:


Isi contoh semula
V 0=L0 A0
dimana :

V 0 = Isi sampel mula-mula (volume)


L0 = panjang sampel mula-mula
A 0 = luas penampang sampel mula-ula

Sesudah beban vertikal diberikan :


Panjang menjadi L , isi menjadi V

, dan luas menjadi

A . Persamaannya

dapat ditulis sebagai berikut:


L=L0 L dan V =V 0 V
( L dan V diukur selama percobaan)

Gambar 2. Perubahan yang terjadi pada sampel selama percobaan berlangsung

Dari persamaan diatas didapat:


A ( L0 L ) = A0 L0V
A=

A0 L0V
L0 L

Percobaan unfined compression test ini dilakukan dalam kondisi undrained,


dimana tidak adanya aliran air selama pembebanan sehingga tidak terjadi
perubahan volume ( V =0) , sehingga persamaannya menjadi:

A=

dimana:

A 0 L0
=
L0 L

A0
A0
=
L 1
1
L0

= regangan

Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu
P=M LRC
P
dimana:
= Gaya yang hendak dicari
M = Pembacaan pada dial
LRC
= Faktor kalibrasi alat (0,186)
Sementara itu, nilai qu

dan c dapat dicari dengan persamaan:

P max
q
dan c= u
A
2
qu = Unconfined compression strength
dimana:
c
= Kekuatan geser tanah
qu =

Pada percobaan ini dimensi sampel harus memenuhi syarat:


2 D L 3 D

dimana:

D
L

= Diameter sampel
= Tinggi sampel

Teori Sensitivitas
Dari berbagai macam karakteristik tanah, sensitifitas tanah adalah salah satu karakteristik
tanah yang sangat berpengaruh dalam perencanaan pondasi. karena dengan memperoleh nilai
sensitifitas tanah, kita dapat mengetahui apakah tanah tersebut mempunyai potensi bahaya
longsor atau tidak. Semakin besar nilai sensitifitas tanah, maka semakin besar pula potensi
bahaya akan longsor. Cara untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya bahaya longsor
tersebut adalah dengan menyelidiki nilai sensitifitas tanah, yang dapat dihitung dengan
percobaan Unconfined Compression Test (UCT). Sensitivitas adalah perbendangin antara
kuat tegangan untuk tanah dengan keadaan undisturbed dengan tanah dalam keadaan
dinsturbed (remould).
S T=

q uu
q ur

Keterangan:

ST

: sensitifitas

quu : kuat tekan bebas benda uji tidak terganggu


qur : kuat tekan bebas benda uji yang dicetak ulang/remoulded
Sensitifitas merupakan sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan structural
tanah tersebut. Tanah jenis lempung memiliki sifat sensitif yang berbeda-beda, yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Sensitifitas
1
1-2
2-4
4-8
8-16
>16

Lempung
Tidak sensitif
Sensitifitas rendah
Sensitifitas sedang
Sensitifitas tinggi
Sensitifitas ekstra
Quick

Tabel Sensitifitas Lempung (Peck et al, 1951)

Hilangnya kekuatan tanah dapat disebabkan karena kerusakan struktur asli tanah dan thixotropy.
Thixotropy adalah proses yang terjadi dalam waktu yang telah ditentukan pada tanah yang
dimana kondisi volume dan komposisinya konstan, namun semakin melembut akibat dari
remoulding. Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Moretto (1948), menghasilkan suatu
hubungan antara kekuatan thixotropy tanah lempung Laurentian dengan indeks likuiditas 0.99
(kadar air alami biasanya sama dengan liquid limit).
Pada grafik 7.62 di atas, sensitivitas dapat terlihat ketika kuat geser tanah setelah waktu tertentu
setelah remoulding. Sensitivitas tanah tersebut menurun seiring dengan liquidity index.
12.2. PROSEDUR PERCOBAAN
12.2.1. Persiapan Praktikum :
a. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan memasukkannya ke dalam
cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan potong dengan gergaji
kawat.
b. Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji dengan menggunakan spatula.
Kemudian mengeluarkan sampel uji dari silinder uji dengan extruder manual.
c. Mengukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D)

d. Menimbang berat awal sampel tanah tersebut.


e. Mengambil sisa tanah hasil pencetakan untuk ditentukan kadar airnya.
12.2.2. Jalannya Praktikum :
a. Menempatkan sampel uji pada mesin Unconfined Compression Test sesegera
mungkin untuk menghindari hilangnya kadar air pada sampel uji.
b. Menaikkan pelat bawah dengan memutar kenop hingga ujung atas sampel uji
mengenai pelat atas dan dial gauge untuk pembebanan tersentuh. Kunci kenop
tersebut agar mesin Unconfined dapat bekerja.
c. Mengeset dial menjadi nol dan mulai jalankan mesin Unconfined.
d. Mencatat pembacaan Load Dial setiap penurunan dial bertambah 0.02 inch atau 0.025
mm. Pembacaan dihentikan jika nilai Load Dial mulai bergerak stabil atau turun
selama 3 kali pembacaan.
e. Melakukan proses remoulded yaitu melebur kembali sampel uji yang telah dicoba dan
dipadatkan kembali dengan cara ditumbuk secara konstan langsung pada silinder uji.
Berat sampel uji remoulded haruslah sama dengan berat sampel uji undisturbed.
f. Mengulangi percobaan b d.
12. PENGOLAHAN DATA
Data Pengukuran
Water content data :
Wt of soil + cup

= 124,77

gr

Wt of dry + cup

= 99,23

gr

Wt of cup

= 16,76

gr

Wt of water

= 25,54

gr

Wt of dry soil

= 82,47

gr

Water content, %

= 30,968

Diameter

= 3,506

cm

Height (Lo)

= 7,119

cm

Area (Ao)

= 9,65414

cm 2

Sample Dimensions :

Volume (Vo)

= 68,7278

cm3

Weight (w1)

= 118,52

gr

Deforma
si
25
50
75
100
125
150
175

Undisturb
ed Sample

Disturbed
Sample

Load Dial
28
71
125
174
205
207
-

Load Dial
18
48
84
120
153
166
167

Density :

wet

weight ( w1 )
118,52 gr

1,7244 gr / cm 3
3
volume
68,7278cm

dry

wet 1,7244 gr / cm 3

1,31672 gr / cm 3
1
1 0,30968

a. Hubungan Strain dan Stress pada Undisturbed Sample


Load
Dial
Reading
M
28
71
125
174
205
207

Sample
Deformati
on

Strain

Area
Correcti
on
Factor

Correct
ed
Area

Load
on
Sampl
e
P=MxL
RC

A=A0/
(1-)
0.003511 0.9964 9.6832
0.025
729
88
53
5.208
0.007023 0.9929 9.7174
0.05
458
77
99
13.206
0.010535 0.9894 9.7519
0.075
188
65
87
23.25
0.1
0.014046 0.9859 9.7867
22
32.364
Load 917 Strain 53
Stress
0.125 Dial0.017558 0.9824 9.8217
04
38.13
Reading646
% 41
kg/cm2
0.15
0.021070
0.9789
9.8569
0.3511729 0.5378357
38
38.502
28 375
18 3
75
0.7023458 1.3589916
71
35
91
1.0535187 2.3841294
125
53
44
1.4046916 3.3069296
174
7
93
1.7558645 3.8822183
205
88
68
2.1070375 3.9060813
207
05
24
L

=L/L0

1-

Stress
1=P/
A
0.5378
36
1.3589
92
2.3841
29
3.3069
3
3.8822
18
3.9060
81

b. Perbandingan Hubungan Strain dan Stress pada Undisturbed dan Disturbed


Sample (Remoulded)
Load
Dial
Reading

Sample
Deformati
on

Strain

Area
Correcti
on
Factor

=L/L0

1-

18

0.025

48

0.05

84

0.075

120

0.1

153

0.125

166

0.15

167

0.175

0.003511
729
0.007023
458
0.010535
188
0.014046
917
0.017558
646
0.021070
375
0.024582
104

0.9964
88
0.9929
77
0.9894
65
0.9859
53
0.9824
41
0.9789
3
0.9754
18

Sample
Deformat
ion

Strain

Stress

Strain

kg/cm2

0.025
0.05

0.351172
918
0.702345
835

0.41786
1.0319

Correct
ed
Area
A=A0/
(1-)
9.6832
53
9.7174
99
9.7519
87
9.7867
22
9.8217
04
9.8569
38
9.8924
25

0.3511
73
0.7023
46

Load
on
Sampl
e
P=MxL
RC
3.348
8.928
15.624
22.32
28.458
30.876
31.062

Stress
kg/cm
2
0.3457
52
0.9187
55

Stress
1=P/
A
0.3457
52
0.9187
55
1.6021
35
2.2806
41
2.8974
61
3.1324
13
3.1399
78

0.075
0.1
0.125
0.15

1.053518
753
1.404691
67
1.755864
588
2.107037
505

2.23688
3.46921
4.5494
5.49682

1.0535
19
1.4046
92
1.7558
65
2.1070
38
2.4582
1

1.6021
35
2.2806
41
2.8974
61
3.1324
13
3.1399
78

Perbandingan Strain vs Stress


Undisturbed Sample dan Disturbed Sample
4
3
Undisturbed Sample
2
Stress (kg/cm2)

Disturbed Sample

1
0
0

0.5

1.5

Strain (%)

Kuat tekan bebas (qu) dan kuat geser tanah (c)


Untuk sampel undisturbed

2.5

P max M max LRC 207 0,186


=
=
=3.988133 kg /cm 2
A
A
9 , 65414
q 3.988133
c= u =
=1.994066 kg /cm 2
2
2
Untuk sampel disturbed (remoulded)
P
M LRC 167 0,186
qu = max = max
=
=3.217479 kg /cm 2
A
A
9 , 65414
qu 3.217479
c= =
=1.608739 kg /cm2
2
2
qu =

Sensitivitas Tanah
Sensitivity=

qu u 3.988133
=
=1.239521
q u r 3.217479

Kadar Air
W=

wwater
100
w dry

wwet wdry
100
w dry

wwet +canwdry +can


100
w dry+can w can
W=

124.7799.23
100 =30.969
99.2316.76

12.4

ANALISA PRAKTIKUM
12.4.1 Analisa Percobaan
Percobaan Unconfined Compression Test yang dilakukan pada tanggal 25
Oktober 2014, bertujuan untuk mencari nilai unconfined shear strength dari tanah
berbutir halus dengan kondisi undrained, seperti lempung yang tersaturasi dan cemented
soils. Sebelum memulai percobaan, praktikan menyiapkan alat dan bahan yaitu sampel
tanah undisturbed dari tabung, unit mesin Unconfined Compression Test, cetakan silinder
contoh tanah uji, extruder, oli, pisau, jangka sorong, palu, plastik, dan lain-lain.
Setelah semua peralatan dan bahan sudah siap, praktikan mengawali percobaan
dengan mengukur cetakan silinder tanah uji dengan menggunakan jangka sorong.
Dimensi yang diukur ialan diameter dalam silinder dan ketinggian silinder. Lalu

praktikan mengeluarkan tanah sampel undisturbed dari tabung dengan menggunakan


extruder mekanis. Extruder yang digunakan adalah extruder mekanis dimana tanah dari
tabung dikeluarkan dengan cara menginjakkan kaki pada pijakan yang tersedia sebanyak
berkali-kali hingga tanah tersebut masuk ke dalam silinder yang sudah disiapkan di atas
extruder. Posisi silinder tidak boleh miring karena apabila miring tanah tersebut akan
menyentuh pinggiran bagian permukaan luar tanah dalam tabung, yang merupakan tanah
sudah terganggu (disturbed). Setelah tanah memenuhi silinder tersebut, permukaan
cetakan tanah diratakan dengan menggunakan spatula dan pisau hingga benar-benar rata
dan mulus tanpa ada lubang sedikitpun. Kemudian tanah di silinder tersebut dikeluarkan
dengan menggunakan extruder yang lebih kecil dan segera ditimbang beratnya.
Kemudian praktikan menyiapkan alat unit mesin Unconfined Compression Test
otomatis. Komponen yang harus diperhatikan ketika menyiapkan alat ini adalah
mengkalibrasi kedua dial, yaitu dial displacement dan dial load, dan memastikan kedua
dial tersebut terpasang tegak lurus dengan permukaan datar pelat. Langkah selanjutnya
ialah menaruh sampel tanah silinder di atas pelat datar alat UCT dan memastikan
permukaan atas sampel tanah menyentuh beban. Kemudian pembebanan diberikan secara
bertahap dengan menyalakan alat UCT. Kedua dial dibaca dan dicatat. Hal yang dicatat
pada proses ini adalah, mencatat pembacaan dial displacement tiap pembacaan dial load
kelipatan 25 (x 0.01) mm. Pencatatan dihentikan ketika jarum dial load terhenti atau
pembacaan dial menurun. Hal ini disebabkan karena sampel tanah tersebut telah retak
atau mengalami failure.
Praktikan kemudian mengeluarkan sampel tanah dari mesin UCT dan melakukan
remoulding, yaitu penghancuran tanah sampel yang kemudian dipadatkan kembali ke
dalam cetakan silinder yang sama. Sampel tanah remoulded tersebut kemudian
dikeluarkan juga dengan menggunakan extruder dan segera ditimbang beratnya.
Kemudian percobaan di atas diulangi kembali pada sampel yang telah di remoulding.
Setelah dilakukan pengetesan dengan mesin UCT untuk kondisi remoulded,
sampel tanah tersebut dimasukkan ke dalam oven untuk mendapatkan berat keringnya.
Berat kering ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui dry density dari tanah
sampel.

Prosedur yang dilakukan oleh praktikan diatas sedikit berbeda dengan ASTM D166. Dalam standar ini, sampel tanah yang diambil untuk diameter 30 mm, partikel
butiran paling besar yang terkandung dalam benda uji harus lebih kecil dari 1/10 kali
diameter benda uji. Namun pada kenyataannya, dalam percobaan yang dilakukan,
praktikan tidak mengetahui diameter butiran tanah sampel. Dalam standar ini pula,
pengukuran dimensi seharusnya dilakukan sebanyak 3 kali, namun pada kenyataannya,
praktikan hanya mengukur dimensi sebanyak 1 kali. Dalam standar ini pula, praktikan
seharusnya tidak hanya mengukur dimensi cetakan, tetapi dimensi sampel tanah juga,
namun hal tersebut tidak dilakukan oleh praktikan. Dan dalam standar ini, pembebanan
harus diset sedemikian rupa sehingga menghasilkan regangan aksial dengan kecepatan
1/2 % s.d 2 % per menit, namun praktikan sendiri tidak mengetahui berapa kecepatan unit
mesin UCT tersebut.
12.4.2 Analisa Hasil
Dari pengolahan data yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkanlah nilai kuat tekan
bebas atau qu, yaitu sebesar 3.988133 kg/cm2 untuk sampel undisturbed, dan sebesar 3.217479
kg/cm2 untuk sampel disturbed. Dari nilai qu tersebut bisa didapatkan pula nilai kohesi tanah
lempung, yaitu c, yakni sebesar 1.994066 kg/cm2 untuk undisturbed sample dan sebesar
1.608739kg/cm2 untuk disturbed sample. Sehingga dari hasil perhitungan di atas dapat
dipastikan bahwa kuat geser dan nilai kohesi dari sampel undisturbed lebih besar daripada kuat
geser dan nilai kohesi dari sampel disturbed.
Sensitifitas merupakan sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan
structural tanah tersebut. sensitivitas dapat dirumuskan dengan membandingkan kuat tegangan
tanah struktur undisturbed dengan struktur tanah disturbed, bila tanah tersebut diuji dengan cara
UCT. Tanah jenis lempung memiliki sifat sensitive yang berbeda-beda, yaitu sebagaimana tertera
pada tabel berikut:
Sensitifitas
1
1-2
2-4
4-8
8-16
>16

Lempung
Tidak senditif
Sensitifitas rendah
Sensitifitas sedang
Sensitifitas tinggi
Sensitifitas ekstra
Quick

Sampel tanah yang digunakan dalam praktikum ini, memiliki rasio sensitifitas sebesar;
1.239 dimana tergolong ke dalam tanah sensitifitas rendah. Artinya, kerusakan structural yang
dialami tanah tidak berpengaruh besar terhadap perubahan kuat tekan maupun kuat geser tanah.
Dari praktikum ini, praktikan juga memperoleh grafik hubungan regangan dan tegangan
antara sampel undisturbed dan disturbed, seperti yang tertera di bawah ini:

Perbandingan Strain vs Stress


Undisturbed Sample
Undisturbed Sample
dan Disturbed Sample
Stress (kg/cm2)
Disturbed Sample
0 1 2 3
Strain (%)

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan nilai tegangan antara sampel
tanah undisturbed dan sampel tanah disturbed dimana nilai tegangan pada sampel tanah
undisturbed lebih besar dibandingkan nilai tegangan pada sampel tanah disturbed. Hal yang
ditunjukkan pada grafik tersebut sesuai dengan teori bahwa sampel tanah disturbed akan
memiliki nilai tegangan yang lebih tinggi akibat struktur asli pada sampel tanah sesuai dengan
struktur aslinya baik dari kadar air, komposisi, dan kerapatannya. Pada grafik juga menunjukkan
nilai tegangan maksimum yang dapat dicapai oleh masing-masing sampel sejalan dengan
deformasi yang terjadi pada sampel.
Dalam praktikum ini, didapatkan pula nilai kadar air yaitu sebesar 30.969 %. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel tanah yang dipakai dalam percobaan ini kurang baik karena kadar
airnya cukup kecil sehingga mempengaruhi property pada tanah yaitu nilai kohesi tanah yang
kecil.
4.3 Analisa Kesalahan
Ada beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktikum UCT ini, di antaranya :
1. Kesalahan paralaks atau pembacaan pada saat mengukur dimensi mould dan
pembacaan dial pada mesin UCT

2. Permukaan sampel dalam mould yang kurang rata dan mulus, yaitu masih ada
beberapa bagian yang menonjol dan miring, sehingga mempengaruhi nilai
tegangan yang diberikan mesin UCT.
3. Pemadatan kembali (remoulding) yang tidak optimal karena ada beberapa sisa
bagian tanah yang tidak seluruhnya masuk ke dalam mould ketika dipadatkan
kembali.
4. Peletakan sampel uji yang tidak tepat berada di tengah-tengah pembebanan.
Akibatnya, distribusi tegangan yang diberikan tidak akan merata karena pada
bagian atas silinder sampel, seluruh permukaannya harus mengenai pelat bagian
atas.
12.5 KESIMPULAN
Dari percobaan Unconfined Compression Test ini dapat diambil beberapa kesimpulan,
antara lain :
1.

Nilai kuat tekan bebas atau qu sampel undisturbed adalah sebesar 3.988133 kg/cm2,
dan untuk sampel disturbed adalah sebesar 3.217479 kg/cm2. Nilai kohesi tanah
lempung, yaitu c, adalah sebesar 1.994066 kg/cm2 untuk undisturbed sample dan
sebesar 1.608739kg/cm2 untuk disturbed sample. Sehingga dari hasil perhitungan di
atas dapat dipastikan bahwa kuat geser dan nilai kohesi dari sampel undisturbed
lebih besar daripada kuat geser dan nilai kohesi dari sampel disturbed.

2.

Tanah yang digunakan dalam praktikum tergolong dalam tanah jenis lempung

3.

dengan kesensitifan rendah, dimana nilai sensitivitasnya sebesar 1.239.


Dalam percobaan ini berlaku hukum Poisson Ratio, dimana tanah mengalami
regangan pada arah lateral (pertambahan luas) dan regangan pada arah aksial
(penyusutan tinggi).

12.6 APLIKASI
Dari percobaan UCT ini, praktikan mendapatkan nilai qu sebesar 3.988133 kg/cm2 dan wet
sebesar 17.244 KN/m2. dari data yang didapatkan kita dapat melakukan perencanaan pondasi
dangkal. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode TSA (total stress analysis)
dengan rumus sebagai berikut:
qult = 5.14 SuSc

qult = 5.14 (3.988133)(1.2) = 24.59879 KN/m2 ; wet = 17.244 KN/m2


dengan faktor keamanan sebesar 2 dan luas pondasi tapak 1.5x1.5 m, maka nilai qa dan Qa adalah
qa = qu / SF = 24.59879 KN/m2 / 2 = 12.2994 KN/m2
Qa = qa x A = 12.2994 x 2.25 = 27.67365 KN,
Qa merupakan nilai beban yang diizinkan untuk pondasi tapak, yang pada kasus kali ini pondasi
tapak terletak tepat di permukaan tanah.
12.7 REFERENSI
Bardet, Jean-Pierre. 1997. Experimental Soil Mechanics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Bowles, Joseph E. 1989. Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua. trans. Johan K.
Hainim. Jakarta: Erlangga.
Budhu, Muni. 2011. Soil Mechanics and Foundations, 3rd Edition. New Jersey: John Wiley and
Sons, Inc.
Craig, R.F. 1994. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. trans. Budi Susilo S. Jakarta: Erlangga.
M. Das, Braja. 2008. Advanced Soil Mechanics. 3rd Edition. New Jersey: Taylor and Francis, Inc.
Muntohar, Agus Setyo. 2012. Kuat Geser Tanah (pdf). Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Subpanitia Teknis, Gugus Kerja Geoteknik Jalan. 2010. ASTM D-2166 Metode Uji Kuat
Tekan-Bebas Tanah Kohesif. Bandung: Badan Standardisasi Nasional.

12.8 LAMPIRAN

Extruder

Extruder

Pola Keretakan Sampel Tanah Undisturbed

Mengaluarkan sampel tanah dari mould

Mesin Unconfined Compression Test

Anda mungkin juga menyukai