Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH NANOMATERIAL DAN APLIKASINYA

Oleh :
Nama

: Ahmad Juheri

Nim

: 4211410021

Jurusan

: Fisika

Fakultas

: FMIPA

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

A. Nanosains dan Nanoteknologi


Nanosains dan nanoteknologi (Iptek Nano) merupakan bidang kajian ilmu dan
rekayasa material dalam ukuran nanometer. Nanoteknologi telah dipandang sebagai cara
yang memberikan perubahan besar terhadap peradaban manusia abad ke-21. Dengan
teknologi ini, manusia dapat membangun sesuatu objek dalam skala nanometer
dengan cara menyusun atom demi atom. Secara fundamental objek dalam skala nano
memiliki sifat dan fungsi yang baru dan berbeda sama sekali dengan sifat dan fungsinya
dalam ukuran yang lebih besar.
Sifat elektronik, sifat magnetik, sifat optik, dan reaktivitas katalitik baru akan
dijumpai dalam material berukuran nano (nanomaterial) di mana sifat baru ini tidak
dijumpai pada material berukuran lebih besar dari 100 nanometer. Dua alasan utama
yang mendasari perubahan sifat tersebut adalah meningkatnya luas permukaan dan
munculnya efek ukuran kuantum (quantum size effect) pada material berukuran
nanometer.
Nanomaterial menjanjikan peluang untuk menciptakan teknologi baru dengan
pencapaian melampaui apa yang telah dicapai oleh bidang komputer dan bioteknologi
saat ini. Penerapan nanoteknologi ini diharapkan akan membawa perubahan drastic pada
perubahan infrastruktur, semisal pembuatan komputer supercepat, pembuatan pesawat
terbang yang lebih ringan, sintesis obat yang berperilaku seperti bom cerdas yang
dapat terbawa oleh aliran darah tanpa kehilangan sifat aktifnya dan hanya akan
meledak membunuh sel yang sakit saja serta dapat mengontrol jumlah keluarnya obat
sehingga pasien tidak akan mengalami over dosis obat, pembuatan sel surya yang sangat
efisien dan dapat menyimpan energi dalam baterai-baterai berkinerja tinggi dari material
nano, yang tahan lama dengan waktu isi ulang yang cepat, dan aplikasi-aplikasi luar
biasa lainnya yang dapat terus dieksplorasi dari nanomaterial (Arryanto et al., 2007).
B. Metode Pembuatan Nanomaterial
Material nano merupakan susunan materi yang berukuran 1 hingga 100 nm yang
menunjukkan karakteristik yang unik yang disebabkan oleh ukurannya. Sebagai contoh,
sifat

fisik

karbon

berubah

secara

signifikan

jika

atom-atom elemen karbon

membentuk pipa nano (carbon nanotube, CNT).

Karbon adalah penghantar listrik yang buruk dan tidak kuat strukturnya (kecuali

intan yang terbentuk akibat tekanan tinggi). Namun, gabungan pipa nano karbon (CNT)
beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan kawat baja dan dapat menghantar
listrik lebih baik dibandingkan dengan kawat tembaga. Atom karbon juga dapat disusun
membentuk struktur nano (fullerene atau buckyball) yang kekuatannya setara dengan
gundukan formasi batuan. Carbon nanotube (CNT) dapat digunakan untuk menyimpan
hidrogen pada sel bahan bakar d a n buckyball dapat digunakan untuk menyimpan
senyaw-senyawa berguna lainnya seperti obat-obatan.

Gambar 5.1. Carbon Nano Tube (CNT)


Nanomaterial secara garis besar dapat dibuat melalui dua metode, yaitu metode
top-down dan metode bottom-up. Metode top-down adalah metode pembuatan material
nano dengan cara memotong-motong atau menghancurkan material berukuran besar
menjadi berukuran nanometer. Termasuk dalam metode ini adalah metode litografi
beserta dengan metode modifikasinya yang secara luas dipergunakan dalam produksi
chip komputer dan berbagai peralatan mikroelektronik.
Metode bottom-up merupakan teknik yang digunakan untuk menata dan
mengendalikan atom-atom dan molekul-molekul menjadi material berukuran nano.
Termasuk metode bottom-up adalah metode penataan posisi (positional assembly)
dan metode penataan sendiri (self assembly).
Metode positional assembly menggunakan alat Bantu untuk menata atom- atom
sesuai dengan posisi yang dikehendaki. Keberhasilan menata atom-atom xenon
membentuk kata IBM telah membuktikan kehandalan metode ini dalam menata dan
memanipulasi atom-atom. Metode self assembly dilakukan dengan cara mencampur
atom, molekul, atau partikel nano yang berbeda dengan material berpori dengan ukuran
geometrid an struktur pori tertentu. Karena gometri dan struktur elektronik yang

unik, secara spontan atom-atom mengorganisasikan diri membentuk struktur tertentu


yang stabil dalam pori.
a

Gambar 5.2.
Nanomaterial yang dibuat secara self assembly (a). Atom-atom xenon disusun
membentuk kata IBM dimana tiap huruf berukuran sekitar 5 nm dari atas ke
bawah, (b). Differential Gear, dibuat dari ribuan atom C,N, H, O, Si, P.
(Courtesy of Institute of Molecular Manufacturing, Copyright IMM,
http://www.imm.org)
C. Keunggulan Nanoteknologi
\

Dengan pendekatan baru dalam perekayasaan produk yang ditawarkan

nanoteknologi molekular, beberapa keunggulan pun didapatkan. Yang pertama adalah


presisi produk hingga tingkat molekular atau bahkan atomik. Produk- produk yang
dibuat dengan pendekatan top-down seringkali memiliki cacat atau defect. Pada
molecular manufacturing, produk dibuat dengan menyusun atom- atom atau molekulmolekul-nya dengan penuh kontrol, sehingga produk tanpa cacat pun bisa dibuat.
Sebagai ilustrasi aplikasinya, ambillah contoh bodi pesawat. Bodi pesawat yang ada saat
ini dibuat dengan rekayasa top-down. Untuk memperoleh kekuatan, seringkali
dibutuhkan bahan yang lebih berat, akibatnya rasio akhir strength/mass tetap kecil.
Dengan nanoteknologi, struktur yang tanpa cacat

dapat

dibuat,

dan

dengan

menggunakan atom C yang disusun dengan struktur diamondoid, material pesawat


yang ringan tapi kuat pun dapat diperoleh.
Keunggulan kedua nanoteknologi (jika idealnya tercapai) adalah tidak adanya atau
sedikitnya limbah yang dihasilkan. Pada proses top-down, seringkali ada sisa bahan
yang terpaksa harus dibuang. Pada nanoteknologi hal ini bisa di- hindari karena struktur
dibangun dari dasar, atom demi atom. Keunggulan ketiga nanoteknologi

mole-kular

adalah hemat energi dan tidak mencemarkan lingkungan. Sistem nanoteknologi


molekular nanti-nya bisa memakai acetone atau CO2 dari udara se-bagai bahan bakunya,
dan mengekstrak C sebagai atom utama yang digunakan untuk membuat nano-struktur.
Limbah yang mungkin dihasilkan adalah H2O, air. Bandingkan dengan mesin-mesin
konvensional yang juga menghasilkan
gas

NOx.

limbah-limbah

bera-cun seperti

CO, dan

Tapi, sebetulnya, keunggulan utama nanoteknologi molekular adalah

kemampuannya untuk memanipulasi material dengan fleksibel sesuai keinginan


desainernya. Fleksibilitas ini disebabkan oleh pengontrolan pada level molekul tadi.
Suatu mesin nanoteknologi molekular dapat diibaratkan seperti komputer yang
mengolah data dan informasi. Bedanya, mesin nanoteknologi molekular mengolah
bahan riil. Sebagai ilustrasi fleksibilitas nanoteknologi molecular adalah seperti yang
terlihat di film fiksi ilmiah Startrek. Awak Startrek dapat dengan mudah memesan
makanan apa saja pada komputer, dan dalam sekejap tersedia. Struktur makanan telah
tersimpan

di

komputer, mesin

sintesa

yang mema-kai nanoteknolgi molekular

menyusun atom/molekul pembentuk makanan berdasarkan informasi struktur tadi


(Wicaksono, 2001).
D. Penerapan Nanoteknologi
Penerapan nanoteknologi sudah banyak dilakukan oleh ilmuwan maupun pihak
industri. Berikut ini beberapa contoh penerapan nanoteknologi yang dilakukan maupun
yang baru tahap kajian intensif (Arryanto et al., 2007).
1) Tabir surya (sunscreen) dan kosmetika
2) Komposit
3) Material sangat keras dan liat untuk pemotong
4) Pelapisan permukaan (surface coating)
5) Pembuatan cat
6) Remediasi
7) Fuel Cell
8) Layer (display)
9) Additive bahan baker
E. Kekurangan

Nanopartikel berbahaya bagi kesehatan karena Nanopartikel dapat mengganggu jalannya


transportasi substansi vital masuk dan keluar sel, sehingga mengakibatkan kerusakan
fisiologis sel dan mengganggu fungsi sel normal.
Bioavailability,

didefinisikan

sebagai

kemampuan

bahan

untuk

menembus

membran/lapisan jaringan tubuh melalui berbagai cara paparan (kulit, pernafasan, dan
pencernaan).
Bioaccumulation, didefinisikan sebagai kemampuan partikel yang terabsorpsi untuk
terakumulasi didalam jaringan tubuh organisme dengan berbagai jalur paparan.
Toxic Potential, efek dari toksisitas nanomaterial dimungkinkan melalui berbagai sebab
yaitu kemampuan oksidasi, inflamasi dari iritasi fisis, pelepasan dari radikal yang
terkandung dan dari pengotor (impurities) dari pembuatan nanomaterial misalkan sisa
katalis, pengotor bahan baku yang kurang murni.

Anda mungkin juga menyukai