Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul

: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL DAN SENYAWA ORGANIK

BERDASARKAN SIFAT FISIKNYA


Tujuan Percobaan

1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik.


2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik.
Latar Belakang
Senyawa organik ada di sekitar kita, berbagai macam wujudnya seperti karbohidrat,
protein, lemak, dan sebagainya. Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari senyawa-senyawa
organik disekitarnya. Untuk itu, identifikasi terhadap senyawa-senyawa organik akan
memberikan kita pengetahuan lebih mendalam mengenai senyawa-senyawa organik yang ada
beserta fungsinya dalam kehidupan makhluk hidup.
Senyawa-senyawa organik dikelompokkan dengan menggunakan gugus fungsi. Gugusgugus fungsi ini menggambarkan sifat fisik dan kimia dari senyawa organik tersebut. Perbedaan
sifat fisik maupun kimianya secara kualitatif memberikan respon yang berbeda pada reaktan
tertentu. Oleh karena pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut dan cara membedakan
senyawasenyawa organik, maka kita perlu untuk melakukan percobaan identifikasi gugus
fungsi.
Gugus fungsi suatu senyawa organik menyebabkan senyawa tersebut hanya dapat
bereaksi dengan rekatan tertentu atau melakukan reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi
yang lain. Masing-masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus
fungsionil yang dimilikinya. Beberapa senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki
sifat yang sama/mirip (Prasojo, 2010).
Pada percobaan pertama menggunakan pereaksi brom untuk mengidentifikasi apakah
senyawa tersebut jenuh atau tidak. Pereaksi ini memberikan tanda yaitu hilangnya warna coklat
dari Brom (Br2) apabila positif mengandung ikatan rangkap pada suatu senyawa organik.
Sedangkan, percobaan selanjutnya untuk menguji ketidakjenuhan senyawa organik adalah
dengan menggunakan larutan KMnO4

yang mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan

senyawa aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan

hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO2. Produk yang
dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2-diol.
Praktikum kali ini juga menguji keberadaan halogen yaitu dengan larutan AgNO3 dan
bahan yang digunakan adalah klorobensen dimana klor merupakan golongan halogen. Selain itu,
pengujian selanjutnya adalah untuk mengidentifikasi keberadaaan alkohol dengan menggunakan
etanol dan aseton. Aseton yang merupakan senyawa keton adalah turunan dari alkohol sekunder.
Pengujian senyawa selanjutnya adalah untuk mengidentifikasi keberadaan aldehida dan
keton. Pengujian dilakukan dengan tes fehling, dimana larutan ini mengandung ion kompleks
tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan fehling A yang mengandung
tembaga sulfat ke fehling B yang mengandung natrium hidroksida dan garam Rochelle. Selama
oksidasi, aldehid akan menjadi asam karboksilat, ion tembaga (II) direduksimenjadi tembaga (I)
yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida yang berwarna merah (Fessenden, 1982). Pengujian
yang terakhir adalah pengujian keberadaan fenol dengan menggunakan beberapa bahan yang
dicampur menjadi satu sehingga pada hasilnya nanti akan menujukkan adanya tanda-tanda
senyawa fenol.
Selain uji kimia, dilakukan pula pengujian sifat-sifat fisika. Suatu senyawa organik pasti
memiliki titik didih, titik leleh, berat jenis larutan, dan beberapa memiliki indeks refraksi. Maka
dari itu, dilakukan pengujian dari beberapa sample yang disediakan untuk memudahkan
identifikasi dan klasifikasinya.
Penentuan titik didih suatu senyawa dilakukan dengan memanaskan senyawa lalu
memulai perhitungan suhu dengan termometer saat senyawa mulai mengeluarkan gelembung
udara, karena mendidih berarti senyawa cair mulai berubah menjadi uap. Untuk menentukan titik
leleh, digunakan senyawa dalam bentuk kristal, sehingga dapat diukur waktu dan suhu saat
senyawa tersebut meleleh, yang dalam artian, meleleh adalah dari padat menjadi cair. Berat jenis
larutan dilakukan dengan menentukan massa jenis larutan yaitu dengan menghitung rumus massa
jenis. Penentuan indeks refraksi menggunakan alat khusus yang disebut prisma, karena prisma
dapat memantulkan cahaya dan membentuk sudut refraksi. Untuk penentuan putaran optik
digunakan alat yang disebut polarimeter (Hoffman,2004).

Prinsip Kerja
1. Uji kimia ketidakjenuhan

1.1 Reaksi dengan brom


Prinsip kerja pemutusan ikatan rangkap untuk menguji kejenuhan senyawa
organik.
1.2 Oksidasi dengan KMnO4
Mengoksidasi senyawa tak jenuh dengan KMnO4.
2. Uji adanya halogen
Reaksi reduksi halogen dengan AgNO3
3. Uji adanya OH alkohol
Reduksi keton menjadi etanol dan oksidasi etanol menjadi keton.
4. Uji adanya aldehida dan keton
Uji fehling dengan prinsip oksidasi tembaga sulfat
5. Uji fenol
Penentuan koefisien fenol.
B. Identifikasi secara Fisika
1. Penentuan Titik Didih (Metode Siwolonoff)
Pemanasan dengan air.
2. Penentuan Titik Leleh
Pelelehan benda padat menjadi cair.
3. Penentuan Putaran Optik
Menghitung besarnya sudut putar pada polarimeter.
4. Penentuan Berat Jenis Larutan
Penentuan berat jenis dengan piknometer.
5. Indeks Refraksi
Selisih sudut deviasi pada prisma.

Alat
-

1 set alat destilasi

Piknometer

Pemanas listrik

Penangas air

Gelas ukur 50mL

8 tabung reaksi

Termometer 0-110

Neraca

Polarimeter

Refraktometer Abbe

2 labu ukur 10mL

Gelas beker 500mL

5 pipet tetes

1 pipet volum 10mL


Bahan
-

- 5 gram
CrO3 dalam 15mL air
Larutan 5% Br2 dalam n-oktanol
atau
dan 5 mL H2SO4 pekat
CH2Cl2

Etanol,

- 2,4-dinitofenilhidrasin,
1-propanol,
1glikol atau DMF, HCl
2-propanon, dietilin
heksana,

terpentin,

propanon,

benzaldehida, klorobensena,pekat
aseton,
fenol
Waktu yang dibutuhkan
1.

Uji adanya halogen


Didiamkan

beberapa

menit

sampai ada endapan


2. Uji aldehida dan keton
Dimasukkan dalam penangas
selama 5 menit

Larutan 1% Br2

Larutan FeCl2

Larutan 2% KMnO4

Fehling

A;

34,64g

CuSO4.5H2O dalam 500mL


larutan
-

Fehling B; 65g NaOH dan

173g KNa tartarat dalam


5% Br2 dalam oktanol atau
CH2Cl
2
500mL
larutan
atau 1% dalam air

Larutan 5% AgNO3, Larutan


Larutan 15% NaI dalam aseton
5%NaOH, larutan NH3 encer.

2% AgNO3 dalam etanol 95%

Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1997. Kimia Organik jilid 1 edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Hoffman, Robert V. 2004. Organic Chemistry Second Edition. America : John Wiley and Sons.
Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

Nama Praktikan
Arina Amalia Putri (141810401028)

Anda mungkin juga menyukai