Konversi Energi
Oleh:
Muhammad Ali Soen Haji
122061
.......................................................................
Daftar Isi
...............................................................
...............................................................
...............................................................
PENUTUP
...............................................................
13
Daftar Pustaka
...............................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang dibelah oleh garis
khatulistiwa. Hal tersebut membuat indonesia memiliki iklim tropis. Dalam
iklim tropis mengenal dua macam musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Di indonesia musim kemarau terjadi antara bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi antara bulan
November.
Konsekuensi dari musim tropis adalah suhu udara yang tinggi dimana
saat musim kemarau Indonesia bisa mencapai suhu 40C. Kejadian tersebut
terjadi di kota kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang. Ketiga kota
tersebut berbatasan dengan laut sehingga menyebabkan suhu panas semakin
terasa dan semakin terasa gerah, karena dataran rendah (sugigaul, 2013).
Ditambah lagi dengan banyaknya ilegal logging yang dilakukan oleh para
mafia, pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan berbagai jenis pemanasan
global lain membuat indonesia semakin panas. Tetapi kita masih bisa bernafas
lega lantaran banyak kota besar membangun taman kota. Manfaat taman kota
antara lain fungsi ekologi, hidrologis dan estetika (Pradana, 2013). Karena
suhu yang semakin naik membuat masyarakat mulai menggunakan pendingin
ruangan AC.
Refrigerasi dan penyejuk AC digunakan untuk mendinginkan. Sistim
refrigerasi atau penyejuk AC memindahkan panas dari tangki reservoir
rendah energi yang lebih dingin ke tangki reservoir energi tinggi yang lebih
hangat. Sehingga dengan adanya sistem refrigasi ini membuat masyarakat
indonesia lebih nyaman dalam menghadapi suhu tinggi alias cuaca yang
panas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana mengatasi cuaca
panas yang berada di indonesia secara sederhana?
C. Batasan
BAB II
ISI
B. Landasan Teori
1. Sejarah Refrigasi
Refrigerasi mulai muncul pada awal abad ke 19 tertulis dalam London
Practical Mechanical Journal oleh penulis anonim. Paten pertama mesin
refrigerasi tercatat atas nama Thomas Harris dan John Long yang
dipublikasikan di Great Britain pada tahun 1790. Siklus refrigerasi merupakan
kebalikan dari siklus carnot yang membutuhkan kerja untuk memindahkan
Panas
sensibel
(perubahan
tempertaur).
Panas
laten
(perubahan
wujud). Perpindahan
evaporator (evaporator
temperature
difference). Perbedaan
untuk
menggerakkan
sistem
refrigerasi
agar
dapat
Gb 3. Kompresor Torak
Kompresor rotary yaitu kompresor yang kerjanya berdasarkan
putaran roller pada rumahnya, prinsip kerjanya adalah satu putaran
porosnya akan terjadi langkah hisap dan langkah tekan yang bersamaan
waktunya, kompresor rotary terdiri dua macam yaitu kompresor rotary
dengan pisau / blade tetap.
diperhitungkan. Air
pendingin
diambil
dari
sumber
yang
cukup
persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut. Posisi kondensor umumnya
terletak dibawah turbin sehingga memudahkan aliran uap keluar turbin
untuk masuk kondensor karena gravitasi (Rakhman, 2013).
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin,
kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air
pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan
temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum.
Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka
temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap
tekanan dan temperatur.
d. Katup ekspansi
Setelah refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut
masuk ke katup ekspansi yang mengontrol jumlah refrigeran yang masuk ke
evaporator. Ada banyak jenis katup ekspansi; tiga di antaranya adalah pipa
kapiler, katup ekspansi otomatis dan katup ekspansi termostatik.
1. Pipa Kapiler (capillary tube)
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi
rumah tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga
dengan diameter lubang kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan
pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter lubang dan panjang pipa
kapiler. Pipa kapiler di antara kondensor dan evaporator. Refrigeran yang
melalui pipa kapiler akan mulai menguap. Selanjutnya berlangsung
proses penguapan yang sesungguhnya di evaporator. Jika refrigeran
mengandung uap air, maka uap air akan membeku dan menyumbat pipa
Makalah Konversi Energi | 10
kapiler. Agar kotoran tidak menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran
masuk pipa kapiler dipasang saringan yang disebut strainer.
Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa,
sehingga refrigeran cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah
refrigeran yang berada dalam sistem juga menentukan sejauh mana
refrigeran di dalam evaporator berhenti menguap, sehingga pengisian
refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai ujung evaporator.
Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada sebagian
evaporator. Bila pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigeran
cair akan masuk ke kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya
kompresor. Jadi sistem pipa kapiler mensyaratkan suatu pengisian jumlah
refrigeran yang tepat.
2. Katup Ekspansi Otomatis
Sistem pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem dengan beban
tetap (konstan) seperti pada lemari es atau freezer. Tetapi dalam beberapa
keadaan, untuk beban yang berubah-ubah dengan cepat harus digunakan
katup ekspansi jenis lainnya. Beberapa katup ekspansi yang peka
terhadap perubahan beban, antara lain adalah katup ekspansi otomatis
(KEO) yang menjaga agar tekanan hisap atau tekanan evaporator
besarnya tetap konstan.
Bila beban evaporator bertambah maka temperatur evaporator
menjadi naik karena banyak cairan refrigeran yang menguap sehingga
tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akan menjadi naik pula.
Akibatnya bellow akan bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigeran
akan menyempit dan ciran refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi
berkurang. Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang
dan bellow akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar
3.
B. Solusi
Setelah mengetahui sistem refrigasi atau mesin pendingin maka dapat
ditemukan solusi untuk mengatasi cuaca panas di Indonesia yaitu dengan
menggunakan sebuah pendingin ruangan yang biasa disebut AC (Air
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat. Dari makalah tersebut dapat saya
simpulkan bahwa penggunaan AC yang merupakan sebuah mesin pendingin dapat
mengatasi cuaca panas di Indonesia akan tetapi secara perlahan penggunaan AC
secara masif memiliki dampak buruk yaitu menipisnya ozon di langit.
Sekian makalah ini dari saya, semoga bermanfaat buat semuanya. Terima
Kasih.
Daftar Pustaka
Hartanto. (1982). Teknik Mesin Pendingin. Dalam Teknik Mesin Pendingin. Tega:
BKPI.
Ilyas, S. (1993). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. CV. Paripurna,
Jakart. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid I .
Pradana, B. A. (2013, Mei 9). Berbagai Macam Manfaat Taman Kota. Dipetik
Mei
4,
2015,
dari
green.kompasiana.com:
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/09/berbagai-macammanfaat-taman-kota-558452.html
Rakhman, a. (2013, April 10). Prinsip kerja kondensor. Dipetik Mei 2015, 2015,
dari rakhman.net: http://rakhman.net/2013/04/prinsip-kerja-kondensor.html
Stocker, W. F., & Jerold, J. W. (1994). Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Edisi
kedua. Dalam Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Edisi kedua. Jakarta:
PT. Erlangga.
sugigaul. (2013, Januari 28). Megapa Semarang Bisa Segini Panas? Dipetik Mei
5,
2015,
dari
sugigaul.wordpress.com:
https://sugigaul.wordpress.com/2013/01/28/mengapa-semarang-bisa-beginipanas/
Surdiyansyah, E. A., & P, R. P. (2012). Kristalisator dan Eaporator. Paper .
Tambupolon, D., & Samosir, R. (2005). PEMAHAMAN TENTANG SISTEM
REFRIGERASI. Jurnal Teknik SIMETRIKA , 1.