Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang
Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah

Perguruan Tinggi yang didirikan dan atau diselenggarakan oleh masyarakat, yang
kemudian bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menegakkan
Tridharma Perguruan Tinggi. Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi
untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Pengelolaan internal Perguruan Tinggi yang efektifitasnya ditentukan
antara lain oleh gaya kepemimpinan, kematangan sub-ordinat, tata kelola, yang
seluruhnya sesuai dengan sasaran, tujuan dan budaya organisasi. Selain mengelola
sub-ordinat, pemimpin Perguruan Tinggi juga dikelola oleh atasannya yaitu
Yayasan Penyelenggara Perguruan Tinggi bagi PTS atau Wali Amanat bagi PTN.
Berdasarkan hal tersebut, maka efektifitas, sebagai ukuran keberhasilan Perguruan
Tinggi, perlu dikaji ulang sejalan dengan penerapan Good University Governance
(GUG) yang di adopsi dari Good Corporate Governance (GCG) sebagai tata
laksana yang benar dalam pengelolaan perusahaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa menjadi bagian terpenting dari
dunia pendidikan tinggi, mahasiswa adalah konsumen layanan jasa pendidikan
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan melibatkan para dosen
sebagai provider layanan tersebut. Kualitas mahasiswa/lulusan mencerminkan
kualitas output yang dihasilkan melalui proses pendidikan yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi. Karena itu, kualitas layanan pendidikan yang diterima oleh
seseorang mahasiswa dari PTS tempat mereka kuliah, akan berdampak pada
kualitas mahasiswa tersebut. Banyaknya program studi yang hingga saat ini masih
terakreditasi C seperti halnya yang terjadi pada sebagian besar PTS di Aceh
dipastikan berdampak pada nasib mahasiswa/lulusan ketika mereka ingin mencari
pekerjaan. Hal ini sangat beralasan karena umumnya instansi pemerintah/swasta
yang dijadikan prioritas utama bagi sebagian besar sarjana ketika ingin
memperoleh pekerjaan, menjadikan akreditasi sebagai syarat utama penerimaan
pegawai/ karyawannya. Sinyalemen ini sudah mulai dirasakan pada penerimaan

CPNS tahun 2013 yang berlangsung beberapa waktu yang lalu, dimana akreditasi
program studi calon pelamar menjadi penilaian penting bagi panitia penerimaan
CPNS di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Aceh
Pada beberapa PTS di Provinsi Aceh mahasiswa tidak diberikan informasi
yang sempurna tentang penilaian akreditasi program studi. Bahkan sebagian besar
mahasiswa tidak paham sama sekali tentang proses penilaian akreditasi, mulai dari
penyiapan borang akreditasi ditingkat jurusan/fakultas hingga item-item penting
yang menjadi penilaian akreditasi program studi oleh asesor akreditasi yang
berasal dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Mereka
hanya disuguhkan informasi mengenai hasil akhir penilaian akreditasi. Ketika
program studi tempat mereka kuliah terakreditasi C, hampir tidak ada informasi
yang jelas dari ketua Prodi atau pun Dekan tentang penyebab hal tersebut terjadi.
Bahkan sebaliknya, tidak sedikit di antara jajaran manajemen PTS seperti ketua
jurusan/dekan misalnya, memberikan angin segar bagi mahasiswa tentang
akreditasi program studi tempat mereka kuliah. Mahasiswa diberikan harapan
bahwa program studi tempat mereka kuliah akan terakreditasi B, bahkan siap
untuk mendapatkan akreditasi A. Namun kenyataannya, dalam beberapa kali
penilaian akreditasi, upaya peningkatan akreditasi masih jauh dari harapan (Amri,
2014).
Saat ini pengelolaan PTS dapat dikatakan masih tertutup bagi masyarakat,
terutama dari segi pengelolaan administrasi keuangan. Pihak pengelola badan
pendidikan masih menganggap tabu untuk membuka akses masyarakat terhadap
aliran pendanaan pendidikan. Masyarakat sering mengeluh tentang biaya
pendidikan yang ditetapkan oleh pihak satuan pendidikan (PTS) yang tidak sesuai
dengan tingkat pendapatan masyarakat Aceh. Padahal dalam era reformasi ini
telah diatur kewajiban bagi para penyelenggara negara termasuk lembaga
pendidikan untuk mengelola dana dan menyelenggarakan pendidikan secara
transparan dan bertanggung jawab (Komkab, 2011).
Rendahnya kualitas PTS di Provinsi Aceh menjadi tantangan besar bagi
perbaikan kualitas pendidikan di bumi serambi mekah ini. Dengan demikian
kehadiran PTS tidak hanya diharapkan mampu menampung generasi muda Aceh,
terutama para lulusan SLTA yang tidak tertampung pada PTN, PTS diharapkan

mampu mendukung program pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas


pendidikan Aceh yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan derajat
kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan. Namun kenyataannya, kehadiran
PTS sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung pendidikan tinggi di Aceh,
justru masih dihadapkan pada persoalan kualitas. Umumnya kualitas kampus
terutama PTS di Aceh masih rendah bila dibandingkan dengan kualitas PTS di
daerah lain. Menurut Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia
(APTISI) Pusat menyatakan bahwa kualitas PTS di Aceh masih dibawah rata-rata,
dimana rata-rata PTS di Aceh masih sangat sedikit yang terakreditasi bahkan jika
dilihat dari nilai akreditasi program studi (Prodi), hampir tidak ada Prodi yang
terakreditasi dengan nilai A (Serambi Indonesia, 10 Oktober 2013).
Penelitian ini ingin mengkaji penerapan tatakelola keuangan pada PTS
yang berbentuk universitas yang sementara ini masih bervariasi di Aceh.
tatakelola keuangan yang baik dalam mewujudkan GUG pada universitas swasta
dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya komitmen manajemen, keterbatasan
informasi dan otoritas pengambilan keputusan, sehingga perlu dilakukan
pengkajian lebih dalam mengenai variable yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi tatekelola keuangan yang baik pada universitas swasta di Aceh.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi
beberapa permasalahan yang di hadapi oleh PTS di Aceh dalam meningkatkan
kualitasnya, yaitu:
a . Kualitas PTS di Aceh masih dibawah rata-rata, dimana rata-rata PTS di
Aceh masih sangat sedikit yang terakreditasi bahkan jika dilihat dari
nilai akreditasi program studi (Prodi), hampir tidak ada Prodi yang
terakreditasi dengan nilai A
b . PTS di Aceh tidak transparan dalam memberikan informasi PTS terutama
dalam hal pengelolaan keuangan dan proses penilaian akreditasi
c . Rendahnya komitmen manajemen dalam menerapkan GUG yang
berdampak pada pengelolaan PTS yang tidak efektif dan efesien, seperti
struktur organisasi yang gemuk dan tidak sesuai dengan kebutuhan,

penempatan dan pembagian tugas yang tidak jelas, sistem rekruitmen


yang tidak mengacu pada UU.

3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka masalah penelitian ini di batasi
pada

variable yang mempengaruhi

penerapan tatakelola keuangan dalam

mewujudkan kualitas PTS melalui peran

GUG diantaranya komitmen

manajemen, keterbatasan informasi dan otoritas pengambilan keputusan

4. Perumusan Masalah
Sesuai dengan hubungan yang telah dibatasi maka di bangun rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah

komitmen

manajemen

berpengaruh

positif

terhadap

penerapan tatakelola keuangan yang baik


2. Apakah keterbatasan sistem informasi berpengaruh negatif terhadap
penerapan tatakelola keuangan yang baik
3. Apakah otoritas pengambilan keputusan berpengaruh positif terhadap
penerapan tatakelola keuangan yang baik.
4. Apakah komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap Good
University Governance (GUG).
5. Apakah keterbatasan

sistem

informasi

berpengaruh

negatif

terhadap Good University Governance (GUG).


6. Apakah otoritas

pengambilan

keputusan

berpengaruh

positif

berpengaruh

positif

terhadap Good University Governance (GUG).


7. Apakah tatakelola

keuangan

yang

baik

terhadap Good University Governance (GUG).

5. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Sebagai indikator awal untuk mengukur kualitas PTS di Aceh.
b. Sebagai kontribusi untuk membentuk jaminan mutu PTS di Aceh.
c. Sebagai referensi bagi PTS di Aceh dalam mewujudkan GUG.

6. Kajian Riset Sebelumnya


a. Penelitian

Mahsun

(2006)

mengenai

studi

cross

sectional

dan

scorecard terhadap kinerja perguruan tinggi terakreditasi menyatakan


bahwa : 1) Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan
status terakreditasi A, perguruan tinggi dengan status terakreditasi B,
dan perguruan tinggi dengan status terakreditasi C berdasarkan perspektif
keuangan. 2) Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan
status terakreditasi A, perguruan tinggi dengan status terakreditasi B,
dan perguruan tinggi dengan status terakreditasi C berdasarkan perpektif
mahasiswa aktif.

3) Tidak ada perbedaan kinerja antara perguruan

tinggi dengan status akreditasi A, perguruan tinggi dengan status


akreditasi

B,

dan

perguruan

tinggi

dengan

status akreditasi C

berdasarkan perpektif proses bisnis internal. 4) Ada perbedaan kinerja


antara perguruan tinggi dengan status terakreditasi A, perguruan
tinggi dengan status terakreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status
akreditasi C berdasarkan perspektif inovasi dan pembelajaran.
b. Penelitian Anwar dan Pratolo (2012) mengenai penerapan model tata
kelola keuangan perguruan tinggi yang baik untuk mewujudkan Good
University Governance

(Studi Pada PTM se Indonesia) menyatakan

bahwa kondisi aspek sistem GUG dan penerapan tatakelola keuangan


yang baik pada PTM selama ini kondisinya tinggi. Kondisi kedua hal di
atas dipengaruhi secara langsung maupun tidak

langsung

oleh

komitmen manajemen dan otoritas pengambil keputusan dimana


keduanya merupakan dua aspek personil. Dari kedua aspek personil
tersebut otoritas pengambil keputusan berada pada kondisi menengah
sedang komitmen manajemen berada pada posisi tinggi. Kondisi
keterbatasan sistem informasi pada PTM masih berada pada kondisi
menengah yang artinya masih terjadi keterbatasan sistem informasi
namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap GUG. Dari hasil penelitian ditunjukkan
bahwa aspek non sistem keuangan lebih berperan dalam perwujudan
GUG di PTM se Indonesia.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Konsep Good University Governance (GUG)


Konsep

corporate

serangkaian mekanisme
perusahaan

governance

untuk

dapat

mengarahkan

didefinisikan

dan

mengendalikan

sebagai
suatu

agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan

pemangku kepentingan (stakeholders). Good corporate governance (GCG)


dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh
organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk

memberikan

nilai

tambah

perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang (The Indonesian


Institute For Corporate Governance, 2011). Sedangkan konsep university
governance

dapat

mengarahkan
universitas

dan
berjalan

diartikan

sebagai

mengendalikan
sesuai

serangkaian

suatu

dengan

mekanisme

universitas

harapan

untuk

agar operasional

semua

pihak

yang

berkepentingan (stakeholders). Good University Governance (GUG)

dapat

dipahami sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ
universitas

sebagai

universitas

secara berkesinambungan dalam jangka panjang.

Peran

upaya

GUG membentuk

untuk

struktur

check dan balances, karena efektivitas

memberikan

kerja

dan

nilai

tambah

menciptakan sistem

suatu universitas berhubungan

dengan perbandingan biaya rutin dan biaya sewaktu-waktu yang dikeluarkan oleh
suatu universitas, yang hasilnya dapat dirasakan dikemudian hari. Menurut Serian
(Wijatno, 2009) penerapan prinsip GCG di Universitas dapat dilihat dari berbagai
aspek berikut :
a. Transparancy (keterbukaan informasi), universitas harus dan dapat
menerapkan prinsip keterbukaan di bidang keuangan, sistem dan prosedur
penerimaan mahasiswa baru, sistem dan prosedur akuntansi, pelaporan
keuangan, rekrutmen dosen dan karyawan, pemilihan pejabat struktural,
pemilihan anggota senat fakultas/akademis, pemilihan penggurus
yayasan/BPH, dan informasi-informasi penting lainnya kepada pemangku
kepentingan secara memadai, akurat, dan tepat waktu.
b. Accountability (akuntabilitas), universitas harus mempunyai uraian tugas dan
tanggung jawab yang jelas (secara tertulis) dari setiap pejabat struktural,
anggota senat fakultas/akademis, pengurus yayasan, dosen dan karyawan.
6

Termasuk juga kriteria dan proses pengukuran kinerja, pengawasan, dan


pelaporan. Harus ada audit internal yang tugasnya antara lain: melakukan
penilaian, analisis, dan interpretasi dari aktivitas suatu organisasi secara
independen. Pada dasarnya ruang lingkup audit internal mencakup segala
aspek kegiatan dalam organisasi dalam rangka penilaian kinerja untuk tujuan
mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas organisasi, sehingga proses, tujuan
dan sasaran organiasasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif. Selain itu,
ada baiknya juga dilakukan manajemen audit atau financial audit plus oleh
KAP independen.
c. Responsibility (pertanggungjawaban), setiap individu yang terlibat dalam
pengelolaan universitas harus bertanggung jawab atas segala tindakannya
sesuai dengan job description yang telah ditetapkan. Termasuk para dosen
harus menaati etika dan norma kedosenan. Harus dihindari pemerasan atau
penjualan nilai pada mahasiswa baik oleh dosen maupun oleh karyawan non
akademis.
d. Independency (kemandirian), pihak yayasan dan pengelola u niversitas dalam
melaksanakan peran dan tanggung jawabnya harus bebas dari segala bentuk
benturan kepentingan yang berpotensi untuk muncul. Hal ini diperlukan untuk
memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara independen,
bebas dari segala bentuk tekanan dari pihak lain, sehingga dapat dipastikan
bahwa keputusan itu dibuat semata-mata demi kepentingan universitas.
Pengurus yayasan/BPH harus memberi wewenang penuh kepada rektorat
untuk menyelenggarakan tri dharma perguran tinggi.
e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), perlakuan yang adil dan berimbang
kepada para pemangku kepentingan yang terkait (equitable treatment). Dalam
hal ini, para pemangku kepentingan terdiri atas mahasiswa, masyarakat, para
dosen dan karyawan non akademis, serta pengurus yayasan.
Dalam penyelenggaraannya, sebuah institusi perguruan tinggi harus
memenuhi prinsip-prinsip partisipasi, orientasi pada konsensus, akuntabilitas,
transparansi, responsif, efektif dan efisien, ekuiti (persamaan derajat) dan
inklusifitas, dan penegakan/supremasi hukum. Yang berbeda adalah nilai dan
tujuan yang menjiwainya.
Prinsip-prinsip

manajerial

tersebut

hendaknya

diterapkan

untuk

mendukung fungsi-fungsi dan tujuan dasar pendidikan tinggi. Selain itu,


perbedaan

lain

adalah

dalam

hal

stakeholders

yang

terkait

dengan

penyelenggaraan pendidikan dan perguruan tinggi. Keistimewaan institusi


perguruan tinggi dibanding institusi lain terletak pada fungsi dasarnya, yaitu
dalam hal pendidikan, pengajaran dan usaha penemuan atau inovasi. Fungsifungsi inilah yang kemudian mendefinisikan peranan perguruan tinggi dalam
masyarakat.

Wacana

yang

kemudian

sering

mengemuka

dalam

penyelenggaraan

perguruan

tinggi kemudian adalah mengenai academic

excellence dan manajemen perguruan tinggi, termasuk dalam hal pembiayaan.


Ada sebuah kesepahaman atau kesetujuan umum mengenai pentingnya
otonomi dalam usaha pencapaian academic excellence (yaitu dalam hal
pengajaran dan riset) untuk perguruan tinggi, akan tetapi hal yang sama
belum berlaku dalam hal manajerial dan pembiayaan. Perbedaan pandangan
ini biasanya terkait dengan pentingnya fungsi perguruan tinggi
masyarakat

dan

Kecenderungan

mahalnya
saat

ini,

biaya

penyelenggaraan

tingginya

biaya

pendidikan

pendidikan

tinggi

bagi
tinggi.

biasanya

dianggap dapat membebani negara dan masyarakat, sehingga perguruan tinggi


dianggap lebih baik berusaha mencari sumber-sumber pembiayaan mandiri.

2.2. Good University Governance (GUG) dan Yayasan


Konsep Yayasan menurut UU No. 16 Tahun 2001, adalah badan
hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan

yang dipisahkan dan

diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan


kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang
pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha
dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Perbedaan mendasar organisasi
profit dan non profit seperti yayasan dalah mekanisme organisasi bersangkutan
dalam memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan, yang umumnya diperoleh
dari sumbangan.
Menurut

Bastian

(2007)

laporan

keuangan

yayasan

memiliki

karakteristik sebagai berikut:


- Sumber daya yayasan berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
- Menghasilkan barang dan/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau
suatu yayasan menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan
kepada para pendiri atau pemilik yayasan tersebut.
- Tidak ada kepemilikan, dalam arti bahwa kepemilikan tidak dapat dijual,
dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak
mencerminkan proporsi pembagian sumber daya yayasan pada saat
likuidasi atau pembubaran.

Pihak pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama


untuk menilai jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk
memberikan jasa tersebut dan cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya
serta aspek lain dari kinerja yayasan. Yayasan mempunyai organ yang terdiri
atas

Pembina,

Pengurus,

dan Pengawas.

Pengelolaan

kekayaan

dan

pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus. Pengurus


wajib

membuat

laporan

tahunan

yang disampaikan

kepada

Pembina

mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas


bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus
dalam menjalankan kegiatan yayasan.
Dalam mengelola yayasan salah satu aspek yang
pedoman

yaitu

aspek

managerial.

perlu

menjadi

Menurut Panggabean (2002) dalam

pengelolaan yayasan perlu ditinjau dari aspek managerial, agar yayasan dapat
tumbuh dan berkembang dalam mencapai maksud dan tujuannya, dan yayasan
perlu mempertimbangkan hal-hal strategis di bawah ini :
a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Pendiri dan pengurus harus bersedia menanggalkan kepentingan pribadi


dan secara sukarela menyumbangkan pikiran dan sumber daya lainnya
bagi pencapaian maksud dan tujuan yayasan.
Visi dan Misi yayasan harus dirumuskan dengan jelas dan tegas sebagai
dasar untuk memberi arah dalam penyusunan rencana strategis dalam
pencapaian maksud dan tujuan yayasan.
Pengelolaan yayasan harus dijalankan secara transparan, karena para
donatur dan konstituen yayasan menuntut adanya keterbukaan dan
akuntabilitas pembukuan. Profesionalisme pengelolaan yayasan akan
menciptakan citra yang positif di mata donatur dan konstituen termasuk
pemerintah. Dengan citra yang positif akan memudahkan yayasan
menggalang dukungan dan partisipasi berbagai pihak dalam menggali
sumber pendanaan.
Pengelolaan yayasan dilakukan secara efektif dan efisien seperti halnya
suatu organisasi bisnis, namun dana yang dihasilkan diperuntukkan
sepenuhnya untuk pencapaiaan maksud dan tujuan yayasan.
Yayasan harus menciptakan kegiatan dan program kreatif yang
berorientasi pasar karena akan disukai konsumen sehingga memudahkan
yayasan menggali sumber pendanaan untuk mendukung kegiatannya.
Pengelolaan keuangan dilakukan secara profesional berlandaskan prinsip
transparansi,
efisiensi
dan
akuntabilitas.
Pembukuan
harus
diselenggarakan dengan tertib dan informasi keuangan yang dihasilkan
tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengurus untuk tujuan
evaluasi, pengawasan, dan perencanaan.
Pengurus harus meningkatkan pemahaman tentang Anggaran Dasar (AD)

10

dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yayasan serta berbagai aspek hokum
lainnya yang relevan untuk meyakinkan bahwa segala tindakan dan
keputusan yayasan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku
2.3. Tata Kelola Keuangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Dalam rangka mewujudkan Good University Governance (GUG), hal-hal
yang menjadi tantangan perguruan tinggi swasta antara lain adalah bagaimana
menumbuhkan sumber-sumber pendanaan baru yang produktif, tatakelola
keuangan, kebebasan lebih besar dalam merumuskan kurikulum dan hal-hal lain
yang terkait dengan bidang akademis, akuntabilitas publik dan sebagainya.
Pemikiran-pemikiran baru mulai bermunculan mengenai bagaimana konsep
penyelenggaraan institusi perguruan tinggi yang dianggap cukup ideal untuk
menghadapi tantangan-tantangan baru tersebut.

Konsep

tersebut,

apapun

bentuknya, harus memperhatikan pelibatan dan pemenuhan kebutuhan dari


seluruh stakeholders yang terkait dengan institusi perguruan tinggi, mengingat
peranan ideal pendidikan tinggi bagi sebuah bangsa yang sangat vital dalam
menelurkan

calon

putra-putra

terbaiknya

dan

memperhatikan

bahwa

lingkungan perguruan tinggi merupakan sebuah komunitas yang relatif kritis


terhadap permasalahan-permasalahan disekitarnya. Pengelolaan dana perguruan
tinggi haruslah diikuti dengan transparansi anggaran secara menyeluruh kepada
publik berdasarkan prinsip keadilan, akuntabilitas, dan kejujuran seperti yang
dijelaskan dalam pasal 48 UU Sisdiknas No 20/2003. Prinsip akuntabilitas dan
transparansi adalah prinsip dasar untuk membawa sebuah perguruan tinggi
menuju GUG. Memahami prinsip-prinsip dasar dalam GUG akan memacu
untuk mencari bentuk yang terbaik sebuah perguruan tinggi yang paling dekat
dengan para sivitas akademika.
Laporan GAO (1997) dalam Anwar dan Pratolo (2012)

menyebutkan

beberapa faktor yang berpotensi menghambat kesuksesan GUG, yang meliputi:


banyaknya tujuan di organisasi perguruan tinggi yang saling tumpang tindih
sehingga sulit untuk mengidentifikasikan tujuan strategis organisasi secara
tepat, terdapatnya kebijakan/program/kegiatan yang sulit dievaluasi karena
memiliki tujuan yang subyektif, lemahnya sistem informasi, kurangnya reward

11

bagi para pegawai untuk menggunakan informasi kinerja, dan kurangnya


komitmen manajemen terhadap implementasi sistem tatakelola perguruan tinggi
yang baik. Dalam hal tatakelola keuangan, Julnes dan Holzer (2001) dalam
Anwar dan Pratolo (2012) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
implementasi

sistem

tatakelola

keuangan

yang

meliputi keberadaan

ketentuan internal, ketersediaan sumber daya, akses terhadap informasi, orientasi


(kesepakatan) akan tujuan, ketentuan eksternal yang mengharuskan organisasi
melakukan pengukuran kinerja, keberadaan dukungan internal dan eksternal
serta sikap keterbukaan organisasi, pimpinan, dan stafnya terhadap inovasi dan
perubahan yang akan meningkatkan kinerja organisasi (budaya organisasi).
Lebih jauh, Cavalluzzo dan Ittner (2003) dalam Anwar dan Pratolo (2012)
telah membuktikan

bahwa

keterbatasan

sistem

informasi,

komitmen

manajemen, otoritas pembuatan keputusan, dapat mempengaruhi implementasi


sistem tatekelola organisasi. Berdasarkan tinjauan literatur tersebut, beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi penerapan tatakelola keuangan yang baik
dan GUG adalah komitmen manajemen, keterbatasan sistem informasi, dan
otoritas pengambilan keputusan.
2.3.1. Komitmen Manajemen
Norman

(2010)

mempersepsikan

dan

mendefenisikan

komitmen

manajemen sama dengan komitmen organisasi yaitu sebagai suatu kelekatan


afeksi atau emosi terhadap organisasi seperti individu melakukan identifikasi
yang kuat, memilih keterlibatan tinggi dan senang menjadi bagian dari organisasi.
Kemudian menurut Nadirsyah (2010) dalam Silvia (2013) menyatakan komitmen
manajemen adalah suatu keyakinan dan dukungan yang kuat dari manajemen
untuk melakukan, menjalankan dan mengimplementasikan suatu kebijakan yang
ditetapkan secara bersama sehingga tujuan atas diterapkannya kebijakan tersebut
dapat dicapai.
Organisasi dengan komitmen manajemen yang kuat dari pimpinan dan
bawahannya maka akan lebih mudah untuk mencapai hasil yang diinginkan untuk
menghasilkan kinerja yang lebih baik, dibandingkan dengan organisasi yang tidak
memiliki komitmen manajemen. Dengan demikian keberadaan komitmen
manajemen yang kuat sangat dibutuhkan organisasi agar dapat meningkatkan

12

akuntabilitas kinerja serta pengguanaan yang lebih baik atas informasi kinerja
yang dihasilkan.
Indikator

komitmen

manajemen menurut

Nurkhamid

(2008)

manajemen memiliki komitmen untuk mengalokasikan sumberdaya (meliputi:


waktu, orang, uang), menugaskan staf dan divisi/ departemen dalam organisasi
untk melakukan evaluasi terhadap kinerja suatu program,
data

yang relevan

dan

kinerja organisasi serta

reliabel

sehingga

menggunakan

mengumpulkan

dapat digunakan untuk menilai

bencmark

untuk mengevaluasi

kinerja organisasi.
2.3.2. Keterbatasan Sistem Informasi
Menurut Norman (2010), keterbatasan adalah keadaan terbatas atau telah
dibatasi. Keterbatasan sistem informasi merupakan keadaan
informasi memberikan keterbatasan

dimana

untuk memberikan

data

sistem
yang

dibutuhkan oleh pengguna informasi.


Teknologi

merupakan

mempengaruhi kesuksesan

salah

satu

implementasi

suatu

yang tidak memilki teknologi


mengalami

kesulitan

dalam

yang

tepat

faktor

kunci

yang

sistem informasi. Organisasi


dan

memungkinkan

memadai biasanya akan

pengoperasian

mendesain,

mengimplementasi, dan mengevaluasi produk atau jasa yang sudah dihasilkan.


Organisasi

dengan

kualitas sistem informasi yang lebih baik akan dapat

mengimplementasikan

sistem pengukuran

secara

lebih

mudah

dibandingkan dengan organisasi dengan sistem informasi yang kurang baik


(Poole et al dan Krumwiede dalam Nurkhamid, 2008).
Indikator

keterbatasan

sistem informasi

menurut

Nurkhamid

(2008) adalah kesulitan memperoleh data yang valid atau reliabel, kesulitan
memperoleh data secara tepat waktu, biaya pengumpulan data yang tinggi, dan
ketidakmampuan

teknologi informasi

yang

ada

untuk

memberikan data

yang diperlukan.
2.3.3. Otoritas Pengambilan Keputusan
Cavalluzzo dan Ittner (2003) dalam Silvia (2013) menyatakan bahwa
Otoritas pengambilan keputusan merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mempunyai otorisasi atau hak untuk membuat keputusan dengan persyaratan

13

yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam rangka mencapai tujuan strategis
organisasi.
kepada

Pendelegasian otoritas pengambilan


para

bawahannya

merupakan elemen

terciptanya peningkatan kinerja organisasi. Dengan


otoritas

pengambilan

keputusan

keputusan

dari

pimpinan

penting

adanya

untuk

pendelegasian

maka dapat membantu manajemen untuk

dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat, menumbuhkembangkan


kreatifitas
dapat

dan usaha dalam melakukan suatu perubahan. Selain

itu

juga

meningkatkan akuntabilitas diantara personil organisasi sektor publik.

Setiap bawahan yang diberi otoritas untuk mengambil keputusan dan bawahan
tersebutharus mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil untuk mencapai
target yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dengan pendelegasian otoritas
pengambilan keputusan dari pimpinan kepada bawahan di PTS dapat membantu
organisasi tersebut untuk meningkatkan kinerjanya.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen manajemen,
keterbatasan sistem informasi dan otoritas pengambilan keputusan terhadap
penerapan tatakelola keuangan yang baik, dan untuk menguji pengaruh komitmen
manajemen, keterbatasan sistem informasi, otoritas pengambilan keputusan
dan tata kelola keuangan terhadap Good University Governance (GUG).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada PTS Provinsi Aceh yang berbentuk
universitas, dengan waktu penelitian 1 Juni 2015 sampai dengan tanggal 31
Januari 2016.

3.3. Metode dan Desain Penelitian


Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan mengkaji pengaruh komitmen manajemen, keterbatasan sistem informasi
dan otoritas pengambilan keputusan terhadap penerapan tatakelola keuangan
yang baik dalam mewujudkan Good University Governance (GUG).
3.4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan universitas, fakultas
dan prodi pada universitas swasta yang ada di Provinsi Aceh yang berjumlah 10
universitas sebagai unit analisis.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2008: 118).

14

15

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik

pengumpulan

data

dalam

penelitian ini

dilakukan cara

menyebarkan kuesioner (Angket) kepada responden. Teknik pengumpulan data


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008 : 199).

3.6. Metode Analisis Data


3.6.1. Pengujian Data
a.

Uji Validitas (Test of validity)


Pengujian terhadap validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masingmasing skor butir pertanyaan dengan total skor untuk masing-masing
variabel menggunakan korelasi Product Momen Pearson (Alhusni, 2002).
Apabila angka korelasi signifikan berarti alat ukur tersebut valid dan layak
digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila tidak
signifikan maka tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis
penelitian.

b.

Uji Reliabilitas (Test of reliability)


Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha dimana
Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai
koefisien yang diperoleh > 0,60 (Ghozali, 2002).

3.6.2. Uji Asumsi Klasik


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur,
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik regresi berupa uji normalitas,
dan uji heteroskedastisitas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada
dasarnya model analisis jalur merupakan model regresi (walaupun lebih
khusus karena digunakan unuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak
langsung) sehingga model analisis jalur memiliki asumsi yang harus dipenuhi
yaitu asumsi normalitas, dan tidak terjadi heterskedastisitas.
3.6.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan terhadap hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut.

16

Pengujian

dilakukan

untuk mengetahui pengaruh antar variabel seperti

tertuang pada paradigma struktural secara lengkap. Pengujian atas struktur


di atas dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut
Riduwan dan Kuncoro (2008: 2) analisis jalur (path analysis) adalah digunakan
untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)
terhadap variabel terikat (endogen).
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan model analisis
jalur dengan alasan bahwa model penelitian ini merupakan model struktural
yang meliputi baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung seperti
gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1.
Hubungan struktural antar variabel penelitian
Komitmen
Manajemen

Keterbatasan
Sistem Informasi

Penerapan Sistem
tata Kelola Keuangan
Yang Baik

Good University
Governance

Otoritas Pengambilan
Kepututusan

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008: 116) Prosedur teknik pengujian


hipotesis menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:
1.

Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.

2.

Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koofisien regresi.

3.

Menghitung koofisien jalur secara simultan (keseluruhan)

4.

Menghitung koofisien jalur secara individu.

5.

Meringkas dan menyimpulkan.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Untuk melancarkan pelaksanaan penelitian ini ada dua skema pembiayaan
yang dilakukan yaitu usulan biaya ke DIKTI dan pembiayaan mandiri dengan
total biaya sebesar Rp. 14.950.000. Secara rinci anggaran biaya terbagi dalam dua
bagian, yaitu bagian pertama dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua
rekapitulasi anggaran penelitian.
a. Justifikasi Anggaran Biaya Penelitian
Justifikasi anggaran meliputi biaya honor, peralatan penunjang, pembelian
bahan habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara kota/kabupaten serta biaya
publikasi. Secara lebih rinci besaran anggaran yang dibutuhkan terlihat pada
lampiran 1.
b. Rekapitulasi Anggaran Biaya Penelitian
Rekapitulasi anggaran biaya penelitian seperti dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi anggaran penelitian
No.
1
2
2
3
4

JENIS PENGELUARAN
BHP / Peralatan Penunjang (51%)
Gaji dan upah (20%)
BHP / Peralatan Penunjang (51%)
Perjalanan (14%)
Lain-lain (15%)
TOTAL

TOTAL (Rp)
7,600,000.00
3,000,000.00
7,600,000.00
2,150,000.00
2,200,000.00
14,950,000.00

4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Rencana waktu penelitian mulai dari tanggal 1 Juni 2015 sampai dengan
tanggal 31 Januari 2016. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi:
a. pelaksanaan persiapan penelitian;
b. pelaksanaan pra penelitian;
c. sosialisasi dan penetapan lokasi penelitian;
d. pengadaan alat dan bahan penelitian;
17

18

e. pelaksanaan studi perpustakaan;


f. pengambilan data di lapangan;
g. analisis data;
h. penyusunan laporan penelitian;
i. pengiriman laporan penelitian;
j. publikasi hasil penelitian.
Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian terlihat pada lampiran 2.

19

DAFTAR PUSTAKA
Amri,

Khairul.
2014.
http://atjehpress.com/2014/01/capaian-dan-prosesakreditasi-pts-informasi-penting-bagi-mahasiswa/

Anwar, Misbahul dan Pratolo, Suryo, 2012. Penerapan Model Tatakelola


Keuangan Perguruan Tinggi yang Baik Untuk Mewujudkan Good
University Governance (Studi Pada PTM se-Indonesia). Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Yayasan Dan Lembaga Publik, Jakarta.
Cavalluzzo, Ken S. dan Christopher D. Ittner. 2003. Implementing
Performance Measurement Innovations: Evidence fro Government.
(www.SSRN.com) Hal 1-54 (18/02/2012)
GAO. 1997. Managing For Results: Analytic Challenges in Measuring
Performance. MD:General Accounting Office, Gaithersburg, GAO-01596
GAO. 2001. Managing For Results: Federal Managers Views on Key
Management IssuesVary Widely Across Agencies. MD: General
Accounting Office, Gaithersburg, GAO-01-592.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro
Julnes, Patria de Lancer dan Marc Holzer. 2001. Promoting the Utilization of
Performance
Komkab.

2011.
http://komkab.blogspot.com/2011/09/masyarakat-harusmengkontrol-pts-untuk.html

Mahsun, Mohammad. 2006. Study Cross Sectional and Scorecard For


Accreditation University Performance in Yogyakarta. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Sektor Publik. Vol 07. No 02.
Norman, F. 2010. Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Bengkulu. Jurnal SNA XIII.
Purwokerto.
Nurkhamid, M. 2008. Implementasi Inovasi Sistem Pengukuran Kinerja Instansi
Pemerintah, Volume 3 Nomor 1. Jurnal Akuntansi Pemerintah
Panggabean, H.P. 2002, Kasus Aset Yayasan Dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

20

Republik Indonesia. 2001. Undang-undang nomor 16 tentang yayasan


Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai
Analisis Jalur (Path Analysis). Alfabeta. Bandung.
Silvia. 2013. Pengaruh Keterbatasan Sistem Informasi, KomitmenManajemen dan
Otoritas Pengambilan Keputusan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Skripsi. FE Universitas Negeri Padang.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Alfabeta, Bandung.
The

Indonesian
Institute
For
Corporate
Governance
(IICG).
http://www.iicg.org/index.php?option=com_content&task=view&id=53
&I temid=1, 8 November 2011 pukul 16.00

Wijatno, Serian. 2009. Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif, Dan
Ekonomis, Jakarta.
www.pts.co.id. Direktori Perguruan Tinggi Swasta

21

Lampiran. I
Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Rincian Biaya Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dengan perencanaan waktu
selama 6 (Enam) bulan (2015), dengan usulan anggaran sebagai berikut:
No.
1
2
3
4

Jenis Pengeluaran
Gaji dan Upah (20%)
BHP / Peralatan Penunjang (51%)
Perjalanan (14%)
Lain (15%)
Total

Total (Rp)
3.000.000
7.600.000
2.150.000
2.200.000
14.950.000

2. Gaji dan Upah


No.
1
2

3.

Peran Kegiatan Utama


dalam Penelitian
Ketua Peneliti
Peneliti Anggota
Total

Jumlah
1 Orang
1 Orang

Jumlah (Rp)
1.700.000
1.300.000
3.000.000

Bahan Habis Pakai dan peralatan


No.

Nama Bahan

Kegunaan

Vol

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kertas HVS A4 Mirage


Alat tulis
Catridge Canon Warna
Catridge Canon Black
Foto copy
Flash Disk 8 GB
Peralatan penunjang
Peralatan penunjang
Peralatan penunjang

Pelaporan dan Analisa data


Investigasi dan Analisa data
Pelaporan dan Analisa data
Pelaporan dan Analisa data
Pengolahan data/pencetakan
Pengarsipan dokumen
Instrumen Validasi
Instrumen survey
Internet

2 Rim
1 paket
3 Buah
4 Buah
1 paket
2 Buah
1 paket
1 paket
6 bulan

TOTAL

Harga
Satuan (Rp)
45.000
1.000.000
150.000
140.000
1.000.000
150.000
1.500.000
1.500.000
200.000

Biaya
(Rp)
90.000
1.000.000
450.000
560.000
1.000.000
300.000
1.500.000
1.500.000
1.200.000
7.600.000

22

4. Perjalanan
Keperluan

Kuantitas

Biaya Satuan
(Rp)

Jumlah
Biaya (Rp)

No.

Kota/Tempat Tujuan

Sigli/Universitas Jabal Ghafur

Survey dan sampling

1 paket

300.000

300.000

Bireuen/Universitas Al
Muslim

Survey dan sampling

1 paket

350.000

350.000

Takengon/Universitas Gajah
Putih

Survey dan sampling

1 paket

400.000

400.000

Kota Cane/Universitas
Gunung Leuser Aceh

Survey dan sampling

1 paket

700.000

700.000

Langsa/Universitas Sains Cut


Nyak Dhien

Survey dan sampling

1 paket

400.000

400.000

Total

2.150.000

5. Lain-Lain (Publikasi, Seminar, Laporan final)


No.

Uraian Kegiatan

1
2

Konsultasi Ahli
Penunjang Laporan Akhir

Justifikasi
Persiapan Seminar
Proses Pelaporan
Total

Kuantitas
2 Paket
2 Paket

Harga
Satuan (Rp)
500.000
600.000

Jumlah
(Rp)
1.000.000
1.200.000
2.200.000

23

Lampiran 2.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian :
No.

Kegiatan

1 Pelaksanaan persiapan penelitian


a. Perizinan dengan lembaga terkait
b. Penetapan lokasi penelitian
c. Pertemuan awal anggota penelitian
d. Penetapan jadwal penelitian
e. Penetapan bentuk rancangan penelitian
f. Persiapan penyusunan instrument penelitian
2 Pelaksanaan pra penelitian
a. Penetapan survey lapangan pra penelitian
b. Pertemuan anggota pra penelitian
c. penyusunan laporan pra penelitian
3 Sosialisasi dan Penetapan pelaksanaan penelitian
a. Sosialisasi penelitian
b. Pertemuan anggota penetapan sosialisasi
c. Uji pakar
4 Pengadaan alat dan bahan penelitian
a. pembelian alat-alat penunjang
b. pembelian bahan habis pakai
5 Pelaksanaan Studi Pustaka
a. Searching data pendukung penelitian via internet
b. Studi perpustakaan
c. penyusunan bahan studi perpustakaan
6 Pelaksanaan pengambilan data di lapangan
a. Pertemuan anggota persiapan pengambilan data
di lapangan
b. Koordinasi pengambilan data oleh petugas
lapangan
c. penyusunan data hasil pengambilan data di
lapangan
7 Pelaksana analisis data
a. pertemuan anggota persiapan analisis data
b. Mempersiapkan bahan analisis data
c. penyediaan tenaga analisis data
d. Penyusunan bahan hasil analisis data
8 Penyusunan laporan akhir
a. pertemuan anggota persiapan penyusunan
laporan akhir
b. Melakukan penyusunan konsep laporan akhir
c.Penyusunan laporan akhir
d. Konsultasi pakar hasil laporan akhir
e. penyusunan bahan untuk presentasi
f. persiapan untuk pelaksanaan seminar hasil
penelitian
9 Pengadaan dan Pengiriman laporan
a.pelaksanaan penggandaan laporan akhir
b. pengiriman laporan akhir
10 Publikasi hasil penelitian
a. penyusunan naskah artikel ilmiah
b. Pemuatan naskah artikel ilmiah pada jurnal
Nasional dan Internasional
c. Persiapan presentasi hasil penelitian
d. Publikasi hasil penelitian dalam Seminar dan
prosiding Nasional

Waktu pelaksanaan (bulan)


9 10 11 12 1
2

24

Lampiran 3.
Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
Bidang
Alokasi
No
Nama / NIDN
Instansi Asal
Ilmu
Waktu(jam/minggu)
Surna Lastri, SE, M.Si

121027402
1

Universitas
Muhammadiyah Ekonomi 12 jam/minggu
Aceh

Marlizar, SE, MM

111098205
2

Universitas
Muhammadiyah Ekonomi 10 jam/minggu
Aceh

Uraian Tugas
Mengkoordinasi proses pengambilan data,
pengumpulan data, analisis data, penyusunan
interpretasi data, dan penyusunan laporan
penelitian.
Mengkoordinasi persiapan instrument
penelitian, perlengkapan penelitian, dan
instrument penunjang.
Mengkoordinasi penyusunan laporan akhir
penelitian, publikasi hasil penelitian dalam
seminar nasional/ prosiding.
Bertanggung jawab terhadap hasil
pelaporan penelitian mulai dari laporan
harian, laporan kemajuan, laporan akhir dan
penggunaan anggaran penelitian
Membantu ketua dalam proses
pengambilan data, pengumpulan data,
analisis data, penyusunan interpretasi data,
dan penyusunan laporan penelitian.
Membantu ketua dalam persiapan
instrument penelitian, perlengkapan
penelitian, dan instrument penunjang.
Membantu ketua dalam penyusunan
laporan akhir penelitian, publikasi hasil
penelitian dalam seminar nasional/ prosiding.
Turut bertanggung jawab terhadap hasil
pelaporan penelitian mulai dari laporan
harian, laporan kemajuan, laporan akhir dan
penggunaan anggaran penelitian

25

Lampiran 4.
Biodata Ketua Penelitian
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12.

Nama Lengkap :
Jenis Kelamin:
Jabatan Fungsional:
NIP/NIK/Identitas lainnya:
NIDN:
Tempat dan Tanggal Lahir:
E-mail:
Nomor Telepon/HP:
Alamat Kantor:
Nomor Telepon/Faks:
Mata Kuliah yg Diampu:

Surna Lastri, SE. M.Si


Perempuan
Asisten Ahli
19740221 200801 2 001
0121027402
Samadua, 21 Februari 1974
surna_oya@yahoo.com
0811689748
Jl. Unmuha, No. 93 Batoh Banda Aceh
0651-31053
1. Pengantar Akuntansi
2. Auditing
3. Perpajakan
4. Akuntansi Manajemen

B. Riwayat Pendidikan

Bidang Ilmu

S-1
FE Universitas Muhammadiyah
Aceh
Akuntansi

S2
PPS Magister Akuntansi
Universitas Syiah Kuala
Akuntansi

Tahun Masuk-Lulus

2001 2003

2010-2013

Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi

Analisis Penerapan Aplikasi


Akuntansi Quick Books pada
Koalisi NGO HAM Aceh

Manajemen Fundraising LSM


Aceh dalam mendukung
pendanaan dan keberlajutan
organisasi

Nama
Pembimbing/Promotor

H. Aliamin, SE, M.Si. Ak,

Dr. Hasan Basri, M.Com

Drs. Maimun, NH

Dr, Darwanis, M.Si, Ak

Nama Perguruan Tinggi

S3

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

26

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir


No.

Judul Artikel Ilmiah

Volume/
Nomor/Tahun

Nama Jurnal

Analisa Pengakuan Pendapatan Dan Beban


Serta Pengaruhnya Pada Laporan Keuangan Di
Lp3i Banda Aceh.

JAM

Vol 2.No.2 /ISSN:


2087- 9776

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada


Lembaga Keuangan Syariah (Lks) Koperasi
Syariah Baitul Qiradh Badan Zakat Nasional
Madani Kec. Darul Imarah Ace Besar

JAM

Vol 3.No.1 /ISSN:


2087- 9776

Lsm Dan Manajemen Fundraising (Suatu


Kajian Literatur).

JAM

Vol 4.No.2 /ISSN:


2087- 9776

Kemampuan Fundraising Lsm Dalam


Mendukung Pendanaan Dan Keberlanjutan
Organisasi (Study Kasus Pada LSM Marifad
Banda Aceh)

Prosiding Seminar,
Workshop, Call for
Paper & Student
Colloquium

ISBN: 978- 602274- 013-1

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No

Nama Pertemuan Ilmiah /


Seminar

Konferensi Ilmiah Akuntansi


II

Waktu dan
Tempat

Judul Artikel Ilmiah


Kemampuan
Fundraising Lsm
Dalam Mendukung
Pendanaan Dan
Keberlanjutan
Organisasi (Study
Kasus Pada LSM
Marifad Banda Aceh)

Kampus UPN
Veteran
Jakarta

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan saya, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

Banda Aceh, 27 April 2015


Pengusul

(Surna Lastri, SE, M.Si)

27

Biodata Anggota Tim Peneliti


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
: Marlizar, SE, MM
2 Jenis Kelamin
: Laki-laki
3 Jabatan Fungsional
:
4 NIP/NIK/Identitas
: 19820911 2013 06 1 001
lainnya
5 NIDN
: 0111098205
6 Tempat dan Tanggal
: Desa Baru, 11 September 1982
Lahir
: marlizar_00@yahoo.com
7 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
: 085260770076
10 Alamat Kantor
: Jl. Unmuha, No. 93 Batoh Banda Aceh
11 Nomor Telepon/Faks : 0651-31053
12 Mata Kuliah yg Diampu : Metode Penelitian Bisnis
Manajemen Keuangan
Sistem Informasi Manajemen

B. Riwayat Pendidikan

Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu

S-1
Fakultas Ekonomi
Unsyiah
Manajemen

S2
Magister Manajemen
PPS Unsyiah
Manajemen

Tahun Masuk-Lulus

2000-2005

2008-2012

Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi

Pengaruh
Pengumuman Rugi
terhadap asimetri
Informasi pada
Perusahaan
Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta

Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi
keputusan masyarakat
menjadi nasabah Bank
Syariah Mandiri
Banda Aceh

Faisal, SE, M.Si, MA

Dr. Hafasnuddin, SE,


MBA/
Dr. Nurdasila
Darsono, SE, MM

Nama
Pembimbing/Promotor

S3

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No

Tahun

Judul Penelitian

2014

Suvey Indeks Kepuasan


Masyarakat (IKM) pada 25
unit pelayanan di
Kabupaten Pidie Jaya

Pendanaan
LOGICA 2 Australia Aid

Jml (Juta Rp)

200,000,000

28

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No

Tahun

2014

Judul Pengabdian kepada


Masarakat
Pemasaran Sosial Program
PLPBK (Program
Pengembangan Lingkungan
Permukiman Berbasis
Kominitas) Gampong Lueng
Ie Kec. Krueng Barona Jaya

Pendanaan

PNPM Mandiri
Perkotaan Kab. Aceh
Besar

Jumlah
(Juta Rp)

50.000.000

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan saya, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

Banda Aceh, 27 April 2015


Pengusul

(Marlizar, SE, MM)

Anda mungkin juga menyukai