PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin didapat dlam pelaksanaan kerja praktek adalah
sebagai berikut ini
:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kerja praktek.
2. Dapat memahami dan mengerti secara garis besar mengenai
pemeliharaan dan analisis trafo daya.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama masa
perkuliahan.
4. Mengetahui sejauh mana teori yang didapat selama masa
perkuliahan dengan dunia kerja nyata.
1.3. Manfaat Kerja Praktek
A. Bagi mahasiswa :
1. Mendapatkan pengalaman yang sangat berharga terutama
mengenai pengoprasian dan pemeliharaan peralatan yang ada
di perusahaan.
Dalam Penulisan laporan kerja praktek ini, data yang kami peroleh
menggunakan beberapa metode antara lain.
a. Metode interview yaitu suatu cara pengumpulan data dengan
cara wawancara langsung kepada narasumber. Wawancara
dilakukan dengan pembimbing lapangan dan operator yang
ada di gardu induk. Langkah langkah dalam wawancara ini
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun dan menyiapkan pertanyaan.
2. Melakukan wawancara dengan narasumber.
3. Mencatat jawaban narasumber.
4. Menulis jawaban dalam laporan.
b. Meode observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan
cara pengamatan langsung pada tempat kerja. Langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melihat dan mengamati transformator daya.
2. Melihat bagian bagian alat secara langsung.
3. Mencatat data-data.
c. Metode literatur yaitu suatu cara pengupulan data dengan cara
mengambil data dari buku-buku untuk mendapatkan data yang
sesuai dengan data yang dikehendaki. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut ini
:
1. Mencari literatur di perpustakaan atau buku pegangan
operator.
2. Mencatat atau mengkopi data yang diperlukan.
1.7. Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini dibagikan menjadi beberapa bab dengan
garis besar adalah sebagai berikut :
Bab I
: Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan, batasan
masalah dan sistematika susunan laporan kerja praktek.
Bab II
Bab III
: Landasan Teori
Bab ini berisikan pembahasan tentang tinjauan umum
landasan
teori
mengenai
bagian
bagian
yang
ada
pada
Bab V
BAB II
PROFIL SINGKAT PT. PLN (PERSERO)
DAN SISTEM KELISTRIKAN DI SUMATERA UTARA
2.1.
Sejarah Singkat
Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada
masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di
negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM
( Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara
Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun
kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di
pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12
Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta
Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan
Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan
Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram
1937.
Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan
perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin
dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik
Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi
pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan
Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik
bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah
diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen
pekerjaan umum.
2.2.1
Lokasi Perusahaan
Perusahaan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan
2.2.
Struktur Organisasi
Manejer Tragi
Herlon
Supervisor. Har
Supervisor Operasi
Supervisor GI
Elikson Hutasoit
Operator GI
Ari
Rehan
Sulistiyo
Pak Adi
Supervisor
Admin
2.3.
Pembangkit
Kapasitas
Terpasang
(MW)
Daya Mampu
(MW)
Sektor Pembangkit
Belawan
PLTU Belawan
PLTGU Belawan
PLTGF Belawan
TTF
Sektor Pembangkit
Medan
PLTG Glugur
1.183
1.033
260
818
105
165
733
105
300
213
33
12
90
56
25
20
0
11
49
52
18
18
65
65
139,5
136,3
7,5
6,3
1
PLTG Glugur TFF
2
PLTG Paya Pasir
PLTG Paya Pasir TFF
3
PLTD Titi Kuning
4
PLTD Sewa Paya
Pasir (Arti Duta)
5
PLTD Sewa Belawan
(AKE)
C
Sektor Pembangkit
Pandan
1
PLTMH Batang
Gadis
PLTMH Aek
sibundong
PLTA Sipansihaporas
PLTA Lau Renun
Sektor Pembangkit
Labuhan Angin
PLTU Labuhan
Angin
IPP
PLTP Sibayak
PLTA Asahan 1
PLTMH Parlilitan
3
4
D
1
E
1
2
3
4
0,8
0,7
50,0
82,0
230
50,0
80,0
210
230
210
206
11
180
8
205
10
180
8
PLTMH Silau II
8
8
Tabel 2.3 Pembangkit di Sumatera Utara
Tragi Glugur :
1) GIS Glugur
2) GIS Mabar
3) GIS Listrik
4) GI Titi Kuning
2) GI Belawan
3) GI KIM
4) GI Lamhotma
5) GI Labuhan
Tragi Binjai
1) GI Binjai
2) GI Paya Geli
3) GI Pangkalan Brandan
4) GI NAMURAMBE
Tragi Kisaran
1) GI Kisaran
2) GI Tebing Tinggi
3) GI Gunung para
4) GI Kuala Tanjung
5) GI Pematang Siantar
6) GI Rantau Parapat
11
7) GI Aek kanopan
Tragi Sibolga
1) GI Sibolga
2) GI Padang Sidempuan
3) GI Porsea
4) GI Tarutung
5) GI Gunung Tua
6) GI Sipan I
7) GI Sipan II
8) GI labuhan Angin
12
2.4
13
pengukur dan pembatas di rumah rumah pelanggan atau biasa di sebut kWh
Meter. Gambar 2.4 Proses Penyaluran Tenaga Listrik
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.
Landasan Teori
Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
14
f = fmaks sin wt
e1 N1
d
dt
Fluks
yang
sinusoid
ini
akan
e1 N1
E1
d (maks sin wt )
N1maks cos wt
dt
N1 2fmaks
4,44 N1 fmaks
2
d
e
N
2
e2 N 2 wm cos wt 2
dt
Pada
rangkaian
E2 4,44 N 2 fmaks
E1
N1
E2
N2
E1 V1 N1
a
E2 V2 N 2
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan fluks
bocor
16
a = perbandingan transformasi
Gambar 3.1.1.b
dan IC
3.1.2
17
I1 I o I '2
I o I1 I '2
Arus beban I2 ini akan
menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks (f) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan
IM. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan
primer harus mengalir arus I2, yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang
mengalir pada primer menjadi :
18
Dalam rangkaian diatas dapat dibuat vektor diagramnya sebagai terlukis pada
3.1.3 b.
E1 / E2 = N1 / N2 = a atau E1 = a E2
E1 = a ( I2ZL + I2R2 + I2X2)
19
Karena I2 / I2 = N2 / N1 = a atau
I2 = aI2
20
3.2.
akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti
besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain.
Dibentuk dari lempengan lempengan besi tipis berisolasi yang di
susun sedemikian rupa untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi
besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current. Gambar 3.2.1 Inti besi
21
3.2.2
terdiri
dari
batang
tembaga
berisolasi
yang
mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada
belitan tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan
flux magnetik. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila
pada rangkaian sekunder ditutup bila ada rangkaian beban) maka akan
menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan / belitan sebagai
alat transformasi tegangan dan arus. Isolasi yang biasa digunakan
untuk inti besi adalah isolasi padat seperti karton, pertinax dan lainlain.
Bushing
22
23
24
Pendingin
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan
25
Udara / gas
Minyak
Air
Alamiah ( natural )
Tekanan / paksaan
26
27
28
29
30
3.2.7.
Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah
Selector Switch
31
Diverter Switch
Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding
dengan belitan utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan
utama dengan tap changer dipisah.
Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri
dari terminal terminal untuk menentukan posisi tap atau ratio belitan
primer.
Diverter
switch
merupakan
rangkaian
mekanis
yang
32
3.2.8.
sekunder
pada
transformator
sebelum
terhubung
ke
33
Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang
34
Rele bucholz
mengindikasikan
Alarm saat gas yang
terbentuk terjebak di
rongga rele bucholz
dengan mengaktifkan
satu pelampung
Rele bucholz
mengindikasikan Trip
saat
gas
yang
terbentuk terjebak di
rongga rele bucholz
dengan mengaktifkan
kedua pelampung
3.3.2
Rele Jansen
35
yang
menghubungkan
kompartemen
OLTC
dengan
konservator.
3.3.3
Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat
36
3.3.4.
Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan
37
BAB IV
PEMELIHARAAN DAN ANALISA
TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA
GARDU INDUK NAMURAMBE
4.1.
harus dilakukan secara baik dan tepat serta mengikuti petunjuk yang sesuai,
sehingga peralatan akan menampilkan keandalan yang tinggi dengan biaya
yang wajar. Olehkarena itu masalah pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian
yang sesuai. Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian
tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan
bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk
menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan keandalannya, antara
lain :
38
In Service Inspection
39
Bushing
Pendingin
Pernafasan
OLTC
Struktur mekanik
Belitan
Fire Protection
4.2.2
In Service Measurement
4.2.3
40
4.3
Rele Bucholz
Rele Jansen
Rele Sudden Pressure
Rele Thermal
4.3.1
41
R 10
X 100
R1
42
Kumparan/Belitan
Trafo
1 menit
10 menit
IP
Primer-tanah
853
1560
1,82
Sekunder-tanah
1760
2630
1,49
Tersier-tanah
1930
5120
2,65
Primer-sekunder
2140
4420
1,94
Primer-tersier
4800
7890
1,64
6
7
Sekunder-tersier
Primer&sekunder-tersier
2140
2400
6330
6800
2,95
2,83
data
hasil
pengujian/pengukuran
Index polarisasi
<1,0
1,0-1,1
1,1-1,25
1,25-2,0
>2,0
di
atas
dapat
43
4.3.2 Pengujian
Tegangan
Tembus
dan
Warna
Minyak
Transformator
Pengujian tegangan tembus adalah suatu pengujian dimana
minyak trafo diberi tegangan pada frekuensi sistem pada dua elektroda
yang diletakkan didalam minyak isolasi. Jarak elektroda tergantung
pada standard yang digunakan. Pada banyak standard jarak yang
digunakan adalah 2,5 mm.
No
1
Uraian kegiatan
Tegangan Tembus
Warna minyak
(kV/2,5mm)
trafo
75
75
70,3
2,5
Minyak bagian
atas
Minyak bagian
bawah
Miyak OLTC
44
4.3.3
45
transformator
(V)
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
46
R
7,693
7,627
7,561
7,495
7,429
7,363
7,298
7,231
7,166
7,101
7,038
6,963
6,902
6,836
6,769
6,704
6,637
6,571
6,506
6,440
6,374
6,308
6,234
6,176
6,113
6,046
Hasil Percobaan
Ratio (K)
DIFF %
S
T
R
S
7,692
7,627
7,560
7,494
7,428
7,363
7,297
7,230
7,165
7,099
7,033
6,956
6,900
6,835
6,768
6,702
6,635
6,571
6,504
6,438
6,373
6,306
6,241
6,175
6,111
6,046
7,694
7,627
7,562
7,496
7,429
7,363
7,299
7,232
7,66
7,090
7,035
6,968
6,902
6,836
6,769
6,704
6,673
6,572
6,507
6,440
6,374
6,308
6,243
6,176
6,112
6,047
0,32
O,3
0,27
0,31
0,28
0,31
0,28
0,24
0,29
0,26
0,29
0,26
0,30
0,26
0,21
0,26
0,22
0,25
0,23
0,27
0,23
0,20
0,25
0,21
0,28
0,23
0,31
0,3
0,26
0,29
0,26
0,31
0,27
0,23
0,27
0,24
0,28
0,24
0,27
0,24
0,20
0,23
0,20
0,25
0,21
0,25
0,21
0,18
0,22
0,18
0,26
0,23
T
0,33
0,3
0,28
0,32
0,28
0,31
0,29
0,25
0,29
0,24
0,30
0,26
0,30
0,26
0,21
0,23
0,22
0,26
0,24
0,27
0,23
0,20
0,25
0,21
0,27
0,25
1R
131300
22000
5,982 5,979 5,982
Tabel 4.3.3 data tegangan tembus
0,22
0,18
47
0,23
2. Kumparan (winding)
Kerusakan mungkin terjadi bila :
a. Short sirkuit terjadi apabila,
isolasi
konduktor
.
Gambar 4.4.2 deformasi radial kumparan
3. Penyambungan (clamping)
Banyak sekali komponen trafo yang harusmengalami
penyambungan, misal antar lembaran inti, sambungan
kumparan dengan bushing, sambungan kumparan inti dengan
tap changer.
4. Bushing
Gangguan trafo dapat menyebabkan trafo terbakar atau
melengkung.
48
49
Gambar
4.4.4b
bushing
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Rata nilai ratio tegangan pada transformator masih dalam batas
toleransi yang diijinkan untuk perbedaan ratio tegangan hasil
pengukuran adalah 0,5% dari ratio tegangan name plate.
2. Nilai index polaritas dari tahanan isolasi belitan trafo masih
dalam batas kondisi baik yaitu 1,25.
3. Minyak isolasi trafo masih layak digunakan karena masih
dalam batas yang diijinkan menurut standar pengujian
tegangan
tembus
minyak
isolasi
yang
berada
diatas
40kV/2,5mm.
4. Pemeliharaan peralatan adalah proses kegiatan yang dilakukan
terhadap peralatan instalasi Tenaga Listrik sehingga didalam
operasinya setiap peralatan dapat memenuhi fungsi yang
dikehendaki secara terus menerus sesuai karakteristiknya.
5.2
Saran
1. Sebaiknya pemeliharaan transformator dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku panduan dari pabrik sehingga
transformator dapat beroperasi secara terus - menerus sesuai
karakteristiknya.
2. Jika terjadi ketidaknormalan dari suatu hasil pemeliharaan
transformator maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut
secepatnya agar tidak terjadi gangguan pada saat beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
Pengertian Umum
51
KV)
Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/20 KV, 70
KV/20 KV)
Dengan Frequensi tetap (di Indonesia 50 Hz)
2. Untuk pengukuran, pengawasan oprasi serta pengaman dari system
tenaga listrik.
3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain
melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi,
setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulangpenyulang (feeder-feeder) tegangan menengah yang ada di gardu
induk.
4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN),
yang kita kenal dengan istilah SCADA.
Gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
52
53
54
arus, dari arus yang besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran
arus listrik pada system tenaga listrik, menjadi arus untuk system
pengukuran dan proteksi.
55
8.
transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada
pada switch yaed.
11.
56