Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 41411110052
Program Studi
: Teknik Elektro
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Lucky Yuditia Putra
N.I.M
: 41411110052
Jurusan
: Teknik Elektro
Fakultas
: Teknik
Judul Skripsi : Perancangan Sistem Pengukur Suhu Menggunakan
Arduino dan C#.Net
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Mercu Buana
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan
Penulis,
Lucky Yuditia Putra
LEMBAR PENGESAHAN
Perancangan Sistem Pengukur Suhu Menggunakan Arduino dan C#.Net
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 41411110052
Jurusan
: Teknik Elektro
Pembimbing,
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Studi
ABSTRAK
Perancangan Sistem Pengukur Suhu Menggunakan Arduino dan C#.Net
Kata kunci : Pengukuran, Suhu, Ruangan, Arduino, Uno, LM35, Kipas, C# .Net,
Pendingin, Otomatis, Otomatisasi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdullilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis
sajikan dalam bentuk paper sederhana. Adapun judul tugas akhir yang penulis
buat sebagai beikut Perancangan Sistem Pengukur Suhu Menggunakan Arduino
dan C#.Net.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu guna mendapatkan gelar sarjana
strata satu pada Universitas Mercu Buana. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil penelitian atau eksperimen, observasi dan beberapa literatur
yang mendukung penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak
akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pada kali ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Mercu Buana
2. Bapak Ketua Program Studi Teknik Elektro
3. Bapak Koordinator Tugas Akhir
4. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT selaku pembimbing
5. Orang tua yang memberikan dukungan penuh
6. Istri tercinta Ratih Yulia Hayuningtyas
Dan semua pihak yang banyak membantu penulisan tugas akhir ini yang
tidak dapat disebutkan. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih
jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran demi
membangun kesempurnaan penulisan ini.
Akhir kata semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta,
September 2013
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
ABSTRAK
.........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...............................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3
Pembatasan Masalah.................................................................................2
1.4
Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.5
Metodologi Penelitian...............................................................................3
1.6
Sistematika Penulisan................................................................................4
Mikrokontroler..........................................................................................5
2.2.
Arduino......................................................................................................7
2.2.1.
Pengenalan.........................................................................................7
2.2.2.
Sejarah Arduino..................................................................................8
2.2.3.
Hardware............................................................................................9
2.2.4.
Software Arduino.............................................................................10
2.2.5.
2.2.6.
2.2.7.
2.2.8.
2.2.9.
2.4.
42.1
42.
42.3
2.5.
Protoboard...............................................................................................25
2.5.1.
Spesifikasi Protoboard.....................................................................26
2.6.
Transistor.................................................................................................29
2.7.
2.7.1.
Sejarah..............................................................................................32
2.7.2.
Tujuan Desain..................................................................................34
23.
Perancangan Aplikasi.......................................................................37
3.
43.
53.
63.
73.
3.7.1.
3.7.2.
Pengujian Hardware................................................................................45
4.1.1.
4.1.2.
4.2.
Pengujian Software..................................................................................48
4.2.1.
4.2.2.
4.3.
4.3.1.
4.3.2.
4.3.3.
4.3.4.
4.3.5.
Kesimpulan..............................................................................................58
5.2.
Saran........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
mGba1r2.
Bagian Mikrokontroler.....................................................................5
mGba2r.
Hardware Arduino............................................................................9
mGba3r2.
serial
mGba4r2.
Kipas DC........................................................................................21
mGba5r2.
IC LM35.........................................................................................22
mGba6r2.
mGba7r2.
Mini Protoboard.............................................................................26
mGba8r2.
Jalur Breadboard............................................................................28
mGba9r2.
Transistor........................................................................................29
mGba1r20.
mGba1r2.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Miniatur ruangan............................................................................39
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 4.1.
variable
Kipas tidak berputar ketika suhu sebenarnya lebih kecil dari suhu
........................................................................................................47
Gambar 4.2.
sebenarnya
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Gambar 4.9.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di jaman yang semakin maju ini, terlahir banyak solusi yang dapat
memecahkan permasalahan manusia. Permasalahan yang timbul akibat
keterbatasan manusia ataupun dari faktor lain, kini sedikit demi sedikit sudah
dapat diatasi. Salah satu solusi yang dapat memecahkan permasalan manusia yaitu
dengan menggunakan sistem kendali berbasis komputer. Dengan menggunakan
sistem kendali berbasis komputer, diharapkan dapat membantu dan meringankan
pekerjaan manusia serta menjadi solusi untuk setiap permasalahan manusia.
Mikrokontroler merupakan suatu pengendali berukuran mikro, yang dapat
digunakan bersamaan dengan alat elektronik lainnya. Keunggulan yang dimiliki
mikrokontroler yaitu sebagai suatu sistem kendali.
Pemakaian mikrokontroler umumnya digunakan dalam embedded systems
yaitu sub-sistem mikrokomputer khusus sebagai bagian dari suatu sistem yang
pengontrolnya yaitu mikrokontroler dihubungkan dalam suatu mesin. Ciri khas
dari embedded systems adalah tidak melakukan transformasi data tetapi langsung
berinteraksi dengan perangkat luar seperti sensor dan aktuator.
11
Pada metode ini penulis mencari bahan penulisan tugas akhir ini
yang diperoleh dari buku atau jurnal yang khususnya mengenai pembuatan
tugas akhir ini.
12
2. Eksperimen
Dengan metodologi eksperimen penulis membuat alat pengukur suhu
ruangan, dimana semua data diambil berdasarkan hasil baik dari proses
perancangan, proses pemrogaman sampai proses pengujian alat.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada tugas akhir ini dibagi atas beberapa bab dan
masing-masing bab terbagi menjadi beberapa sub-bab. Setiap bab memberikan
gambaran secara keseluruhan mengenai isi dari tugas akhir ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang teori yang berhubungan dengan
sistem atau alat yang dirancang diantaranya yaitu, teori pengertian
tentang mikrokontroler, arduino, sensor suhu LM35, kipas dc,
transistor, protoboard dan tentang software Microsoft Visual C#.
BAB III
PERANCANGAN ALAT
Dalam bab ini dibahas tentang perancangan alat dari sistem
pengukur suhu dan otomatisasi pendingin ruangan.
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
Bagian bab ini menjelaskan tentang pengujian alat yang digunakan
dalam tugas akhir ini dan menjelaskan hasil pengukuran dari mulai
input dan output yang dihasilkan dari alat yang dirancang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dari tugas akhir ini dan
memberikan saran dari alat yang dibuat.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Mikrokontroler
14
15
Bagian Mikrokontroler
Pada Gambar 2.1. di atas tampak suatu
mikrokontroler standar yang tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut
:
A. Central Processing Unit (CPU)
CPU merupakan bagian utama dalam suatu mikrokontroler. CPU pada
mikrokontroler ada yang berukuran 8 bit ada pula yang berukuran 16 bit. CPU ini
akan membaca program yang tersimpan di dalam ROM dan melaksanakannya.
B. Read Only Memory (ROM)
ROM merupakan suatu memori (alat untuk mengingat) yang sifatnya
hanya dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia
mikrokontroler ROM digunakan untuk menyimpan program bagi mikrokontroler
tersebut. Program tersimpan dalm format biner (0 atau 1). Susunan bilangan
biner tersebut bila telah terbaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri.
C. Random Acces Memory (RAM)
Berbeda dengan ROM, RAM adalah jenis memori selain dapat dibaca juga
dapat ditulis berulang kali. Tentunya dalam pemakaian mikrokontroler ada
semacam data yang bisa berubah pada saat mikrokontroler tersebut bekerja.
Perubahan data tersebut tentunya juga akan tersimpan ke dalam memori. Isi pada
RAM akan hilang jika catu daya listrik hilang.
D. Input / Output (I/O)
Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler
menggunakan terminal I/O (port I/O), yang digunakan untuk masukan atau
keluaran.
E. Komponen lainnya
Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, ADC (Analog to Digital
Converter), dan komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang
sesuai dengan tugas mikrokontr oler akan sangat membantu perancangan sehingga
dapat mempertahankan ukuran yang kecil. Apabila komponen komponen tersebut
belum ada pada suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat
ditambahkan pada sistem mikrokontroler melalui port-portnya.
2.2.
Arduino
a. Pengenalan
Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open
source, berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah
digunakan, yang ditujukan untuk seniman, desainer, hobbies dan setiap orang
yang tertarik dalam membuat objek atau lingkungan yang interaktif (Artanto,
2012:1).
Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing)
yang open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan
platform komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik hyang interaktif dengan
penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespons situasi
dan kondisi.
16
Sejarah Arduino
Proyek Arduino dimulai pertama kali di Ovre, Italy pada tahun 2005.
Tujuan proyek ini awalnya untuk membuat peralatan control interaktif dan modul
pembelajaran bagi siswa yang lebih murah dibandingkan dengan prototype yang
lain. Pada tahun 2010 telah terjual dari 120 unit Arduino. Arduino yang berbasis
open source melibatkan tim pengembang. Pendiri arduino itu Massimo Banzi dan
David Cuartielles, awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan
arduino dari ivrea tetapi seturut perkembangan zaman nama proyek itu diubah
menjadi Arduino.
Arduino dikembangkan dari thesis hernando Barragan di desain interaksi
institute Ivrea. Arduino dapat menerima masukan dari berbagai macam sensor dan
juga dapat mengontrol lampu, motor dan aktuator lainnya. Mikrokontroler pada
board arduino di program dengan menggunkan bahasa pemrograman arduino
(based on wiring) dan IDE arduino (based on processing). Proyek arduino dapat
berjalan sendiri atau juga bisa berkomunikasi dengan software yang berjalan pada
komputer.
2.2.3.
Hardware
17
Editor Program
18
19
2.
3.
Upload sketsa program ke dalam papan Arduino melalui kabel USB dan
kemudian tunggu beberapa saat untuk melakukan restart pada papan
Arduino.
4.
2.2.5.
20
dahulu dan yang kedua adalah menginstal bagian kode yang membuat papan
Arduino terlihat seperti suatu serial port untuk komputer.
Apabila driver telah terinstal, maka Arduino IDE dapat diaktifkan dan
papan Arduino dapat digunakan pada komputer. Untuk tahap selanjutnya adalah
harus selalu mengingat serial port komputer yang telah ditandai untuk papan
Arduino.
2.2.7.
Gambar 2.2.
21
2.2.8.
Kita ambil contoh kasus yang sederhana yaitu mengalami kegagalan pada
saat melakukan percobaan mengedipkan LED. Mari cari tahu apa yang harus
dilakukan.
Sebelum menyalahkan percobaan yang dibuat, kita harus memastikan
beberapa komponen sudah berada di dalam urutan yang benar. Sama halnya
dengan seorang pilot suatu maskapai penerbangan yang menggunakan beberapa
daftar pemeriksaan sebelum melakukan penerbangan, untuk memastikan bahwa
pesawat dalam kondisi yang baik.
Koneksikan papan Arduino ke USB port yang ada pada komputer dengan
menggunakan kabel USB.
1. Pastikan komputer dalam kondisis menyala (mungkin kedengarannya konyol
tapi hal ini pernah terjadi). Jika lampu PWR yang berwarna hijau pada papan
Arduino menyala, berarti menandakan papan Arduino telah disuplai daya oleh
komputer. Jika LED terlihat sangat redup, berarti ada suatu kesalahan dengan
daya yang disuplai: coba ganti kabel USB dan lakukan pemeriksaan antara
USB port pada komputer dan konektor USB pada papan Arduino. Jika masih
mengalami kegagalan, ganti USB port yang lainnya pada komputer tersebut
atau gunakan komputer yang lain.
2. Jika Arduino yang digunakan merupakan produk baru, lampu LED yang
berwarna kuning akan mulai berkedip dengan pola menyala sedikit gugup.
Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan di pabrik untuk menguji
papan Arduino.
3. Jika menggunakan power supply eksternal dan menggunakan jenis Arduino
yang lama seperti Extreme, NG, atau Diecimila, pastikan bahwa power supply
tersambung dengan benar dan jumper yang ditandai dengan SV1
22
2.2.9.
23
Troubleshooting Arduino
24
membangun rasa keyakinan pada diri kita sendiri terhadap bagian percobaan
mana yang bekerja dengan benar maupun yang tidak.
Debugging adalah istilah yang telah digunakan software komputer untuk
menggambarkan suatu proses tidak bekerja dengan benar. Konon dikatakan bahwa
istilah tersebut dipakai untuk pertama kalinya oleh Garce Hopper pada sekitar
tahun 1940-an. Dimana pada waktu itu, komputer yang sebagian besarnya
merupakan peralatan elektromekanis, ada yang berhenti beroperasi karena ada
serangga yang terjebak di dalam sistem mekaniknya.
Tetapi pada saat ini, bug bukan berbentuk fisik lagi, melainkan suatu
virtual yang tidak dapat dilihat. Oleh karena itu, terkadang dibutuhkannya suatu
proses indentifikasi yang panjang dan membosankan dalam menemukan bug.
2.3.
Kipas/ Motor DC
2.4.
Sensor suhu IC LM 35
Sensor suhu LM35 merupakan sensor solid state yang dapat mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik berupa tegangan. IC LM35 mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan sensor - sensor suhu linear yang dinyatakan
25
Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
1. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C
2. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
3. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
4. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
5. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1
C pada udara diam.
6. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
7. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.
26
2.4.2.
27
2.5. Protoboard
Protoboard adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian
elektronik sementara dengan tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder.
Dengan memanfaatkan protoboard, komponen-komponen elektronik yang dipakai
tidak akan rusak dan dapat digunakan kembali untuk membuat rangkaian yang
lain.
Protoboard umumnya terbuat dari plastik dengan banyak lubang-lubang
diatasnya. Lubang-lubang pada protoboard diatur sedemikian rupa membentuk
pola sesuai dengan pola jaringan koneksi di dalamnya.
Protoboard yang tersedia di pasaran umumnya terbagi atas 3 ukuran: mini
protoboard, medium protoboard dan large protoboard. Mini protoboard memiliki
170 titik koneksi (bisa juga lebih). Kemudian medium breaboard memiliki 400
titik koneksi. Dan large protoboard memiliki 830 titik koneksi.
Gambar 2.6.
2.5.1.
Mini Protoboard
Spesifikasi Protoboard
Protoboard solderless modern yang terdiri dari blok berlubang dari plastik
dengan berbagai timah berlapis perunggu fosfor atau nikel silver klip paduan semi
28
bawah perforasi. Klip sering disebut dasi poin atau titik kontak. Jumlah poin dasi
sering diberikan dalam spesifikasi protoboard.
1. Jarak
Protoboard kebanyakan menyediakan kontak di mana jarak antara titik kontak
adalah persegi. Jarak ini sesuai dengan jarak poin sirkuit terpadu dari semua
paket transistor. Jarak ini memfasilitasi untuk menghubungkan semua
komponen elektronik dalam pembatasan tegangan, arus, dan frekuensi
protoboard.
2. Jumlah Kontak
Protoboard menyediakan berbagai jumlah kontak.Namun, tergantung pada
ukuran protoboard , Protoboard diperkirakan mengandung sesedikitnya 75
atau sebanyak 900 poin koneksi yang terpisah. Produsen biasanya mengatur
titik koneksi dalam kolom 10 dipisahkan oleh median pusat. Pengaturan ini
menyediakan 56 sambungan untuk rangkaian 14-pin standar terpadu, empat
koneksi untuk setiap pin pada perangkat.
3. Voltase
Protoboard banyak dinilai lima volt pada satu amp. Pilihan umum kedua
menyediakan 15-volt, sepertiga peringkat amp. Kedua spesifikasi
menghasilkan disipasi daya lima watt. Tetapi hal ini bervariasi per vendor dan
perangkat.
4. Arus
Protoboards Kebanyakan memiliki batas saat ini dari satu amp atau kurang,
karena sifat dari kontak mereka. Seringkali protoboards dapat menahan hanya
1/3 amp.
5. Frekuensi Rentang
Protoboard paling tidak bisa menahan frekuensi di atas 10 MHz. Sifat dari
kontak dalam protoboard menciptakan kapasitansi pada urutan 2 sampai 20
pF untuk setiap koneksi. Kapasitansi ini adalah acak, tak terduga dan sulit
untuk mereproduksi. Menghapus dan memasukkan kembali memimpin
komponen terkadang lumayan mengubah kapasitansi kontak pada saat itu.
Efek ini menjadi bagian besar dari perilaku rangkaian di atas 10 MHz.
6. Kapasitansi
Kapasitansi didefinisikan sebagai perlawanan terhadap arus perubahan.
Kapasitansi hasil dari aksi dua konduktor yang dipisahkan oleh isolator.
Ketika Anda menyisipkan memimpin komponen ke protoboard, koneksi tidak
pernah sempurna. Hasil ketidaksempurnaan kecil di sebuah kapasitansi kecil
di sambungan. Ini setara dengan kapasitor F 2 sampai 20 secara seri dengan
setiap koneksi, di mana saat ini tidak memiliki pilihan tetapi untuk pergi ke
arah yang benar.
Karena papan ini solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat
digunakan kembali, dan dengan demikian dapat digunakan untuk prototipe
sementara serta membantu dalam bereksperimen desain sirkuit elektronika.
Berbagai sistem elektronik dapat di prototipekan dengan menggunakan
breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat unit
pengolahan terpusat (CPU). Secara umum breadbord memiliki jalur seperti
berikut ini :
29
Gambar 2.7.
Jalur Breadboard
Penjelasan :
a. Dua Pasang jalur Atas dan bawah terhubung secara horisontal sampai ke
bagian tengah dari breadboard. Biasanya jalur ini digunakan sebagai jalur
power atau jalur sinyal yg umum digunakan seperti clock atau jalur
komunikasi.
b. Lima lobang komponen di tengah merupakan tempat merangkai komponen.
Jalur ke 5 lobang ini terhubung vertikal sampai bagian tengah dari
breadboard.
c. Pembatas tengah breadboard biasanya digunakan sebagai tempat
menancapkan komponen IC.
2.6.
Transistor
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input
Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga
dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
30
Salah satu transistor yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah
transistor Darlington. Transistor Darlington adalah rangkaian elektronika yang
terdiri dari sepasang transistor bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara
tandem (seri). Sambungan seri seperti ini dipakai untuk mendapatkan penguatan
(gain) yang tinggi, karena hasil penguatan pada transistor yang pertama akan
dikuatkan lebih lanjut oleh transistor kedua. Keuntungan dari rangkaian
Darlington adalah penggunaan ruang yang lebih kecil dari pada rangkaian dua
buah transistor biasa dengan bentuk konfigurasi yang sama. Penguatan arus listrik
atau gain dari rangkaian transistor Darlington ini sering dituliskan dengan notasi
atau hFE.
Gambar 2.9.
dan
Jika rangkaian dipakai dalam moda tunggal emitor maka RE adalah nol dan Nilai
dan
penguatan total dari transistor Darlington bisa mencapai 1000 kali atau lebih. Dari
luar transistor Darlington nampak seperti transistor biasa dengan 3 buah kutub: B
(basis), C (Kolektor), dan E (Emitter). Dari segi tegangan listriknya, voltase baseemitter rangkaian ini juga lebih besar, dan secara umum merupakan jumlah dari
kedua tegangan masing-masing transistornya, seperti nampak dalam rumus
berikut:
2.7.
31
Gambar 2.10.
2.7.1.
Sejarah
Pada akhir dekade 1990-an, Microsoft membuat program Microsoft Visual
J++ sebagai sebuah langkah percobaan untuk menggunakan Java di dalam sistem
operasi Windows untuk meningkatkan antarmuka dari Microsoft Component
Object Model (COM). Akan tetapi, akibat masalah dengan pemegang hak cipta
bahasa pemrograman Java, Sun Microsystems, Microsoft pun menghentikan
pengembangan J++, dan beralih untuk membuat pengganti J++, kompilernya dan
mesin virtualnya sendiri dengan menggunakan sebuah bahasa pemrograman yang
bersifat general-purpose. Untuk menangani proyek ini, Microsoft merekrut Anders
Helsberg, yang merupakan mantan karyawan Borland yang membuat bahasa
Turbo Pascal, dan Borland Delphi, yang juga mendesain Windows Foundation
Classes (WFC) yang digunakan di dalam J++. Sebagai hasil dari usaha tersebut,
C# pun pertama kali diperkenalkan pada bulan Juli 2000 sebagai sebuah bahasa
pemrograman modern berorientasi objek yang menjadi sebuah bahasa
pemrograman utama di dalam pengembangan di dalam platform Microsoft .NET
Framework.
Pengalaman Helsberg sebelumnya dalam pendesain bahasa pemrograman
seperti Visual J++, Delphi, Turbo Pascal) dengan mudah dilihat dalam sintaksis
bahasa C#, begitu pula halnya pada inti Common Language Runtime (CLR). Dari
kutipan atas interview dan makalah-makalah teknisnya ia menyebutkan
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada bahasa pemrograman yang umum
digunakan saat ini, misalnya C++, Java, Delphi, ataupun Smalltalk. Kelemahan-
32
kelemahan yang dikemukakannya itu yang menjadi basis CLR sebagai bentukan
baru yang menutupi kelemahan-kelemahan tersebut, dan pada akhirnya
memengaruhi desain pada bahasa C# itu sendiri. Ada kritik yang menyatakan C#
sebagai bahasa yang berbagi akar dari bahasa-bahasa pemrograman lain. [1] Fiturfitur yang diambilnya dari bahasa C++ dan Java adalah desain berorientasi objek,
seperti garbage collection, reflection, akar kelas (root class), dan juga
penyederhanaan terhadap pewarisan jamak (multiple inheritance). Fitur-fitur
tersebut di dalam C# kini telah diaplikasikan terhadap iterasi, properti, kejadian
(event), metadata, dan konversi antara tipe-tipe sederhana dan juga objek.
C# didisain untuk memenuhi kebutuhan akan sintaksis C++ yang lebih
ringkas dan Rapid Application Development yang 'tanpa batas' (dibandingkan
dengan RAD yang 'terbatas' seperti yang terdapat pada Delphi dan Visual Basic).
Agar mampu mempromosikan penggunaan besar-besaran dari bahasa C#,
Microsoft, dengan dukungan dari Intel Corporation dan Hewlett-Packard,
mencoba mengajukan standardisasi terhadap bahasa C#. Akhirnya, pada bulan
Desember 2001, standar pertama pun diterima oleh European Computer
Manufacturers Association atau Ecma International (ECMA), dengan nomor
standar ECMA-334. Pada Desember 2002, standar kedua pun diadopsi oleh
ECMA, dan tiga bulan kemudian diterima oleh International Organization for
Standardization (ISO), dengan nomor standar ISO/IEC 23270:2006.
2.7.2.
Tujuan Desain
Standar European Computer Manufacturer Association (ECMA)
mendaftarkan beberapa tujuan desain dari bahasa pemrograman C#, sebagai
berikut:
1. Bahasa pemrograman C# dibuat sebagai bahasa pemrograman yang
bersifat bahasa pemrograman general-purpose (untuk tujuan jamak),
berorientasi objek, modern, dan sederhana.
2. Bahasa pemrograman C# ditujukan untuk digunakan dalam
mengembangkan komponen perangkat lunak yang mampu mengambil
keuntungan dari lingkungan terdistribusi.
3. Portabilitas programmer sangatlah penting, khususnya bagi programmer
yang telah lama menggunakan bahasa pemrograman C dan C++.
4. Dukungan untuk internasionalisasi (multi-language) juga sangat penting.
5. C# ditujukan agar cocok digunakan untuk menulis program aplikasi baik
dalam sistem klien-server (hosted system) maupun sistem embedded
(embedded system), mulai dari perangkat lunak yang sangat besar yang
menggunakan sistem operasi yang canggih hingga kepada perangkat lunak
yang sangat kecil yang memiliki fungsi-fungsi terdedikasi.
6. Meskipun aplikasi C# ditujukan agar bersifat 'ekonomis' dalam hal
kebutuhan pemrosesan dan memori komputer, bahasa C# tidak ditujukan
untuk bersaing secara langsung dengan kinerja dan ukuran perangkat
lunak yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C dan
bahasa rakitan.
Bahasa C# harus mencakup pengecekan jenis (type checking) yang kuat,
pengecekan larik (array), pendeteksian terhadap percobaan terhadap penggunaan
33
7.
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1.
Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa
hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan.
Tabel 3.1.;
Hardware
Arduino UNO R3
Software
Microsoft Visual C#
Baterai 9 Volt
Kipas/Motor Dc 12 Volt
Software fritzing
Microsoft Access
Sistem pengukur suhu dan otomatisasi pendingin ruangan pada tugas akhir
ini memiliki cara kerja yang sama pada umumnya. Yaitu pada saa
34
35
t suhu melebihi suhu yang ditetapkan maka kipas akan menyala sebagai
pendingin, kemudian sistem akan mengirim data ke aplikasi desktop sebagai
informasi yang di display kemudian disimpan ke dalam database. Media sensor
suhu yang digunakan pada tugas akhir ini bertipe IC yaitu LM35 sebagai
pengukur temperature yang dapat memberikan output -55 sampai dengan 150
,. Media pendingin otomatis menggunakan kipas dc 12V yang mendapat
sumber tegangan dari baterai.
3.2.1.
Perancangan Aplikasi
Pada sistem yang dibuat untuk mengukur temperatur diruangan ini dibuat
range suhunya antara 20 sampai dengan 50 dimana suhu normal
ruangan ditetapkan yaitu 28 sampai dengan 30 , sehingga dibutuhkan
sensor temperatur yang mampu mendeteksi range suhu di ruangan. Dalam
rancangan sistem ini digunakan sensor LM35 yang mampu mendeteksi temperatur
dari 20
36
Dari diagram blok pengaturan suhu ruangan terdiri dari beberapa blok
rangkaian yang terdiri dari Sensor Suhu (LM35), Arduino UNO R3, Kipas DC
12V dan Aplikasi desktop C# .Net. Sensor yang digunakan adalah LM35 untuk
menginput perubahan tegangan ke sistem ADC. Perubahan yang diterima dalam
bentuk data analog dan mengubah data analog menjadi data digital agar dapat
diterima oleh mikrokontroler yang hanya menerima data digital. Mikrokontroler
yang digunakan yaitu Arduino UNO R3 dengan Atmega328. Mikrokontroler yang
digunakan ini diisikan dengan program yang nantinya akan ditampilkan pada
layar komputer dengan C# .Net dan disimpan ke dalam basis data.
Sebagai sensor temperatur digunakan LM35 yang telah dikalibrasikan
langsung dalam Celcius( ). Tegangan keluarannya (Vout) akan mengalami
perubahan 10mV untuk setiap perubahan temperatur 1 .
Kipas yang digunakan merupakan jenis DC 12 volt sebagai petanda
apabila suhu dalam ruangan melebihi suhu yang telah ditetapkan (32 maka
kipas akan menyala. Sumber tegangan eksternal kipas menggunakan battery 9
volt.
3.3.
Ruangan ini terdiri dari satu ruangan yang terbuat dari kardus. Ruang
tempat rangkaian elektronika terletak pada ruang kardus yang dapat dibuka, untuk
memudahkan pengecekan rangkaian elektronika atau memperbaiki pada saat
37
terjadi kerusakan pada rangkaian elektronika serta untuk mengontrol suhu dalam
ruangan tersebut.
3.4.
3.5.
Setelah merangkai rangkaian arduino dengan Sensor Suhu, pada sub bab
ini akan menambahkan kipas ke dalam rangkaian. Pin output dari arduino yang
digunakan adalah pin 9 yang mana merupakan analog pin. Pin 9 ini terhubung ke
base Transistor Darlington yaitu TIP120 dengan hambatan 1K ohm. Pin emitter
dari transistor terhubung ke ground dan pin collector terhubung dengan kapasitor
dan pin collector dari transistor ini terhubung ke kipas DC 12V yang
mendapatkan tegangan 9V dari eksternal voltase dengan menggunakan baterai 9V.
38
3.6.
39
40
Pada form Gambar 3.6. di atas, dapat dijelaskan Port yaitu port Arduino
yang ter-installed di komputer, Baut Rate yaitu jumlah kali per detik sinyal dalam
perubahan data komunikasi analog, dan yang biasa digunakan adalah 9600 baud,
Suhu yaitu variable temperatur yang berfungsi sebagai default suhu yang
ditetapkan, grafik temperatur yang berwarna coklat merupakan temperatur dalam
Celcius dan yang berwarna abu - abu merupakan temperatur Fahrenheit, text
41
block merupakan output informasi dari Arduino ketika tombol start di klik, dan
tombol stop untuk mengakhiri komunikasi Arduino dengan Aplikasi Desktop.
3.7.2.
Perancangan form penampil data
Perancangan form untuk penampil data ini dapat dimunculkan melalui
main form dari menu Main > Data, pada form ini data dapat diurutkan berdasarkan
kolom. Gambar 3.7. merupakan gambar perancangan form untuk menampilkan
data yang telah disimpan ketika aplikasi berjalan.
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah fungsifungsi yang
telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian alat juga berguna
untuk mengetahui tingkat kinerja dari fungsi tersebut. Setelah dilakukan
pengujian, maka hendaknya melakukan ujian ukuran/analisa dan terhadap apa
yang diuji untuk mengetahui keberhasilan dari alat yang di buat dalam tugas akhir
ini. Didalam pengujian ini berisikan pengujian hardware dan software.
4.1.
Pengujian Hardware.
Pengujian hardware dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja
hardware yang telah di rancang, pengujian ini meliputi :
1
2
4.1.1.
42
43
Sensor LM35 merupakan sensor yang dapat mengukur suhu dari 0 sampai
dengan 100 C. Sensor ini menerima inputan mulai dari 1V sampai dengan 5V dan
memiliki output 10mV per 1 C. Output sensor ini sebagai masukan bagi Arduino
pada pin analog yang nantinya akan dikalkulasikan agar menampilkan suhu
sebenarnya.
T = (Va x Vb x 100.0 ) / 1024.0
dimana:
T = Temperature sebenarnya
Va = Vin dari output LM35
Vb = Vin Arduino
Pada tugas akhir ini, rangkaian diuji dengan suhu normal dan dipanaskan
dengan korek api. Hasil pengujian ini terdapat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.;
Kondisi
Normal
Dipanaskan dengan Korek api
Celcius
28-31
40-42
Suhu
Fahrenheit
82-84
107-109
4.1.2.
Pengujian Rangkaian dengan Kipas
Pengujian rangkaian kipas dimaksudkan untuk mengecek apakah kipas
bekerja dengan baik ketika suhu melebihi suhu sebenarnya. Setelah melakukan
pengujian suhu yang dipanaskan, maka kipas seharusnya akan berputar sebagai
pendingin otomatis.
Gambar 4.1. Kipas tidak berputar ketika suhu sebenarnya lebih kecil dari suhu variable
Pada gambar 4.1. kipas tidak berputar karena suhu sebenarnya yaitu 31 C
tidak lebih besar dari suhu variable yaitu 35 C, dari gambar diatas informasi yang
di dapat yaitu "Motor:Off" yang menandakan kipas tidak berputar. Ketika
variable suhu sebagai parameter diberikan input yang lebih kecil yaitu 30 C maka
kipas akan berputar dengan tanda "Motor:On" seperti pada Gambar 4.2.
44
Gambar 4.2. Kipas menyala ketika suhu variable lebih kecil dari suhu sebenarnya
4.2.
Pengujian Software
Setelah menguji hardware / rangkaian Arduino beserta sensor suhu dan
Kipas DC, maka dilakukan pengujian dengan mengintegrasikan dengan aplikasi
desktop yang di buat dengan bahasa pemrogramman C# .Net dan disimpan ke
dalam basis data / database Microsoft Access. Interfacing / penghubung Arduino
dengan aplikasi menggunakan port serial usb dari Arduino ke port usb komputer
dengan menggunakan kabel USB.
1
Double klik file installer maka akan menampilkan form seperti Gambar
4.4. kemudian klik tombol Next > untuk melanjutkan ke tahap berikut nya.
45
Pada form seperti pada Gambar 4.5. menampilkan lokasi yang mana file
nanti akan ditempatkan didalam operating system. Setelah menentukan lokasi file
klik tombol Next > untuk melanjutkan.
Pada form seperti pada Gambar 4.7. menandakan instalasi telah selesai,
dan menandakan Aplikasi Pengukur Suhu sudah dapat digunakan dan dapat
berinteraksi dengan Arduino.
46
Aplikasi dapat dibuka melalui Start Windows > All Programs > Pengukur
Suhu [Lucky] > Pengukur Suhu - Lucky. Maka akan tampil seperti pada Gambar
4.9. yang merupakan tampilan awal aplikasi desktop.
4.3.
47
Gambar 4.10.
31 C yang di ambil
4.3.1.
Menampilkan Suhu yang dipanaskan
Saat sensor suhu dipanaskan dengan menggunakan korek api dalam waktu
3 detik menghasilkan suhu 57 C, dan kipas DC akan berputar seperti pada
Gambar 4.11.
Gambar 4.11.
48
4.3.2.
Menampilkan suhu yang didinginkan
Saat sensor suhu didinginkan dengan dengan batu es maka akan
mendapatkan suhu terendah 19 C dalam waktu 1 menit., dan Kipas DC tidak
berputar. Hal ini disebabkan karena lebih kecil dari suhu yang telah didefinisikan
yaitu 32 C.
Gambar 4.12.
4.3.3.
Menampilkan hasil pengukuran suhu yang telah disimpan
Untuk menampilkan hasil pengukuran suhu yang telah disimpan ke dalam
basis data, dari aplikasi desktop ini pilih menu Main > Data. Maka akan tampil
seperti Gambar 4.11. Di dalam form terdapat seluruh history suhu yang disimpan
di setiap detik dengan sedikit frekuensi missing data record.
Gambar 4.13.
4.3.4.
Toleransi Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran suhu ruangan dapat berubah dengan sangat mudah. Oleh
karena itu, hasil pengukuran suhu dan pendingin ruangan ditampilkan pada
aplikasi desktop khususnya pada project tugas akhir ini sering kali didapatkan
49
hasil pengukuran yang tidak stabil dan terjadi kesalahan pengukuran (error). Hal
ini dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
1. Nilai tegangan input yang tidak stabil. Sehingga, mengubah nilai konstanta
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
9/7/2013 7:29
29.54
29.54
29.54
29.43
29.43
29.43
29.43
29.54
29.43
29.43
29.65
29.54
29.54
29.43
29.43
29.54
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.32
29.43
29.43
29.43
29.32
29.32
29.32
29.32
9/7/2013 7:30
29.43
29.43
29.43
29.43
29.54
29.54
29.54
29.54
29.54
29.54
29.43
29.54
29.54
29.54
29.54
29.65
29.54
29.65
29.54
29.54
29.54
29.65
29.65
29.65
29.65
29.65
29.43
29.54
29.54
29.54
29.54
9/7/2013 9:06
30.5
30.4
30.4
30.4
30.5
30.61
30.4
30.4
30.5
30.4
30.4
30.4
30.5
30.4
30.4
30.4
30.4
30.29
30.4
30.4
30.4
30.4
30.29
30.29
30.29
30.29
30.29
30.4
30.4
30.29
30.4
50
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
29.43
29.43
29.32
29.32
29.32
29.32
29.32
29.22
29.32
29.32
29.32
29.43
29.54
29.54
29.65
29.54
29.54
29.54
29.54
29.54
29.43
29.54
29.54
29.43
29.54
29.54
29.54
29.43
29.54
29.43
29.54
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.32
29.43
29.43
29.22
29.43
29.43
29.43
29.43
29.43
29.54
29.54
29.54
30.4
30.29
30.29
30.29
30.29
30.29
30.29
30.29
30.4
30.29
30.4
30.4
30.29
30.4
30.4
30.4
30.4
30.5
30.4
30.4
30.4
30.4
30.5
30.29
30.4
.
Tabel 4.2. merupakan hasil dari pengukuran suhu ruangan yang disimpan
didalam basis data. Dan karena hasil pengukuran sering berubah seiring
berputarnya waktu, selagi hasil pengukuran tidak melebihi suhu default yaitu 32
C, maka kipas akan tetap Off, dan jika sebaliknya suhu lebih besar dari suhu
default, maka kipas akan On.
Dari Tabel 4.2. khususnya pada kolom yang tidak memiliki isi / blank,
dapat dilihat bahwa sistem pengukuran suhu ruangan pada tugas ini memiliki
error pada tiap kolom sebanyak 4 kali data tidak tersimpan. Hal ini
disebabkan karena delay dan konversi arduino maupun faktor lain yang
membutuhkan waktu konversi agak lebih lama.
4.3.5.
Perbandingan dengan alat Termometer lain
Dari hasil pengukuran dengan alat termometer, didapat nilai yang tidak
sama, ada selisih sekitar 1 C. Pengukuran ini diambil dengan mengukur suhu
tubuh dalam waktu 12 detik. Terlihat hasil pada tabel perbandingan seperti tabel
dibawah.
Tabel 4.3.;
51
Detik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Termometer
32.2
33.7
34.5
35.0
35.1
35.2
35.3
35.4
35.4
35.4
35.4
35.5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari penulisan tugas akhir ini tentang alat pengukur suhu ruangan dan
hasil percobaan yang telah dilakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dengan adanya alat pengukur suhu ruangan dapat memantau suhu dan
sebagai pemutar kipas DC secara otomatis jika suhu telah melewati suhu
yang telah didefinisikan.
2. Semua data suhu ruangan disimpian kedalam basis data setiap detik dan
dapat dilihat hasil data dengan Aplikasi yang di buat menggunakan C#
.Net / Microsoft Access.
3. Hasil pengukuran suhu dan pendingin ruangan yang digunakan pada
laporan tugas akhir ini sangat bergantung pada nilai / input dari sensor
suhu, nilai tegangan input, dan hubungan antara hardware dan sorfware.
4. Dari data hasil pengukuran suhu ruangan, didapatkan nilai toleransi
pengukuran sebanyak 4 kali data tidak tersimpan terhadap pengukuran
yang dilakukan oleh Arduino dan aplikasi desktop.
52
53
5.2.
Saran
Setelah melakukan penulisan tugas akhir ini tentang alat pengukur suhu
ruangan maka penulis dapat memberikan saran agar alat ini dapat lebih
dikembangkan lagi menjadi lebih baik, yaitu:
1. Alat ini dapat dikembangkan lagi agar dapat digunakan via internet maupun
DAFTAR PUSTAKA
Afrie, Setiawan. 2011. 20 APLIKASI MIKROKONTROLER ATMega8535 dan
ATMega16. Yogyakarta: ANDI
Banzi, Massimo. 2008. Getting Started with Arduino, First Edition. Sebastopol:
OReilly
Dasar, Elektronika. 2012. Sensor Suhu IC LM35. From http://elektronikadasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-suhu-ic-lm35 ,25 Agustus
2013
Hamdani, Mohammad. 2010. Pengendali Kecepatan Putaran Motor DC
Terhadap Perubahan Temperatur Dengan Sistem Modulasi Lebar Pulsa.
Depok: Universitas Indonesia
McRoberts, Mike. 2009. Ardunio Starter Kit Manual A Complete Beginner
Guide to the Arduino. UK: Earthshine Design.
Rasheed, Faraz. 2006. Programmer Heaven: C# School. Spain: Synchron Data
S.L
Robertson, Christopher R. 2008. Fundamental Electrical and Electronic
Principles, Third Edition. Oxford: Newnes
Sains,
Insan.
2011.
Sensor
Suhu
dengan
Arduino.
http://www.geraicerdas.com/viewtag/25, 20 Februari 2013
Wikipedia.
2013.
Darlington
transistor.
http://en.wikipedia.org/wiki/Darlington_transistor, 10 Juli 2013
LAMPIRAN
From
From
}
else
{
if(ftemperature>=suhuDefine) //jika temperatur >= suhuDefine
{
int selisih = ftemperature-suhuDefine;
if(selisih > 55)
selisih = 55;
ipwm = 200+(selisih);
message = "Motor:On|";
}
else
{
message = "Motor:Off|";
}
}
Serial.print(message);
}
else
{
if(ftemperature > 40)
{
IsMotorOn=true;
ipwm=255;
}
if(IsMotorOn)
{
Serial.print("Motor:On|");
}
else
{
Serial.print("Motor:Off|");
}
}
return ipwm;
}
void ShowToDotNet(float suhuC, float suhuF)
{
char tmpC[10];
dtostrf(suhuC,1,2,tmpC) ;char tmpF[10];
dtostrf(suhuF,1,2,tmpF) ;
String sC = tmpC;
String sF = tmpF;
String s = "SuhuCelcius:" + sC
+ "|SuhuFahrenheit:" + sF + "|";
Serial.println(s);
}
C# Code:
// ............
using DevExpress.XtraGauges.Win;
using DevExpress.XtraGauges.Win.Gauges.Linear;
using DevExpress.XtraGauges.Core.Model;
using DevExpress.XtraGauges.Core.Base;
namespace SkripsiV1CSharp
{
public partial class Form1 : Form
{
GaugeControl gc = null;
GaugeControl gc4 = null;
double val =0;
public Form1()
{
InitializeComponent();
#region GaugeControl2
gc = gaugeControl2;
LinearGauge linearGauge = gc.AddLinearGauge();
linearGauge.AddDefaultElements();
LinearScaleBackgroundLayer background = linearGauge.BackgroundLayers[0];
background.ShapeType = BackgroundLayerShapeType.Linear_Style7;
LinearScaleComponent scale = linearGauge.Scales[0];
scale.MinValue = 0;
scale.MaxValue = 100;
scale.Value = 0;
scale.MajorTickCount = 11;
scale.MajorTickmark.FormatString = "{0:F0}";
scale.MajorTickmark.ShapeType = TickmarkShapeType.Linear_Style6_3;
scale.MinorTickmark.ShapeType = TickmarkShapeType.Linear_Style5_2;
LinearScaleLevelComponent levelBar = linearGauge.Levels[0];
levelBar.ShapeType = LevelShapeSetType.Style3;
background.ScaleStartPos = new PointF2D(background.ScaleStartPos.X - 0.005f,
background.ScaleStartPos.Y - 0.015f);
background.ScaleEndPos = new PointF2D(background.ScaleEndPos.X - 0.005f,
background.ScaleEndPos.Y);
gc.Parent = this;
#endregion GaugeControl2
#region GaugeControl4
gc4 = gaugeControl4;
LinearGauge linearGauge4 = gc4.AddLinearGauge();
linearGauge4.AddDefaultElements();
LinearScaleBackgroundLayer background4 = linearGauge4.BackgroundLayers[0];
background4.ShapeType = BackgroundLayerShapeType.Linear_Style5;
LinearScaleComponent scale4 = linearGauge4.Scales[0];
scale4.MinValue = 0;
scale4.MaxValue = 212;
scale4.Value = 20;
scale4.MajorTickCount = 6;
scale4.MajorTickmark.FormatString = "{0:F0}";
scale4.MajorTickmark.ShapeType = TickmarkShapeType.Linear_Style6_3;
scale4.MinorTickCount = 3;
scale4.MinorTickmark.ShapeType = TickmarkShapeType.Linear_Style5_2;
LinearScaleLevelComponent levelBar4 = linearGauge4.Levels[0];
levelBar4.ShapeType = LevelShapeSetType.Style3;
background4.ScaleStartPos = new PointF2D(background4.ScaleStartPos.X - 0.005f,
background4.ScaleStartPos.Y - 0.015f);
background4.ScaleEndPos = new PointF2D(background4.ScaleEndPos.X - 0.005f,
background4.ScaleEndPos.Y);
gc4.Parent = this;
#endregion GaugeControl4
chart1.Series[0].Points.AddXY(DateTime.Now.Second+1, val);
if (DateTime.Now.Second+1 ==60 )
{
chart1.Series[0].Points.Clear();
}
label4.Text = DateTime.Now.ToString("HH:mm");
}