Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN PEMERINTAH

DALAM EKONOMI MAKRO DAN MIKRO

ILMU EKONOMI
adalah suatu studi mengenai individu-individu
dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau
tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan
sumber-daya terbatas tetapi dapat digunakan
dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa serta
mendistribusikannya untuk kebutuhan
konsumsi, sekarang dan di masa datang,
kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat (Prof. Paul. A. Samuelson)
2

Kegiatan dan Persoalan Ekonomi


3

Kegiatan ekonomi menghendaki seseorang atau


perusahaan ataupun pemerintah untuk membuat
keputusan tentang cara yang terbaik dalam
mencapai tujuan atau kepuasannya.
Persoalan ekonomi menyangkut kegiatan individu
atau perusahaan atau pemerintah dalam produksi,
distribusi, konsumsi, investasi dan inovasi yang
berkait dengan barang dan jasa yang dibutuhkan

TUJUAN PEREKONOMIAN
1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang
cepat dan mantap
2. Menciptakan kestabilan harga-harga dan
mengatasi inflasi
3. Mengatasi masalah pengangguran dan
kemiskinan serta ketimpangan
4. Mewujudkan distribusi pendapatan yang
merata dan memberdayakan

TEORI MIKROEKONOMI
Teori mikroekonomi adalah bidang studi dalam ilmu
ekonomi yang menganalisis kegiatan ekonomi dua
sektor dan perilaku konsumsen dalam keseimbangan
pasar dari keseluruhan kegiatan perekonomian.
Dalam teori mikroekonomi ada 3 (tiga) persoalan mencakup:

Apa jenis barang dan jasa yang diperlukan?

Bagaimana barang dan jasa itu diproduksi?

Untuk siapa barang dan jasa itu dihasilkan?


Kegiatan mikro ekonomi berkaitan dengan permintaan
dan penawaran dengan keseimbangan untuk mencapai
tingkat kepuasan (utility) sesuai mekanisme pasar

Komponen Faktor Produksi


Tanah dan sumber daya alam
Tenaga kerja (competency)
Modal termasuk teknologi
Kemampuan keusahawanan
(enterpreneurship)

Diagram Alir Melingkar Kegiatan Ekonomi (circular flow diagram)


Pasar Produk
Penerimaan

Pengeluaran

Uang
Barang dan Jasa

Rumah Tangga

Perusahaan

Sumberdaya
Uang
Pendapatan

Pasar Faktor Produksi

Biaya

TEORI MAKROEKONOMI
Teori makroekonomi menganalisis keseluruhan
kegiatan perekonomian termasuk peran pemerintah
dalam membuat kebijakan fiskal dan moneter serta
perdagangan luar negeri yang berkaitan dengan
pendapatan negara.
Dalam makroekonomi ada 4 (empat) komponen kegiatan :

Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga

Pendapatan dan pengeluaran pemerintah

Pendapatan dan pengeluaran perusahaan

Pendapatan dan pengelyaran untuk ekspor dan impor

1.
2.
3.

PengangguranM
, kemiskinan,
ketimpangan, distribusi
pendapatan
Analisis
akroekonomi
meliputi
:
Peranan uang dalam penentuan kegiatan ekonomi dan inflasi
Peranan uang dalam penentuan kegiatan ekonomi dan inflasi
Kebijakan pemerintah dalam bentuk fiskal dan moneter

Kesempatan kerja lebih kecil dari angkatan kerja menyebabkan


pengangguran. Pendapatan lebih rendah dari pengeluaran
agregat secara kumulatif menyebabkan kemiskinan. Distribusi
pendapatan tidak merata menyebabkan ketimpangan dapat
menimbulkan konflik bahkan krisis bisa dilihat dalam indeks Gini.
Uang beredar dan kecepatan perputaran menunjukkan kegiatan
ekonomi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kenaikan
harga secara terus menerus tidak terkendali menyebabkan inflasi
yang merugikan kelompok berpendapatan rendah dan tetap.
Subsidi untuk memproteksi kelompok ekonomi yang rentan
terhadap krisis ekonomi.
Kebijakan pemerintah dalam bentuk fiskal antara mengelola pajak
sebagai sumber pendafapatan untuk pembangunan selain
berbagai sumber lainnya untuk pembangunan. Kebijakan
moneter mengatur peredaran uang termasuk nilai tukar dan
intervensi pemerintah

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER


Kebijakan ekonomi oleh pemerintah untuk mengarahkan
perekonomian menuju kondisi yang lebih baik melalui
perencanan dengan cara mengelola peneriamaan dan
pengeluaran pemerintah untuk kesejahteraan.
Kebijakan Fiskal berkaitan dengan pengelolaan pembiayaan
dan perbelanjaan negara melalui pajak dan sumber-sumber
penerimaan negara lainnya termasuk APBN.
Kebijakan Moneter berkaitan dengan pengendalian jumlah
uang yang beredar melalui tingkat suku bunga dan nilai tukar
termasuk kegiatan perdagangan internasional

PAJAK
Secara hukum, pajak didefinisikan sebagai iuran wajib
kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal
(berdasarkan undang-undang), sehingga pemerintah
mempunyai kekuatan hukum (misalnya denda atau
kurungan penjara) untuk menindak wajib pajak yang tidak
memenuhi kewajiban.
Secara ekonomi, pajak didefinisikan sebagai pemindahan
sumberdaya di sektor rumah tangga dan perusahaan
(dunia usaha) ke sektor pemerintah melalui mekanisme
pemungutan tanpa memberi balas jasa langsung.
Besarnya pajak yang diterima pemerintah dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan, sebaliknya pajak dapat
mempengaruhi perilaku produksi atau konsumsi.

KLASIFIKASI PAJAK
A. Pajak Objektif
Adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas
ekonomi para wajib pajak.
Misalnya pajak pertambahan nilai (PPN)
B. Pajak Subjektif
Adalah pajak yang dipungut dengan melihat
kemampuan wajib pajak. Makin besar kemampuan
wajib pajak makin besa beban pajaknya.
Misalnya pajak progresif kendaraan (PKB)

D. Pajak Langsung
Adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada
wajib pajak yang lain.
Misalnya pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan
(PBB)
D. Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib
pajak yang lain
Misalnya pajak penjualan (PPn atau PPnBM)

TARIF PAJAK
Tarif pajak terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Pajak Nominal
Adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai nominal
tertentu.
Misalnya pengenaan pajak pendapatan yang tidak kena pajak
b. Pajak Persentas
Adalah pajak yang ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari dasar
pengenaan pajak.
Pajak persentase dapat dibedakan yaitu:

Pajak Proporsional, tarif presentasenya tetap.

Pajak Progresif, tarifnya makin tinggi bila dasar pengenaan pajaknya


makin tinggi.

Pajak Regresif, tarif pajak makin rendah pada saat penghasilan


meningkat.

POLITIK ANGGARAN
Politik anggaran dibagi menjadi :
a. Anggaran Defisit ( Deicit Budget )
Adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit, sebab
pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari
penerimaan pemerintah
( T<G atau G<T )
b. Anggaran Surplus ( Surplus Budget )
Adalah anggaran pemerintah bila penerimaan lebih besar dari
pengeluaran ( T>G atau G>T ).
Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang
dalam tahap memanas. Melalui anggaran ini pemerintah
mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan
pemerintah atau mengurangi daya beli dengan
menaikkan pajak.
c. Anggaran Berimbang ( Balance Budget )
Adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan
penerimaan
(G=T atau T=G )

Kebijakan moneter
Kebijakan Moneter adalah upaya pemerintah mengendalikan
atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang
diinginkan atau lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang
beredar. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang
yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan
ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi. Kebijakan
moneter berkaitan dengan kebijakan uang ketat)

INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER


Ada 3 instrumen kebijakan untuk mengatur jumlah uang beredar:
1.
Operasi pasar terbuka (open market operation)
Yaitu pengendalian jumlah uang beredar dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga milik pemerintah.
Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau
membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU).

Tingkat Diskonto (Discount Rate)


Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan
pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar maka
pemerintah menurunkan tingkat bunga penjaman (tingkat
diskonto ). Dengan tingkat bunga pinjaman maka keinginan bankbank akan mempengaruhi keinginan atau sebaliiknya yang
berkaitan dengan jumlah uang yang beredar yaitu bertambah dan
sebaliknya

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah
uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka
kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil
dibandingkan sebelumnya.
4. Imbaunan Moral (Moral Persuasion)
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan
atau mengendalikan jumlah uang yang beredar.

Anda mungkin juga menyukai