Anatomi Kulit
Anatomi Kulit
Sistem integumen merupakan suatu sistem yang terdiri dari kulit, dan adneksanya
yaitu kelenjar-kelenjar pada kulit, rambut dan kuku. Kulit adalah organ tubuh yang besar
dan merupakan 15 - 20 % berat badan kita. Jika kulit dibentangkan maka permukaan kulit
individu dewasa berukuran sekitar 3-6 kaki (Luckmann & Sorensen, 1993, p. 1937), atau
luasnya dapat mencapai 1,5 m (Adhi Djuanda, 1993, hal. 3).
2
Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan
dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi menurut iklim,
umur, jenis kelamin, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda, dari yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna
merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada
genitalia orang dewasa.
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut tipis dan tebalnya. Pada beberapa
area, kulit berukuran sangat tipis (seperti kulit pada area penis, kelopak mata atau
mamae) sedangkan pada area lainnya lebih tebal (seperti pada telapak tangan, telapak
kaki atau pada area kepala).
A. Lapisan Kulit
Secara umum kulit terdiri dari 3 (tiga) lapisan utama (lihat gambar 1), yaitu
lapisan epidermis (epidermal/kutikel), lapisan dermis (dermal/korium/kutis vera) dan
lapisan subkutis (subcutaneous/hypodermis/adiposa). Secara ringkas dijelaskan tiap
lapisan yang dimaksud pada uraian berikut.
1. Lapisan epidermis
Ketebalannya bervariasi, tergantung pada lokalisasinya dengan kisaran
antara 0,04 mm (pada kelopak mata) sampai dengan 1,6 mm (pada telapak tangan
dan kaki). Lapisan ini terdiri atas 5 lapisan, secara berturut-turut dari arah luar ke
dalam adalah sebagai berikut:
1.1. Stratum corneum
Terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)
Protoplasmanya jernih
Diantara sel terdapat jembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma
dan keratin.
2. Lapisan dermis
Tebal bervariasi antara 1 - 4 mm, terletak di bawah epidermis. Lapisan ini
mengandung antara lain :
5
Tebal lapisan subkutis bervariasi, tergantung lokasi, dapat mencapai 3 cm
terutama di daerah abdomen. Lapisan ini disebut juga lapisan adiposa (lemak).
Jaringan subkutan ini tidak terdapat pada area-area tertentu seperti pada skrotum,
areola dan kelopak mata.
Terdapat beberapa fungsi utama lapisan subkutis yaitu:
Mencegah trauma
pembuluh limfe (getah bening). Vaskularisasi pada lapisan ini dilakukan oleh
pleksus superficialis, pleksus profunda dan saluran getah bening.
Menghasilkan keratin
b. Melanosit
Pengaruh sinar matahari pada warna kulit. Paparan sinar matahari pada
awalnya akan meningkatkan ukuran dan aktivitas melanosom dan melanosit.
Namun paparan yang lama (kronik) hanya dapat meningkatkan ukuran dan
aktivitas melanosit, sedangkan terhadap melanosom tidak.
c.
Sel Meckel
Terdapat pada lapisan basal
Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
Berfungsi sebagai reseptor terhadap sentuhan
Sel ini terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, oral dan epitel genitalia
Dapat terjadi tumor ganas pada sel ini, meskipun sangat jarang.
d.
Sel Langerhans
C. Adneksa Kulit
Kelengkapan kulit yang menyokong berfungsinya kulit antara lain alat ujung
saraf, kelenjar kulit, rambut, kuku dan pembuluh darah serta limfe.
8
2. Kelenjar-kelenjar kulit
Di dalam kulit terkandung dua jenis kelenjar yaitu kelenjar keringat
(sudorifera gland) dan kelenjar palit (sebaceous gland).
a. Kelenjar keringat, terdiri dari:
(1)
Kelenjar ekrin
Mengeluarkan sekret yang encer
Dibentuk sempurna pada saat janin berusia 28 minggu kehamilan,
namun baru berfungsi pada 40 minggu setelah kelahiran.
Saluran
kelenjar
ini
berbentuk
spiral
bermuara
langsung
dipermukaan kulit
Kelenjar ini terdapat diseluruh permukaan kulit. Terbanyak
ditemukan pada telapak tangan dan kaki, dahi serta aksila
Sekresi kelenjar ini dipengaruhi antara lain oleh panas dan stres
emosional
Kelenjar ini berfungsi dalam termoregulasi
(2)
Kelenjar apokrin
Kelenjar ini antara lain terdapat pada area areola mamae, aksila,
pubis, labia minora dan saluran telinga luar.
Tidak berlumen
Kelenjar ini terletak di samping akar rambut dan muaranya pada lumen
akar rambut
3. Rambut
Terdapat dua jenis rambut pada manusia yaitu rambut terminal dan velus.
Rambut terminal adalah rambut yang mempunyai karakteristik lebih kasar
dibandingkan rambut velus, mengandung banyak pigmen (sehingga di Indonesia
umumnya tampak berwarna hitam, sedangkan di lain negara warnanya bervariasi
tergantung ras). Rambut ini terdapat di kepala, alis, bulu mata, aksila dan genital
eksterna.
10
Berbeda halnya dengan rambut velus yang reltif lebih halus, mengandung
sedikit pigmen dengan distribusi terdapat diseluruh tubuh. Rambut terdiri atas
bagian-bagianya seperti tampak pada gambar 2.
Rambut tumbuh dalam suatu siklus yang meliputi masa anagen, katagen
dan telogen seperti tampak pada gambar 3.
(a) Masa anagen (masa pertumbuhan)
11
Rambut tumbuh memanjang sekitar 10 cm per tahun dan tetapi ada pula
individu tertentu yang tumbuhnya lebih dari itu (Hair Structure and Hair
Life Cycle dalam http://www.follicle.com/hair-structure-life-cycle.html).
Diakhir masa anagen, maka rambut memasuki fase berikutnya yaitu masa
katagen. Masa ini merupakan masa peralihan yang berlangsung sekitar 1
sampai 2 minggu.
Masa peralihan ini memerlukan waktu 1-2 minggu (Hair Structure and
Hair
Life
Cycle
dalam
http://www.follicle.com/hair-structure-life-
Masa ini dimulai dengan memendeknya sel epitel dan terbentuknya tunas
kecil yang membuat rambut baru yang selanjutnya mendorong rambut
gada keluar (terlepas)
12
13
Kepustakaan
Djuanda, Adhi (1993). Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi Kedua, F.K. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Hair
structure,
dalam
http://www.pg.com/science/haircare/hair_twh_12/image002.jpg, Diambil pada
tanggal 3 Mei 2007
Hair structure and hair life cycle, dalam http://www.follicle.com/hair-structure-lifecycle.html), Diambil pada tanggal 3 Mei 2007.
Kneisel, C.R. (1986). Adult health nursing a biopsychosocial approach, Addison-Wesley
Publishing Company, Massachusetts, pp 2149-2153.
Luckmann & Sorensen (1993). Medical-surgical nursing a psychophysiologic approach,
4th ed., W.B. Saunder Company, Philadelphia.
Skin structure, dalam http://www.medem.com, Diambil pada tanggal 20 April 2006
The nail, dalam http://www.latrobe.edu.au/podiatry/nails.htm, diambil pada tanggal 3 Mei
2007.
Thompson, J.M., et al. (1986). Clinical nursing practice, The C.V. Mosby Company,
Toronto.
14