Pola Mendel Sindy
Pola Mendel Sindy
Orang yang pertama tama menaruh perhatian dan membuat perhitungan perhitungan yang
cermat dari hasil berbagai macam persilangan dengan menggunakan tanaman kapri atau ercis
(Pisum sativum) ialah Gregor Johann Mendel. Ia lahir pada tanggal 22 Juli 1822 di
Heinzendorf, sebuah desa kecil di Moravia Utara yang dahulu menjadi bagian dari Austria
tetapi kini masuk wilayah Cekoslowakia dekat dengan perbatasan Polandia.
A.PEWARISAN SIFAT AUTOSOMAL PADA MANUSIA
Yang dimaksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan resesip, sifat keturunan yang ditentukan oleh
gen autosomal dapat dijumpai pada laki-laki dan perempuan.
1. Pewarisan gen autosomal dominan
Hadirnya sebuah gen dominan didalam genotif seseorang sudah menyebabkan
sifat itu tampak padanya. Salah satu contoh pola penurunannya adalah pada
Polidaktili (Jari lebih). Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen
autosomal dominan P, sehingga orang mempunyai tambahan jari pada satu atau dua
tangan dan/atau pada kakinya. Orang normal adalah homozigotik resesip pp. Pada
individu heterozigotik Pp derajat ekspresi gen dominan itu dapat berbeda-beda,
sehingga lokasi tambahan jari dapat bervariasi. Bila seorang laki-laki polidaktili
heterozigotik menikah dengan orang perempuan normal, maka dalam keturunan
kemungkinan timbulnya polidaktili ialah 50%.
Juga tampak jelas bahwa sifat keturunan ini diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya secara vertikal. Suatu ciri khas untuk pewarisan sifat keturunan
yang ditentukan oleh gen dominan autosomal.
P
(P) pp
><
Pp (L)
Normal
polidaktili
F1
Pp = polidaktili (50%)
pp = normal (50%)
Diagram diatas merupakan perkawinan antara laki-laki polidaktili heterozigotik
dengan seorang perempuan normal
2. Pewarisan gen autosomal resesip
Suatu sifat keturunan yang ditentukan oleh sebuah gen resesip pada autosom
baru akan tampak apabila suatu individu menerima gen itu dari kedua orang tuanya.
Biasanya kedua orang tua itu nampak normal, meskipun mereka itu sebanarnya
pembawa (carrier) gen resesip yang dimaksud, berarti bahwa mereka itu masingmasing heterozigotik. Salah satu contoh pola penurunannya yaitu albinisme. Kelainan
tersebut disebabkan karena tubuh seseorang tidak mampu membentuk enzim yang
diperlukan untuk mengubah asam amino tirosin menjadi beta-3,4dihidroksiphenylalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen melanin.
Pembentukan enzim yang mengubah tirosin menjadi melanin itu ditentukan oleh gen
dominan A, sehingga orang normal dapat mempunyai genotif AA atau Aa. Orang
albino tidak memiliki gen dominan A sehingga homozigotik aa.
(P)
Aa
><
Normal
(heterozigotik)
Aa (L)
normal
(heterozigotik)
F1
AA = normal
Aa = normal = 75%
Aa = normal
aa = albino
= 25%
Diagram diatas adalah perkawinan antara dua orang masing-masing normal tetapi
heterozigotik untuk kelainan albino.
B.PEWARISAN SIFAT RANGKAI SEKS
Selain gen-gen autosomal dikenal pula gen-gen yang terdapat didalam kromosom
kelamin. Peristiwa ini dinamakan rangkai kelamin (sex linkage). Gen-gen yang
terdapat/terangkai pada kromosom kelamin dinamakan gen terangkai kelamin (sex-linked
genes). Sehingga dapat dibedakan gen terangkai-X (X-linked gene), ialah gen terangkai
kromosom X dan gen terangkai-Y (Y-linked gene), yang terangkai pada kromosom Y.
1. Terangkai kromosom-X
Penurunan terangkai kromosom-X terbagi atas dominan dan resesip.
a. Disebabkan oleh gen dominan
Contohnya pda kelainan gigi coklat dan mudah rusak karena kurang email.
Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B yang terdapat dalam kromosom-X.
P (P) XX
><
Gigi normal
XBY (L)
gigi coklat
AAbb
><
aaBB
(tidak
antosianin,
putih)
Gamet :
F1
Ab
aB
AaBb
basa:
:
3 a*
Gamet :
F1
HHkk
><
(hitam)
(kuning)
Hk
hK
HhKk
(hitam)
Gamet :
hhKK
F2
3 K* 9 H*K* (hitam
:
3 H*
1 kk 3 H*kk (hitam)
3 K* 3 hhK* (kuning)
1 hh
1 kk 1 hhkk (putih)
Rasio fenotipe = 12 (9+3) : 3 : 1
Rasio genotipenya sama seperti pola Mendel = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1
POLIMERI
Poli artinya banyak, sedangka meri artinya faktor. Polimeri adalah peristiwa
adanya banyak pasangan faktor yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi sifat
yang sama.
Contoh :
Misalnya :
Pada tanaman Antherhinum mayus berbunga merah yang dibawakan oleh dua pasang
faktor disilangkan dengan tanaman sejenis yang berbunga putih juga dibawakan oleh
dua pasang faktor. Pada F1 diperoleh tanaman berbinga merah yang tidak sama persis
seperti induknya. Jika tanaman disilangkan di antara F 1 akan diperoleh F2 dengan
tanaman berbunga merah bervariasi dan tanaman berbunga putih dengan rasio = 15 :
1.
P
: M1M1M2M2
Gamet :
F1
><
m1m1m2m2
(merah)
(putih)
M1M2
m1m2
M1m1M2m2
(merah)
F2
:
3 M1*
Rasio fenotipe = merah (bervariasi, makin banyak gen M-nya makin merah warnanya)
dan putih (yang tidak mengandung M) = 15 (9+3+3) : 1
Rasio genotype sama seperti pola Mendel = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1
RRpp
><
(mawar/rose)
Gamet :
F1
(kacang/pea)
Rp
rrPP
rP
RrPp
(walnut)
Gamet :
F2
:
3 R*
1 pp 3 R*pp (mawar/rose)
: tidak berwarna
tidak berwarna
PPaa
><
(berpigmen, asam)
Gamet :
ppAA
(tak berpigmen, basa)
Pa
pA
berwarna
F1
PpAa
(berpigmen, basa)
Gamet :
F2
:
dominan
3 P*
1 aa 3 P*aa (tak berwarna)
3 A* 3 ppA* (tak berwarna)
Hanya
memiliki
gen
memiliki
gen
dominan
1 pp
dominan
atau
tidak