Apa Masalah Yang Di Alamai Keluarga Pasien
Apa Masalah Yang Di Alamai Keluarga Pasien
1. An. W
AN. W mengalamai demam tinggi yang tidak turun walaupun diberi obat
penurun panas. Sebelum dmeam unggas disekitar rumah pasien mati
mendadak. Bila ada seseorang dgn demam dan gejala flu, dan orang itu
ada kontak dg unggas, maka orang itu disebut sebagai suspek flu burung,
baik flu nya ringan saja ataupun berat. Jadi, suspek belum tentu sakit,
seseorang di label sbg suspek lebih krn ke-hati2an dan kewaspadaan,
apalagi kalau gejalanya ringan. Jadi pada An. W perlu dilakukan
pemeriksaan yang lebih lanjur untuk memastikan diagnosisnya.
Dalam mendiagnosa kasus Flu Burung ada 4 kriteria yang ditetapkan
yaitu:
a) Seseorang dalam penyelidikan
b) Kasus Suspek
c) Kasus Probabel
d) Kasus Konfirmasi
a) Seseorang Dalam Penyelidikan
Seseorang
atau
sekelompok
orang
yang
diputuskan
oleh
pejabat
Pilek
Sesak Nafas
DAN DISERTAI
Terdapat salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
1 Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai
riwayat kontak erat dengan penderita (suspek, probabel
atau
menyembelih,
sampel
(hewan
atau
manusia)
yang
dicurigai
Kriteria kasus Suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah
ini:
1 Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5, minimun 4 kali
dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji
ELISA.
2 Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5 (terdeteksinya
antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan
uji Netralisasi (dikirim ke laboratorium rujukan)
ATAU
Seseorang yang meninggal karena penyakit saluran nafas akut yang tidak
bisa dijelaskan penyebabnya, dan secara epidemiologis menurut waktu,
tempat dan pajanan berhubungan dengan kasus probabel atau kasus
konfirmasi.
d) Kasus Konfirmasi
Seseorang yang memenuhi kriteria kasus Suspek atau kasus Probabel
DAN DISERTAI
Hasil positif salah satu hasil pemeriksaan laboratorium berikut:
1. Isolasi virus Influenza A/H5N1 positif.
2. PCR Influenza A/H5N1 positif.
3. Peningkatan 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari
spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil 7 hari
setelah muncul gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen
harus pula 1/80., Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 1/80 pada spesimen
serum yang diambil pada hari ke 14 atau lebih setelah muncul gejala
penyakit (onset), disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel
darah merah kuda 1/160 atau western blot spesifik H5 positif.
Kalau ada pasien suspek flu burung sesuai kriteria, maka tiga hal
dilakukan :
2). Pasien suspek ( baik ringan gejalanya apalagi kalau berat) akan
dirawat di RS rujukan.
3). Sampel dari pasien. suspek diperiksa di Lab BaLitBangKes untuk tahu
apakah ada flu burung atau tidak. Kalau nanti sudah ada hasil dan
hasilnya ternyata memang (+) flu burung, maka akan :
- dimuat di website Kemenkes RI
- dilaporkan ke WHO sebagai bagian dari IHR.
Kalau hasilnya ternyata (-) maka pasien suspek yang dirawat di RS tadi
akan tetap ditangani keadaan klinisnya sesuai prosedur ilmu kedokteran /
perawatan yang ada.
yang
disebabkan
pergelangan tangan.
oleh
terjepitnya
saraf
medianus
di
daerah
a. Penyebab CTS
CTS
disebabkan
oleh
penekanan
saraf
medianus
akibat
proses
CTS
perlu
dipastikan
dengan
pemeriksaan
yang
disebut
c. Pengobatan
Pengobatan dengan obat-obat anti radang yang diminum cukup efektif
untuk mengatasi CTS yang ringan. Suntikan obat antiradang sangat bermanfaat
memberikan kesembuhan, namun biasanya hanya bersifat sementara selama
sekitar 3 bulan. Perlu dipahami bahwa suntikan ini mengandung resiko rusaknya
saraf medianus apabila suntikan justru langsung mengenai saraf tersebut. Oleh
karena itu, suntik obat anti radang pada CTS sebaiknya dilakukan oleh dokter
yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Jika tidak berhasil dengan beberapa
upaya di atas, dan untuk CTS yang sudah berlangsung beberapa bulan,
pengobatan yang terbaik adalah operasi. Pembedahan pada CTS bertujuan untuk
membelah (membuka) selaput (Ligamentum Karpal Anterior) yang menjadi
atap carpal tunnel, sehingga rongga carpal tunnel tersebut menjadi lebih
longgar dan penekanan terhadap saraf medianus dihilangkan.
Operasi pada CTS merupakan operasi kecil dengan sayatan sekitar 2 cm,
dilakukan di daerah pergelangan tangan dengan pembiusan lokal, membutuhkan
waktu sekitar 20 menit, dan penderita tidak perlu menginap di rumah sakit. Saat
ini telah dikembangkan teknik operasi secara endoscopic dimana memungkinkan
mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut atau bekas luka tindakan
yang minimal. Adapun kekurangan tindakan ini adalah sering menimbulkan
cedera pada saraf dikarenakan terbatasnya lapangan operasi.
Kelemahan otot di daerah pangkal ibu jari membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk
pulih
kesulitan dalam
bapak
ini
mengalami
sakit
kepala
akibat
kepala. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan
ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak
terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada
lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.