Anda di halaman 1dari 8

Welcome, Kanj3ngromo <member.php?u=350540>.

HOME <come_inside.php> / LOEKELOE <forumdisplay.php?f=242> /


SUPRANATURAL <forumdisplay.php?f=23> / Spiritual <forumdisplay.php?f=173>
Bukti Ilmiah Peradaban Veda
*Bangsa Kassite*
-----------------------------------------------------------------------Juga di wilayah Iran dan Asia Barat kita menjumpai bangsa Kassite, hanya
sebelum 2000 B.C. Mereka adalah orang-orang Indo-Aryan di Iran. Mereka
menyerang Babylonia sekitar tahun 1760 B.C. Mereka menyembah deity Vedic
dan memerintah Babylonia selama lebih dari 500 tahun setelah mereka
memindahkan kerajaan Hammurabi. Walau mereka meng-adopsi ucapan dan
tradisi Babylonia, mereka masih memuja Suria (Vedic, Surya), Marutta
(Vedic, Maruta), dan Indabugas (Vedic, Indra dan Bhaga, atau Bhagavan).
Bangsa Kassite adalah suatu kelompok dari Vedic Puru. Dewa-dewa bangsa
Kassite juga memiliki nama mirip dengan dewa-dewa Veda, sebagaimana
ditunjukkan oleh sedikit contoh berikut :
KASSITE/ VEDIC
Indash/ Indra
Shuriash/ Surya
Maruttash/ Maruts
Bugash (istilah untuk Tuhan)/ Bhaga, Bhagavan (nama Tuhan)
*Bangsa Mitanni*
-----------------------------------------------------------------------Orang-orang Mitanni juga adalah orang-orang yang berasal dari daerah
timur yang terpaksa pindah lebih jauh lagi ke arah barat dari tanah
kelahirannya di India. Mereka muncul sebagai suku pribumi penguasa
Mesopotamia, Syria dan Palestine sekitar 1400 B.C. Ini adalah contoh
lainnya dari orang-orang India Bagian Utara yang harus meninggalkan
wilayahnya karena kekurangan sumber air dan sumber daya alam lainnya
sejalan dengan meluasnya gurun pasir. Walau mereka membawa serta bahasa
lokal dan kebudayaan dari daerahnya, mereka masih meninggalkan clay
tablet di El Amara dari abad ke-15 B.C. yang mencatat nama-nama raja
Mitanni di Syria, yang bernama Artatama, Artamanya, Saussatar, Sutarna,
Subanda, Dusratta, Suwardata, dan Yasdata. Berikutnya, dalam perjanjian
yang dibuat antara raja Hittite Shubbiluliuma dan raja Mitanni Mattiuza
disebutkan adanya doa permohonan sebagai saksi kepada dewa-dewa Mitanni
yaitu Mitra (Vedic Mitra), Indaru (Indra), Uruwna (Varuna), dan
Nashattiya (Nasatyas). Disini dapat kita lihat bahwa dewa-dewa Mitanni
memiliki nama yang sama dengan dewa-dewa Vedic. Penduduk Mitanni juga
disebut sebagai orang-orang Maryanni. Childe, dalam bukunya /The Aryans/
(hal.19), membandingkan nama ini dengan kata Sanskrit /marya/, yang
berarti para pemuda atau pahlawan. Kata ini digunakan dalam /Rig-veda/
(3.54.13 & 5.59.6).
Jadi, sepertinya bahwa bangsa Mitanni tidak mungkin lain tetapi bagian
dari peradaban Veda dan berasal dari India. Tetapi, karena mereka pindah
dari tanah tumpah darahnya, mereka mengembangkan bibit-bibit kebudayaan
mereka. Orang-orang Mitanni merupakan kelompok yang berasal dari
keluarga Vedic Puru.

*Bangsa Sumeria*
-----------------------------------------------------------------------Satu pandangan yang diterima secara luas tentang bangsa Sumeria adalah
bahwa mereka datang di Mesopotamia sebelum 3000 B.C. ketika mereka
mengambil alih harta benda dari penduduk yang tinggal disana. Tetapi,
menurut pandangan lain bangsa Sumeria sebenarnya merupakan penghuni
pertama dan yang memulai pembangunan Mesopotamia. Mereka memiliki
filosofi yang secara khusus mempengaruhi bangsa Babylonia dan Assyria
yang menyerap banyak kepercayaan mereka. Orang-orang Sumeria percaya
jagat raya dan segala isinya merupakan cerminan dari pikiran dan
aktivitas supernatural. Mereka percaya bahwa jagat raya diciptakan dari
samudra primeval bersamaan dengan semua planet, bintang, matahari,
bulan, yang memiliki orbitnya sendiri-sendiri. Setelah penciptaan
planet-planet, datang manusia super dan mahluk-mahluk yang tidak kasat
mata, yang kemudian membuat manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Theologi bangsa Sumeria, yang sangat mirip dengan versi Veda, masih
dapat ditemukan dalam sebuah tulisan yang sangat detil bertajuk tahun
1900 B.C.
Walau kota-kota Mesopotamia menerima pantheon umum, tidak semua dewa
disembah di setiap kota, mereka juga tidak disebut dengan nama-nama yang
sama. Dan ketika bangsa Semit menginvasi wilayah itu, mereka mengganti
nama-nama para dewa, sifat-sifatnya dan hubungannya. Sehingga saat ini
menjadi tidak jelas yang mana dewa-dewa bangsa Sumeria atau yang mana
yang dibawa dari Vedic Aryan, kepada siapa orang-orang Sumeria
setidaknya memiliki hubungan dekat jika bukan merupakan bagian dari
peradaban Veda.
Bangsa Sumeria memiliki banyak kuil, seperti kuil Enki di Eridu, dan
Marduk di Babylon. Citra para dewa disembah dengan cara diberikan
persembahan makanan dan minuman, buah, dupa, dan pakaian baru saat hari
festival. Ini sama dengan cara yang digunakan dalam pemujaan Vedic deity
di India. Anu adalah dewa kahyangan, dan awalnya adalah pimpinan dari
dewa-dewa lain, seperti Enlil, (dewa angin dan pencipta matahari, bulan,
dan tumbuh-tumbuhan), Ninki (ibu pertiwi), dan Enki (penguasa dunia
bawah). Anu khususnya dipuja di Uruk, sekitar 3000 B.C., tetapi kemudian
digantikan oleh Enlil saat kota Nippur mengalahkan Uruk, kota bibel
Erech dan Warka moderen. Terapi, dewa Marduk, putra Enki, menggantikan
Enlil di Babylonia ketika kotanya Babylonia memerintah Mesopotamia
dengan pengaruh dinasti yang sangat kuat, dan juga digantikan oleh Ashur
di Assyria sekitar pertengahan millenium kedua. Pasangan Enlil, Ninlil,
menjadi Ishtar bagi orang-orang Babylonia, yang mewakili deity perempuan
sebelumnya dan juga dikenal sebagai Anat bagi orang-orang Syria, sebagai
Atar bagi orang-orang Arab, sebagai Astarte bagi orang-orang Yunani, dan
sebagai Isis bagi orang-orang Mesir. Di Assyria, Adad merupakan dewa
yang mengendalikan hujan. Di Syria ia disebut sebagai Ramman sang dewa
petir, di kalangan Hittite ia adalah Teshub, dan di dalam tradisi Veda
ia disebut Indra. Jadi, kita bisa melihat keterkaitan kebudayaan Sumeria
dengan yang lainnya di wilayah tersebut, yang sebagian besar akarnya
dapat ditelusuri kembali ke India dan tradisi Veda. Ternyata, L.A.
Waddell menyimpulkan bahwa dalam banyak hal orang-orang Sumeria adalah
Aryan.

*Masih tentang Sumeria*


-----------------------------------------------------------------------Kebanyakan ilmuwan sepakat bahwa agama tertua sepertinya telah muncul
dari sebuah kebudayaan terorganisir yang sangat purba, apakah itu bangsa

Sumeria di sepanjang sungai Euphrate atau bangsa Arya di wilayah Lembah


Indus. Kenyataannya, kedua kebudayaan ini mempunyai hubungan. C.L.
Wooley, salah seorang arkeolog dunia yang sangat terkenal, menyatakan di
dalam bukunya, /The Sumerian/, bahwa karakteristik roman muka
orang-orang Sumeria dapat ditelusuri ke Afganistan, Baluchistan, dan
akhirnya ke wilayah Lembah Indus. Peradaban awal Indus, yang telah
berkembang secara istimewa, memiliki banyak kesamaan dengan Sumeria yang
berjarak 1500 mil, khususnya dalam hal cap stempel yang berbentuk bujur
sangkar yang memuat materi yang identik antara keduanya, dan mirip dalam
hal gaya pahatan dan tulisan. Juga terdapat kemiripan dalam metode yang
dipakai dalam perencanaan tata kota dan konstruksi bangunan-bangunannya.
Woolley mengusulkan bahwa, daripada membuat kesimpulan yang terlalu
cepat bahwa peradaban Sumeria dan Indus memiliki ras dan budaya politik
yang sama, yang kemungkinan besar kenyataannya adalah demikian, atau
bahwa kemiripan tersebut sekedar karena hubungan perdagangan, bukti
tersebut setidaknya menunjukkan bahwa keduanya memiliki sebuah sumber
yang sama.
Peneliti dan ilmuwan L.A. Waddell menawarkan bukti-bukti lebih banyak
lagi untuk menunjukkan hubungan antara orang-orang Arya dan orang-orang
Sumeria. Dia mengemukakan di dalam bukunya, /The Indo Sumerian Seals
Deciphered/, bahwa temuan dan terjemahan cap stempel bangsa Sumeria
begitu juga dengan Lembah Indus memberikan bukti-bukti bahwa keberadaan
masyarakat Arya disana sudah ada jauh sebelum 3100 B.C. Beberapa cap
stempel bangsa Sumeria dan Lembah Indus yang ditemukan secara bersamaan
keduanya menampilkan nama-nama peramal terkenal Vedic Aryan dan para
pangeran yang disebutkan di dalam hymne-hymne Veda. Tetapi, personalitas
orang-orang Arya tersebut tidak hanya sekedar bagian dari sebuah dongeng
yang sengaja dibuat, sebagaimana diklaim oleh banyak orang, tetapi
kenyataannya mereka memang pernah hidup lima ribu tahun yang lalu
sebagaimana disebutkan dalam beberapa epos dan Purana.
Waddell juga mengatakan bahwa bahasa dan agama dari Indo-Aryan secara
keseluruhan sama persis dengan bangsa Sumeria dan Phoenic, dan bahwa
raja-raja masa awal Vedic Aryan India adalah identik dengan raja-raja
yang dikenal dalam sejarah bangsa Sumeria. Dia percaya bahwa arti dari
tulisan yang terdapat dalam cap stempel Lembah Indus memberikan
konfirmasi bahwa bangsa Sumeria sebenarnya adalah orang-orang Arya
permulaan dan pencetus dan juga pelaku dari peradaban India. Dia
menyimpulkan bahwa bangsa Sumeria adalah orang Arya dalam postur tubuh,
kebudayaan, agama, bahasa, dan tulisan. Dia juga menganggap bahwa bangsa
Sumeria permulaan di Teluk Persia sekitar 3100 B.C. adalah orang-orang
Phoenic yang adalah orang Arya dalam ras dan pembicaraan, dan penggagas
peradaban Arya di India kuno. Jadi, dia menyimpulkan bahwa adalah
orang-orang Arya yang mengusung peradaban tinggi dan yang menyebarkannya
ke seluruh Mediterrania, Barat Laut Eropa, dan Britania, begitu juga
dengan India. Tetapi, dia menyatakan bahwa bangsa Arya Sumero-Phoenician
permulaan tidak ambil bagian dalam Invasi bangsa Arya ke India sampai
pada abad ketujuh B.C. setelah mereka dikalahkan oleh Assyrian Sargon II
dalam tahun 718 B.C. di Carchemish di Mesopotamia Atas. Walaupun bangsa
Sumeria mungkin benar-benar adalah bangsa Arya, beberapa peneliti
menganggap bahwa agaknya daripada sebagai originator dari peradaban
Vedic Arya, atau ambil bagian dalam invasi ke India, mereka merupakan
sebuah perluasan dari peradaban Veda yang bersumber di India dan
menyebar sepanjang Persia dan masuk ke Eropa.
*Persia*
-----------------------------------------------------------------------Nama Persia sebenarnya adalah turunan dari nama Sanskrit Parasu, yang

adalah nama senjata kampak milik Parashurama. Lord Parashurama telah


memimpin 21 kali ekspedisi ke seluruh dunia untuk menghukum demi
kebaikan para Kshatriya yang telah melenceng dari prinsip-prinsip Veda
dan menjadi kejam dan tidak patuh. Ini terjadi pada masa sebelum Lord
Ramachandra. Persia telah dibanjiri oleh Parashurama dan pasukannya dan
tunduk di bawah administrasinya. Menurut E. Pococke dalam bukunya /India
in Greece/ halaman 45, tanah Persia menjadi dikenal dengan nama Paarasika.
Pococke meneruskan penjelasannya bahwa istilah ?Chaldean? berasal dari
istilah Sanskrit Kul-deva (sering diucapkan Kaldeo), yang berarti
?keluarga para dewa? merujuk kepada orang-orang yang menyembah dewa-dewa
dari kaum Brahmana. Ia juga menambahkan bahwa peta Persia, Colchis, dan
Armenia di jaman purba memberikan bukti berbeda yang memperlihatkan
kolonisasi orang-orang dari India dalam skala yang sangat besar. Itu
juga memperlihatkan kebenaran beberapa uraian utama wilayah tersebut
sebagaimana ditemukan dalam Ramayana dan Mahabharata.
Seorang pengarang Inggris, R.G. Wallace, menunjukkan pada halaman tujuh
bukunya, /Memories of India/, bahwa bangsa Hindu adalah sejumlah
keseluruhan Afghanistan, begitu juga Arabia dan Persia. Ini bukanlah
para migran terbaru tetapi sisa-sisa dari populasi lokal yang telah
dikonversi masuk Islam dengan kekuatan militer.
Lt. Gen. Charles Vallancy, pada halaman 465 bukunya /Collectania De
Rebus Hibernicus/, mengutip perkataan Sir William Jones, ?Itu telah
terbukti melalui bukti dan alasan yang jelas bahwa sebuah monarki yang
sangat berkuasa telah berdiri di Iran, jauh sebelum diperintah oleh
bangsa Assyria atau Pishdadi; yang jelas-jelas adalah sebuah monarki
Hindu . . . yang berkuasa selama berabad-abad dan bahwa sejarahnya
merupakan bagian dari sejarah bangsa Hindu, yang membangun monarki di
Ayodhya dan Indraprastha . . .?
E. Pococke, pada halaman 178 bukunya /India in Greece/, menjelaskan
bahwa, ?Sebuah sistem Hinduisme meliputi seluruh kekaisaran Babylonia
dan Assyria. Kitab-kitab kuno menyajikan bukti berlimpah, dalam
menyebutkan berbagai type dewa-Matahari, Bal-nath, yang tiang-tiang
pilarnya menghias setiap perbukitan dan hutan-hutan kecil.? Kemudian,
pada halaman 182 buku yang sama, ia menjelaskan bahwa istilah Syria
diturunkan dari suku bangsa India Sur atau Surya, matahari, memberikan
namanya untuk sebuah provinsi yang sangat luas, Surya, sekarang ini
Syria. Suku bangsa yang berhubungan dengan peperangan ini kekuatan
terbesarnya ditemukan di Palestine.
Juga dijelaskan bahwa Babylonia diberi namanya demikian sesuai dengan
nama Sanskrit Bahubalaneeya, yang berarti dunianya Raja Bahubali, raja
yang sangat terkenal dalam legenda Veda.
V. Gordon Childe menunjukkan kesesuaian linguistik yang ditemukan antara
Sanskrit Rig-veda dan bahasa Iran dari /Gathas/ Zoroaster dan Darius
Yang Agung. Baik orang-orang India maupun Iran keduanya menyebut diri
mereka Aryan dan menyembah dewa-dewa yang sama, seperti Mitra, Aryaman,
Indra, Varuna, Agni, dan seterusnya. Mereka juga pernah mengenal
nama-nama sungai yang sama, Sarasvati dan Hara?uvati, begitu juga
sama-sama menerima ritual Soma. Jadi, orang dapat menyimpulkan bahwa
mereka berasal dari dan memiliki latar belakang sama. Bahkan kata /Iran/
atau /Ariana/ memiliki makna ?Tanah Aryan? seperti diunjukkan oleh
Hermann Kulke dalam bukunya, /A History of India/. Semua ini menandakan
bahwa orang-orang Iranian awal merupakan bagian atau setidaknya
berafiliasi dengan peradaban Vedic Aryan.

Banyak konsep-konsep Ketuhanan Vedic Aryan diadopsi oleh


Zoroastrianisme. Faktanya, doktrin-doktrin dasar dan konsepsi tentang
dewa mereka, Ahura Mazda, dapat ditelusuri kembali kepada Purusha-sukta
di dalam Rig-veda. Lebih jauh lagi, Zoroastrianisme memiliki sebuah
pengaruh besar kepada agama Judeo-Christian. Waddell menunjukkan bahwa
Adam yaitu cerita Adam dan Eva dari Hebrew Genesis sepertinya berasal
dari sejarah tradisional Babylonia akhir yang menjelaskan raja-raja
tertua yang terkenal di dunia pada jaman purba dari dinasti Arya.
Rabi-rabi Yahudi yang menyusun buku Genesis (dikatakan sebagai buku
karya Musa) mendengar sejarah tentang manusia super raja-raja besar
Arya. Karena tidak begitu memahami siapa mereka itu, para rabi
menyelewengkan fakta-fakta sejarah tentang raja besar Adda (sebutan
orang-orang Babylonia kepada raja Aryan awal yang juga disebut Addamu)
dan hanya dengan mengubah Addamu menjadi ?Adam?, manusia ciptaan pertama
yang dikatakan telah dibuat Tuhan pada tahun 3761 B.C. Sehingga, Waddall
menyimpulkan bahwa cerita tentang silsilah bangsa Yahudi mengenai Adam,
Cain, Enoch, Noah, dan Japhet adalah variasi-variasi dari nama-nama dan
penyimpangan sejarah Babylonia tentang catatan paling awal raja-raja Aryan.
Waddall meneruskan penjelasannya bahwa Yahudi Adam adalah Sumerian Adar
atau Addamu dan Aryan Iksvaku. Nama Cain adalah ekivalen Inggris atas
nama Yahudi Qain, yang disebut di dalam Genesis dengan gelar Aysh, mirip
dengan Ayus dari epos Veda. Cain dikatakan telah membangun sebuah kota
dan diberi nama sama dengan nama anaknya Enoch, yang mana adalah versi
Inggris dari namaYahudi Hanuk. Otoritas Bibel mengatakan bahwa kota ini
identik dengan kota pelabuhan tua Sumeria yaitu Unuk di Mesopotamia
Bawah yang kemudian orang Chaldean menyebutnya Erek. Dan nama Enoch atau
Hanuck sama dengan Janak dari epos Veda. Jadi, agama orang-orang Yahudi
dan Kristen secara alami sama dalam banyak hal dengan tradisi Veda,
walaupun orang-orang Yahudi telah menggunakan sejarah bangsa lain yang
diselewengkan untuk membuat dongengan sejarah mereka sendiri. Begitu
juga mereka mengambil berbagai tradisi bangsa lain. Sebagai contoh,
upacara baptis yang dipraktekkan di semua agama Kristen berasal dari
India dalam wujud melakukan mandi suci di Sungai Gangga untuk menandai
kelahiran kembali dan pemurnian secara spiritual.
---------------------------Quote:
Originally Posted by *diabolus* View Post
<showthread.php?p=152064928#post152064928>
Ada softcopy karya Stephen Knapp? Pdf?
<http://bit.ly/diabolus>
*Cuma websitenya aja, tapi masih bahasa Inggris:
www.stephen-knapp.com <http://www.stephen-knapp.com>*
belom ada soft copynya dlm format apapun.
jadi kudu beli bukunya bro.

*Pengaruh n Jejak2 Peradaban Veda di Afganisthan*


-----------------------------------------------------------------------Kata ?Sthan? sebenarnya sebuah derivatif Sanskrit yang berarti tempat
atau tanah daratan. Terdapat deretan nama-nama negara atau bangsa di
sebelah barat India dengan akhiran kata ?sthan?, termasuk Pakisthan,
Baluchisthan, Kurdisthan, Siwisthan, Arvasthan (Arabia), dan Turgasthan

(Turki). Sampai abad ke-10 A.D. raja-raja Hindu masih berkuasa atas
Afghanisthan, dan karenanya masih menjadi bagiannya. Sebagaimana
disebutkan dalam /Albiruni?s India/, disusun dan diedit oleh Dr. Edward
D. Sachau, walau Kabul lepas dari tangan-tangan Hindu, raja-raja Hindu
masih diijinkan melakukan upacara penobatan di Kabul.
Banyak nama-nama di Afghanisthan juga memiliki asal-usul Sanskrit.
Pushu, bahasa Afghanisthan, penuh dengan kata-kata Sanskrit. Kuil-kuil
aliran Mahanubhava dan sekte India lainnya masih dapat ditemukan di
Kabul sampai saat ini. Lembah Bamiyan di Aghanisthan memiliki
patung-patung kolosal Buddha yang dipahat di pinggiran tebing pegunungan
begitu juga dengan sejumlah kuil dari potongan-potongan batu cadas, sama
dengan apa yang kita lihat di berbagai tempat di India seperti Ellora
dan Ajanta. Nama Jalalabad diberikan kepada sebuah kota yang sebelumnya
bernama Nagarhara, kota Lord Shiva. Jadi, bersama dengan informasi di
atas tentang Kabul, membuktikan bahwa seluruh istana-istana kuno,
benteng-benteng, kuil-kuil, mesjid-mesjid, dan rumah tinggal penduduk
yang berasal dari abad ke-9 A.D dan sebelumnya di seluruh Afghanisthan
pastinya adalah bangunan-bangunan Vedic, dibangun oleh orang-orang
Hindu, dan orang-orangnya adalah pengikut tradisi Veda.
Bangunan-bangunan yang telah menjadi mesjid, atau yang sekarang ini
dipakai untuk tujuan agama Islam, telah diambil alih selama masa invasi.
Jadi, secara aman dapat dikatakan bahwa bukanlah orang Muslim yang
memperkenalkan kubah, kapur perekat, beton, dan bangunan model lengkung
ke India, tetapi adalah bangsa Vedic India yang memperkenalkannya ke
Persia. Ini terbukti dengan kata Muslim ?Gumbaj? untuk kubah yang
berasal dari kata Sanskrit /Kumbhaj/, yang juga bermakna itu.
Dalam /Some Blunders of Indian Historical Research/ (hal. 244-6), Mr.
Oak menjelaskan tentang kekayaan masa lalu daerah ini:
?Apa yang sekarang ini Karachi tadinya adalah sebuah kota Hindu terkenal
yang disebut Debal atau Devalaya mendapatkan namanya dari sebuah kuil
mulia dengan puncak menara yang tinggi. Dikelilingi oleh tembok tebal,
tempat suci ini secara berulang-ulang diserang selama masa invasi
Mohammad Kasim. Raja Dahir--yang nama sebenarnya tidak
diketahui--memerintah wilayah tersebut ketika Muhammad Kasim memulai
invasinya ke India.
?Menurut kronikel Arab di jaman Muhammad Kasim, Sind masih belum menjadi
gurun pasir, masih penuh dengan danau, hutan, dan sawah dan perkebunan
dengan sistem irigasinya. Hanya ketika mulai terjadi invasi dan
perusakan jalur distribusi air dan juga sawah-ladang yang menghijau
secara terus-menerus dirusak dan dihancurkan oleh sekumpulan perampok
baru Sind, Baluchistan dan Afghanistan menjadi gurun pasir . . . Sampai
sekitar abad ke-6 A.D. kita masih menemukannya disebutkan di dalam
ensiklopedi bahwa wilayah Arab juga merupakan daerah yang masih terairi
dengan bagus dan dipenuhi tumbuh-tumbuhan. Tetapi sekitar 1.300 tahun
lalu pendduk di negara-negara Timur-Tengah dan Barat telah menganut
sebuah filosofi baru, sebuah pandangan hidup baru dengan mana mereka
mengorganisir diri mereka kemudian menaklukkan negeri-negeri tetangga
untuk hidup dari hasil kerja keras orang lain.
?Tempat dimana Akbar dilahirkan disebut Umarkot. Ini terletak di Sind.
Ayah Akbar, Humayun, telah menerima keramahtamahan dari seorang Rajput
Hindu yang memerintah Umarkot ketika Akbar lahir. Kejadian ini
membuktikan bahwa Sind, Afghanistan dan Baluchistan merupakan wilayah
yang diperintah oleh para Kshatriya Hindu sampai 1.000-1.200 tahun lalu
dan semua penduduknya tadinya adalah beragama Hindu.?

*IRAK dan IRAN*


-----------------------------------------------------------------------Nama-nama Irak dan Iran diturunkan dari Sanskrit. Akar katanya yang umum
adalah ?Ir?, seperti yang ditemukan dalam kata Sungai Irawati di Myanmar
(Burma). Nama ?Iranam? dalam Sanskrit, darimana nama Iran diturunkan,
dipakai untuk menunjukkan daerah bergaram dan tandus. Ini adalah nama
wilayah yang diberikan oleh para penguasa atau administratur yang
berbicara Sanskrit. Ibukota Irak, Baghdad, juga memiliki sebuah nama
yang didasarkan atas Sanskrit, Bhagwad atau Bhagwan Nagar, yaitu merujuk
pada Nagar (sebuah kota) yang dipersembahkan kepada Bhagwan (Tuhan). Itu
kemudian disingkat menjadi Bhagdad, yang berarti ?Kota Tuhan?.
Ini juga berarti bahwa ini bukanlah kota Muslim pertama, dikatakan telah
dibangun oleh Caliph Al-Mansur dalam setahun, 762-63 A.D, tetapi
merupakan salah satu taklukan pertama pusat-pusat Veda. Kalau tidak,
tidak akan ia diberi nama yang diturunkan dari Sanskrit. Lebih jauh
lagi, itu merupakan sebuah kota dengan tata kota yang direncanakan
dengan baik, yang akan makan waktu jauh lebih lama dari satu tahun untuk
membangunnya. Ini juga merupakan indikasi dari sebuah model falsifikasi
atau penindasan fakta sejarah yang biasa dilakukan oleh agama-agama yang
mengandalkan kekuatan bersenjata untuk menghapus atau menyembunyikan
apapun kemajuan yang dimiliki oleh kultur sebelumnya.
Kurdisthan merupakan bagian Irak dan juga adalah nama Sanskrit. Bahasa
dan adat-istiadat Kurdi masih membawa jejak-jejak yang tidak bisa salah
berasal dari Sanskrit dan India sebagai sumbernya.
Satu hal yang menarik adalah bahwa kelurga kerajaan Iran, Pehlavi,
memiliki akarnya dalam tradisi Kshatriya. Nama Pehlavi muncul pertama
kali dalam episode Ramayana dimana Vishvamitra berusaha untuk
menyingkirkan sapi suci milik Vashista. Sebutan gelar ?Shah? juga adalah
nama Vedic dan juga adalah nama belakang yang umum untuk orang Hindu.
Raja Hindu Nepal juga memiliki gelar ?Shah?. Raja Kshatriya dari Gwalior
yang dipecat oleh Muslim adalah Ram Shah. Seorang patriot kaya-raya yang
menyumbangkan seluruh hartanya kepada Rana Pratap untuk membantu
mempertahankan India adalah Bhama Shah. Oleh sebab itu, gelar ?Shah? di
Iran hanya mengingatkan kita kepada tradisi para Kshatriya India yang
pernah memerintah wilayah Iran. Kenyataannya, ketika Iran mulai diserang
oleh invasi tentara Islam, banyak orang-orang biasa melarikan diri ke
India. Sejarah juga mencatat bahwa keluarga kerajaan pada waktu itu juga
diperkirakan melarikan diri meninggalkan Iran untuk mencari perlindungan
di India. Jadi dengan adanya bukti bahwa orang-orang umum dan penguasa
Iran berpikir untuk datang ke India selama masa penaklukan oleh tentara
Islam membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang Hindu, bagian dari
peradaban Veda.
Rig-veda, karena merupakan pustaka suci yang paling tua, dan bahasanya
adalah Sanskrit, menyediakan bukti bahwa Sanskrit adalah nenek moyang
dari semua bahasa yang diketahui. Bahasa Persia juga, karenanya
merupakan sebuah dialek turunan Sanskrit. Sebagai contoh, banyak kota di
Iran memiliki nama Sanskrit. Tempat kelahiran Omar Khayam, sastrawan
Persia terkenal, adalah Nishapur, yang adalah murni sebuah nama
Sanskrit. Tentara India yang ditugaskan di Asia Barat selama Perang
Dunia I dan II melaporkan telah melihat kuil-kuil deity India seperti
Ganesha dan Shankar (Shiva) dalam kondisi rusak di suatu daerah
terpencil di Iran, Afghanistan, dan negara-negara lain. Mytologi
penduduk Iran juga memiliki kaitan dengan cerita-cerita Veda.
Satu hal yang lebih menarik adalah bahwa penduduk Iran juga mengetahui

tentang Lord Rama, sebagaimana disebutkan oleh Koenraad Elst dalam


bukunya, /Indigenous Indians: Agastya to Ambedkar/ (Voice of India, New
Delhi, 1993). Ia menulis bahwa menurut Ghosh, nama Rama muncul pada
bagian paling awal Avesta sebagai dewa perdamaian, ditemani oleh Vayu,
dewa angin. Penyebutan tentang Vayu ini sepertinya yang dimaksud adalah
Hanuman, pemuja dan kawan terdekat Rama, putra dewa Vayu. Vasistha,
gurunya Rama, juga disebut sebagai Vahista, yang memiliki /Gatha/-nya
sendiri yang dipersembahkan untuknya, /Vahishte-Ishti-Gatha/. Ini adalah
sebelum revolusi Zoroastrian. Juga, banyak ritual penduduk Iran mirip
dengan tata cara Veda, seperti pemakaian benang suci. Jadi ini
mencerminkan migrasi penduduk Iran permulaan keluar India sejak jaman
dahulu, pada sekitar 1900 atau 1800 B.C.
Bukti lebih jauh lagi adalah bahwa demon utama dalam Avesta adalah Angra
Mainyu, yang adalah Angira dan Manyu dari Rigvedic. Keluarga Angira
adalah salah satu keluarga besar rishi dalam Rig-veda, sementara Manyu
adalah Indra dalam wujud sebagai perusak di dalam Rig-veda (10.83 &
10.84). Nama-nama dewa penduduk Iran mirip dengan di Veda:
IRANIAN--------- -----VEDIC
Ahura -----------------Asura
Mithra----------- ------Mitra
Naonhaithya (demon)---Nasatya
Thrita & Athvya--------Trita/Aptya
Aspina-----------------Ashvina
Yima-------------------Yama
Vivanhant--------------Vivasvat
Indra (demon)----------Indra (demigod)
Yashna-----------------Yajna (diucapkan Yagya, ritual)
Athravan (pendeta)-----Atharvan
Haoma-----------------Soma

Anda mungkin juga menyukai