Veda 14
Veda 14
*Bangsa Sumeria*
-----------------------------------------------------------------------Satu pandangan yang diterima secara luas tentang bangsa Sumeria adalah
bahwa mereka datang di Mesopotamia sebelum 3000 B.C. ketika mereka
mengambil alih harta benda dari penduduk yang tinggal disana. Tetapi,
menurut pandangan lain bangsa Sumeria sebenarnya merupakan penghuni
pertama dan yang memulai pembangunan Mesopotamia. Mereka memiliki
filosofi yang secara khusus mempengaruhi bangsa Babylonia dan Assyria
yang menyerap banyak kepercayaan mereka. Orang-orang Sumeria percaya
jagat raya dan segala isinya merupakan cerminan dari pikiran dan
aktivitas supernatural. Mereka percaya bahwa jagat raya diciptakan dari
samudra primeval bersamaan dengan semua planet, bintang, matahari,
bulan, yang memiliki orbitnya sendiri-sendiri. Setelah penciptaan
planet-planet, datang manusia super dan mahluk-mahluk yang tidak kasat
mata, yang kemudian membuat manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Theologi bangsa Sumeria, yang sangat mirip dengan versi Veda, masih
dapat ditemukan dalam sebuah tulisan yang sangat detil bertajuk tahun
1900 B.C.
Walau kota-kota Mesopotamia menerima pantheon umum, tidak semua dewa
disembah di setiap kota, mereka juga tidak disebut dengan nama-nama yang
sama. Dan ketika bangsa Semit menginvasi wilayah itu, mereka mengganti
nama-nama para dewa, sifat-sifatnya dan hubungannya. Sehingga saat ini
menjadi tidak jelas yang mana dewa-dewa bangsa Sumeria atau yang mana
yang dibawa dari Vedic Aryan, kepada siapa orang-orang Sumeria
setidaknya memiliki hubungan dekat jika bukan merupakan bagian dari
peradaban Veda.
Bangsa Sumeria memiliki banyak kuil, seperti kuil Enki di Eridu, dan
Marduk di Babylon. Citra para dewa disembah dengan cara diberikan
persembahan makanan dan minuman, buah, dupa, dan pakaian baru saat hari
festival. Ini sama dengan cara yang digunakan dalam pemujaan Vedic deity
di India. Anu adalah dewa kahyangan, dan awalnya adalah pimpinan dari
dewa-dewa lain, seperti Enlil, (dewa angin dan pencipta matahari, bulan,
dan tumbuh-tumbuhan), Ninki (ibu pertiwi), dan Enki (penguasa dunia
bawah). Anu khususnya dipuja di Uruk, sekitar 3000 B.C., tetapi kemudian
digantikan oleh Enlil saat kota Nippur mengalahkan Uruk, kota bibel
Erech dan Warka moderen. Terapi, dewa Marduk, putra Enki, menggantikan
Enlil di Babylonia ketika kotanya Babylonia memerintah Mesopotamia
dengan pengaruh dinasti yang sangat kuat, dan juga digantikan oleh Ashur
di Assyria sekitar pertengahan millenium kedua. Pasangan Enlil, Ninlil,
menjadi Ishtar bagi orang-orang Babylonia, yang mewakili deity perempuan
sebelumnya dan juga dikenal sebagai Anat bagi orang-orang Syria, sebagai
Atar bagi orang-orang Arab, sebagai Astarte bagi orang-orang Yunani, dan
sebagai Isis bagi orang-orang Mesir. Di Assyria, Adad merupakan dewa
yang mengendalikan hujan. Di Syria ia disebut sebagai Ramman sang dewa
petir, di kalangan Hittite ia adalah Teshub, dan di dalam tradisi Veda
ia disebut Indra. Jadi, kita bisa melihat keterkaitan kebudayaan Sumeria
dengan yang lainnya di wilayah tersebut, yang sebagian besar akarnya
dapat ditelusuri kembali ke India dan tradisi Veda. Ternyata, L.A.
Waddell menyimpulkan bahwa dalam banyak hal orang-orang Sumeria adalah
Aryan.
(Turki). Sampai abad ke-10 A.D. raja-raja Hindu masih berkuasa atas
Afghanisthan, dan karenanya masih menjadi bagiannya. Sebagaimana
disebutkan dalam /Albiruni?s India/, disusun dan diedit oleh Dr. Edward
D. Sachau, walau Kabul lepas dari tangan-tangan Hindu, raja-raja Hindu
masih diijinkan melakukan upacara penobatan di Kabul.
Banyak nama-nama di Afghanisthan juga memiliki asal-usul Sanskrit.
Pushu, bahasa Afghanisthan, penuh dengan kata-kata Sanskrit. Kuil-kuil
aliran Mahanubhava dan sekte India lainnya masih dapat ditemukan di
Kabul sampai saat ini. Lembah Bamiyan di Aghanisthan memiliki
patung-patung kolosal Buddha yang dipahat di pinggiran tebing pegunungan
begitu juga dengan sejumlah kuil dari potongan-potongan batu cadas, sama
dengan apa yang kita lihat di berbagai tempat di India seperti Ellora
dan Ajanta. Nama Jalalabad diberikan kepada sebuah kota yang sebelumnya
bernama Nagarhara, kota Lord Shiva. Jadi, bersama dengan informasi di
atas tentang Kabul, membuktikan bahwa seluruh istana-istana kuno,
benteng-benteng, kuil-kuil, mesjid-mesjid, dan rumah tinggal penduduk
yang berasal dari abad ke-9 A.D dan sebelumnya di seluruh Afghanisthan
pastinya adalah bangunan-bangunan Vedic, dibangun oleh orang-orang
Hindu, dan orang-orangnya adalah pengikut tradisi Veda.
Bangunan-bangunan yang telah menjadi mesjid, atau yang sekarang ini
dipakai untuk tujuan agama Islam, telah diambil alih selama masa invasi.
Jadi, secara aman dapat dikatakan bahwa bukanlah orang Muslim yang
memperkenalkan kubah, kapur perekat, beton, dan bangunan model lengkung
ke India, tetapi adalah bangsa Vedic India yang memperkenalkannya ke
Persia. Ini terbukti dengan kata Muslim ?Gumbaj? untuk kubah yang
berasal dari kata Sanskrit /Kumbhaj/, yang juga bermakna itu.
Dalam /Some Blunders of Indian Historical Research/ (hal. 244-6), Mr.
Oak menjelaskan tentang kekayaan masa lalu daerah ini:
?Apa yang sekarang ini Karachi tadinya adalah sebuah kota Hindu terkenal
yang disebut Debal atau Devalaya mendapatkan namanya dari sebuah kuil
mulia dengan puncak menara yang tinggi. Dikelilingi oleh tembok tebal,
tempat suci ini secara berulang-ulang diserang selama masa invasi
Mohammad Kasim. Raja Dahir--yang nama sebenarnya tidak
diketahui--memerintah wilayah tersebut ketika Muhammad Kasim memulai
invasinya ke India.
?Menurut kronikel Arab di jaman Muhammad Kasim, Sind masih belum menjadi
gurun pasir, masih penuh dengan danau, hutan, dan sawah dan perkebunan
dengan sistem irigasinya. Hanya ketika mulai terjadi invasi dan
perusakan jalur distribusi air dan juga sawah-ladang yang menghijau
secara terus-menerus dirusak dan dihancurkan oleh sekumpulan perampok
baru Sind, Baluchistan dan Afghanistan menjadi gurun pasir . . . Sampai
sekitar abad ke-6 A.D. kita masih menemukannya disebutkan di dalam
ensiklopedi bahwa wilayah Arab juga merupakan daerah yang masih terairi
dengan bagus dan dipenuhi tumbuh-tumbuhan. Tetapi sekitar 1.300 tahun
lalu pendduk di negara-negara Timur-Tengah dan Barat telah menganut
sebuah filosofi baru, sebuah pandangan hidup baru dengan mana mereka
mengorganisir diri mereka kemudian menaklukkan negeri-negeri tetangga
untuk hidup dari hasil kerja keras orang lain.
?Tempat dimana Akbar dilahirkan disebut Umarkot. Ini terletak di Sind.
Ayah Akbar, Humayun, telah menerima keramahtamahan dari seorang Rajput
Hindu yang memerintah Umarkot ketika Akbar lahir. Kejadian ini
membuktikan bahwa Sind, Afghanistan dan Baluchistan merupakan wilayah
yang diperintah oleh para Kshatriya Hindu sampai 1.000-1.200 tahun lalu
dan semua penduduknya tadinya adalah beragama Hindu.?