Oleh :
Ratu Meutia Arytha
1407101030083
Pembimbing:
Dr.Herry Priyanto, Sp.P(K)
BAGIAN/SMF PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2015
PENDAHULUAN
Efusi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan Fisiologi Pleura
2. Definisi Efusi
Pleura
Efusi pleura adalah penimbunan cairan didalam
rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang
berlebihan dari permukaan pleura. Akumulasi cairan
dalam rongga pleura ini dapat terjadi akibat produksi
cairan yang berlebihan atau penurunan penyerapan.
Efusi Pleura Ganas (EPG)
EPG adalah efusi yang berhubungan dengan
keganasan yang dibuktikan dengan penemuan sel ganas
pada pemeriksaan sitologi cairan pleura atau biopsi
pleura.
3. Etiologi Efusi
Pleura
Efusi pleura terjadi akibat terganggunya
keseimbangan berikut:
1. Perubahan permeabilitas dari membran pleura :
misalnya, radang, keganasan, emboli paru.
2. Penurunan tekanan onkotik intravaskular : misalnya,
hipoalbuminemia, sirosis.
3. Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan
vaskuler : misalnya, trauma, keganasan, peradangan,
infeksi, infark paru, obat hipersensitivitas, uremia,
pankreatitis.
Lanjutan
4. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi
5. Patofisiologi Efusi
Pleura
6. Diagnosis Efusi
Pleura
Anamnesis
Sesak nafas (Dyspneu)
Nyeri dada
Posisi tidur lebih nyaman ke sisi yang sakit
Demam
Batuk-batuk
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : saat statis dada yang terkena tampak
lebih cembung, saat dinamis terdapat gerakan
tertinggal pada dada yang sakit.
Palpasi : stem fremitus menurun di sisi yang sakit.
Perkusi : ditemukan suara redup sampai pekak
Auskultasi : terdengar suara vesikuler melemah
Foto toraks
CT-SCAN Thoraks
USG thoraks
Pemeriksaan Mikroskopis dan sitologi
Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Bakteriologi
1. Tumor paru
- Sinus tidak terisi
- Permukaan tidak concaf tetapi sesuai bentuk tumor
- Bila tumor besar dapat mendorong jantung
2. Pneumonia
- Batas atas rata / tegas sesuai dgn bentuk lobus
- Sinus terisi paling akhir
- Tidak tampak tanda pendorongan organ
- Air bronchogram ( + )
3. Fibrosis paru
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 52 tahun
Status : Menikah
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Bireuen
Pekerjaan : Petani
No. RM: 1-03-57-56
Tanggal masuk : 6 Februari 2015
Tanggal pemeriksaan : 10 Februari 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak napas.
Keluhan tambahan : nyeri dada, batuk, demam.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas, sesak dirasakan
sudah sejak 1 bulan yang lalu dan memberat dalam 6 hari
terakhir. Sesak hilang timbul dan dirasakan berkurang saat
pasien beristirahat. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh suhu
atau cuaca. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada, terutama
saat pasien menarik nafas. Selain itu pasien juga mengeluh
batuk sesekali. Batuk kering tidak berdahak. Riwayat batuk
berdarah disangkal. Riwayat penurunan berat badan dialami
pasien 2 bulan terakhir. Riwayat berkeringat malam disangkal.
Nafsu makan menurun. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: sakit berat
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi nadi: 110 kali/menit, regular, kuat angkat,
isi cukup
Frekuensi nafas : 34 kali/menit, regular.
Suhu
: 36,7oC di axilla
Berat badan : 48 kg
Thoraks anterior
Inspeksi
Statis : asimetris, dinding dada kiri cembung, bentuk
normochest
Dinamis : asimetris, dinding dada kiri tertinggal,
pernafasan
abdominotorakal, retraksi interkostal
(+/+), pemasangan
WSD (+) di dada kiri.
Palpasi : fremitus vocal kiri menurun, fremitus taktil kiri
menurun, nyeri tekan (-/-), krepitasi (-/-)
Perkusi : sisi kanan sonor, sisi kiri redup
Auskultasi : vesikuler melemah pada paru kiri, rhonki (-/+),
wheezing (-/-)
Thoraks Posterior
Inspeksi
Statis : simetris
Dinamis : simetris, jejas (-)
Palpasi : fremitus vocal kiri menurun, fremitus taktil kiri
menurun, nyeri tekan (-/-), krepitasi (-/-)
Perkusi : sisi kanan sonor, sisi kiri redup
Auskultasi : vesikuler melemah pada paru kiri, rhonki(-/
+),
wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas-batas jantung
Atas : Sela iga II linea mid clavicula sinistra
Kiri: dua jari medial linea mid-clavicula sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternal dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-), vena kolateral (+)
Palpasi : organomegali (-), nyeri tekan (-), defans
muskular (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Ekstremitas : sianosis (-), clubbing finger (-), edema
ekstremitas
inferior (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Laboratorium (6-02-
Hasil
Nilai Normal
6 gr/dl
20 %
14.200 /mm3
2,4 x 106 /L
157.000 / mm3
12-15 gr/dl
37-47 %
4.500-10.500/mm3
4,2-5,4 jt/ L
150.000-450.000/mm3
2015)
Darah Rutin
Hb
Ht
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Netrofil batang
Netrofil segmen
Limfosit
Monosit
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Diabetes
Gula Darah Sewaktu
Ginjal-Hipertensi
3
0
0
78
13
6
0-6
0-2
0-1
50-70
20-40
2-8
136 mmol/L
4,1 mmol/L
95 mmol/L
135-145 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
90-110 mmol/L
125 mg/dl
<200 mg/dl
Pemeriksaan
Laboratorium
Hasil
Nilai Normal
7,4 gr/dl
23 %
14.200 /mm3
2,7 x 106 /L
86 fL
27 pg
32 %
72 mm/jam *
12-15 gr/dl
37-47 %
4.500-10.500/mm3
4,2-5,4 jt/ L
150.000450.000/mm3
80-100 fL
27-31 pg
32-36 %
<15 mm/jam
0
0
0
90
6
4
0-6
0-2
0-1
50-70
20-40
2-8
(10-02-2015)
Darah Rutin
Hb
Ht
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
LED
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Netrofil batang
Netrofil segmen
Limfosit
Monosit
139.000 / mm3
: C2 Hemorrhagic smear.
USG THORAX
(6-2-2015)
Expertise :
Cairan pada hemithorax
kiri depan, lateral dan
belakang
Penebalan pleura pada
hemithorax kiri depan dan
lateral
Kesimpulan : efusi pleura
sinistra
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
Bed rest
O2 sungkup 6-8 liter
PLANNING
Transfusi PRC 3 kolf (750 cc)
Evaluasi cairan pleura 250-500 cc pagi/sore
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
Temuan Klinis
Sesak
Nyeri dada
Batuk kering
Teori
Sesak
napas
terjadi
pada
permulaan terjadinya pleuritis
yang secara subjektif ditandai
dengan timbulnya nyeri dada dan
akan bertambah berat sesaknya
apabila jumlah cairan efusinya
meningkat,
terutama
jika
cairannya penuh. Batuk pada
umumnya non produktif dan
ringan. Batuk pada efusi pleura
mungkin
disebabkan
oleh
rangsangan pada pleura oleh
karena cairan pleura yang
berlebihan,
proses
inflamasi
ataupun massa pada paru-paru.
Temuan Klinis
Teori
Inspeksi
Statis : asimetris, dinding dada
kiri
cekung, bentuk
normochest.
Dinamis : asimetris, dinding
dada kiri tertinggal, pernafasan
abdominotorakal, retraksi
interkostal (+/+), pemasangan
WSD(+) di dada kiri.
Palpasi : fremitus vocal kiri
menurun, fremitus taktil kiri
menurun, nyeri tekan (-/-),
krepitasi (-/-).
Perkusi : sisi kanan sonor, sisi kiri
redup
Auskultasi : vesikuler melemah
pada paru kiri, rhonki (-/+),
wheezing (-/-).
Temuan Klinis
Teori
Pada pemeriksaan penunjang foto Pada foto dada PA, efusi pleura yang
thorax PA didapatkan kesimpulan sedikit tidak dapat terlihat jelas,
efusi pleura sinistra
karena diketahui bahwa jumlah
cairan sebanyak 175-200 ml dapat
tersembunyi dalam rongga pleura.
Pada foto thoraks PA, permukaan
cairan yang terdapat dalam rongga
pleura akan membentuk bayangan
seperti kurva, dengan permukaan
daerah lateral lebih tinggi dari pada
bagian
medial,
tampak
sudut
kostrofrenikus menumpul.
Pada pemeriksaan USG thoraks
didapatkan
adanya
cairan
di
hemithoraks kiri depan, lateral, dan
belakang. Kesimpulan: Efusi pleura
sinistra.
Temuan Klinis
Tatalaksana
Bed rest
O2 3-5 Liter/menit (k/p)
IVFD RL : Aminofluid (1:1) 10
gtt/menit
Codein tab 3 x 20 mg
Curcuma 2 x 1 tab
Sohobion 1 x 1 tab
Teori
tirah baring untuk menurunkan
kebutuhan
oksigen
karena
peningkatan
aktivitas
akan
meningkatkan kebutuhan oksigen
sehingga dyspneu akan semakin
meningkat.
oksigen 3-5 L/I untuk mengatasi
keluhan sesak
Terima Kasih