AKSIS I
AKSIS II
AKSIS III
AKSIS IV
AKSIS V
:
tidak
ada
gejala,
dapat
menyelesaikan/mengendalikan setiap masalah, aktif
dalam banyak kegiatan.
81-90
71-80
61-70
51-60
41-50
31-40
21-30
11-20
1-10
HALUSINASI
Halusinasi merupakan persepsi terhadap stimulus yang
sebenarnya tidak ada/persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya
rangsangan/stimulus dari luar. Halusinasi dapat terjadi pada
berbagai modalitas sensori seperti; halusinasi visual, halusinasi
auditorik, halusinasi olfaktori, halusinasi gustatory, dll.
Pasien pada skenario mengalami halusinasi auditorik, dimana
berdasarkan scientific review, halusinasi auditorik dapat terjadi
dikarenakan adanya aktivitas spontan pada area auditorik primer
(Broadman
40,41)
sehingga
menyebabkan
terjadinya
misinterpretasi oleh area auditorik sekunder (Broadman 29).
Akibatnya orang tersebut seolah-olah mendengarkan suara yang
sebenarnya tidak ada (halusinasi auditorik).
Berdasarkan sumber penelitian dari Jepang, terbukti bahwa
kejadian stress yang meningkat atau meningkatnya tingkat
kecemasan seseorang dapat semakin memperberat kejadian
halusinasi auditorik ini.
Pasien dengan gangguan halusinasi auditorik kemungkinan
besar penyebabnya adalah adanya gangguan kejiwaan seperti
psikosis, namun dalam penegakkan diagnosis perl dipertimbangkan
kemungkinan diagnosis lainnya seperti karena induksi obat maupun
karena adanya gangguan organik. Dikarenakan penatalaksanaannya
yang sangat berbeda ketika etiologinya berbeda, maka penegakkan
diagnosisnya harus akurat.