Anda di halaman 1dari 12

KARBON HITAM

CARBON BLACK
1. N a m a
Golongan
Non logam
Sinonim / Nama Dagang

(1)

Acetylene black; Acetylen carbon black; Carbo activatus; Carbon, activated;


Carbon 84; Activated carbon darco G-60; Activated charcoal norit; Activated
charcoal norit (R); Aroflow; Channel black; Furnace black; Gas-furnace black;
Lamp black; Oil-furnace black; Thermal black; C.I. Pigment Black 6; C.I. Pigment
Black 7; C.I. 77266; Impingement black; Therma-atomic black; Columbia carbon;
Regal; Mogul; Carbon; C;
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS

: 1333-86-4

Nomor OHS

: 04250

Nomor RTECS

: FF5800000

Nomor EC (EINECS)

: 215-609-9

UN

: 1361

STCC

: 28996

2. Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
Karbon hitam
Deskripsi
Bentuk padat, serbuk berwarna hitam, tidak berbau. Berat molekul 12,01; Rumus
o

molekul C; Titik didih 4200 C; Titik lebur 3680 C; Titik nyala >500 C; Tidak larut
dalam air; Tidak larut dalam pelarut organik

(1).

Kerapatan relatif (air=1) : 1,8-2,1.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya


Peringkat NFPA (Skala 0-4) :
Kesehatan 1

= Tingkat keparahan rendah

Kebakaran 1

= Dapat terbakar

Reaktivitas 0

= Tidak reaktif

Klasifikasi EC:
F

= Sangat mudah menyala

Xi

= Iritan

Xn

= Berbahaya

R36/37

= Iritasi pada mata dan sistem pernafasan

R11

= Sangat mudah menyala

R18

= Dalam penggunaan, dapat membentuk campuran uapudara yang mudah meledak/menyala

R40

= Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik

S22

= Awas berbahaya jangan terhirup debu

S26

Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah


besar air dan cari pertolongan medis

S36

= Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat

S24/25

= Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan


mata

3. Penggunaan
Pigmen pada ban, pencetakan, tinta stensil dan gambar, semir kulit dan kompor,
insulator peralatan elektronik, untuk menjernihkan, menghilangkan bau busuk.

4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Batuk, iritasi mata, dengan adanya senyawa
PAH (polycyclic aromatic hydrocarbon) berpotensi sebagai karsinogen.
Organ sasaran: Mata, sistem pernafasan.

Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi.
Kontak dengan kulit
Iritasi.
Kontak dengan mata
Iritasi mekanik.
Tertelan
Tidak tersedia informasi.
Paparan jangka panjang
Terhirup
Nyeri dada, kesulitan bernafas, sakit kepala, kerusakan paru, kanker.
Kontak dengan kulit
Kerusakan atau gangguan pada kulit.
Kontak dengan mata
Iritasi mekanik.
Tertelan
Tidak ada data atau efek hebat yang berbeda nyata.

5. Stabilitas dan reaktivitas


Reaktivitas

: Stabil pada tekanan dan suhu normal

Tancampurkan : Bahan pengoksidasi, halogen


Karbon hitam dengan
Bromat

: Tancampurkan

Klorat : Tancampurkan
Nitrat : Tancampurkan
Pengoksidasi (kuat) : Kemungkinan bahaya meledak dan terbakar
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida karbon,
senyawa sulfur
Polimerisasi

: Tidak terpolimerisasi

6. Penyimpanan
1Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku.
2Simpan dalam wadah tertutup rapat.
3Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.

7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia
Tidak tersedia informasi.
Data pada hewan
LD50 oral-tikus (rat) >10 gm/kg (EM Science); LD 50 intravena-tikus (rat) 120
3

mg/kg; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 50 mg/m /6 jam selama 90 hari intermittent.


Karsinogenik
IARC: Bukti pada manusia tidak memadai, bukti pada hewan memadai, Group 2B
kemungkinan karsinogen bagi manusia; ACGIH: A4-Tidak diklasifikasikan
sebagai karsinogen bagi manusia.
Uji inhalasi pada tikus (rat) betina dan jantan: Peningkatan yang berbeda nyata
pada insiden tumor paru ganas dan jinak.
Data Tumorigenik
3

TCLo inhalasi-tikus (rat) 11600 g/m /18 jam intermittent selama 2 tahun.
Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 1 mg/cawan (+S9); DNA
adduct inhalasi-tikus (mouse) 6200 g/m
minggu.

16 jam intermittent selama 12

Data Reproduksi
Tidak ada efek yang dilaporkan dari uji jangka panjang pada hewan.
Informasi Ekologi
Toksisitas akut pada ikan : LC50 (96 jam) ikan zebra (Brachydanio rerio)
>1000 mg/L (OECD Guideline 203)

Toksisitas pada invertebrata : EC50 (24 jam) kutu air (Daphnia magna)
Toksisitas pada alga

>5600 mg/L (OECD Guideline 202)


: EC50 (72 jam) >10000 mg/L
NOEC50 >10000 mg/L
Scenedesmus subspicatus (OECD
Guideline 201)

Lumpur aktif: EC0 (3 jam) >800 mg/L


Metode DEV L3 (TTC test)

8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Debu dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan permukaan saluran
pernafasan.
Kontak dengan kulit
Dapat menyebabkan iritasi.
Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi mekanik serta perubahan warna kelopak mata dan
konjungtiva.
Tertelan
Tidak tersedia informasi.
Keracunan kronik
Terhirup
Telah dilaporkan terjadinya pretumor lesi mukosa oral termasuk keratosis,
hiperkeratosis, dan leukoplakia pada pekerja di industri karbon hitam. Dapat
mempengaruhi sistem paru dengan gejala batuk, sulit bernafas, nyeri dada dan
nyeri di dekat jantung. Sakit kepala, lemah secara umum, malaise dan penurunan
indera penciuman dan pendengaran. Penyakit paru yang dilaporkan adalah
pneumokoniosis, pneumosklerosis atau fibrosis paru, bronkitis, emfisema, dan
tuberkulosis. Myocardial dystrophy serta perubahan kardiovaskuler yang tidak
spesifik juga ditunjukkan oleh beberapa pekerja. Meskipun demikian, beberapa
studi epidemiologi menunjukkan tidak ada peningkatan risiko penyakit kardiak

atau ganas pada pekerja yang terkait dengan produksi atau penanganan karbon
hitam. Pada uji kasus pekerja yang menderita penyakit peredaran darah,
pernafasan, dan ganas, hubungan dosis dengan respons tidak dapat ditentukan.
Uji pada hewan menunjukkan perubahan pada paru dan jantung, selain
perubahan pada hati, ginjal, dan limpa. Berbagai tingkatan atropi kulit atau
hiperplasia dan/atau fibrosis pada dermis dihasilkan setelah adanya paparan
karbon hitam pada mencit. Pada dua macam pengujian, satu hanya dengan tikus
betina, dan satu dengan tikus jantan dan betina, teramati adanya peningkatan
yang signifikan pada insiden tomur paru ganas dan jinak pada tikus betina. Juga
teramati peningkatan insiden lesi yang tergambar sebagai keratinisasi kista tumor
jinak sel skuamosa (benign cystic keratinizing squamous cell tumors) atau kista
skuamosa.
Kontak dengan kulit
Paparan berulang atau jangka panjang menyebabkan acneform dan koniosis
folikuler, stigmata dengan hiperkeratosis pada telapak tangan serta garis hitam
pada tangan dan lengan bawah pekerja yang berhubungan dengan karbon hitam.
Aplikasi karbon hitam pada kulit mencit tidak menyebabkan tumor karsinogenik.
Meskipun demikian, pemberian fraksi ekstrak karbon hitam-benzen menimbulkan
tumor kulit jinak dan ganas pada mencit.
Kontak dengan mata
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan konjungtivitis.
Tertelan
Paparan oral karbon hitam tidak menyebabkan kanker pada mencit. Meskipun
demikian, pemberian fraksi ekstrak karbon hitam-benzen menimbulkan tumor
jinak pada mencit.

9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu
segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal
(NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata
dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan
tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala
menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.

10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
1. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
2. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
4. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB.

Dekontaminasi
1. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
1- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
2- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
3- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
4- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
5- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
6- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
2. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
1- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
2- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
3- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
4- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
5- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
6- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11.

Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri


Batas paparan karbon hitam:
3

3,5 mg/m OSHA TWA


3

3,5 mg/m ACGIH TWA


3

3,5 mg/m NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam


3

3,5 mg/m NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam (dengan adanya hidrokarbon


aromatik polisiklik)

Metode pengukuran: Filter partikel; Gravimetrik; NIOSH III # 0500, Nuisance


Dust (total)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus
tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan
kimia. Respirator: Berdasarkan rujukan dari NIOSH dan/atau OSHA
3

17,5 mg/m - respirator untuk debu dan kabut


3

35 mg/m - respirator untuk debu dan kabut; respirator yang disuplai udara
3-

87,5 mg/m respirator yang disuplai udara; respirator dengan pemurni udara
yang dilengkapi filter debu dan kabut
3

175 mg/m - respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh
dan filter partikel berefisiensi tinggi; berbagai peralatan bantu nafas
yang dilengkapai masker wajah penuh.
Escape:
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan filter
partikel berefisiensi tinggi.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan
dengan pasokan pelepas terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran


Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan. Karbon hitam akan
menyala dan terbakar perlahan.

Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa.

Kebakaran besar : Gunakan busa, semprotan air, pasir, bahan kimia kering.
Pemadaman Kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa
dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan
bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan
lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api. Hindarkan menghirup
bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah
anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah.

13. Manajemen Tumpahan


Tumpahan yang banyak: Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang
sesuai untuk pembuangan. Hindari debu. Bersihkan residu dengan vakum filter
partikel efisiensi tinggi (high-efficiency particulate filter vacuum).
Tumpahan karbon hitam basah dapat menyebabkan permukaan lantai menjadi
licin sehingga menimbulkan risiko tergelincir.
14.

Daftar Pustaka
1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
2. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill
Companies, Inc., USA, 2004, p. 556.
3. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens.
Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991
4.

http://monographs.iarc.fr/ENG/Classification/index.php (diunduh Juli 2010)

5.

http://www.chemicalbook.com (diunduh Juli 2010)

6.

http://www.columbianchemiclas.com (diunduh Juli 2010)

7. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0471.htm (diunduh bulan Juli


210).
8. http://www.naturalpigments.com/msds/msds_480-50.htm (diunduh bulan Juli
2010).
9. http://www.inchem.org/documents/iarc/vol65/carbon.html (diunduh bulan Juli
2010)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai