TEORI PERMANENSI
Bagi Rossi, layout suatu kota memiliki nilai permanensi yang sangat
tinggi. Karena pada umumnya, walaupun wajah kota itu berubah
oleh derasnya pembangunan, namun aksis atau layout aseli atau
pola aseli dari suatu kota akan tetap bertahan.
Aksis atau layout ini akan menjadi ciri yang permanen dari suatu
kota, karena dia akan membedakannya dengan kota-kota yang lain.
Secara lebih jelas, yang dimaksud oleh Rossi sebagi layout adalah
struktur jalan dan `plan' dari suatu kota.
Fokus bahasan dari teori ini adalah melihat kota sebagai suatu
sejarah. Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini dan
masa datang.
Teori permanensi ingin menekankan, bahwa ditengah-tengah
perubahan suatu kota, kita masih dapat menyaksikan kehadiran
nilai-nilai lama pada masa kini.
Nilai-nilai lama yang masih dapat dinikmati kehadirannya pada
masa kini, oleh Rossi disebut sebagai `nilai-nilai permanensi'.
Yang sangat ideal, apabila permanensi dapat kita jumpai pada
kontinuitas atau kemenerusan dari seluruh nilai-nilai lama dari
artefak perkotaan. Namun pada kenyataannya, hal ini sangat sulit
untuk dijumpai, karena tidak semua artefak perkotaan dapat
bertahan ditengah-tengah derasnya arus pembangunan dan
perubahan.
ASPEK PERMANENSI
1) Permanensi sebagai elemen propelling
(penggerak/pendorong pembangunan) :
- Masih berfungsi sebagai elemen vital
- Kita masih bisa merasakan nilai-nilai lama disana
- Masih merupakan urban focus
- Bangunan-bangunan masih berfungsi/dipakai
walaupun fungsinya sudah bergeser dari fungsi semula
2) Permanensi sebagai elemen patologis :
- Terisolasi dari kehidupan kota
- Bangunan-bangunan sudah tidak digunakan lagi
- Tidak dapat dimodifikasi untuk fungsi lain
- Tidak nilai-nilai yang dapat ditambahkan
- Tidak dapat direvitalisasi
ELEMEN-ELEMEN EVOLUTIF
ELEMEN-ELEMEN PRIMER
Memiliki suatu nilai didalam dirinya sendiri tetapi juga nilai yang
tergantung pada tempatnya (lokasinya di dalam kota, misal :
historical buildings)
Perlu adanya pandangan menyeluruh mengenai semua elemenelemen perkotaan (primer dan evolutif)
Kontinyuitas/keberlanjutan perlu dipertahankan (beberapa artefak
lama dipertahankan)
Perlu diperhatikan pemilahan elemen-elemen primer dan evolutif
Perlu diperhatikan pemilahan kawasan-kawasan inti dan bukan inti
Arti suatu kota ditentukan oleh kualitas arsitektur dan ciptaanciptaan manusia (unsur-unsur buatan)
Mempertahankan axis kota atau poros utama atau layout, karena
nilai permanensi yang paling tinggi dari suatu kota adalah layout
atau pola jalan
Pembangunan atau pertumbuhan baru harus mengambil referensi
atau mendasarkan diri pada artefak-artefak lama
Tidak menguras (exhaust) dirinya sendiri, sehingga simbol-simbol
fisik dan nilai-nilai permanensinya hilang
Introduksi dari suatu elemen atau nilai baru kedalam suatu kawasan
akan menjadikan perubahan pada seluruh elemen suatu kawasan.
PRINSIP-PRINSIP
URBAN DESIGN DALAM PENDEKATAN KATALIS
Utilitarian = manfaat/faedah/guna/fungsi
Ciri-ciri : mengutamakan repetisi unit-unit blok geometris
Mengutamakan guna komersial dengan maksimalisasi nilai jual
atau/dan sewa
Pendekatan ini lebih mendasarkan pada keadaan lapangan/pasar
daripada berdasar pada teori-teori urban design dan planning
Pada umumnya diterapkan untuk pembangunan/pengembangan
bentukan kawasan baru
Fasilitas-fasilitas taman, open spaces, plyground dan fasilitas sosial
sangat minim (maksimalisasi penggunaan lahan untuk investasi)
Kawasan kota dirancang dengan pola grid
Tampak arsitektur 3 dimensional terasa monoton
Merupakan produk dari sistem ekonomi "laissez faire" (kompetisi
pasar bebas)
Mempertahankan/mengembalikan
kesinambungan
sejarah
arsitektur dan lembaga-lembaga kota yang telah dihancurkan untuk
kepentingan ekonomi profit
Contoh ideal dari model ini adalah landscape parks di Inggris yang
didesain oleh Repton dan Uvedale
- Prinsip dasar :
Filosofi/konsep dasar :
a) Setiap kehidupan perkotaan adalah mesin
b) Setiap problem kehidupan manusia pasti dapat diselesaikan
lewat teknologi
c) Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan pemanfaatan
mekanikal dan elektronik
d) Proyek-proyek megastruktur, bangunan-bangunan bawah air,
bangunan-bangunan bawah tanah dan pencakar-pencakar langit
akan memudahkan total kontrol terhadap kegiatan-kegiatan
penduduk
Contoh pendekatan organic yang berhasil menggabungkan aspekaspek estetika dan fungsi adalah Piazza San Marco di Venice.
1) pertama kali kawasan ini merupakan kebun anggrek kerajaan
2) kemudian menjadi public open space
3) lalu menjadi pasar makanan
4) generasi berikutnya membangun katedral bergaya Byzantine
5) kemudian diikuti dengan bangunan-bangunan bergaya Ghotic
6) lalu muncul bangunan-bangunan yang bermacam-macam
dimana masing-masing mewakili perioda sejarahnya
7) kawasan ini saat ini menunjukkan adanya satu kesatuan dan
merupakan suatu catatan proses sejarah